Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR, DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SMP NEGERI 2 KUALA PEMBUANG Hariyanto, Bambang
Jurnal Aplikasi Manajemen Pendidikan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Aplikasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta bahwa proses pembelajaran Matematika di SMP Negeri 2 Kuala Pembuang masih menggunakan metode konvensional. Kondisi pembelajaran seperti ini tidak akan menumbuhkembangkan aspek kemampuan dan aktivitas siswa seperti yang diharapkan dan akibatnya nilai-nilai yang didapat tidak seperti yang diharapkan pula. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata hasil  pretest sebesar 63,55 dengan ketuntasan belajar klasikal  sebesar 57,92%  dari jumlah siswa 69 terdiri dari 35 putra dan 34 putri. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kelas yang mengugunakan  metode Problem Posing  di kelas VIII  SMP Negeri 2 Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan.            Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 2 Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan dengan jumlah siswa 69. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus I dan II dilaksanakan di dalam ruang kelas dengan masing-masing tiga materi yang berbeda-beda. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah (1) peningkatan persentase aktivitas siswa pada kelas yang menggunkan metode problem posing, (2) peningkatan persentase siswa yang  memperoleh nilai ≥ 63 atau peningkatan persentase jumlah ketuntasan siswa pada kelas yang menggunakan metode problem posing            Berdasarkan hasil pengamatan siklus I dan II diperoleh data kenaikan persentase aktivitas siswa pada kelas yang menggunkana metode problem posing dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvensional (metode yang biasa digunakan guru dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan). Pada siklus I Jumlah persentase aktivitas siswa dari rata-rata 46,33 % naik menjadi 69,67. Pada Siklus II dari rata-rata 52,33 % naik menjadi 80,67 %. Berdasarkan hasil Post Test pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dari 37,47 % naik menjadi 90,07 % pada siklus II persentase ketuntasan hasil belajar siswa juga naik dari 49,54 % menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Problem posing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan.
Karakteristik Pati Sagu yang Dimodifikasi dengan Perlakuan Gelatinisasi dan Retrogradasi Berulang Characteristics of Modified Sago (Metroxylon sagu) Starch by Gelatinization and Retrogradation Cycling Adi Palguna, I Gusti Putu; Sugiyono, Sugiyono; Hariyanto, Bambang
JURNAL PANGAN Vol 23, No 2 (2014): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.807 KB) | DOI: 10.33964/jp.v23i2.59

Abstract

Modifikasi pati adalah perlakuan yang diberikan pada pati agar diperoleh sifat yang lebih baik atau mengubah beberapa sifat tertentu. Kajian mengenai karakteristik pati sagu termodifikasi perlu dilakukan agar pati sagu termodifikasi tepat pemanfaatannya sesuai dengan karakteristik produk pangan yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perubahan karakteristik pati sagu akibat modifikasi dengan perlakuan gelatinisasi dan retrogradasi berulang. Karakteristik yang diamati adalah sifat birefringence, bentuk granula pati, kadar pati resisten, daya cerna pati, nilai sineresis, kekuatan gel, pelepasan amilosa, dan parameter gelatinisasi pati. Proses 3 siklus gelatinisasi dan retrogradasi meningkatkan kadar pati resisten menjadi 7,82 persen. Dengan demikian pati sagu termodifikasi dapat dikaji lebih lanjut potensinya untuk pengembangan produk pangan fungsional berbasis bahan pangan lokal.Starch modification is a treatment given to the starch in order to obtain better properties or change several specific properties. The study of the characteristics of modified sago starch needs to be conducted so that modified sago can be properly utilized in accordance with the desired characteristics of food products. This research aims to study the changes in characteristics due to modification of sago starch by gelatinization and retrogradation cycling. The evaluated characteristics of gelatinized and retrogradated starch were birefringence properties, shape and size, resistant starch, starch digestibility, syneresis, gel strength, amylose leaching, and starch gelatinization profiles. A three-cycle gelatinization-retrogradation process produces the highest resistant starch content (7.82 percent). Therefore, the potential of modified sago starch can be studied further for the development of functional food products based on local food.
Penggunaan Beras Sagu Untuk Penderita Pradiabetes Use of Rice Sagu for Patients of Prediabetes Hariyanto, Bambang
JURNAL PANGAN Vol 26, No 2 (2017): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.982 KB) | DOI: 10.33964/jp.v26i2.361

Abstract

Beras sagu dibuat dengan campuran pati sagu dan tepung kacang merah dengan komposisi 90 persen dan 10 persen.  Selanjutnya beras sagu diberikan pada relawan penderita pradiabetes. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pengaruh konsumsi beras sagu terhadap kadar glukosa penderita pradiabetes. Jumlah relawan sebanyak 20 orang dan waktu intervensi 4 minggu. Pemberian makan beras sagu sebanyak 120 gram setiap hari dan menu lainnya bebas kecuali lauk yang mengandung karbohidrat seperti kerupuk, perkedel, mi dan sebagainya. Parameter yang dianalisa adalah kadar glukosa darah relawan dan kadar kolesterol dan trigleserida pada awal dan akhir intervensi.  Hasil  penelitian menunjukkan bahwa intervensi beras sagu dan kacang merah pada relawan prediabetes selama 4 minggu dapat menurunkan glukosa, total kolesterol dan trigliserida post prandial secara signifikan. Dengan demikian beras sagu sebagai pangan lokal  memiliki kelebihan  yaitu dapat menjaga gula darah penderita pradiabetes. Penggunaan beras sagu dapat diperluas sebagai pangan kesehatan.
ANALISIS KUALITAS AIR DAN DISTRIBUSI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI SUNGAI MURONG KECAMATAN JOGOROTO KABUPATEN JOMBANG DIARI SANDI, RICHA; HARIYANTO, BAMBANG
Swara Bhumi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kualitas air merupakan syarat utama dalam pemenuhan fungsi air untuk lingkungan dan kehidupan manusia. Penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah cair industri makanan ke sungai dapat mempengaruhi terjadinya pencemaran. Keadaan demikian terjadi pada Sungai Murong Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang yang mengalami penurunan kualitas air sungai akibat pembuangan limbah cair industri tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran kualitas air sungai akibat pembuangan limbah cair industri tahu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di aliran Sungai Murong Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Populasi dalam penelitian ini adalah aliran Sungai Murong sebagai tempat pembuangan limbah cair industri tahu. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling dengan pemilihan sampel bedasarkan pada kriteria jarak dan sumber polutan. Metode pengumpulan data dokumentasi, observasi, dan uji laboratorium. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada enam titik sampel yang diuji dan dibandingkan dengan baku mutu air golongan III PP No. 82 Tahun 2001 air Sungai Murong mengalami pencemaran dimulai pada titik B2,B3,B4, dan C1. Titik tertinggi pencemaran terdapat pada titik B3 yang merupakan titik paling banyak mendapatkkan suplai limbah cair. Pencemaran yang tinggi ditandai dengan kadar BOD, COD, dan pH yang melampaui batas ambang baku mutu yaitu dengan kandungan pH mencapai angka 5,18, BOD 417,62 mg/l , dan COD 1087,24 mg/l. Kualitas air yang menurun mengakibatkan kerusakan pada lingkungan dan air sungai tidak dapat dimanfaatkan lagi khususnya untuk pemanfaatan air irigasi warga. Kata kunci: Kualitas Air, Pencemaran Air, Limbah Cair
STUDI HIDROKIMIA AIR TANAH DANGKAL DI DESA JIMBARAN WETAN KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO LEWI EVINTIA, TITA; HARIYANTO, BAMBANG
Swara Bhumi Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDesa Jimbaran Wetan merupakan salah satu desa di Kecamatan Wonoayu. Letak Desa Jimbaran Wetan 30 km dari laut. Kondisi air tanah dangkal di Desa Jimbaran Wetan berdasarkan studi awal memiliki sebaran daya hantar berkisar pada angka terendah sebesar 324 ?mhos/cm dan tertinggi 2.401 ?mhos/cm. Kemampuan air yang semakin besar untuk menghantarkan listrik maka semakin menunjukkan banyaknya garam ? garam yang terkandung di dalam air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui1) tipe kimia air tanah dangkal 2) penyebab keasinan air tanah dangkal di Desa Jimbaran Wetan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan populasi seluruh sumur di Desa Jimbaran Wetan. Teknik pengambilan sampel menggunakan grid sehingga didapat sembilan sampel. Teknik pengumpulan data dengan cara pengukuran untuk memperoleh hasil daya hantar listrik, observasi, dan uji laboraturium. Analisis data menggunakan metode diagram trilinier piper untuk menganalisis fasies kimia air tanah dangkal serta penyebab keasinan air tanah dangkal.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Ada tiga jenis tipe kimia air tanah di Desa Jimbaran Wetan yaitu tipe NaCl, tipe CaHCO3 dan tipe campuran. Persebaran tipe kimia air tanah lebih besar ke arah Timur dengan tipe NaCl. Semakin ke selatan maka air akan bersifat tawar karena telah terjadi pencucian senyawa Na. Tipe air tanah dangkal dapat dipengaruhi oleh jenis batuan akuifer serta perubahan fasies air tanah dangkal. 2) Natrium Klorida menjadi ciri khas dari air tanah dasar laut dan dalam. Tipe CaHCO3 dengan sifat air lebih tawar disebabkan karena terjadinya pencucian Natrium Klorida yang lebih intensif. Air tanah dangkal tidak bisa digunakan untuk konsumsi karena kandungan Kalsium, Natrium, Magnesium, Klorida dan Sulfat yang melebihi batas yang ditentukan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010.Kata Kunci : air tanah dangkal, hidrokimia, diagram trilinier pipe
STUDI HIDROKIMIA AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN NAJIH, ABDULLAH; HARIYANTO, BAMBANG
Swara Bhumi Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKecamatan Deket merupakan salah satu Kecamatan di wilayah Kabupaten Lamongan yang kenampakan permukaannya merupakan dataran rendah namun sebenarnya merupakan suatu depresi (cekungan). Kondisi air tanah dangkal di wilayah ini berdasarkan pra survei daya hantar listrik ditemukan angka terendah sebesar 1751 ?S/cm dan angka tertinggi sebesar 5842 ?S/cm yang mana angka tersebut dikategorikan sebagai air yang berasa payau hingga berasa asin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1). Distribusi kelas air tanah dangkal di Kecamatan Deket, 2). Penyebab air tanah dangkal di Kecamatan Deket berasa payau hingga berasa asin.Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan objek penelitian sumber air tanah dangkal. Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi, observasi, dan pengukuran. Teknik analisis data dengan menggunakan metode deksriptif kuantitatif dan metode komparasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh sumur air tanah dangkal yang ada di wilayah Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan dengan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, Penggunaan rumus perbandingan konsentrasi Revelle, dan Analisa Fasies Hidrokimia dengan Diagram Trilinier Piper untuk mengetahui distribusi air tanah dan penyebab air tanah dangkal di Kecamatan Deket berasa payau hingga berasa asin.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Persebaran air payau dan air asin di wilayah Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan dibagi menjadi dua bagian yakni wilayah air payau dan wilayah air asin. Wilayah air payau terletak di bagian timur dalam wilayah Kecamatan Deket sedangkan air asin terletak di bagian barat dalam wilayah Kecamatan Deket, 2). Tipe kimia air tanah di Kecamatan Deket yaitu tipe NaCl dikarenakan fasiesnya mayoritas NaCl maka air tanah yang ada di daerah penelitian karena intrusi. Tipe NaCl sebagai indikator intrusi karena komposidianya bersesuaian dengan komposisi air laut.Kata Kunci: Airtanah, Tipe Kimia Airtanah, Airtanah Asin.
MANFAAT TANAMAN SAGU (Metroxylon sp) DALAM PENYEDIAAN PANGAN DAN DALAM PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN Hariyanto, Bambang
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 12 No. 2 (2011)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.106 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v12i2.1246

Abstract

Sago plants is a source of carbohydrates that can be used as a source of food. With the extruder technology, sago can be made noodles. The purpose of this study is to know the utilization of sago as a provider of food and protecting the environment. Organoleptic testing sago noodles and wheat noodles to the panelists gave results not significantly different. The noodles of sago have a high resistant starch and useful for health. To make use of sago in the manufacture of noodles in the framework of implementation of the Gouverment Regulation (Per Pres) No. 22 th 2009 the need for socialization and support for raw material supplies through sago plantations. When the sago plant is developed it will be beneficial to the absorption of carbon dioxide andmaintain the sago air. Sago palm can produced 20 tonnes karbohidrat / ha. Besides sago plants will be able to keep the water around it. Sago leaf has the ability to absorbcarbon dioxide (CO2) emissions by 240 tons CO2/ha/th.
Enzim Laccase dari Edible Mushroom untuk Pemutihan Pati Sagu Ramah Lingkungan Reksohadiwinoto, Budhi Santoso; Rosmalawati, Syofi; Cahyana, Purwa Tri; Hariyanto, Bambang
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18 No. 2 (2017)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.606 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v18i2.1790

Abstract

Sagu pada umumnya berwarna kecoklatan dan bau kurang sedap. Kelemahan ini dapat diperbaiki dengan penambahan enzim Laccase dalam produksi pati sagu. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan enzm Laccase dari edible mushroom.  Bahan yang digunakan adalah jamur Plurotus ostreatus, Agaricus bisporus dan Rhyzopus  oligosporus yang diperoleh dari pasar dan bahan kimia media. Metoda yang digunakan adalah melalui fermentasi cair menggunakan skala flask.  Hasil yang diperoleh bahwa  Pleurotus ostreatus pada uji agar cawan petri membentuk zona ring merah kecoklatan yang tebal menunjukan kemampuan oxidase senyawa guaicol dan syringaldazine. Uji fermentasi cair skala flaks 500 mL kultur jamur Pleurotus ostreatus, Agaricus bisporus, Rhyzopus oligosporus selama 21 hari. Hasil Laccase yang diproduksi oleh Pleurotus ostreatus mempunyai aktivitas tertinggi yaitu mencapai 774 U/L pada analisa spektrofotometer menggunakan substrat ABTS. Sementara itu, Agaricus bisporus dan Rhyzopus oligosporus mencapai puncak produksi laccase masing-masing 484 U/L dan 480 U/L.Kata kunci : Pleurotus ostreatus, Agaricus bisporus, Rhyzopus oligosporus, Laccase, bioleaching, dan kualitas pati sagu
SERAPAN TENAGA KERJA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KECAMATAN PUDAK KABUPATEN PONOROGO DWI NURCAHYO, ARDHYAN; HARIYANTO, BAMBANG
Swara Bhumi Vol 5, No 5 (2018): Volume 5 Nomer 5 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Pudak mempunyai jumlah ternak sapi perah terbanyak di Kabupaten Ponorogo yaitu 1.250 ekor. Masih banyak tenaga kerja Non keluarga dari luar desa yang dipekerjakan di peternakan sapi perah Desa Pudak Wetan, Desa Pudak Kulon dan Desa Krisik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan serapan tenaga kerja dan mengetahui perbandingan pendapatan sektor peternakan sapi perah Desa Pudak Wetan, Desa Pudak Kulon, dan Desa Krisik Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo.Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pudak Wetan, Desa Pudak Kulon, dan Desa Krisik Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo. Populasi peternak pada tiga desa tersebut adalah 145 peternak. Pengambilan sampel menggunakan metode random sampling. Peneliti megambil sampel 106 Peternak sapi perah. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik perumusan sederhana dengan mendeskripsikan hasil penelitian.Hasil penelitian menunjukkan serapan tenaga kerja peternakan sapi perah di Desa Pudak Wetan, Desa Pudak Kulon, Desa Krisik didominasi oleh tenaga kerja Non keluarga dari luar desa. Presentase Desa Pudak Wetan untuk tenaga kerja Non keluarga diluar desa sebesar 2,46%, tenaga kerja Non keluarga dalam desa 1,23%. Desa Pudak Kulon presentase tenaga kerja Non keluarga di luar desa sebesar 2,31%, tenaga kerja Non keluarga dalam desa 1,88%. Desa Krisik presentase tenaga kerja Non keluarga di luar desa sebesar 2,05%, tenaga kerja Non keluarga dalam desa 1,23%. Hasil penelitian, pendapatan rata?rata peternak sapi perah di Desa Pudak wetan sebesar Rp 3.899.706,00,-/bulan, Desa Pudak Kulon sebesar Rp 3.733.071,00,-/bulan, dan Desa Krisik Rp3.641.500,00,-/bulan. Rata ? rata pendapatan tenaga kerja peternakan sapi perah di Desa Pudak Wetan sebesar Rp1.200.000,00,-/bulan, Pudak Kulon Rp 1.031.515,00,-/bulan, dan Desa krisik Rp 895.236,00,-/bulan. Upah tenaga kerja peternakan sapi perah masih di bawah UMR Kabupaten Ponorogo yaitu Rp 1.509.861,12/. Tenaga kerja peternakan sapi perah di Desa Pudak Wetan, Desa Pudak Kulon dan Desa Krisik rata ? rata bekerja 30 jam per minggu dengan pendapatan tenaga kerja di bawah UMR Kabupaten Ponorogo.Kata Kunci: serapan tenaga kerja, pendapatan
STUDI TENTANG KEBERHASILAN RELOKASI PASAR TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG IKAN DI DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) LINGKAR TIMUR KABUPATEN SIDOARJO (STUDI KASUS TENTANG KEBERHASILAN RELOKASI PASAR DI DEPO PEMASARAN IKAN LINGKAR TIMUR) ZHERLYNDAWATI SARTONO, ARDHIEZA; HARIYANTO, BAMBANG
Swara Bhumi Vol 5, No 5 (2018): Volume 5 Nomer 5 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDepo Pemasaran Ikan (DPI) merupakan pasar salah satu pasar dari Dinas Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Sidoarjo. Keberhasilan DPI ini merupakan strategi taktis dari pada langkah dinas pemerintah dan Kabupaten Sidoarjo, dimana relokasi ini membawa dampak positif bagi para pedagang khususnya dan pertumbuhan ekonomi di sidoarjo umumnya. Relokasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo ini juga menjadi transeter bagi wilayah lain khususnya di provinsi Jawa Timur (Jatim) karena depo pemasaran ikan hanya ada di sidoarjo dan satu-satu nya di jatim. Alasan relokasi adalah dengan adanya lahan yang lebih luas, fasilitas lengkap, dan pengelolaan pasar yang tertata. Peneliti tertarik untuk mengetahui keberhasilan relokasi depo pemasaran ikan di Sidoarjo. Tujuan dari peneliti ini untuk mengetahui faktor apasaja yang menyebabkan keberhasilan pasar sehingga menjadi acuan daripada pasar-pasar yang lain.Jenis penelitian ini adalah kualitatifdengan menggunakan metode studi kasus. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi, sedangkan subyek dari penelitian ini adalah pedagang pasar ikan di DPI. Obyek dalam penelitian ini adalah kondisi sosial pedagang ikan dan kondisi ekonomi sebelum dan sesudah direlokasi.Keberhasilan dari relokasi adalah inovasi pengelola yang kreatif diantaranya membranding pasar baru ini dengan kegiatan lomba-lomba seperti lomba kicau burung dan lomba mancing yang rutin diadakan setiap minggu tiga kali disetiap-tiap lomba, semakin terjalinnya hubungan sosial terhadap pedagang yang berjualan di DPI dibandingkan saat berjualan di tempat yang lama, hal ini terjadi karena adanya stabilitas pembeli yang terus terjalin. Relokasi juga mengakibatkan keberhasilan pada kondisi ekonomi, dimana para pedagang mengalami kenaikan pendapatan per harinya, salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan yaitu jumlah pembeli yang semakin banyak dan merasa nyaman hal ini di dasari oleh fasilitas yang tersedia, seperti adanya stand yang bersih, atap, lahan parkir, mushola dan kamar mandi dan juga akses yang mudah.Kata kunci: keberhasilan relokasi, pedagang ikan, sosial, ekonomi, depo pemasaran ikan.