Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Proses Oksidasi Biokimia untuk Pengolahan Limbah Simulasi Cair Organik Radioaktif Gunandjar Gunandjar; Zainus Salimin; Sugeng Purnomo; Ratiko Ratiko
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 4 No 1 Mei 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.737 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2010.4.1.220

Abstract

Kegiatan industri nuklir menimbulkan limbah cair organik seperti limbah detergen dari pencucian pakaian kerja, pelarut 30% TBP (tri-n-butyl phosphate) dalam kerosen dari pemurnian ataupun pengambilan uranium dari gagalan fabrikasi elemen bahan bakar, pelarut yang mengandung D2EHPA (di-2-ethyl hexyl phosphoric acid) dan TOPO (trioctyl phospine oxide) dalam kerosin dari pemurnian asam fosfat. Limbah tersebut bersifat bahan berbahaya dan beracun (B-3) serta radioaktif, oleh karena itu limbah tersebut harus diolah sehingga terjadi detoksifikasi B-3 dan dekontaminasi radionuklidanya. Telah dilakukan penelitian proses oksidasi biokimia pengolahan limbah simulasi cair organik radioaktif dari pencucian pakaian kerja menggunakan campuran bakteri mutan aerob bacillus sp, pseudomonas sp, arthrobacter sp, dan aeromonas sp. Limbah berkadar deterjen 1,496 g/L, aktivitas 10-1Ci/m3, dengan COD (Chemical Oxygen Demand) 128, BOD (Biological Oxygen Demand) 68 dan TSS (Total Suspended Solid) 1000 ppm, diolah dengan oksidasi biokimia dengan penambahan bakteri yang diberi nutrisi nitrogen dan fosfor, dan diaerasi. Hasilnya menunjukkan bahwa bakteri mampu menguraikan detergen menjadi karbon dioksida dan air sehingga memenuhi baku mutu air golongan B dengan kadar BOD dan COD berturut-turut berharga 6 dan 0 ppm, diperlukan waktu penguraian 106 jam untuk pemenuhan baku mutu tersebut. Semakin lama waktu proses memberikan kadar padatan total dalam lumpur semakin besar karena biomassa yang terbentuk dari massa koloni bakteri yang hidup dan mati semakin banyak.
Cs-137 AND Co-60 CONCENTRATION REMOVAL ON RADIOACTIVE LIQUID WASTE BY ION EXCHANGE AND COAGULATION-FLOCCULATION METHOD Pinky Septria Adella; Asih Wijayanti; Dwi Indrawati; Sugeng Purnomo
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Volume 1, Number 1, October 2017
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1082.459 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v1i1.2402

Abstract

Radioactive liquid waste is a hazardous and toxic waste which comes from nuclear research laboratory. This waste may cause explosion when treated with evaporator. Aim: This research was intended to reduce and determine the best removal method of Cs-137 and Co-60 from radioactive liquid waste. Methodology and Result: Methods used in this research are ion exchange and coagulation-flocculation method. In ion exchange method used two types of reactor that is continuous reactor and batch reactor with variables of debit, material type, mesh size and mass of material, while in coagulation-flocculation method used jar test with ferro sulfate coagulant dose variables. Continuous reactor consisting of separating funnel and chromatography column with a diameter of 4 cm and height 60 cm, whereas in batch reactor used jar test stirrer. The application of radioactive liquid waste treatment is done using selected method, with the start condition for Cs-137 of 3 x 10-5 mCi/L and for Co-60 of 4.8 x 10-6 mCi/L. Application of Ion Exchanger with Continuous Reactor Speed 60 mL/10 sec and Coagulation-Flocculation with dose of 100 mmol/L in pH 8 effluent result the value for Cs-137 and Co-60 that undetected or very little, below 10-6 mCi/L. Conclusion, significance and impact study: The conclusion of this study is suitable with the Government Regulation Number 10 of 1997 about nuclear power, the limit of quality standard for Cs-137 and Co-60 is below 10-6 mCi/L. So the appropriate method to treat of Cs-137 and Co-60 are Ion Exchanger with Continuous Reactor Speed 60 mL/10 sec and Coagulation-Flocculation with dose of 100 mmol/L in pH 8.
Pendampingan Pola Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Untuk Menekan Angka Kejadian Covid-19 Pada Kader Wilayah Puskesmas Nguter Sukoharjo. Siti Marufah; Lilik Wijayanti; Yulia Sari; Widia Susanti; Sigit Setyawan; Sri Haryati; Endang Listyaningsih S; Sugeng Purnomo
Smart Society Empowerment Journal Vol 1, No 2 (2021): Smart Society Empowerment Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (936.688 KB) | DOI: 10.20961/ssej.v1i2.52867

Abstract

Pendahuluan :Sejak wabah pertama dilaporkan di Wuhan, Cina pada Desember 20191 virus corona (COVID-19) dengan cepat menjadi perhatian global. WHO menyatakan wabah virus sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Saat ini lebih dari 100 juta orang telah terinfeksi COVID-19, dengan lebih dari dua juta kematian di seluruh dunia2. Data covid-19 di Indonesia lebih dari 1 juta ditahun 2021 dengan angka kematian diangka 25.000 orang . Kabupaten sukoharjo, merupakan salah satu kabupaten yang menyumbangkan pasien covid-19 dengan jumlah saat ini mencapai lebih dari 4300 orang (corona kab sukoharjo, 2021).  Dalam upaya untuk memperlambat laju infeksi dan kematian, pemerintah di kabupaten sukoharjo telah membentuk tim “Sukoharjo tanggap COVID-19” yang bertugas untuk membagikan 34.500 masker ke masyarakat, penutupan tempat makan, fasilitasi tempat cuci tangan di pasar, Pengadaan rumah sehat Covid-19, tim posko covid-19 siaga 24 jam, penundaan pelayanan langsung pemerintahan dan pembatalan hajatan masyarakat. Walaupun pemerintah sangat tanggap dalam upaya pencegahan covid-19 ini, tapi untuk sosialisasi dan pendampingan langsung kepada keluarga belum maksimal, yaitu pada kepatuhan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), juga termasuk protocol kesehatan pencegahan covid. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan faktor terdekat dalam penularan covid, sehingga menunjukan pentingnya keluarga sebagai fokus dalam pencegahan penyebaran Covid-19.Metode: Pengabdian ini akan dilakukan dengan memberikan intervensi berupa pemdampingan dengan pemberian edukasi dan monitoring tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna pencegahan Covids-19 di wilayah puskesmas Bendosari, Sukoharjo. Perilaku hidup sehat ini juga meliputi kepatuhan penggunaan menggunakan masker, jaga jarak dan mencuci tangan.Hasil dan pembahasan: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh 47 kader dengan protokol kesehatan yang ketat. Selama kegiatan berlangsung, kader sangat antusias dalam menyimak edukasi yang  ditampilkan  dalam  bentuk  presentasi power  point, mereka  juga  interaktif  dalam berdiskusi. Berdasarkan hasil pengabdian, terjadi peningkatan pengetahuan menjadi 63, dengan terlihat hampir 85% peserta pada materi PHBS dan Protokol kesehatan memiliki pengetahuan yang sangat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa pengabdian yang dilaksanakan efektif dan sesuai dengan data sebelumnya bahwa Promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan secara terus menerus dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap PHBS.Kesimpulan: Pelaksanaan pengabdian berjalan dengan efektif dengan peningkatan pengetahuan tentang Covid-19, PHBS dan Protokol kesehatan dalam rangka menekan angka penyebaran covid-19.Kata kunci : Pendampingan, covid-19, PHBS.
Cs-137 AND Co-60 CONCENTRATION REMOVAL ON RADIOACTIVE LIQUID WASTE BY ION EXCHANGE AND COAGULATION-FLOCCULATION METHOD Pinky Septria Adella; Asih Wijayanti; Dwi Indrawati; Sugeng Purnomo
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Volume 1, Number 1, October 2017
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v1i1.2402

Abstract

Radioactive liquid waste is a hazardous and toxic waste which comes from nuclear research laboratory. This waste may cause explosion when treated with evaporator. Aim: This research was intended to reduce and determine the best removal method of Cs-137 and Co-60 from radioactive liquid waste. Methodology and Result: Methods used in this research are ion exchange and coagulation-flocculation method. In ion exchange method used two types of reactor that is continuous reactor and batch reactor with variables of debit, material type, mesh size and mass of material, while in coagulation-flocculation method used jar test with ferro sulfate coagulant dose variables. Continuous reactor consisting of separating funnel and chromatography column with a diameter of 4 cm and height 60 cm, whereas in batch reactor used jar test stirrer. The application of radioactive liquid waste treatment is done using selected method, with the start condition for Cs-137 of 3 x 10-5 mCi/L and for Co-60 of 4.8 x 10-6 mCi/L. Application of Ion Exchanger with Continuous Reactor Speed 60 mL/10 sec and Coagulation-Flocculation with dose of 100 mmol/L in pH 8 effluent result the value for Cs-137 and Co-60 that undetected or very little, below 10-6 mCi/L. Conclusion, significance and impact study: The conclusion of this study is suitable with the Government Regulation Number 10 of 1997 about nuclear power, the limit of quality standard for Cs-137 and Co-60 is below 10-6 mCi/L. So the appropriate method to treat of Cs-137 and Co-60 are Ion Exchanger with Continuous Reactor Speed 60 mL/10 sec and Coagulation-Flocculation with dose of 100 mmol/L in pH 8.