Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERBAIKAN STATUS HIDRASI KULIT DENGAN INTERVENSI KRIM PLASENTA DOMBA PADA LANSIA STW CIBUBUR PERIODE SEPTEMBER 2019 Sukmawati Tansil Tan; Yohanes Firmansyah; Yana Sylvana
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 19, No 3 (2019): Volume 19 Nomor 3 Desember 2019
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v19i3.15075

Abstract

Abstrak: Population Reference Bureau (PRB) memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami lonjakan populasi menjadi 365,3 juta jiwa pada tahun 2030 yang selanjutnya akan berdampak terhadap lonjakan populasi lanjut usia serta peningkatan permasalahan kesehatan yang terjadi pada lansia. Salah satu permasalahan kesehatan lansia yang sering terjadi pada kulit adalah masalah hidrasi kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari peningkatan kadar hidrasi kulit lansia setelah penelitian intervensi berupa krim ekstrak plasenta domba. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental, dengan metode pengambilan sampel berupa total sampling. Penelitian dilakukan di Panti STW RIA Pembangunan Cibubur pada periode September 2019, dengan hasil penelitian uji statistik Cochran dan uji statistik Friedman didapatkan perubahan status hidrasi kulit yang lebih baik setelah penggunaan krim ekstrak plasenta domba secara rutin selama 3 minggu (p-value 0,05). Dianjurkan untuk secara terus menerus (rutin) menggunakan krim ekstrak plasenta domba minimal 3 minggu dalam rangka agar terjadi perbaikan kadar hidrasi dan status hidrasi kulit, serta tidak perlu khawatir untuk digunakan dalam jangka panjang.
Prevalence of Exogenous Okronosis Due to the Use of Whitening Cream Containing Hydroquinone from January 2014 - January 2019 Sukmawati Tansil Tan; Rendy Singgih; Vivian Wu
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 2 (2020): Online June 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i2.1074

Abstract

Okronosis eksogen merupakan salah satu penyakit kulit dengan gambaran deposisi pigmen kebiruan pada wajah yang disebabkan oleh penggunaan hidrokuinon dalam krim pemutih topical yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Tujuan: Memperoleh data prevalensi penderita okronosis eksogen. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional deskriptif dengan desain cross sectional yang menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien. Sampel penelitian didapatkan sebanyak 88 pasien yang didiagnosis okronosis eksogen di satu rumah sakit dan dua klinik kesehatan dan kecantikan kulit dengan jumlah empat dokter spesialis kulit dan kelamin yang mendiagnosis okronosis eksogen pada periode Januari 2014 sampai Januari 2019. Hasil:  Sebagian besar pasien adalah wanita yaitu dari 88 orang dengan jumlah penderita 81 orang (92,04%) dan laki-laki 7 orang (7,95%). Kelompok umur terbanyak didapatkan pada usia 40-49 tahun sebanyak 43 orang (48,8%) dan diikuti antara 30-39 tahun sebanyak 20 orang (22,7%) penderita. Simpulan: Pasien paling banyak ditemukan berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia tertinggi antara dekade ketiga dan keempat.Kata kunci: hidrokuinon, krim pemutih, okronosis eksogen
PERBAIKAN STATUS HIDRASI KULIT DENGAN INTERVENSI MINYAK KLENTIQ PADA LANSIA STW CIBUBUR PERIODE SEPTEMBER 2019 Sukmawati Tansil Tan; Yohanes Firmansyah; Yana Sylvana
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.V7I3.9836

Abstract

Sensus WHO memperkirakan kenaikan populasi lanjut usia di dunia sebesar 10% sampai 22% atau dari 800 juta jiwa menjadi 2 milyar jiwa. Populasi lanjut usia di Benua Asia dan Asia Tenggara berturut-turut berjumlah 7%  dan 6% dari seluruh total demografi, serta hal ini pula berdampak untuk meningkatnya angka kejadian penyakit pada populasi lanjut usia salah satunya adalah penyakit kulit atau kulit kering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari peningkatan kadar hidrasi kulit lansia setelah penelitian intervensi berupa minyak Klentiq. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental, dengan metode pengambilan sampel berupa total sampling. Penelitian dilakukan di Panti STW RIA Pembangunan Cibubur pada periode September 2019, dengan hasil penelitian menggunakan uji statistik Cochran dan uji statistik Friedman didapatkan perubahan status hidrasi kulit yang lebih baik setelah penggunaan minyak Klentiq secara rutin selama 3 minggu. Dianjurkan untuk secara terus menerus (rutin) menggunakan minyak klentiq minimal 3 minggu dalam rangka agar terjadi perbaikan kadar hidrasi dan status hidrasi kulit, serta tidak perlu khawatir untuk digunakan dalam jangka panjang.
CASE REPORT: INNOVATIVE TREATMENT OF CUTANEOUS LARVA MIGRANS MANAGEMENT Sukmawati Tansil Tan; Yohanes Firmansyah; Yurike Indah Pratiwi
Jurnal Medika Hutama Vol. 2 No. 03 April (2021): Jurnal Medika Hutama
Publisher : Yayasan Pendidikan Medika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cutaneous larva migrans (CLM) is a skin infection caused by nematode larvae that penetrate actively and migrate within the epidermis of the skin. Several reports from the livestock sector report that resistance mechanisms are emerging due to the irrational use of anti-helminths. This case report describes a case of CLM that was treated with a new approach of using 5% permethrin cream topically for ten days (empirical therapy generally consists of Albendazole and Ivermectin with high resistance rates in animals). The 5% permethrin cream treatment effectively treats "creeping eruptions" with very itchy lesions on the dorsum palmar dextra with a tunnel-shaped appearance of hyperemic serpiginous papules. The patient admitted that he was delighted with the treatment without any side effects
Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu dengan Hidrasi Kulit pada Kelompok Usia Produktif Alexander Halim Santoso; Giovanno Sebastian Yogie; Yohanes Yohanes; Sukmawati Tansil Tan; Firmansyah Firmansyah
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 6 (2023): Volume 5 Nomor 6 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i6.10036

Abstract

ABSTRACT Well-hydrated skin can perform its function as a good skin barrier. Chronically high levels of glucose level in the blood can disrupt skin hydration homeostasis thereby increasing the incidence of skin disorders. In India 2016, 151 respondence with type 2 diabetes on working age group 85,4% experienced skin disorders. to understand the relationship of random blood glucose levels to skin hydration, especially in working age group. This is a cross-sectional study conducted at the Kalam Kudus II Foundation, Jakarta in February 2023. The sample for this study was employees aged 18-65 years. The required sample size is 75 respondents with total sampling technique. Descriptive data analysis in the form of data distribution for quantitative data, and proportion (%) for qualitative data. Analytical data analysis uses linear regression to see the relationship between variables. The results of statistical analysis using linear regression explained that there was a significant relationship between random blood glucose level (mg/dL) and skin hydration levels (%) (P-value <0.001). The results of the scatter plot graph show a negative gradient line which indicates that the higher random blood glucose level (mg/dL), the lower the skin hydration level (%) (R Square: 0.288). There is a significant relationship between random blood glucose levels with skin hydration in the respondents. The higher random blood glucose level, the lower the skin hydration level. Keywords: Random Blood Glucose, Skin Hydration, Diabetes  ABSTRAK Kulit yang terhidrasi dengan baik dapat menjalankan fungsinya sebagai skin barrier yang baik. Tingginya kadar glukosa dalam darah yang kronis dapat mengganggu homeostasis hidrasi kulit sehingga meningkatkan kejadian gangguan kulit. Di India tahun 2016, dari 151 responden dengan diabetes tipe 2 pada usia produktif 85,4% mengalami gangguan kulit. Mengetahui hubungan dari kadar glukosa darah sewaktu terhadap hidrasi kulit khususnya pada usia produktif. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilaksanakan di Yayasan Kalam Kudus II Jakarta pada Februari 2023. Sampel penelitian ini adalah karyawan berusia 18-65 tahun. Besar sampel yang dibutuhkan 75 responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Analisa data deskriptif berupa sebaran data terpusat untuk data kuantitatif, dan proporsi (%) untuk data kualitatif. Analisa data analitik menggunakan Regresi Linear untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil analisa statistik menggunakan regresi linear memaparkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Gula Darah Sewaktu (mg/dL) dengan Kadar Hidrasi Kulit (%) (P-value < 0,001). Hasil grafik scatter plot menunjukan garis gradien negatif yang menandakan bahwa semakin tinggi kadar Gula Darah Sewaktu (mg/dL) maka akan semakin rendah Kadar Hidrasi Kulit (%) (R Square: 0,288). Terdapat hubungan bermakna antara kadar gula darah sewaktu dengan hidrasi kulit pada responden, dimana semakin tinggi kadar gula darah sewaktu semakin rendah kadar hidrasi kulit.  Kata Kunci: Gula Darah Sewaktu, Hidrasi Kulit, Diabetes
Edukasi dan Pemeriksaan Fisik Kesehatan Telinga pada Pekerja Usia Produktif Sukmawati Tansil Tan; Fernando Nathaniel; Yohanes Firmansyah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 2 (2023): Juni: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara
Publisher : Universitas Muhammadiyah Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57214/pengabmas.v5i2.301

Abstract

Educational activities and physical examinations regarding ear canal hygiene and tympanic membrane health have the aim of increasing public knowledge about the importance of maintaining ear hygiene and maintaining the integrity of the tympanic membrane. In this activity, counseling is given to the public to provide a correct understanding of cerumen, proper ear care, and signs of damage to the tympanic membrane. This community service activity was carried out on June 9, 2023 by involving 52 respondents. All respondents attended community counseling and physical examinations. On the results of the physical examination it was found that 3 (5.8%) respondents had a perforated tympanic membrane, and 6 (11.5%) respondents had prop cerumen. The results of this educational activity and physical examination are expected to increase public understanding of the importance of maintaining ear hygiene and maintaining the health of the tympanic membrane. With the right knowledge, it is hoped that people will be able to adopt healthy habits in caring for their own ears and take the necessary precautions to maintain optimal ear health.
Tingkat Kepuasan Pasien Akne Vulgaris (AV) Menggunakan Krim Racikan Di Klinik Sukma Tangerang Vini Claudya Agustine Rajagukguk; Sukmawati Tansil Tan
Journal of Educational Innovation and Public Health Vol. 1 No. 3 (2023): Juli : Journal of Educational Innovation and Public Health
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/innovation.v1i3.1543

Abstract

Acne vulgaris (AV) is a disease that occurs on the skin, especially in areas containing pilosebaceous, and is multifactorial. Acne vulgaris (AV) is a complex condition because it has several factors such as hormonal influences and an increase in follicle keratinization and is usually caused by microbes such as the bacterium Propionibacterium acnes (P. acnes) which is a gram-positive anaerobic commensa bacteria found on the skin. can be related to hormones and the immune system and excessive sebum production and can occur the release of inflammatory mediators. The clinical picture of acne can be seen that there are comedones, micro-comedones, open and closed comedones, sandpaper commodes, macro-comedones, missed comedones to relieve inflammation can be given a concoction of the Sukma Tangerang Clinic which is Anti-Acne Vulgaris (AV).
Korelasi Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Air dan Sebum Kulit di Rukun Warga (RW) 008 Kelurahan Cipondoh Gina Triana Sutedja; Sukmawati Tansil Tan; Giovanno Sebastian Yogie; Yohanes Firmansyah; Dean Ascha Wijaya; William Gilbert Satyanegara; Fernando Nathaniel; Joshua Kurniawan; Catharina Sagita Moniaga; Alexander Halim Santoso; Fladys Jashinta Mashadi
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11612

Abstract

ABSTRACT Skin is the largest organ in the human body and plays various important roles. Skin characteristics, including pigmentation, hydration, texture, and various other parameters, differ for each individual. Skin properties are influenced by various parameters, one of which is the body mass index (BMI). This cross-sectional study aimed to determine the description of skin hydration status and its correlation with BMI, among subjects in RW 08 Cipondoh. Skin hydration status was measured using the over the counter (OTC) skin analyzer. Body mass index was calculated and measured based on standard procedures. Out of 101 respondents, the average age was 51.38 years with 75.2% of respondents being female. The mean BMI was 26.12 kg/m², predominantly falling into obesity level 1 (41.6%). The mean oil and water hydration were 22.99% and 42.96%, respectively. The Spearman statistical test results showed a negative correlation between body mass index and water hydration, with a correlation coefficient power of 0.498 significantly, and oil hydration, with 0.107 insignificantly. This study concludes that the higher the BMI, the worse is the individual's skin hydration status. Keywords: Body Mass Index, Hydration Status  ABSTRAK Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia dan memiliki berbagai peranan penting. Karakteristik kulit mencakup pigmen, hidrasi, tekstur, dan berbagai parameter lainnya berbeda-beda pada setiap individu. Sifat kulit tergantung pada berbagai parameter, salah satunya adalah indeks massa tubuh (IMT). Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status hidrasi kulit dan korelasinya dengan IMT di RW 08 Cipondoh. Pengukuran status hidrasi kulit dilakukan dengan menggunakan alat over the counter (OTC) skin analyzer. Indeks masa tubuh dihitung dan diukur berdasar prosedur standar. Dari 101 responden, rata-rata usia adalah 51,38 tahun dengan 75,2% responden adalah perempuan. Rerata IMT didapatkan sebesar 26,12 kg/m2, didominasi oleh obesitas tingkat 1 (41,6%). Rerata hidrasi sebum dan air, masing-masing sebesar  22,99% dan 42,96%. Hasil uji statistik Spearman menunjukan hasil korelasi negatif antara indeks masa tubuh dengan hidrasi air dengan kekuatan korelasi 0,498 secara signifikan dan hidrasi sebum sebesar 0,107 secara tidak signifikan. Penelitian ini menyatakan bahwa semakin tinggi nilai IMT, maka semakin menurun status hidrasi kulit seseorang. Kata Kunci: Kadar Hidrasi, Indeks Masa Tubuh
Korelasi Kadar Gula Darah Sewaktu dengan Kadar Air dan Sebum Kulit di Rukun Warga (RW) 008 Kelurahan Cipondoh Novia Yudhitiara; Sukmawati Tansil Tan; Giovanno Sebastian Yogie; Dean Ascha Wijaya; William Gilbert Satyanegara; Fernando Nathaniel; Joshua Kurniawan; Catharina Sagita Moniaga; Yohanes Firmansyah; Alexander Halim Santoso; Astin Mandalika; Linginda Soebrata
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11607

Abstract

ABSTRACT Skin hydration is influenced by various factors. Blood glucose levels are also known to affect the protective function of the skin. This cross-sectional study aims to investigate the profile of skin hydration status and its correlation with blood glucose levels among subjects at RW 08 Cipondoh. Skin hydration status measurements were done using an Over The Counter (OTC) skin analyzer. Blood glucose levels were measured using Point of Care Testing (POCT) Out of 101 respondents, the average age was 51.38 years with 75.2% of the respondents were female. The mean blood glucose was 122.71 mg/dL. The mean oil and water hydration were 22.99% and 42.96%, respectively. The data showed a negative correlation between blood glucose and water hydration, with a correlation coefficient power of 0.319 significantly, and between blood glucose and oil hydration, with 0.236 significantly. This study concludes that higher blood glucose levels was associated with worse skin hydration status.  Keywords : Blood glucose, Hydration Status ABSTRAK Kelembaban kulit dipengaruhi oleh banyak faktor. Kadar gula darah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi fungsi kelembaban kulit. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status hidrasi kulit dan korelasinya dengan kadar gula darah pada komunitas yang tinggal di RW 08 Cipondoh. Pengukuran status hidrasi kulit menggunakan alat Over The Counter (OTC) skin analyzer. Kadar gula darah diukur menggunakan Point of Care Testing (POCT). Dari 101 responden, rata-rata usia subjek penelitian adalah 51,38 tahun dengan 75,2% responden adalah perempuan. Rerata gula darah sewaktu (GDS) sebesar 122,71 mg/dL. Rerata hidrasi sebum dan air, masing-masing sebesar 22,99% dan 42,96%. Hasil uji statistik menunjukan hasil korelasi negatif antara GDS dengan hidrasi air sebesar 0,319 secara signifikan dan hidrasi sebum sebesar 0,236 secara signifikan. Penelitian ini menyatakan bahwa semakin tinggi kadar gula darah, maka semakin menurun status hidrasi kulit seseorang. Kata Kunci: Kadar Gula Darah, Kadar Hidrasi
Uji Nilai Kelembaban Penggunaan Susu Yoghurt dari Susu Bubuk Kedaluwarsa Terhadap Hidrasi Kulit di Klinik Sukma Periode Januari 2023 - Februari 2023 Alicia Sarijuwita; Sukmawati Tansil Tan
Bahasa Indonesia Vol 22 No 2 (2023): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v22i2.4321

Abstract

Pendahuluan: Kondisi kulit yang kering cukup sering terjadi dan dapat mengenai semua usia. Maka dari itu diperlukan pengukuran kadar hidrasi untuk mencegah kondisi kulit kering. Terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan kondisi kulit kering, baik faktor internal seperti usia, kadar hormon, dll maupun faktor eksternal seperti kondisi lingkungan dan penggunaan produk kecantikan secara topikal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung peningkatan kadar hidrasi sebelum dan sesudah penggunaan produk intervensi berupa masker berbahan dasar susu bubuk kedaluwarsa yang kemudian difermentasi menjadi yoghurt. Metode: Penelitian ini adalah uji perbandingan dengan desain quasi experimental. Sampel diambil secara no random consecutive sampling, dengan kriteria inklusi pria dan wanita usia 18-60 tahun dan telah menghentikan penggunaan masker umum untuk minimal selama 3 hari, dan kriteria eksklusi berupa reponden yang menolak ikut dalam penelitian, dengan gangguan kulit yang parah, dan riwayat alergi terhadap bahan intervensi. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur kadar hidrasi subjek menggunakan alat ukur berupa skin analyzer, serta membagikan kuisioner. Kemudian dianalisa menggunakan uji statistika Wilcoxon dan uji normalitas Kolmogorov Smirnov. Hasil: Terdapat 100 subjek sehat yang diberikan intervensi, terdiri dari 70 responden wanita (70%) dan 30 responden pria (30%). Pada penelitian ini didapatkan perbedaan rerata skor hidrasi secara bermakna pada subjek sebelum dan sesudah intervensi dengan p=<0,001. Simpulan: Berdasarkan hasil studi ini, didapatkan pemberian produk intervensi meningkatkan kadar hidrasi secara bermakna.