Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

IDENTIFIKASI GEOLOGI LINGKUNGAN PADA EVALUASI TAPAK FASILITAS NUKLIR BNI-STP, PENAJAM PASER UTARA Heni Susiati; Herning Dyah Kusuma; Hil Gendoet Hartono; Sriyana Sriyana
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 19, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2017.19.2.4047

Abstract

Dalam kaitannya rencana pengembangan industri kenukliran di Buluminung yaitu BNI-STP (Buluminung Nuclear Industry-Science Technology Park), maka survei tapak kawasan fasilitas nuklir yang akan dikembangkan sangat penting dilakukan. Survei tapak, khususnya identifikasi karakteristik geologi lingkungan di BNI-STP telah dilakukan.  Tujuan penelitian adalah memperoleh data baseline karakteristik geologi lingkungan yang meliputi indentifikasi data stratigrafi (litologi, susunan perlapisan tanah/ batuan), struktur geologi, vulkanologi, roman permukaan, kegempaan, dan hidrogeologi. Metodologi evaluasi tapak dilakukan dengan studi literatur dan geologi lapangan. Hasil pelaksanaan studi literatur dan geologi lingkungan lapangan menunjukkan bahwa data karakteristik geologi lingkungan di kawasan fasilitas nuklir BNI-STP berupa kekar berarah relatif utara selatan dan struktur sayap lipatan yang berarah timur laut-barat daya yang terbentuk pada masa Mio-Pliosen. Litologi penyusun pada Area BNISTP berupa batupasir, serpih dan batubara yang termasuk dalam Formasi Balikpapan. Sebagian area ditutupi oleh endapan sungai lempung dan endapan rawa. Di samping itu tidak dijumpai indikasi adanya struktur tektonik aktif maupun vulkanisme aktif di area BNISTP.
Fasies dan Lingkungan Pengendapan Formasi Jonggrangan pada Jalur Lintasan Sentul-Gunung Jonggol, Pegunungan Kulon Progo Bagian Timur Herning Dyah Kusuma; Hanindya Ramadhani; Mochamad Indra Novian; Muhammad Amirul Furqon; Yoga Arimawan; Irra Aprilia Citra
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 29, No 2 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/risetgeotam2019.v29.1002

Abstract

Formasi Jonggrangan tersingkap dengan baik di daerah Sentul- Gunung Jonggol, bagian timur dari Pegunungan Kulon Progo. Terbatasnya informasi stratigrafi rinci mengenai Formasi Jonggrangan menyebabkan sejarah pengendapan formasi ini masih menjadi topik menarik untuk diteliti. Pengukuran stratigrafi serta analisa petrografi dan paleontologi telah dilakukan di area ini untuk mengetahui fasies dan memprediksi lingkungan pembentukannya. Berdasarkan karakter fisik dan biotanya Formasi Jonggrangan di daerah penelitian dapat dibagi menjadi 6 fasies batuan, yakni fasies tuff, fasies batupasir karbonatan, fasies batugamping pasiran, fasies batugamping koral/rudstone, fasies algal bindstone-coraline framestone dan fasies konglomerat polimik. Lingkungan pengendapan Formasi Jonggrangan diinterpretasikan berada pada daerah interior normal marine, reef crest/margin and reef slope. Hasil analisis fosil foraminifera mengindikasikan pengendapan formasi ini dimulai pada Miosen Awal (N4) dan diakhiri di Miosen Tengah (N9).The Jonggrangan Formation are well exposed in the Sentul - Gunung Jonggol area, at the eastern part of Kulon Progo Mountain. Limited detailed stratigraphic information causes the evolution of the depositional of the formation is an interesting topic to study. Stratigraphic measurement along with petrographic and paleontology analyses of this formation have been carried out to identify their facies and predict the development of depositional environment. Based on the physical character and content of the biota, the Jonggrangan Formation can be grouped into 6 facies tuff facies, allochemic sandstone facies, sandy limestone facies, rudstone facies, algal bindstone-coraline framestone facies and polymict conglomerate facies. The depositional environment of Jonggrangan Formation are in the platform of interior normal marine, reef crest/margin and reef slope. Result of the foramminifera fossil anaysis indicates that the deposition of this formation started in the Early Miocene (N4) and terminated in the Middle Miocene (N9). 
Geokimia Daerah Panasbumi Gunung Pandan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur Hanindya Ramadhani; Herning Dyah Kusuma Wijayanti; Paramitha Tedja Trisnaning
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 1, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1173.875 KB) | DOI: 10.14710/jgt.1.3.2018.107-112

Abstract

Pulau Jawa memiliki potensi sumberdaya panasbumi yang tinggi, dibuktikan dengan se-kitar 70% jumlah lapangan panasbumi yang telah beroperasi di Indonesia terletak di Pulau Jawa. Sebagian besar prospek yang telah diidentifikasi berasosiasi dengan gunungapi, khususnya yang berumur Kuarter. Eksplorasi dan eksploitasi panasbumi di Pulau Jawa, hingga saat ini banyak berfokus di Jawa Tengah dan di bagian timur Jawa Barat. Minimnya penyelidikan panasbumi di daerah Jawa Timur menyebabkan kurangnya informasi mengenai sistem panasbumi di wilayah ini. Gunung Pandan merupakan salah satu gunungapi yang terletak di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Kehadiran manifestasi mataair panas dan kolam lumpur menjadi salah satu indikasi prospek energi panasbumi. Penelitian terhadap kehadiran manifestasi panasbumi dapat menjadi referensi dalam melakukan penyelidikan detail potensi panasbumi di daerah ini. Pengamatan geologi lapangan dan pengambilan sampel air pada lokasi mataair panas dan kolam lumpur mencakup koordinat dan ketinggian lokasi pengambilan sampel, jenis litologi, serta temperatur dan pH manifestasi. Sampel air diuji di laboratorium guna mengetahui kandungan unsur kimianya, selanjutnya dilakukan analisis terkait tipe fluida dan geotermometer. Daerah Gunung Pandan, terutama pada setiap lokasi penyelidikan, tertutup endapan limonit dan sebagian lokasi dijumpai adanya travertine. Hasil analisis menunjukkan fluida di ke empat daerah memiliki tipe Sodium Klorida yang dicirikan dengan kandungan Na + K dan Cl yang tinggi, serta memiliki sifat air dewasa. Hasil analisis geothermometer, diperkirakan temperatur terendah reservoir sebesar 153° C dan temperatur tertinggi reservoir sebesar 222°C.
Paleogeography And Sedimentation Dynamics Of Ujoh Bilang-Batubelah Limestone Member, Upstream Mahakam River, Ujoh Bilang Area, East Kalimantan Province Indra Novian; Herning Dyah Kusuma Wijayanti
Journal of Applied Geology Vol 4, No 2 (2012)
Publisher : Geological Engineering Department Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2305.127 KB) | DOI: 10.22146/jag.7201

Abstract

-
STRATIGRAFI KONTAK FORMASI SEMILIR DAN NGLANGGRAN PADA JALUR PILANGREJO, NGLIPAR, GUNUNG KIDUL Herning Dyah Kusuma Wijayanti
JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Engineering Faculty Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jge.v8i2.202

Abstract

Berdasarkan penelitian terdahulu Formasi Semilir identik dengan proses vulkanisme yang bersifat eksplosif, sedangkan Formasi Nglanggran identik dengan proses vulkanisme yang bersifat efusif. Peralihan antara dua fase tersebut dapat dipelajari salah satunya di jalur Pilangrejo. Peralihan Formasi Semilir dan Nglanggran di lokasi ini menarik untuk diteliti karena singkapan menunjukkan kemenerusan yang dapat diikuti sehingga bisa memberikan data yang baik untuk penelitian. Dengan mempelajari stratigrafi pada daerah tersebut, diharapkan dapat mengetahui bagaimana proses geologi yang berkaitan dengan sejarah vulkanisme di Pengunungan Selatan khususnya di daerah penelitian. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan cara membuat kolom stratigrafi terukur dengan skala 1:100 disertai dengan pengambilan sampel untuk analisa petrografi dan paleontologi. Kolom stratigrafi yang telah dibuat selanjutnya akan dianalisa fasies pengendapannya. Sampel petrografi dan paleontologi yang terpilih akan dianalisa di laboratorium geologi. Urutan stratigrafi di daerah penelitian dimulai dari Formasi Semilir yang tersusun oleh perselingan tuf sedang-halus-sangat halus, kearah atas berubah menjadi breksi pumice-lapili yang berangsur berubah menghalus menjadi tuf. Di bagian atas terendapkan Formasi Nglanggran berupa batupasir tufan yang ditutupi oleh breksi andesit. Hubungan stratigrafi Formasi Semilir dan Nglanggran di daerah penelitian adalah selaras. Terendapkan pada umur N4-N5 (Miosen Awal), pada lingkungan laut (neritik-batial). Batuan di daerah penelitian merupakan hasil dari resedimentasi syn-eruptive pyroclastic dan volcanogenic sedimentarydengan mekanisme pengendapan arus densitas-turbidit. 
KARAKTERISTIK BATUAN ASAL (BEDROCK) PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT PADA DAERAH X DAN SEKITARNYA KABUPATEN MOROWALI UTARA SULAWESI TENGAH Andarias Biney; Amara Nugraheni; Herning Dyah Kusuma Wijayanti
KURVATEK Vol 7 No 2 (2022): Energy Management and Sustainable Environment
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v7i2.3166

Abstract

Abstract Administratively, the research area is included in North Morowali Regency, Central Sulawesi Province, Central Java Province, which is in the 49 S zone with UTM (Universal Transverse Mercator) coordinates 9152800 – 9152800 400800 - 406800 mE with an area of ​​± 54 km2 (9 km x 6 km). ). One of the factors that influence the formation of laterite nickel deposits is the source rock. The purpose of this research is to focus on the characteristics of the original rock, namely ultramafic rock based on the intensity of serpentinization, its constituent minerals, and its relation to the laterization potential of nickel deposits in area X and its surroundings, North Morowali Regency, Central Sulawesi. The research method used is literature study, field activities (surface mapping), data processing (laboratory analysis and studio analysis), and report generation. Based on megascopic data, the research area consists of three units, namely alluvial units, peridotite rock units and limestone units. Based on petrographic analysis, the characteristics of the original rock in 10 rock samples were dominated by dunite and followed by serpentinized dunite, harzburgite, lerzolite, wehrlite, and serpentinite. The main mineral compositions in the rock are olivine, clinopyroxene, orthopyroxene, and group serpentine (antigorite, lizardite and talc). Laterite distribution in the research area is dominated by rocky laterite and laterite, with the prospect area being in the eastern part of the study area. The distribution of serpentinization zones based on the intensity level of serpentine minerals in the rock, found in the western hills is dominated by very low-medium serpentinization, while the eastern hills are dominated by low-high serpentinization. Key words : Origin Rock, Laterite, North Morowali, Petrography, Serpentinization
Analisis Arah Angin Pembentuk Gumuk Pasir Berdasarkan Data Morfologi dan Struktur Sedimen, Daerah Pantai Parangtritis, Daerah Istimewa Yogyakarta. Herning Dyah Kusuma Wijayanti; Fikri Abubakar
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-11 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gumuk pasir di Parangtritis merupakan satu-satunya bentang alam eolian di Indonesia. Proses pembentukan gumuk pasir ini dipengaruhi oleh interaksi dari kekuatan gelombang dan angin di Pantai Selatan Jawa. Arah angin pembentuk gumuk pasir dapat diketahui dengan melakukan analisa arus  yang terekam pada struktur sedimen. Bentukan dari gumuk pasir tersingkap dengan baik di pinggir jalan parangtritis digunakan sebagai lokasi pengamatan gumuk pasir beserta struktur sedimen silang siur dan gelembur arus yang berkembang. Sebanyak 100 data pengukuran dilakukan pada lapisan silang siur dan gelembur arus. Data tersebut diolah ke dalam diagram mawar untuk mengetahui arah maksimum dari angin. Morfologi gumuk pasir berdasarkan citra dan pengamatan di lapangan diinterpretasikan termasuk tipe barchan. Arah angin pembentuk gumuk pasir dari hasil analisa morfologi gumuk pasir mengarah ke N330oE. Data pengukuran struktur silang siur menunjukkan pola bimodal oblique dimana arus berasal dari arah N290oE dan arah N70oE. Berdasarkan arah dan ketebalan set dalam silang siur yang terbentuk maka dapat diinterpretasikan bahwa angin yang bertiup dari arah N290oE memiliki durasi yang lebih lama. Struktur gelembur gelombang yang dijumpai di bagian permukaan gumuk termasuk dalam tipe undulatory atau sinous. Pengukuran arah arus terhadap gelembur menunjukkan arah N325oE. Perbedaan hasil dari pengukuran dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang pertama karena bentukan morfologi yang terpengaruh oleh aktifitas manusia atau adanya vegetasi, faktor ke dua kemungkinan adanya perubahan arah angin pembentuk gumuk pasir. Kata Kunci: analisa arus, gumuk pasir, struktur sedimen
Analisis Tipe Fluida Dan Geotermometer Reservoir Panas Bumi Berdasarkan Data Geokimia Air Daerah Gunung Pandan, Bojonegoro, Jawa Timur Onggi Yudha Pratama; Hanindya Ramadhani; Herning Dyah Kusuma WIjayanti; Paramitha Tedja Trisnaning
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-13 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunung Pandan merupakan salah satu gunungapi yang terletak di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur yang muncul pada awal Pleistosen – Kuarter (Dyufjes, 1938 dalam Van Bemmelen, 1949). Manifestasi panas bumi yang muncul di Gunung Pandan dan sekitarnya berupa mata air panas, travertine, sinter silika, dan mud pool. Berdasarkan analisis jenis aliran, fluida manifestasi sistem panas bumi Gunung Pandan berada pada zona outflow dengan proses yang berkembang di bawah permukaan berupa aliran lateral, pencampuran dengan air tanah, dan pendinginan secara konduktif. Sedangkan untuk tipe fluida yang ada di Gunung Pandan berdasarkan tenary diagram Cl – SO4 – HCO3 berupa chloride water dan dilute chloride water. Berdasarkan geotermometer Na-K-Mg, suhu bawah permukaan berkisar pada 160-190oC. Namun dikarenakan fluida panas bumi berasosiasi dengan travertine maka dilakukan penghitungan geotermometer Na-K-Ca dengan koreksi Mg, hasilnya diperoleh suhu reservoir berkisar 90oC dan termasuk pada sistem panas bumi bersuhu rendah. Penyelidikan bawah permukaan diperlukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem panas bumi yang ada di Gunung Pandan. Kata kunci: geokimia, Gunung Pandan, panas bumi, geotermometer
Mapping of Landslide Susceptibility based on Analytical Hierarchy Process (AHP) in Sermo Dam and its Surrounding Areas, Kokap, Kulon Progo Al hussein Flowers Rizqi; Vilman Sidik; Fatimah Fatimah; Herning Dyah Kusuma Wijayanti; Muhammad Fatih Qodri
Retii 2021: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-16
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Nanggulan Formation as the oldest formation in the Kulon Progo Mountains is not only exposed in a type location in the Nanggulan area, Kalibawang. However, in the western area of ​​the Sermo Reservoir, precisely in the hills around the Kokap, the Nanggulan Formation is found in several places. The existence of the Nanggulan Formation around the Sermo Reservoir is suspected to have triggered the occurrence of ground movements in this area. The purpose of this research is to map the ground motion. The purpose of the study was to determine the potential for ground motion in the study area. The research area is included in the southern Kulon Progo Dome Mountain Zone. This ground motion zoning mapping was carried out based on the AHP (methodAnalytical Hierarchy Process) using the weighted values ​​of four parameters. The parameters used are slope, lithology, land use and rainfall. The results of AHP processing using Arc GIS software produce a landslide susceptibility zoning map which is divided into 5 classes (very low, low, medium, high and very high). Based on the results of mapping using the AHP method, the most vulnerable area is Hargowilis Village which is composed of claystone lithology from the Nanggulan Formation. Keywords: Landslides, Nanggulan, Sermo, AHP, Kulon Progo
Karakteristik Profil Nikel Laterit Blok X, Daerah Siumbatu, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah Amara Nugraheni; Fitri Handayani; Herning Dyah Kusuma
Retii 2022: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-17
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah penelitian merupakan bagian dari jalur Ofiolit Sulawesi dengan kondisi geologi yang kompleks dan tektonik aktif yang berada pada daerah Siumbatu, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik profil nikel laterit. . Metode yang digunakan yaitu pendataan langsung di lapangan berupa data litologi dan geomorfologi, analisis laboratorium berupa analisis petrografi dan analisis XRF yang menghasilkan 2 ( dua ) karakteristik profil nikel laterit yaitu jenis profil nikel laterit pada morfologi sedang-kuat terdapat profil nikel laterit yang tidak beraturan dengan jenis bedrock secara petrografi yaitu Hazburgit dan pada morfologi lemah- sedang terdapat profil nikel laterit yang beraturan dengan jenis bedrock Olivine Websterit. Kedalaman pada Zona Limonit sekitar 0 - 4 meter dengan kandungan Ni 0,72– 1,72%, Fe 52,64-15,88%, dan SiO2 sekitar 3,3141,03% dan Kedalaman pada zona saprolit sekitar 4 – 9 meter dengan kandungan Ni 0,81-0,98%, Fe 112,87- 11,31%, dan SiO2 38,33-53,37%.