Koswara, Arwi Yudhi
Departemen Perencanaan Wilayah Dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PRIORITAS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PADA WISATA PANTAI TELUK HIJAU DESA SARONGAN, KABUPATEN BANYUWANGI W, Yonathan Gustaf; Koswara, Arwi Yudhi
Jurnal Penataan Ruang Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Penataan Ruang 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.724 KB) | DOI: 10.12962/j2716179X.v13i2.6677

Abstract

Suatu kawasan wisata perlu memperhatikan kenyamanan pengunjung. Hal itu dapat terpenuhi apabila terdapat perilaku masyarakat yang ramah pariwisata dan didukung dengan keberadaan infrastruktur yang mendukung. Sementara itu, salah satu wisata pantai di Indonesia yang berada di Teluk Hijau belum mempunyai infrastruktur yang memadai, seperti: jaringan jalan, jaringan listrik, dan penerangan jalan. Meski demikian, pengunjung wisata pantai Teluk Hijau tetap justru meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis infrastruktur yang dibutuhkan wisata pantai Teluk Hijau, Kabupaten Banyuwangi. Untuk mengetahui hal tersebut, penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu menilai tingkat kinerja infrastruktur eksisting dan tingkat kepentingan infrastruktur pariwisata di wisata Pantai Teluk Hijau secara deskriptif, serta mengidentifikasi infrastruktur prioritas berdasarkan analisis tingkat kinerja dan kepentingan dengan metode IPA (importance-performance analysis). Output dari penelitian ini adalah teridentifikasinya infrastruktur prioritas di wisata pantai Teluk Hijau, yaitu penyediaan titik evakuasi, penyediaan jaringan jalan, penyediaan pos kesehatan, penyediaan toilet, terminal angkutan, moda transportasi, jaringan telekomunikasi.
Karakteristik Infrastruktur Pendukung Wisata Pantai Sanggar Kabupaten Tulungagung Edwin Fahrur Rozy; Arwi Yudhi Koswara
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25197

Abstract

Pengembangan Wisata bahari lebih efektif apabila memanfaatkan potensi yang dimiliki sebagai basis pengembangan. Kecamatan Tanggunggunung memiliki potensi potensi wisata yang perlu didukung, sehingga memberikan pengaruh eksternal dalam mendukung kegiatan wisata di kawasan Pantai Sanggar. Salah satu bentuk dukungan yaitu penyediaan infrastruktur yang masih perlu untuk dilakukan pengembangan maupun peningkatan dalam mencapai tujuan yaitu memberikan dukungan terhadap kegiatan wisata. Oleh sebab itu, di perlukan pengembangan infrastruktur pendukung wisata. Penelitian ini menggunkan metode analisis deskriptif untuk mencari karakteristik infrastruktur pendukung wisata pantai sanggar. Peneliti ini menghasilkan karakteristik infrastruktur yang ada di pantai Sanggar. Kondisi infrastrukur bermacam macam mulai dari kondisi tidak ada sampai sampai ada, seperti infrastruktur yang sudah ada adalah kondisi jalan yang masih berupa macadam sepanjang kurang lebih 2 Km, tempat makan yang kondisinya masih sederhanya yang terdapat di desa Jelungharjo dan pantai Sanggar, tempat parkir yang menggunakan halaman rumah warga, penyediaan air bersih dan rambu rambu petunjuk jalan dan arah sudah tersedia yang ada di pintu masuk desa jenglungharjo dan di pantai, yang terakhir yaitu fasilitas amenitas yang berupa gazebo. Sedangkam untuk yang belum ada seperti pusat souvenir, kantor pusat informasi dan pelayanan, pos keamanan.
Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan Berdasarkan Neraca Air Siska Aprilia Sari; Arwi Yudhi Koswara
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.47942

Abstract

Prigen merupakan daerah yang memiliki sumber air melimpah dengan kualitas baik. Seiring bertambahnya waktu, kondisi ini menyebabkan aktivitas industri berkembang pesat. Selain industri, jumlah penduduk di Prigen juga meningkat. Dampaknya kebutuhan air domestik dan tutupan lahan juga ikut meningkat. Hal tersebut berpotensi memberikan dampak yang besar terhadap ketersediaan sumberdaya air didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan pengelolaan sumberdaya air di Prigen berdasarkan kondisi faktual dan analisis neraca air. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalistik dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis neraca air dan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, Ketersediaan air di Prigen untuk kegiatan domestik dan industri yang menggunakan air tanah berada dalam kondisi aman bersyarat, sedangkan ketersediaan air untuk kegiatan pertanian yang menggunakan air sungai masih berada dalam kondisi aman. Arahan pengelolaan sumberdaya air di Prigen difokuskan kepada dua hal yaitu, konservasi kawasan lindung dan pengendalian akivitas di Prigen yang berfungsi sebagai daerah resapan air.
Arahan Pengembangan Desa Tertingga Kabupaten Bondowoso Berdasarkan Aspek Sosial, Ekonomi, dan Infrastruktur Amelia Puspasari; Arwi Yudhi Koswara
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17833

Abstract

Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu kabupaten tertinggal di Provinsi Jawa Timur berdasarkan RPJMN tahun 2015-2019. Selain itu, terdapat kesenjangan antara nasional dan kabupaten sehingga perlu dilakukan identifikasi dan pengembangan desa tertinggal di Kabupaten Bondowoso. Permasalahan rendahnya kualitas dari Sumber Daya Manusia (SDM), pelayanan infrastruktur dasar yang belum memadai antara desa satu dengan desa lainnya, dan permasalahan tingginya angka kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Bondowoso sehingga untuk mengatasi hal tersebut dilakukan arahan pengembangan desa tertinggal Kabupaten Bondowoso berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan infrastruktur. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pegembangan desa tertinggal di Kabupaten Bondowoso berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan infrastruktur. Penelitian ini menggunakan teori pegembangan wilayah, pengembangan daerah tertinggal, dan pembangunan perdesaan dengan menggunakan Analisis Faktor Eksplanatory untuk menentukan faktor yang berpengaruh terhadap ketertinggalan desa, Analisis Biplot digunakan untuk tipologi desa tertinggal berdasarkan aspek sosial, ekonomi, serta infrastruktur, dan Analisis Deskripsi digunakan untuk merumuskan arahan pengembangan desa tertinggal berdasarkan aspek-aspek yang diprioritaskan. Dari hasil penelitian terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap ketertinggalan desa di Kabupaten Bondowoso yaitu faktor kualitas SDM, perekonomian masyarakat, kondisi infrastruktur sosial, kondisi infrastruktur ekonomi. Berdasarkan hasil tipologi desa terdapat 95 desa tertinggal di Kabupaten Bondowoso yang terbagi menjadi 3 tipologi. Tipologi A sebanyak 9 desa, Tipologi B sebanyak 59 desa, dan Tipologi C sebanyak 27 desa. Arahan tipologi A peningkatan salah satu aspek SDM dan infrastruktur sosial atau perekonomian dan infrastruktur ekonomi. Arahan tipologi B peningkatan salah satu aspek SDM dan infrastruktur sosial dan atau perekonomian dan infrastruktur ekonomi. Arahan tipologi C peningkatan aspek SDM dan infrastruktur sosial serta perekonomian dan infrastruktur ekonomi.
Faktor Penentu Lokasi Sentra Industri Kecil Pengolahan Hasil Perikanan Tangkap di Kawasan Pesisir Kota Pasuruan Farida Puspita Rini; Arwi Yudhi Koswara
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.314 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25016

Abstract

Kota Pasuruan merupakan salah satu kawasan pesisir strategis penghasil sumber daya perikanan yang melimpah  serta mempunyai jumlah tenaga kerja lapangan usaha perikanan yang tinggi di wilayah Provinsi Jawa Timur. Namun kondisi industri kecil pengolahan hasil perikanan tangkap yang dikelola dalam skala rumah tangga masih tersebar dan tingkat produktivitas mengalami penurunan dikarenakan belum adanya lokasi sentra industri kecil pengolahan hasil perikanan tangkap yang sesuai dan tepat untuk mendukung kegiatan produksi pengolahan perikanan tangkap kawasan pesisir Kota Pasuruan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bobot faktor penentu lokasi pengembangan sentra industri kecil pengolahan hasil perikanan tangkap di kawasan pesisir Kota Pasuruan melalui teknik analisis AHP (Analytical Hirarki Process). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 6 (enam) faktor dan 20 variabel penelitian dengan bobot tertinggi pada faktor bahan baku sebesar 0.248 atau 25% dari keseluruhan total bobot faktor yang ada. Sehingga bahan baku menjadi faktor prioritas pertama. Penelitian ini dilakukan di 7 kelurahan pesisir Kota Pasuruan dengan 2 (dua) tahapan penelitian.
Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Karanggongso dan Pantai Prigi di Kabupaten Trenggalek Astarina Cleosa Damayanti; Arwi Yudhi Koswara
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.849 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25052

Abstract

Kabupaten Trenggalek merupakan Kabupaten pada pesisir selatan yang memiliki potensi wisata pantai yang besar. Pantai yang berkembang adalah pantai Karanggongso dan pantai Prigi. Kedua pantai tersebut memiliki karakteristik yang berbeda yang mengakibatkan terjadinya perbedaan jumlah kunjungan  yang signifikan. Selama ini pengembangan kepariwisataan kurang adanya keterpaduan pembangunan komponen daya tarik wisata.. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah arahan pengembangan kawasan wisata Pantai Karanggongso dan Pantai Prigi di Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini dilakukan pada 2 pantai yaitu pantai Karanggongso dan pantai Prigi. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, Delphi dan triangulasi. Hasil dari penelitian ini berupa arahan pengembangan kawasan wisata pantai Karanggongso dan pantai Prigi, yaitu pada ODTW di pantai Karanggongso diharapkan mempertahankan atraksi wisata yang ada, sedangkan pantai Prigi harus menambahkan atraksi wisata dan mempertahankan Larung Sambonyo. Pada aksesibilitas diarahkan untuk pelebaran jalan dan memperbaiki kondisi jalan. Perbaikan dan penambahan fasilitas dan infrastruktur. Aspek kelembagaan dan partisipasi masyarakat juga diperlukan demi perkembangan kawasan wisata pantai. Untuk menjaga keindahan pantai diarahkan untuk selalu menjaga kondisi lingkungan baik didarat maupun bawah laut serta pentingnya promosi wisata untuk lebih mengenalkan kawasan wisata pantai Karanggongso dan pantai Prigi.
Faktor - Faktor Pengembangan Ekowisata Pada Pantai Pathok Gebang dan Ujung Pakis di Desa Jengglungharjo Dimas Pandjisetya Wiyandhita; Arwi Yudhi Koswara
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.532 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.27940

Abstract

Desa Jengglungharjo memiliki lokasi yang masih alami serta memiliki objek wisata yang menarik yaitu wisata pantai serta wisata edukasi berupa konservasi penyu. Lokasi konservasi penyu berada pada Pantai Pathok Gebang dan Pantai Ujung Pakis serta penangkaran penyu yang berada pada permukiman warga desa. Jenis penyu yang berada pada lokasi wisata merupakan penyu yang tergolong dalam kategori kritis tingkat kepunahannya dan upaya penyelamatanya masih minim. Di lokasi lain banyak pantai serupa yang belum dikembangkan. Penelitian ini  bertujuan menentukan faktor – faktor pengembangan ekowisata pada Pantai Pathok Gebang dan Pantai Ujung Pakis di Desa Jengglungharjo. harapanya nantinya faktor – faktor yang didapat dapat digunakan pada lokasi pantai lainya. Adapun faktor - faktor pengembangan ekowisata pada Pantai Pathok Gebang dan Pantai Ujung Pakis di Desa Jengglungharjo meliputi peningkatan optimalisisasi dari masing – masing faktor yaitu faktor lingkungan, faktor sosial budaya, faktor Pendidikan, faktor ekonomi, faktor kelembagaan, faktor keamanan dan faktor fasilitas dalam mendukung kegiatan wisata konservasi penyu
Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat Fathun Qolbi; Arwi Yudhi Koswara
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.082 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28922

Abstract

Tanjung Lesung merupakan wilayah pesisir yang terletak di Desa Tanjungjaya Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang dan sudah lama dikenal sebagai kawasan pariwisata karena memiliki pasir putih dan panorama yang indah, baik di daratan maupun bawah air. Tanjung Lesung telah ditetapkan sebagai KEK Pariwisata berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung, dan semakin menguatkan peran kawasan ini sebagai kawasan pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan kawasan wisata Tanjung Lesung berbasis partisipasi masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Sasaran dalam penelitian ini adalah Identifikasi faktor-faktor berpengaruh dalam Pengembangan Pariwisata Pantai Tanjung Lesung berbasis partisipasi masyarakat menggunakan analisis deskriptif, Mengidentifikasi bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan Pariwisata Pantai Tanjung Lesung menggunakan analisis delphi setelah itu Merumuskan arahan pengembangan Pariwisata Pantai Tanjung Lesung berbasis partisipasi masyarakat dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian berupa  arahan pengembangan yang tepat dengan melibatkan partisipasi masyarakat yaitu membuka lapangan pekerjaan di sektor pariwisata dari masyarakat sebagai salah satu daya tarik wisata,  perbaikan dan peningkatan sarana prasarana yaitu salah satunya masalah persampahan di Tanjung Lesung.,  membuat tempat pelatihan berupa training center untuk memberikan pendidikan dan pemahaman bagi masyarakat setempat di bidang keterampilan dan keprofesian, dan menjadikan kawasan wisata pantai Tanjung Lesung memiliki tenaga kerja profesional dan kompeten di bidang pariwisata dan kegiatan bisnis.
Tipologi Ketertinggalan Desa di Kabupaten Situbondo dengan Analisis Kluster pada ArcGIS dan Excel Luqman Raharjo; Arwi Yudhi Koswara
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.629 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.29152

Abstract

Permasalahan ketertinggalan suatu daerah dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah sarana dan prasarana, perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, dan kelembagaan. Kabupaten Situbondo merupakan salah satu potret daerah tertinggal di Provinsi Jawa Timur yang ditetapkan oleh Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Jumlah desa tertinggal di Kabupaten Situbondo tidak mengalami perubahan kuantitas dalam rentang waktu antara 2004 hingga 2015, yakni berjumlah 12 desa. Penelitian untuk menentukan tipologi ketertinggalan desa di Kabupaten Situbondo mendesak untuk dilakukan. Penelitian ini mengkuantifikasi data-data dari 4 indikator yang berisikan 13 variabel dengan analisis kluster melalui perangkat lunak Excel dan ArcGIS untuk memudahkan pembacaan kondisi ketertinggalan desa melalui peta. Penulis menetapkan jumlah kluster (tipologi) sejumlah 3 kluster. Analisis kluster dimulai dari variabel-variabel untuk menemukan rentang ketertinggalan per variabel. Hasil dari analisis kluster per variabel digabungkan untuk menentukan ketertinggalan per desa sehingga dapat membentuk tipologi ketertinggalan desa. Terdapat tiga tipologi ketertinggalan desa di Kabupaten Situbondo, yaitu tipologi 1, sangat tertinggal, berisikan 4 desa dengan tingkat ketertinggalan parah pada aspek sarana dan prasarana dasar dan menengah pada aspek perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, dan kelembagaan. Tipologi 2, moderat, berisikan 6 desa dengan tingkat ketertinggalan menengah pada sarana dan prasarana dasar serta perekonomian masyarakat dan kelembagaan serta ringan pada sumber daya manusia. Tipologi 3, berpotensi maju, berisikan 2 desa dengan tingkat ketertinggalan menengah pada sarana dan prasarana dasar dan perekonomian masyarakat, serta ringan pada sumber daya manusia dan kelembagaan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Integrasi Daya Tarik Wisata (DTW) di Kawasan Wisata Bulak Surabaya Faricha Astri Ananda; Arwi Yudhi Koswara
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.989 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.34253

Abstract

Kota Surabaya memiliki kawasan strategis yang berpotensi dikembangkan untuk mendukung eksistensi pengembangan wilayah kota Surabaya di masa mendatang, salah satunya adalah kawasan kota tepi pantai yang berada di Unit Pengembangan III Tambak Wedi yaitu Kecamatan Bulak. Kawasan ini memiliki beberapa Daya Tarik Wisata (DTW) dengan kunjungan wisata yang cukup besar dan dapat dikembangkan secara optimal dengan pengembangan pariwisata alam dan buatan serta permukiman nelayan. Namun wisata dan aktifitas masing-masing DTW di kawasan Bulak ini masih terpisah-pisah. Agar pengembangan kawasan wisata lebih maksimal dan merata kunjungannya, pariwisata pesisir Bulak perlu diintegrasikan keberadaan potensi DTW yang ada dalam satu kawasan wisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang sesuai dalam mengembangkan pariwisata dengan mengintegrasikan DTW di kawasan wisata Bulak Surabaya.  Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mendapatkan karakteristik integrasi kawasan kemudian analisis delphi untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi DTW. Hasil arahan dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi daya tarik wisata di kawasan wisata Bulak Surabaya.