Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Ketahanan Sosial Pemuda Dalam Pengelolaan Wisata Budaya (Studi Pada Yayasan Lasem Heritage Di Lasem, Rembang, Jawa Tengah) Prisca Kiki Wulandari; Destriana Saraswati; Galieh Damayanti
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.56994

Abstract

Lasem yang berada di Kabupaten Rembang memiliki peran penting di masa lalu sejak masa Kerajaan Majapahit. Secara geografis terletak di pantai utara Jawa dimana pada masa dulu perdagangan antar bangsa ramai dilakukan di daerah tersebut. Lasem sebagai panggung pertemuan masyarakat antar bangsa melatih masyarakatnya berpikiran terbuka terhadap pengaruh dan lebih toleran. Peninggalan-peninggalan di masa lalu baik berupa artefak ataupun warisan nilai-nilai budaya masih sangat kental dirasakan hingga saat ini. Pelestarian pusaka dengan menjadikannya sebagai wisata budaya akan membangkitkan kembali kejayaan Lasem di masa kini. Penelitian ini bertujuan menganalisis ketahanan sosial pemuda khususnya pemuda yang tergabung di Yayasan Lasem Heritage (YLH) dalam melestarikan warisan pusaka Lasem dengan mengelolanya sebagai potensi wisata budaya.Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi non-partisipatif, wawancara mendalam dengan purposive sampling, dan dokumentasi selama berada di Lasem. Data dianalisis dengan teori pemberdayaan masyarakat John Friedmann dan ketahanan sosial dari Keck dan Sakdalporak.Hasil penelitian menggambarkan bahwa tahapan-tahapan pemberdayaan pemuda YLH yang terdiri dari: (1) enabling dengan diadakannya klinik-klinik belajar oleh “Kesengsem Lasem”. (2) empowering yakni memberikan kesempatan kepada YLH untuk mengaktualisasikan ilmu yang didapat ketika mengikuti klinik belajar dengan menyediakan paket wisata Lasem, menjadi tour guide bagi wisatawan yang datang ke Lasem, serta berkolaborasi dengan pelaku usaha setempat untuk menyediakan amenitas dan atraksi wisata bagi wisatawan. (3) protecting dilakukan oleh founder “Kesengsem Lasem” dengan membuka akses bagi YLH untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak berupa bantuan modal serta promosi dan pemasaran wisata budaya beserta produk lokal Lasem melalui pameran daring dan luring. Pemberdayaan pemuda YLH yang dilakukan oleh founder “Kesengsem Lasem” berimplikasi pada ketahanan sosial organisasi tersebut dalam mengelola wisata budaya di Lasem hingga saat ini. 
CONTENT AREA LITERACY APPROACH FOR TEACHERS AS AN EFFORTS TO IMPROVE STUDENT'S CRITICAL AND CREATIVE LITERATURE ABILITY Trisna Andarwulan; Galieh Damayanti; Emi Setyaningsih; Ambayu Sofya Yuana
Wisesa: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): WISESA: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT. PKM UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.wisesa.2022.01.1.3

Abstract

Quality education is a major need in the era of increasingly competitive global competition. One of the government's efforts to make quality education is to increase literacy culture. The content area literacy approach (content area literacy) is the basis for implementing community service activities. Content area literacy is the ability to use reading and writing skills to study subject matter in a discipline; teach skills that “beginners” might use to understand disciplinary texts; a set of learning skills that can be generalized across content areas. Area literacy (content area literacy) requires content area teachers to develop literacy skills for their discipline as well as be confident in their ability to teach and develop content as they use these skills. This mentoring is relevant for all science content area teachers in schools, school administrators, literacy and instructional coaches, school counselors, and others interested in teaching and learning. This mentoring activity, which is a form of PMPK lecturer dedication, was carried out at SD Negeri 3 Duvet, Malang. This activity is for teachers and education personnel in the school.
ADVOCATION AND FACILITATION TO ESTABLISH A PARTICIPATORY VILLAGE REGULATIONS IN NGROTO VILLAGE, MALANG REGENCY Galieh Damayanti; Triya Indra Rahmawan; Destriana Saraswati; Mokhamad Rohma Rozikin
Wisesa: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): WISESA - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT. PKM UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.wisesa.2022.1.2.2

Abstract

This community service program in Ngroto Village, Pujon District, Malang Regency aims to increase community understanding and skills in formulating rules for participating villages. This activity was launched to follow up on the results of a previous study on the obstacles to village code formation. In principle, the formation of a village order in Ngroto Village follows the path specified in Permendagri No. 111 of 2014 from the Technical Guidelines for the Village Law, however, sometimes the process of forming the village order encounters obstacles. The obstacles that arise are: (1) the identification of opportunities and problems as outlined in the draft village regulations is not precise, detailed and complete; (2) lack of direct participation from some communities in drafting village regulations; (3) the process of drafting village regulations took longer during the Covid-19 pandemic; (4) lack of socialization and knowledge of village officials' projects; and (5) the lack of dissemination of village regulations which were transferred to the RT/RW level. This non-profit activity is carried out through advocacy and facilitation methods. Finally, an ideal village can be created through optimal community participation in the village development process, where the village government leadership responds to the wishes and aspirations of the village community.