Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisis Penyebab dan Mekanisme Keruntuhan Lereng Sungai Konaweha, Studi Kasus Ruas Bts. Kab. Konawe Utara/Kab. Konawe – Pohara Km 29+750 Sugiarto, Sugiarto; Maulana, Mahendra Andiek; Todingrara, Yohanis Tulak
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 6 (2022): Edisi Khusus : Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26151847.v6i0.12080

Abstract

Di Sulawesi Tenggara, ruas jalan Bts. Kab. Konawe Utara / Kab. Konawe – Pohara merupakan koridor utama yang pada tahun 2019 terjadi banjir yang mengakibatkan ruas jalan tergenang dan longsor pada beberapa titik sehingga perlu dilakukan penelitian terkait penyebab dan mekanisme terjadi longsoran di Km 29+750. Penelitian dilakukan dengan merepresentasikan pengaruh perubahan tinggi muka air sungai dan tinggi muka air tanah serta pengaruh gerusan terhadap perubahan safety factor pada lereng dengan program bantu Plaxis.  Dari hasil simulasi yang dilakukan, perilaku perubahan safety factor akibat pengaruh tinggi muka air sungai terjadi kenaikan nilai safety factor pada saat level muka air sungai naik. Namun akan terjadi penurunan nilai safety factor pada saat terjadi penurunan level muka air sungai secara tiba-tiba (drawdown). Pada kondisi lereng asli penurunan nilai safety factor sebesar 41%, pada lereng dengan variasi gerusan 1 penurunan nilai safety factor sebesar 44%, pada lereng dengan variasi gerusan 2 penurunan nilai safety factor sebesar 41%, pada lereng dengan variasi gerusan 3 penurunan nilai safety factor sebesar 51% sampai dengan nilai 0,93. Dari hasil analisa, lereng sungai konaweha mengalami keruntuhan terjadi pada saat penurunan level muka air sungai dengan kondisi tanah masih jenuh dan sudah terjadi gerusan 3.
Evaluasi Penanggulangan Banjir di Kecamatan Bangil Akibat Luapan Sungai Kedunglarangan Ahmad Wisam Abdillah; Mahendra Andiek Maulana; Bambang Sarwono
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.63799

Abstract

Banjir merupakan permasalahan yang sering terjadi pada musim penghujan. Kecamatan Bangil, Pasuruan, tidak terlepas dari masalah banjir. Banjir berasal dari luapan Sungai Kedunglarangan. Awal tahun 2020, beberapa desa di Kecamatan Bangil terendam banjir dengan tinggi genangan berkisar antara 30-50 cm. Banjir mengganggu aktivitas masyarakat terdampak karena kegiatan-kegiatan masyarakat seperti bekerja dan anak-anak sekolah terbatasi. Banjir juga menggenangi area persawahan yang siap panen sehingga merugikan para petani. Metode yang dapat diterapkan untuk menanggulangi banjir tersebut adalah normalisasi dan perencanaan tanggul sungai. Kapasitas alir penampang melintang sungai dianalisa dengan dua cara, yaitu secara manual dan menggunakan program HEC-RAS. Untuk menganalisa stabilitas lereng sungai digunakan aplikasi Geo5. Dari hasil perhitungan debit banjir maksimum rencana dengan periode ulang 25 tahun diperoleh debit banjir sebesar 246,929 m3/detik. Penampang melintang sungai direncanakan menggunakan double trapesium serta penambahan perencanaan tanggul di atas tanah dasar (untuk STA 0+000 hingga STA 0+450, sedangkan STA 0+500 hingga akhir tidak direncanakan tanggul). Dimensi penampang melintang sungai setelah normalisasi yaitu lebar sungai 85 m (dengan tanggul), 76 m (non tanggul), lebar dasar sungai 12 m, lebar terasering 11 m, kedalaman muka air sungai diukur dasar sungai sebesar 6,289 m, kemiringan lereng 1:1,5 untuk lereng trapesium atas dan bawah. Dimensi tanggul memiliki lebar atas 1,00 m, lebar dasar tanggul 4,5 m, dan ketinggian tanggul 1,50 m. Pada permukaan lereng sungai memiliki stabilitas tanah yang baik. Namun saat garis kelongsoran diperbesar pada lereng berpotensi longsor. Untuk mengantisipasi kelongsoran tersebut ada beberapa alternative yaitu dengan perencanaan geotextile wovwn, pemasangan batu bronjong, perencanaan angkur, kombinasi alternative. Penanggulangan banjir ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, terlebih lagi mampu menyelamatkan mata pencaharian masyarakat sekitar yang sebelumnya terdampak banjir tahunan karena meluapnya Sungai Kedunglarangan.
Analisis Sensitivitas Kecepatan Rata-rata Kedalaman dan Tinggi Muka Air terhadap Parameter Masukan Setting Model pada Saluran Berbelok 180° dengan Menggunakan Program Bantu Delft3D Willy Lucyta Nugraha; Mahendra Andiek Maulana; Wasis Wardoyo; Satria Damar Negara
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 19, No 1 (2021)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1292.147 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v19i1.8664

Abstract

Aliran pada belokan sungai merupakan suatu hal yang komplek. Pada saat ini, penyelesaian permasalahan belokan sungai masih menggunakan teori aliran saluran lurus. Sedangkan karakteristik aliran belokan sungai berbeda dengan karakteristik aliran sungai lurus. Dalam upaya menyelesaikan permasalahan belokan sungai, perlu dilakukan suatu pendekatan yaitu dengan analisis model numerik saluran berbelok prismatik. Analisis model numerik dilakukan dengan software Delft3D. Dalam membuat model numerik pada Delft3D, banyak parameter masukan untuk setting model yang dapat berpengaruh terhadap hasil simulasi. Sehingga diperlukan analisis yang bertujuan untuk mengetahui parameter setting model yang paling besar pengaruhnya terhadap hasil model numerik berupa kecepatan rata-rata kedalaman dan tinggi muka air. Analisis dilakukan dengan mengganti salah satu parameter masukan pada setting model, kemudian model dijalankan dan selanjutnya dianalisis hasil dari perubahan parameter masukan tersebut dengan meninjau nilai R2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk hasil simulasi tinggi muka air, parameter masukan setting model yang paling berpengaruh adalah jumlah grid dengan prosentase beda nilai R2 sebesar 9,39% sedangkan untuk hasil simulasi kecepatan rata-rata kedalaman parameter masukan setting model yang paling berpengaruh adalah kekasaran dasar saluran dengan prosentase beda nilai R2 sebesar 2,01%.
Analisa Pengaruh Penyuplaian Air Bendungan Bener Terhadap Pola Distribusi Air dan Hasil Panen Daerah irigasi Boro Kabupaten Purworejo Pangkit Arjunajati; Mahendra Andiek Maulana; Wasis Wardoyo
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 20, No 1 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1436.74 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v20i1.9546

Abstract

Berdasarkan Surat Kesepakatan Rapat Koordinasi Pengaturan Air dan Evaluasi Masa Tanam D.I. Boro Kabupaten Purworejo, D.I. Boro mengalami gagal panen pada MK2 di tahun 2016 dan tahun 2017. Gagal panen ini terjadi dikarenakan terjadi kekeringan diperkuat dengan beberapa indikator salah satunya adalah dengn dibangunnya Bendungan Bener. Bendungan ini nantinya akan dimanfaatkan untuk keperluan irigasi seluas 15519 ha, yang salah satunya adalah DI Boro yang memiliki luas 5126 ha. Suplay air yang diberikan oleh bendungan bener sebesar 456,08 liter/dt. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh suplay air Bendungan Bener terhadap Daerah Irigasi Boro. Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan metode yang tepat dan akurat, yakni menggunakan program dinamik dengan membuat 15 skenario dari 1,A hingga 3,C berdasarkan perubahan parameter seperti genotipe padi, awal musim tanam, pola tanam, dan prosentase pembagian debit tersedia. Dari data tersebut dicari nilai paling optimal berdasarkan keuntungan tertinggi dari hasil panen. Dari hasil optimasi yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa jatah air yang diberikan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada keadaan eksisiting. Keuntungan paling optimum didapatkan pada skenario 2,A dengan dengan awal masa tanam Desember II, pola tanam padi-padi-padi, genotipe padi yang digunakan adalah padi Ciherang. Keuntungan yang didapatkan sebelum dilakukannya optimasi sebesar Rp. 84.689.993.353,12 sedangkan keuntungan setelah dilakukannya optimasi sebesar Rp.161.050.654.000,00 dengan prosentase kenaikan keuntungan sebesar 52,59%.
Kajian Sistem Drainase Kota Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur Tatas Tatas; Denik Sri Krisnayanti; Mahendra Andiek Maulana
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 10, No 1 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.492 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v10i1.2682

Abstract

Kota Labuan Bajo terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Manggarai Barat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai berdasarkan Undang Undang No. 8 Tahun 2003. Wilayahnya meliputi daratan Pulau Flores bagian Barat dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, diantaranya adalah Pulau Komodo dan Pulau Rinca yang merupakan habitat binatang langka, komodo. Sebagai transit menuju habitat komodo, maka Kota Labuan Bajo mengalami pembangunan yang pesat. Pembangunan tersebut harus diimbangi pula oleh sistem drainase yang memadai. Dalam makalah ini akan disampaikan permasalahan genangan yang terjadi, pola aliran air limpasan, dan usulan zona penanganan drainase. Adapun metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan survei secara langsung ke lokasi, dengan melihat topografi, sungai utama. Selain itu dengan menggunakan beberapa program komputer yang mampu membaca topografi dan melakukan deliniasi batas daerah aliran sungai secara otomatis menggunakan Gridded Surface Subsuface Hydrology Analysis (GSSHA).Berdasarkan analisis maka dapat diambil kesimpulan bahwa genangan akibat topografi yang berbukit-bukit dan tidak didukung oleh saluran drainase yang memadai, pola aliran limpasan air yaitu langsung menuju ke laut dan ada yang ditampung terlebih dahulu oleh sungai-sungai utama, sistem penanganan drainase dapat dibagi empat zona berdasarkan daerah tangkapan hujan yaitu DAS Waebo, DAS Waemata, DAS Waekemiri, DAS Waemese.
Preliminary Reflection on Performance Indicator and Performance Factor for Infrastructure Asset Management Hitapriya Suprayitno; Ria Asih Aryani Soemitro; Mahendra Andiek Maulana; Yervi Hesna
Journal of Infrastructure & Facility Asset Management Vol 2, No 1 (2020): Journal of Infrastructure & Facility Asset Management
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.866 KB) | DOI: 10.12962/jifam.v2i1.6904

Abstract

Performance Evaluation is routine work for IAM. Related to this, the Performance Indicator and Performance Factor need to be well understood. This paper present the result of a preliminary reflection on infrastructure performance, performance indicator and performance factor. Basic Quality of infrastructure is measure by its Performance to execute its Function. Performance Factor is something that can influence the Performance. Performance may consists of several components. Each Performance components indicate different qualities. Each performance components may have different importance level and different value. Factor may consists of several factors. Each factor has its own nature as supporting or resisting to performance. Each factor has its own strength of influence, its own easiness to be manipulated, and its value.
Preliminary Recognition of River Infrastructure Mahendra Andiek Maulana; Hitapriya Suprayitno; Ria Asih Aryani Soemitro
Journal of Infrastructure & Facility Asset Management Vol 1, No 1 (2019): Journal of Infrastructure & Facility Asset Management
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1189.729 KB) | DOI: 10.12962/jifam.v1i1.5202

Abstract

River infrastructures can be defined as facilities and structures that support all activities related to river. Many infrastructures that exist along river stream but few of them are listed and recognized as an important part in the river system. The condition of assets that support the river function should be considered since it determines the sustainability of water supply system for many areas. Starting from upstream, there were dam and reservoir that constructed to reserve the water. Moreover, the water can be distributed to the downstream area for many requirements, such as irrigation system, hydro power, industrial process, etc. In the other hand, dam and reservoir also functioned as flood control that protect the downstream area from flood and inundation. In alluvial river, there were erosions that occurs as river flow velocity could transported soft soil numerously. Hence, the river bank protections were built in order to protect the nearby river infrastructures. Therefore, the infrastructures recognition as preliminary assessment to the river asset management need to be done in order to maintain the river system.
Pengaruh Tata Guna Lahan Terhadap Hidrograf Aliran Di Sub-Sub DAS Keyang-Slahung-Tempuran Menggunakan Model SWAT M. Khuzaimy Rurroziq Basthoni; Mahendra Andiek Maulana; A.A.Ngr. Satria Damarnegara
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2579-891X.v21i1.14257

Abstract

Generally, area development leads land use changing that may cause surface runoff increases. These alterations are responsible for flood and inundation in certain areas. Soil and Water Assessment Tool (SWAT) can be used to perform rainfall-runoff model. Hence, the flow change can be estimated comprehensively. To ensure the reliability of the model, calibration and validation are required. The calibration and validation stages were conducted using SUFI-2 (Sequential Uncertainty Fitting Version 2) method to determine the most influential or sensitive parameter. Meanwhile, the reliability test was assessed using the , NSE, and PBIAS methods. The reliability test for the calibration and validation provides a good result. In advance, this research shows that the increase of forest area may decreases the peak flow during flood occurrence.
Pemanfaatan Potensi Kali Geruh Sebagai Sumber Energi Listrik Terbarukan untuk Mendukung Desa Wisata Terpadu (Studi Kasus: Lembah Mbencirang, Desa Kebontunggul, Kabupaten Mojokerto) Novi Andriany Teguh; Mahendra Andiek Maulana; Mohamad Bagus Ansori; Anak Agung Ngurah Satria Damarnegara; Nadjadji Anwar
Sewagati Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.565 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i2.195

Abstract

Lembah Mbencirang merupakan suatu kawasan wisata edukasi terpadu yang terletak di Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Pembangunan kawasan wisata ini merupakan salah satu langkah yang ditempuh oleh Kepala Desa Kebontunggul demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan penduduk dengan meningkatkan perekonomian desa. Salah satu bentuk pengembangan yang direncanakan pada kawasan ini adalah pemanfaatan Kali Geruh sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) untuk desa wisata sebagai alternatif pengembangan sumber energi yang terbarukan. Pemanfaatan Kali Geruh sebagai PLTMH diharapkan dapat meminimalisir biaya suplai energi listrik untuk kawasan wisata Lembah Mbencirang, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan wisata Lembah Mbencirang. Hasil perhitungan potensi daya listrik pada Kali Geruh sebagai sumber tenaga listrik masyarakat Desa Kebontunggul Mojokerto, dengan tinggi jatuh efektif direncanakan sebesar 8,764 m dan debit andalan 75% sebesar 0,785 m3/detik, dapat dihasilkan energi listrik per hari sebesar 1268,88 kWh atau 463141,2 kWh per tahun, setara dengan pemenuhan kebutuhan energi listrik sekitar 436 orang. Selanjutnya dilakukan sosialisasi dengan menyebarkan booklet mengenai tingginya potensi yang ada tersebut agar masyarakat Desa Kebontunggul memperoleh informasi dan timbul kesadaran untuk memanfaatkan Kali Geruh sebagai sumber energi listrik terbarukan.
EVALUASI KERAPATAN JARINGAN POS PENCATATAN HUJAN DI DAS KEYANG SLAHUNG TEMPURAN, PONOROGO MENGGUNAKAN METODE KAGAN-RODDA Mar'atu Rifatil Jannah; Mahendra Andiek Maulana; Yang Ratri Savitry
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 21, No 2 (2023)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2579-891X.v21i2.15331

Abstract

The accuracy of hydrological quality and quantity data is inseparable from the importance of the hydrological postal network. The quality of data has highly effective on planning, developing, and controlling infrastructure, so the placement of rain recording posts is very important to produce the watershed produced can describe a watershed. This research uses standards from the WMO (word Meteorological Organization) and Kagan-Rodda. The results of the WMO standard produced 11 selected rain posts from 18 rain posts, while with the Kagan-Rodda method, 11 rain posts were obtained from 18 rain posts, namely Ngrayun, Pudak, Purwantoro, Bollu, Pulung, Ponorogo, Sumoro, Slahung, sawoo, Ngilo-Ilo, Sumoroto.