Fachriyan Hasymi Pasaribu
Laboratorium Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ISOLASI DAN KARAKTERISASI HEMAGLUTININ Staphylococcus aureus PENYEBAB MASTITIS SUBKLINIS PADA SAPI PERAH Mahdi Abrar; I Wayan Teguh Wibawan; Bambang Pontjo Priosoeryanto; Mirnawati Soedarwanto; Fachriyan Hasymi Pasaribu
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 1 (2012): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.462 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i1.347

Abstract

Dalam penelitian ini isolasi dan karakterisasi hemaglutinin Staphylococcus aureus dilakukan dengan teknik afinitas kromatograf Karakterisasi hemaglutinin yang dihasilkan dilajutkan dengan teknik elektroforesis menggunakan metode sodium dodecyl sulphate gel electrophoresis (SDS-PAGE) dan dilanjutkan untuk melihat pengaruh suhu dan enzim terhadap aktivitas hemaglutinin. Hasil penelitia menunjukkan bahwa komponen hemaglutinin Staphylococcus aureus yang telah diisolasi memiliki berat molekul 46 kDa. Aktivit Staphylococcus aureus dalam meghemaglutinasi hilang pada pemanasan 60° C dan pengaruh enzim proteolitik. Hasil ini mengindikasika bahwa hemaglutinin Staphylococcus aureus adalah protein.
RESPONS ANTIBODI AYAM PETELUR YANG DIBERIKAN PROTEIN EKSKRETORI/SEKRETORI DAN DITANTANG DENGAN TELUR INFEKTIF Ascaridia galli Darmawi D; Ummu Balqis; Risa Tiuria; Retno Damayanti Soejoedoeno; Fachriyan Hasymi Pasaribu; Muhammad Hambal; Razali Daud
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.888 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.929

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui respons antibodi dalam serum ayam petelur terhadap ekskretori/sekretori, dan ditantang dengan telur infektif Ascaridia galli (A. galli) Sebanyak 12 ekor ayam dibagi dalam empat kelompok. Kelompok pertama adalah ayam yang tidak diimunisasi dan tidak diinfeksi (kontrol), kelompok kedua adalah ayam yang diimunisasi dengan dosis 260 µg ekskretori/sekretori larva A. galli, kelompok ketiga adalah ayam yang diinfeksi dengan dosis 1000 telur infektif A. galli, dan kelompok keempat adalah ayam yang diimunisasi dengan dosis 260 µg ekskretori/sekretori dan satu minggu kemudian ditantang dengan dosis 1000 telur infektif A. galli. Respons antibodi pada masing-masing kelompok dianalisis dengan uji enzymelinkedimmunosorbantassay (ELISA) setiap satu minggu selama 10 minggu pascainfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imunisasi dan atau infeksi dapat memicu peningkatan titer antibodi serum secara signifikan (P0,05) selama 10 minggu pascainfeksi. Titer tertinggi adalah 2,63±1,20 OD (optical density) dicapai pada minggu ke-3 pascainfeksi dan titer terendah adalah 1,51±0,48 OD pada minggu ke-0. Ekskretori/sekretori dapat memicu respons antibodi serum ayam petelur terhadap A. galli.
PERANAN HEMAGLUTININ Staphylococcus aureus DALAM PROSES ADHESI PADA SEL EPITEL AMBING SAPI PERAH Mahdi Abrar; I Wayan Teguh Wibawan; Bambang Pontjo Priosoeryanto; Mirnawati Soedarwanto; Fachriyan Hasymi Pasaribu
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 1 (2013): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.365 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i1.564

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan hemaglutinin pada Staphylococcus aureus (S. aureus) dalam proses adhesi. Uji adhesi pada sel epitel ambing dilakukan dengan menggunakan metode Velentine-Weiggand. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa S. aureus yang memiliki hemaglutinin menunjukkan kemampuan adhesi yang jauh lebih baik (±380 bakteri/20 sel) dibandingkan dengan yang tidak memiliki hemaglutinin (±56 bakteri/20 sel).
ISOLASI DAN KARAKTERISASI HEMAGLUTININ Staphylococcus aureus PENYEBAB MASTITIS SUBKLINIS PADA SAPI PERAH Mahdi Abrar; I Wayan Teguh Wibawan; Bambang Pontjo Priosoeryanto; Mirnawati Soedarwanto; Fachriyan Hasymi Pasaribu
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 1 (2012): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i1.347

Abstract

Dalam penelitian ini isolasi dan karakterisasi hemaglutinin Staphylococcus aureus dilakukan dengan teknik afinitas kromatograf Karakterisasi hemaglutinin yang dihasilkan dilajutkan dengan teknik elektroforesis menggunakan metode sodium dodecyl sulphate gel electrophoresis (SDS-PAGE) dan dilanjutkan untuk melihat pengaruh suhu dan enzim terhadap aktivitas hemaglutinin. Hasil penelitia menunjukkan bahwa komponen hemaglutinin Staphylococcus aureus yang telah diisolasi memiliki berat molekul 46 kDa. Aktivit Staphylococcus aureus dalam meghemaglutinasi hilang pada pemanasan 60° C dan pengaruh enzim proteolitik. Hasil ini mengindikasika bahwa hemaglutinin Staphylococcus aureus adalah protein.
RESPONS ANTIBODI AYAM PETELUR YANG DIBERIKAN PROTEIN EKSKRETORI/SEKRETORI DAN DITANTANG DENGAN TELUR INFEKTIF Ascaridia galli Darmawi D; Ummu Balqis; Risa Tiuria; Retno Damayanti Soejoedoeno; Fachriyan Hasymi Pasaribu; Muhammad Hambal; Razali Daud
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.929

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui respons antibodi dalam serum ayam petelur terhadap ekskretori/sekretori, dan ditantang dengan telur infektif Ascaridia galli (A. galli) Sebanyak 12 ekor ayam dibagi dalam empat kelompok. Kelompok pertama adalah ayam yang tidak diimunisasi dan tidak diinfeksi (kontrol), kelompok kedua adalah ayam yang diimunisasi dengan dosis 260 µg ekskretori/sekretori larva A. galli, kelompok ketiga adalah ayam yang diinfeksi dengan dosis 1000 telur infektif A. galli, dan kelompok keempat adalah ayam yang diimunisasi dengan dosis 260 µg ekskretori/sekretori dan satu minggu kemudian ditantang dengan dosis 1000 telur infektif A. galli. Respons antibodi pada masing-masing kelompok dianalisis dengan uji enzymelinkedimmunosorbantassay (ELISA) setiap satu minggu selama 10 minggu pascainfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imunisasi dan atau infeksi dapat memicu peningkatan titer antibodi serum secara signifikan (P0,05) selama 10 minggu pascainfeksi. Titer tertinggi adalah 2,63±1,20 OD (optical density) dicapai pada minggu ke-3 pascainfeksi dan titer terendah adalah 1,51±0,48 OD pada minggu ke-0. Ekskretori/sekretori dapat memicu respons antibodi serum ayam petelur terhadap A. galli.
PERANAN HEMAGLUTININ Staphylococcus aureus DALAM PROSES ADHESI PADA SEL EPITEL AMBING SAPI PERAH Mahdi Abrar; I Wayan Teguh Wibawan; Bambang Pontjo Priosoeryanto; Mirnawati Soedarwanto; Fachriyan Hasymi Pasaribu
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 1 (2013): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i1.564

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan hemaglutinin pada Staphylococcus aureus (S. aureus) dalam proses adhesi. Uji adhesi pada sel epitel ambing dilakukan dengan menggunakan metode Velentine-Weiggand. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa S. aureus yang memiliki hemaglutinin menunjukkan kemampuan adhesi yang jauh lebih baik (±380 bakteri/20 sel) dibandingkan dengan yang tidak memiliki hemaglutinin (±56 bakteri/20 sel).