Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PEMBENTUKAN IDENTITAS MUJAHID GLOBAL PADA TERPIDANA KASUS TERORISME DI INDONESIA (THE FORMATION OF A GLOBAL MUJAHID IDENTITY IN CONVICTS OF TERRORISM IN INDONESIA) Mirra, Noor Milla; Faturochman, Faturochman
Jurnal Psikologi Indonesia Vol 6, No 2 (2009): VOL 6, NO 2 (2009)
Publisher : Jurnal Psikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Identity issue is a motivational theme frequently employed in terrorism field, especially since many youth are interested in terrorist organization. Social identity viewed as the appropriate perspective while discussing the dynamics of identity formation due to the better analysis power provided by group psychology than the one explained in individual level. This research aimed to obtain the understanding of psychological dynamic of terrorism behaviors which embrace the identity formation to launch jihad outside the conflict area of convicted the Indonesian Bali Bombing. This research was conducted using phenomenological-based of ethnographic-narrative approach. Five terrorists were chosen as the main informants based on subject variation from preliminary exploration. They consisted of the convicted Indonesian Bali Bombing, three of them had been executed by a firing squad. Narrative analysis was conducted on interview results, documentation (manuscript, personal mail, audio record, audio-visual record and published autobiography) as well as research notes from ground observation. The research was performed in several locations such as the prison where the main informant was jailed and the narrative environment covered the informants’ hometown, family and school environment. This research found that, first, they subordinized their personal identity into group identity, based on their religious group. Strengthening process of identity took place when any threat existed toward their group. Secondly, the ideologization of jihad occurs in their group in which collective jihad is perceived as an obligation for all moslem. Ingroup mobility differentiates them into those who choose the conventional way and those who choose terror strategy to reach jihad fi sabilillah goal.Keyword: terrorism, identity, group identity, collective Jihad
BIAS HEURISTIK DALAM PROSES PENILAIAN DAN PENGAMBILAN STRATEGI TERORISME Milla, Mirra Noor
Jurnal Psikologi Indonesia No 01 (2008): Jurnal Psikologi Indonesia No.1, 2008
Publisher : Jurnal Psikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Membunuh warga sipil di luar wilayah konflik sebagai upaya jihad merupakan keputusan yang tidak manusiawi. Teori Keterbatasan Rasionalitas menganggap bahwa pengambil keputusan dibatasi oleh informasi yang kurang memadai tentang sifat dasar permasalahan dan solusi yang mungkin diperoleh, maka pengambil keputusan akan bersandar pada prinsip heuristik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana keyakinan agama yang dimiliki memberi pengaruh pada bias heuristik dalam proses penilaian dan pengambilan keputusan strategi terorisme sebagai jihad. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Informan utamanya adalah terpidana kasus terorisme di Indonesia yang telah mendapat putusan tetap pengadilan. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi yang diambil dari hasil wawancara, biografi dan catatan tentang kisah hidup dari para pelaku aksi terorisme di Indonesia. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: pertama, terdapat kepercayaan tentang sangat pentingnya melakukan jihad dalam Islam, yang representasinya diperoleh dari ayat-ayat Al Qur’an, hadist dan tarikh Islam, dan diyakini dengan kuat oleh pelaku aksi terorisme. Kedua, faktor situasional dan kontekstual berupa tekanan dari pemerintah yang menghalangi penerapan syariat Islam, penganiayaan terhadap umat Islam di berbagai penjuru dunia oleh kelompok non Islam, dan ketidakadilan dalam kondisi terbatasnya pilihan akan sumber daya menyebabkan mereka mengandalkan pada prinsip heuristik dalam penilaian dan pengambilan keputusan untuk melakukan jihad. Ketiga, terdapat cara memposisikan masalah yang bias, bias persepsi, terlalu percaya diri, serta terlalu cepat mencapai konsensus dan konformitas kelompok (groupthink). Keempat, terdapat perbedaan evaluasi diri dari para pelaku setelah ditangkap berdasarkan kompetensi dan pengetahuannya akan permasalahan secara keseluruhan. Pemimpin yang memiliki informasi lebih banyak tentang permasalahan yang dihadapi cenderung bertahan dengan keyakinannya dan tidak menyesali tindakannya dibanding partisipan atau anggota kelompok yang kurang memiliki informasi yang memadai tentang permasalahan ketika keputusan dibuat. Secara keseluruhan terdapat implikasi bahwa adanya keyakinan yang kuat yang mendasari pengambilan keputusan cenderung melahirkan bias heuristik yang sistematik daripada profitable.Kata kunci: bias heuristik, pengambilan keputusan, strategi terorisme
NILAI-NILAI KEBAJIKAN: KEBAIKAN HATI, LOYALITAS, DAN KESALEHAN DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU Anatassia, Dede Fitriana; Milla, Mirra Noor; El Hafiz, Subhan
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.994 KB) | DOI: 10.24854/jpu12015-30

Abstract

Abstract — The belief in good values that live in the community have an influence on the individual’s behavior. Virtue is one of them. Virtues found to have links with the individual’s character and personality. By using the approach of constructive realism indigenous psychology, this study aims to explore the virtues in the context of Melayu culture. Data collection techniques in this study were open ended questions and multiple responses. Data were analyzed with qualitative and quantitative methods using NVivo. It was found that kindness and loyalty are the core virtues that are considered important in everyday life. In the relationship context, the behaviors target of these values is higher in the community than personal. Virtues was found to be differ according to the demands of the situation. These virtues shifted in problem solving situations, where kindness and empathy are expected to appear less than serenity and resourceful. It is clear that the virtues which embraced by the individual does not always manifest if the situation is not supportive for the emergence of these virtues. Abstrak — Kepercayaan pada nilai-nilai kebaikan yang hidup dalam masyarakat memiliki pengaruh pada perilaku individu. Nilai-nilai kebajikan adalah salah satunya. Nilai kebajikan ditemukan memiliki kaitan dengan karakter dan kepribadian seseorang. Dengan menggunakan pendekatan realisme konstruktif indigenous psychology, studi ini bertujuan menggali nilai-nilai kebajikan dalam konteks budaya Melayu. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data open ended question dan multi respon. Data dianalisis dengan metode kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan NVivo. Ditemukan bahwa nilai-nilai kebaikan hati dan loyalitas merupakan nilai-nilai utama yang dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks relasi, target pengamalan perilaku dari nilai-nilai tersebut lebih tinggi pada komunitas dibandingkan personal. Nilai-nilai kebajikan ditemukan berbeda sesuai dengan tuntutan situasi. Nilai-nilai tersebut bergeser dalam situasi penyelesaian masalah, dimana kebaikan hati dan empati lebih sedikit diharapkan muncul dibandingkan ketenangan (serenity) dan kepandaian (resourceful). Hal ini menjelaskan bahwa nilai-nilai yang dianut oleh individu tidak selalu manifes jika situasinya tidak mendukung bagi munculnya nilai tersebut.
EVEN THOUGH WE HAD MANY TRIBES, BUT I AM INDONESIA: VALIDATION OF DUAL IDENTITY SCALE Shadiqi, Muhammad Abdan; Ulum, Wildan Rusdaul; Milla, Mirra Noor; Muluk, Hamdi
Jurnal Psikologi Vol 19, No 2 (2020): June 2020
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jp.19.2.122-134

Abstract

Dual identity has an assumption that subordinate group identity (e.g., ethnic and tribe identity) and superordinate group identity (e.g., national identity) can be simultaneously activated. The dual identity concept is important to examine in Indonesia as the country of thousands of tribes. As an initial step, we should adapt and evaluate a dual identity scale so that later it will become a catalyst for future study on the exploration of the association of dual identity and other factors. This study aims to adapt and evaluate the dual identity scale on the Indonesian sample. We tested the measurement through two collecting data, with 775 of total participants (data 1= 338 participants and data 2= 473 participants). The data were analyzed using exploratory factor analysis (EFA) and confirmatory factor analysis (CFA). We found that the dual identity scale had a good fit model and had satisfactory validity and reliability. The validity and reliability of data 2 are better than data 1. In the data 2, each item of items used ‘tribe’ as a form of subordinate identity to replace ‘ethnic’ in the measurement of the data 1. In data 1, this scale had a significant correlation with ethnic and national identity. The result of EFA and CFA proved that the scale is unidimensional (having one factor) and robust to use in the Indonesian sample. The study also found that the use of ‘tribe’ can explain subordinate identity better than "ethnic" on the scale. This study contributes to a practical implication for using the dual identity scale in Indonesia.
Adaptasi dan uji properti psikometrik The PERMA-Profiler pada orang Indonesia Elfida, Diana; Milla, Mirra Noor; Mansoer, Winarini Wilman D.; Takwin, Bagus
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia Vol 10 No 1 (2021): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.684 KB) | DOI: 10.30996/persona.v10i1.4986

Abstract

AbstractThe PERMA-Profiler is a well-being instrument which combines the hedonic and eudaimonic perspective of well-being. This instrument was developed based on well-being theory (Seligman, 2012) which explained well-being as a multidimensional construct, included positive emotion, engagement, relationship, meaning, and accomplishment (PERMA). This study aimed to adapt and examine the psychometric properties of the PERMA-Profiler in Indonesian people. The participants were 439 Indonesians, aged 17-63 years old (mean age = 30,82; SD = 10,00). Confirmatory Factor Analysis (CFA) was used to test the measurement model of PERMA. The result showed that the PERMA-Profiler met the goodness of fit criteria as a multi dimensional construct with five elements. Fourteen items have satisfactory factor loading. The PERMA-Profiler has good construct reliability as well as Cronbach’s alpha. The convergent validity was shown by the positive correlation between elements of PERMA with satisfaction with life scale (SWLS) and subjective happiness scale (SHS). In addition, the significant correlation between elements and each element with a total score proved the multidimensional nature of PERMA. The overall findings showed that the adaptation version of PERMA-Profiler have a good psychometric property and could be applied to Indonesian people.Keywords: confirmatory factor analysis; PERMA; reliability; validity; well-being   AbstrakThe PERMA-Profiler merupakan instrumen kebahagiaan yang memadukan perspektif hedonik dan eudaimonik untuk mengukur kebahagiaan. Instrumen ini mengacu pada well-being theory (M. E. P. Seligman, 2012) yang menjelaskan kebahagiaan sebagai konstruk multidimensi, meliputi positive emotion, engagement, relationship, meaning, dan accomplishment (PERMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengadaptasi dan menguji properti psikometrik the PERMA-Profiler pada orang Indonesia. Partisipan berjumlah 439 orang Indonesia (pria = 108, wanita = 331) dan berusia antara 17- 63 tahun (usia rerata = 30,82 tahun; SD = 10,00). Confirmatory Factor Analysis (CFA) digunakan untuk menguji model pengukuran. Hasil CFA memperlihatkan the PERMA-Profiler memenuhi kriteria kecocokan model sebagai konstruk multidimensi yang terdiri dari lima elemen. Terdapat 14 dari 15 aitem yang valid. Keempatbelas aitem juga yang mengukur satu konstruk tunggal yaitu well-being. The PERMA-Profiler juga memperlihatkan reliabilitas komposit dan konsistensi internal yang memuaskan. Korelasi positif yang signifikan dengan pengukuran skala kepuasan hidup dan skala kebahagiaan umum menunjukkan PERMA-Profiler memenuhi validitas konvergen. Setiap dimensi berkorelasi signifikan satu sama lain dan dengan skor total. Temuan ini memperlihatkan hasil adaptasi the PERMA-Profiler memiliki properti psikometrik  yang bagus dan dapat diterapkan pada orang Indonesia.Kata Kunci: confirmatory factor analysis; kebahagiaan; PERMA; reliabilitas; validitas
Experiment Replication: A Proposed Solution for Developing Psychological Research in Indonesia Muhammad Abdan Shadiqi; Hamdi Muluk; Mirra Noor Milla
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 33 No. 4 (2018): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 33, No. 4, 2018)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.585 KB) | DOI: 10.24123/aipj.v33i4.1795

Abstract

Is it possible that psychology can be a strong as natural science? Having replication studies could be the answer to this question. Philosophically, a replication is ‘the heart of any science,’ however it receives a little attention from social science. In Indonesia, there are three major problems: (1) only few number of researchers implement replication studies; (2) only few replication studies present strong evidence; and (3) only a small number of replication studies have been published. This might occur because the knowledge on how to conduct a replication study is inaccessible to most psychology researchers in Indonesia. This article explains a definition of a replication study, types of replications, and strategies to conduct replication experiments. I will explain how to conduct a replication study, starting from determining and reviewing reference articles to designing a replication study.
Rasa Berharga Dan Pelajaran Hidup Mencegah Kekambuhan Kembali Pada Pecandu Narkoba Studi Kualitatif Fenomenologis Sherly Aztri; Mirra Noor Milla
JURNAL PSIKOLOGI Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v9i1.148

Abstract

Penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman tentang rasa berharga dan pelajaran hidup bagi proses penyembuhan kecanduan narkoba kembali. Aspek rasa berharga dan pelajaran hidup memiliki peranan yang penting dalam keberhasilan proses penyembuhan kecanduan narkoba. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis. Sebanyak tiga orang dipilih sebagai informan utama berdasarkan variasi informan yang diperoleh pada saat eksplorasi awal., yaitu para mantan pecandu narkoba yang benar-benar bertekad untuk tidak menggunakan narkoba lagi para mantan pecandu narkoba labil yang tidak dapat memastikan secara tegas dikemudian harinya mereka mampu menghindari narkoba, dan pengguna narkoba aktif sampai dengan sekarang dan pernah mengalami relapse beberapa kali hingga akhirnya menjadi pengguna narkoba kembali. Analisis fenomenologis dilakukan terhadap data hasil wawancara, catatan lapangan dan observasi. Lokasi dari penelitian ini meliputi tempat tinggal serta lingkungan sekitar tempat tinggal informan utama. Ditemukan bahwa pertama, kelompok teman sebaya yang negatif dapat memperkenalkan dan mengantarkan seseorang pada perilaku kecanduan. Kedua, dukungan sosial memiliki peranan yang penting dalam proses penyembuhan kecanduan narkoba. Dukungan sosial dapat berasal dari orang-orang terdekat pecandu, seperti orangtua dan teman terdekat pecandu. Dukungan dari orang-orang terdekat pecandu membuat pecandu merasa berharga Ketiga, harapan akan masa depan yang diperoleh dari pelajaran hidup dan keinginan untuk melakukan perubahan yang terdapat dalam diri pecandu juga berperan dalam proses penyembuhan kecanduan narkoba. Adanya harapan akan masa depan dalam diri pecandu dapat menjadi motivasi bagi pecandu untuk memperbaiki kualitas hidup mereka dan terbebas dari narkoba.
Peran Kepercayaan politik dan Kepuasan Demokrasi terhadap Partisipasi Politik Mahasiswa Hasbi Wahyudi; Tantio Fernando; Azhari Ahmad; Ayu Khairani; Fatimah Fatimah; Ivan Muhammad Agung; Mirra Noor Milla
JURNAL PSIKOLOGI Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v9i2.171

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan kepercayaan politik dan kepuasan demokrasi dengan partisipasi politik mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 307 mahasiswa yang berasal dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Universitas Riau dan Universitas Islam Riau. Dalam mengumpulkan data menggunakan metode survey dengan kuesioner tentang kepercayaan politik, kepuasan demokrasi serta partisipasi politik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang positif antara kepercayaan politik dan kepuasan demokrasi terhadap tingkat partisipasi politik mahasiswa. Artinya, semakin tinggi kepercayaan politik dan kepuasan demokrasi, maka semakin tinggi tingkat partisipasi politik mahasiswa. Sementara kepuasan demokrasi tidak berhubungan langsung dengan partisipasi politik tetapi melalui kepercayaan politik. Artinya kepercayaan politik menjadi variabel mediator antara kepuasan demokrasi dan partisipasi politik.
Pengalaman Kegagalan Pada Laki-Laki dan Perempuan Muhammad Nur Syamsu; Mirra Noor Milla
JURNAL PSIKOLOGI Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v10i2.1187

Abstract

Situasi sukses dan kegagalan merupakan reperesentasi dari keinginan dan tujuan hidup yang ingin dicapai, perbedaan harapan antara laki-laki dan perempuan akan membuat perbedaan kegagalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman kegagalan pada remaja. Penelitian ini mensurvei 605 (laki-laki : 217, perempuan : 388) orang remaja di tiga perguruan tinggi berbeda di Pekanbaru, dengan menggunakan questioner (pertanyaan) terbuka. Subjek diminta untuk menjawab pertanyaan “pengalaman kegagalan apa yang paling menyakitkan dalam hidup?”, dikembangkan oleh Kim dan Park (2006). Analisis data menggunakan pendekatan Indigenous psychology, dengan kategorisasi, frekuensi, dan cross tabulasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada lima pengalaman kegagalan pada remaja, yaitu: akademik (48,1%), harapan (17%), hubungan personal (15,9), kompetisi (10,4%), manajemen diri (3,1%). Penelitian ini juga menunjukkan ada perbedaan pengalaman kegagalan antara laki-laki dan perempuan, laki-laki lebih merasa gagal dalam harapan (9,3%) dan kompetisi (6,6%), sedangkan perempuan lebih merasa gagal dalam akademik (36,4%) dan hubungan personal (10,6%). Penelitian ini memberikan pemahaman bahwa perbedaan pengalaman kegagalan antara laki-laki dan perempuan disebabkan oleh adanya perbedaan peran sosial antara laki-laki dan perempuan. Kata Kunci: pengalaman kegagalan, akademik, harapan, laki-laki, perempuan.
Pemaknaan Pengalaman Bahagia pada Orang Islam Diana Elfida; Winarini Wilman D. Mansoer; Mirra Noor Milla; Bagus Takwin
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 8, No 2 (2021): PSYMPATHIC
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/psy.v8i2.12496

Abstract

Two philosophical perspectives on the good life, namely hedonic and eudaimonic, have become references for experts to explain how people understand happiness in Western societies with individualistic culture and the majority of Christians. This descriptive phenomenological study aimed to understand the happiness experiences of a collectivistic Muslim society. The participants in this study were nine Muslims, consists of male and female who were known as religious persons by their relatives. The results of data analysis shows that happiness for a Muslim is a process that provides experiences in overcoming problems and life's trials based on religious guidance. These experiences lead participants to a meaning of happiness as shown by three main themes, namely a sense of being able to overcome problems with acceptance and gratitude, life satisfaction in sufficiency, and a sense of worth for the accomplishment with hard work. The results of this study explain that happiness is a dynamic process that is greatly influenced by persons' understanding and belief in religion.