Sarwono Sarwono
Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Desain dan Analisis Sistem Pengkondisian Udara Berbasis Computational Fluid Dynamics (CFD) pada Kereta Ukur Sulawesi di PT. INKA (Persero) Shinta Aprilia Safitri; Sarwono Sarwono; Ridho Hantoro
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1089.007 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.27522

Abstract

Sistem pengkondisian udara memegang peranan penting dalam menunjang tercapainya tingkat kenyamanan termal. Kenyamanan termal dalam kereta dapat tercapai apabila penumpang mendapatkan suplai temperatur, tingkat kelembaban, maupun pergerakan udara yang ideal dari lingkungannya. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, Kereta Ukur Sulawesi membutuhkan kapasitas pendinginan minimum sebesar 106.116,13 Btu/hr atau setara dengan 31,1 kW. Beban tersebut dapat ditangani dengan memasang 2 unit AC dengan kapasitas masing-masing sebesar 17,5 kW. Udara dari AC menuju ke dalam Kereta Ukur Sulawesi akan disalurkan lewat saluran udara yang dirancang dengan 2 bentuk, yaitu lurus dan bercabang yang masing-masing memiliki variasi sudut pengarah pada lubang keluaran udara. Analisis desain saluran udara dilakukan dengan menggunakan software berbasis CFD. Variasi sudut pengarah menyebabkan terjadinya perubahan temperatur rata-rata dalam kereta. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa desain saluran udara yang paling baik untuk diterapkan pada Kereta Ukur Sulawesi adalah saluran udara bercabang dengan variasi sudut pengarah 75 derajat. Variasi tersebut menghasilkan temperatur rata-rata 7,513oF dengan kelembapan relatif 78,3%.
Analisa Nilai Hinge Moment Coefficient pada Pengaruh Bentuk Rudder Pesawat N-2xx dengan Variasi Defleksi Rudder 0o, 10 O, dan 25 O Berbasis Computational Fluid Dynamics Muhammad Husain Amir; Sarwono Sarwono
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.935 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.35827

Abstract

Pesawat N-2XX adalah pesawat yang dirancang oleh PT. Dirgantara Indonesia untuk penerbangan rute perintis dan dibuat dengan teknologi full mechanical dalam melakukan penerbangannya. Pengendalian rudder yang dilakukan oleh pilot tersebut akan menghasilkan sebuah gaya ­counter yang disebut dengan coefficient hinge moment. Nilai coefficient hinge moment dari rudder tergantung dari bentuk rudder yang dimiliki pesawat, sehingga dilakukan analisa mengenai variasi nilai hinge moment terhadap bentuk rudder yang berbeda.  Penggunaan rudder dengan bentuk conic dengan defleksi 0° dan 10° memiliki nilai coefficient hinge moment yang lebih kecil dibanding rudder circle. Namun pada sudut defleksi 25° rudder conic memiliki nilai Ch sebesar 0.051166 pada angle of attack -5°, lalu sebesar 0.060217 pada angle of attack 0°, dan sebesar 0.069274 untuk angle of attack 5°.
Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur Aninda Rahmaningtyas; Umboro Lasminto; Bambang Sarwono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.826 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25811

Abstract

Kota Pasuruan berada di jalur utama pantai utara yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Terdapat tiga sungai yang melewati Kota Pasuruan, salah satunya Sungai Petung. Ketika musim hujan tiba, beberapa daerah di Kota Pasuruan tergenang akibat luapan Sungai Petung. Genangan terbesar terjadi setinggi 1,50 meter dan alur pantura tidak dapat dilalui kendaraan.Permasalahan ini diselesaikan dengan cara melakukan analisis hidrologi, hidrolika, dan perencanaan bangunan pengendali banjir. Analisis hidrologi berupa cara mengolah data hujan, hingga diperoleh debit banjir rencana 25 tahunan. Analisis hidrolika berupa pengolahan data pasang surut yang kemudian dilakukan simulasi dengan program bantu HEC-RAS untuk mengetahui kapasitas Sungai Petung. Data yang dibutuhkan untuk simulasi HEC-RAS antara lain data pasang surut, debit banjir rencana 25 tahunan, dan detail cross section Sungai Petung. Setelah diketahui kapasitas Sungai Petung, maka langkah selanjutnya merencanakan bangunan penanggulangan banjir.Dari hasil simulasi diketahui bahwa terjadi luapan dari STA 134-0. Bangunan pengendali banjir yang digunakan berupa tanggul. Direncanakan tanggul sepanjang 5,93 km dengan kemiringan lereng tanggul 1:1, lebar mercu sebesar 3 meter, tinggi tanggul mulai dari 3 sampai 5 meter, dan tinggi jagaan sebesar 0,80 meter dari Sta 134 – Sta 0. Sehingga luapan Sungai Petung dapat ditanggulangi.
Evaluasi Penanggulangan Banjir di Kecamatan Bangil Akibat Luapan Sungai Kedunglarangan Ahmad Wisam Abdillah; Mahendra Andiek Maulana; Bambang Sarwono
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.63799

Abstract

Banjir merupakan permasalahan yang sering terjadi pada musim penghujan. Kecamatan Bangil, Pasuruan, tidak terlepas dari masalah banjir. Banjir berasal dari luapan Sungai Kedunglarangan. Awal tahun 2020, beberapa desa di Kecamatan Bangil terendam banjir dengan tinggi genangan berkisar antara 30-50 cm. Banjir mengganggu aktivitas masyarakat terdampak karena kegiatan-kegiatan masyarakat seperti bekerja dan anak-anak sekolah terbatasi. Banjir juga menggenangi area persawahan yang siap panen sehingga merugikan para petani. Metode yang dapat diterapkan untuk menanggulangi banjir tersebut adalah normalisasi dan perencanaan tanggul sungai. Kapasitas alir penampang melintang sungai dianalisa dengan dua cara, yaitu secara manual dan menggunakan program HEC-RAS. Untuk menganalisa stabilitas lereng sungai digunakan aplikasi Geo5. Dari hasil perhitungan debit banjir maksimum rencana dengan periode ulang 25 tahun diperoleh debit banjir sebesar 246,929 m3/detik. Penampang melintang sungai direncanakan menggunakan double trapesium serta penambahan perencanaan tanggul di atas tanah dasar (untuk STA 0+000 hingga STA 0+450, sedangkan STA 0+500 hingga akhir tidak direncanakan tanggul). Dimensi penampang melintang sungai setelah normalisasi yaitu lebar sungai 85 m (dengan tanggul), 76 m (non tanggul), lebar dasar sungai 12 m, lebar terasering 11 m, kedalaman muka air sungai diukur dasar sungai sebesar 6,289 m, kemiringan lereng 1:1,5 untuk lereng trapesium atas dan bawah. Dimensi tanggul memiliki lebar atas 1,00 m, lebar dasar tanggul 4,5 m, dan ketinggian tanggul 1,50 m. Pada permukaan lereng sungai memiliki stabilitas tanah yang baik. Namun saat garis kelongsoran diperbesar pada lereng berpotensi longsor. Untuk mengantisipasi kelongsoran tersebut ada beberapa alternative yaitu dengan perencanaan geotextile wovwn, pemasangan batu bronjong, perencanaan angkur, kombinasi alternative. Penanggulangan banjir ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, terlebih lagi mampu menyelamatkan mata pencaharian masyarakat sekitar yang sebelumnya terdampak banjir tahunan karena meluapnya Sungai Kedunglarangan.
Perencanaan Pengaman Pantai di Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, Nunukan, Kalimantan Utara Arum Alamratri; Bambang Sarwono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.501 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.23087

Abstract

Pantai yang terletak di Desa Tanjung Aru, Kecematan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara ini memiliki gelombang yang cukup tinggi sehingga pantai pada daerah tersebut mengalami kemunduran garis pantai atau yang biasa disebut sebagai erosi pantai. Erosi pantai menyebabkan kerugian yang besar dengan rusaknya fasilitas dan pemukiman penduduk yang ada pada daerah tersebut. Pengumpulan data dilakukan untuk merencanakan bangunan pengaman pantai. Dari ananlisis data pasang surut akan didapat elevasi muka air laut yang digunakan untuk menentukan elevasi mercu bangunan pengaman pantai. Dari pengolahan data angin akan diperoleh peramalan gelombang berupa tinggi, periode, dan arah gelombang. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat dipilih bangunan pengaman pantai dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu morfologi pantai, keuntungan dan kerugian masing-masing bangunan pengaman pantai, serta kondisi lingkungan yang ada pada daerah rencana. Bangunan pengaman pantai sendiri terdiri dari breakwater, groin, dan revetment. Berdasarkan hasil perhitungagan dan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, maka dipilih bangunan pengaman pantai dengan tipe detached breakwater. Detached breakwwater adalah bangunan yang dibangunan sejajar garis pantai dan berada dekat dengan dengan surf zone. Material yang digunakan adalah batu pecah dan dolos dan memiliki kemiringan 1:2. Detached breakwater tersebut memiliki beberapa lapisan, yaitu primary layer, secondary layer, dan core layer.
Studi Kapasitas Angkut dan Gerusan Lokal Pada Penampang Sungai Brantas Akibat Pilar Jembatan Tol Mojokerto-Kertosono Aisyah Amelia; Umboro Lasminto; Bambang Sarwono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.954 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26543

Abstract

Jalan Tol Mojokerto-Kertosono melintasi sungai Brantas di Kecamatan Gedeg, Mojokerto, untuk itu dibutuhkan jembatan sepanjang 299 m. Konstruksi jembatan tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya gerusan lokal pada dasar sungai maupun perubahan morfologi sungai. Oleh sebab itu perlu dilakukan studi kapasitas angkut dan gerusan lokal pada penampang sungai akibat pilar jembatan. Pada tugas akhir ini, dilakukan perhitungan debit rencana dengan metode Gumbel. Dalam analisa gerusan lokal digunakan modul Users Manual dan Reference Manual pada program Hec-Ras 5.0.3 untuk memprediksi kedalaman gerusan. Sedangkan analisa angkutan sedimen dihitung dengan permodelan sedimen pada program Hec-Ras 5.0.3. Hasil studi ini menghasilkan debit banjir rencana di sungai Brantas untuk 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun secara berturut-turut adalah 1.213,58 m3/dt, 1.444,48 m3/dt, 1.597,36 m3/dt, 1.790,53 m3/dt, 1.933,83 m3/dt, 2.076,07 m3/dt. Akibat dari contraction scour atau penyempitan sungai sebelum dibangun jembatan, pada debit 100 tahun terjadi gerusan sedalam 0,47 m di bagian kanan penampang sungai. Sedangkan setelah dibangun jembatan, diperkirakan gerusan akibat contraction scour dan pilar menjadi 7,4 m, kedalaman ini mendekati hitungan analitis sebesar 8,07 m. Angkutan sedimen sebelum ada jembatan adalah 386.551 m3 dan penurunan dasar sungai rata-rata sebesar 1,03m. Sedangkan setelah ada jembatan, volume angkutan sedimen kumulatif yang terangkut adalah 569.775 m3 dengan penurunan dasar saluran rata-rata sebesar 1,51 m.
Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek Dzakia Amalia Karima; Bambang Sarwono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.142 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26701

Abstract

Kabupaten Trenggalek yang beribukota di Trenggalek memiliki luas 126.140 Ha yang terbagi dalam 152 Kelurahan/Desa dan 14 Kecamatan. Yang menjadi lokasi studi yaitu di Teluk Sumbreng, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek. Lokasi ini memiliki potensi perikanan berupa pantai sepanjang 96 km, ketersediaan ikan cukup melimpah. Untuk memanfaatkan potensi ini dengan maksimal, pemerintah akan membangun sebuah pelabuhan sebagai sarana bagi para nelayan. Namun, diperlukan pula sarana pendukung untuk dapat menunjang kegiatan di pelabuhan itu sendiri. Salah satunya yaitu dengan membuat bangunan pemecah gelombang yang berfungsi untuk melindungi perairan di dermaga dapat tenang dan memudahkan mobilitas nelayan. Dalam perencanaan bangunan pemecah gelombang, hal yang perlu diperhatikan adalah data primer dan sekunder. Data sekunder tersebut antara lain data angin, data pasang surut, peta topografi dan batimetri di sekitar lokasi tinjau. Kemudian data-data tersebut dianaliisa untuk mendapatkan kondisi tinggi gelombang di lokasi yang akan dibangun. Data angin dianalisis menggunakan proses hindcasting sehingga didapat tinggi gelombang signifikan di laut dalam. Data pasang surut dianalisis menggunakan Metode Admiralty dan didapatkan elevasi-elevasi untuk perencanaan bangunan. Data topografi dan batimetri diperlukan untuk mendapatkan kedalaman perairan di lokasi perencanaan.Selanjutnya direncanakan bangunan pemecah gelombang. Setelah semua analisis dilakukan, dapat dihasilkan dimensi dan gambar desain hasil perencanaan bangunan pemecah gelombang. Dari hasil perencanaan tersebut juga diharapkan dapat menjadi solusi untuk melindungi pelabuhan yang ada di Teluk Sumbreng.
Studi Pengendalian Banjir Sungai Kalidawir Tulungagung Dian Ayu Ratnasari; Bambang Sarwono; Muhammad Bagus Ansori
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.996 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.9168

Abstract

Studi Pengendalian Banjir Sungai Kalidawir Tulungagung merupakan studi penanggulangan terhadap masalah banjir yang terjadi di wilayah Kalidawir. Saat musim penghujan datang, terjadi debit banjir yang besar menyebabkan beberapa wilayah sepanjang kalidawir rawan terhadap banjir bandang tadi. Hal ini terjadi karena kapasitas penampang dari hulu yang semula mampu menampung debit banjir kemudian berubah semakin mengecil karena berada di dekat sawah dan pemukimam penduduk. Karena itu diperlukan analisa hidrologi untuk mengetahui debit banjir rencana dan analisa hidrolika dengan Hec.Ras 4.1.0 untuk mengetahui kapasitas sungai Kalidawir eksisting. Upaya Pengendalian banjir yang dilakukan dengan cara normalisasi. Upaya Normalisasi sejauh 8767.5 meter dilakukan dengan beberapa pekerjaan seperti pengerukan sedimen, perencanaan krib, perencanaan ambang (Ground sill) ditambah analisa hidrolika perubahan penampang.
Site Test Performance and Numerical Study of Vertical Axis Hydrokinetic Turbine Straight Blade Cascaded (VAHT–SBC) Ridho Hantoro; Sarwono Sarwono; Fernando Parsaulian Panjaitan; Erna Septyaningrum; Nuril Hidayati
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol. 53 No. 1 (2021)
Publisher : Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2021.53.1.2

Abstract

The Vertical Axis Hydrokinetic Turbine – Straight Blade Cascaded (VAHT-SBC) is a type of energy generation technology developed to meet the increasing demand for renewable energy. Previous studies have been carried out to enhance the efficiency of the turbine through several aspects. To deploy a turbine on site, a study on its power generation and conversion is needed. In this research, the VAHT–SBC was integrated with a permanent magnet synchronous generator (PMSG) by a pulley and belt transmission system. This study was conducted by experimental and numerical analysis. The CFD simulation result showed that the highest torque of the turbine was found at 0° and 360°, with an average value of 23.923 Nm and with current velocity at 0.92 m/s. The experimental data showed that the voltage and frequency were proportional to the generator rotational speed and inversely correlated with the load given to the integration system. In the inverter, the voltage and frequency values were stable at 230 V and 56 Hz respectively. The VAHT-SBC prototype was able to produce a maximum power of 50 W on site, with a current velocity of 0.82 and 0.92 m/s.
A STUDY OF SEDIMENT DELIVERY RATIO USING AVSWAT-X IN THE CATCHMENT AREA OF PACAL RESERVOIR OF BOJONEGORO Zulis Erwanto; Nadjadji Anwar; Bambang Sarwono
Journal of Civil Engineering Vol 30, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.875 KB) | DOI: 10.12962/j20861206.v30i2.1722

Abstract

Recently, the flood intensity that brought by tributary rivers in the catchment area of Pacal reservoir has increased, both in the quantity of runoff and sediment volume. The research aims to set up erosion rate modeling and find the formulation of the Sediment Delivery Ratio (SDR) at Pacal reservoir. The research used USLE and MUSLE methods as comparator to find sediment yield accuracy at Pacal reservoir, by applying ArcView SWAT-X software. Total average annual erosion rate in the catchment area of Pacal reservoir which has area 82 Km2 calculated using USLE and MUSLE methods are 159,31 ton/ha/yr and 582 ton/ha/yr respectively. MUSLE method resulted SDR which is most closely to SDRobservation if it is compared to USLE method. In this research, MUSLE - Sediment-Discharge Rating Curve method has evaluation values MSE = 0,08; RMSE = 0,29; and Nash = 0,75. Furthermore, Sediment Delivery Ratio at catchment area of Pacal reservoir can be formulated as 0,29 3,83. DAS Waduk Pacal SDR A with value of SDRZulis = 0,27 and sediment yield obtained from MUSLE method equal to 157,40 ton/ha/yr, while from USLE method equal to 43,09 ton/ha/yr. Evaluate sediment yield of MUSLE from SDRZulis to formulation of SDR of former researcher was value of Nash = 0,89; MAE = 0,01. Based on the research result, it is expected that the institution which has responsibility in managing the catchment area of Pacal reservoir would pay high attention to zonation map of erosion risk level and can overcome sedimentation in Pacal reservoir.