Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KESESUAIAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN MATERI PLANTAE YANG DIAJARKAN GURU DI SMA BANDUNG Sepita Ferazona; Adi Rahmat; Siti Sriyati
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 3, No 4 (2015): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluation instrument for measuring the ability of the students must be in accordance with the basic competencies, so that the competencies expected to be achieved. This study from the aspect of material suitability evaluation instruments with the material submitted by teachers during the learning process in the classroom. The method used in this research was descriptive method. Subjects were six biology teachers of the seven high schools in Bandung as samples, each school representing the three clusters. Selection of the samples was conducted using stratified sampling technique, by selecting the category of schools with high, medium and low. Basic competencies were analyzed Plantae material of X grade. The data obtained by observation, documentation and questionnaire study. The suitability of material evaluation instruments with the material submitted by teachers during the learning process in the classroom at Plantae material that is equal to 83.88%.Keywords: basic competencies, evaluation instrument, learning outcomesInstrumen evaluasi dalam mengukur kemampuan siswa harus sesuai dengan kompetensi dasar, agar kompetensi yang diharapkan bisa tercapai. Penelitian ini dilihat dari aspek kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah enam orang guru biologi dari tujuh SMAN di kota Bandung sebagai sampel, setiap sekolah mewakili tiga cluster. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik stratified sampling, yaitu dengan memilih sekolah dengan katagori tinggi, sedang dan rendah. KD yang dianalisis materi Plantae kelas X. Data diperoleh dengan cara observasi, studi dokumentasi dan angket. Kesesuaian materi instrumen evaluasi dengan materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran di kelas pada materi Plantae yaitu sebesar 83,88%.Kata kunci: hasil belajar, instrumen evaluasi, kompetensi dasar
VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES DISPOSISI BERPIKIR KRITIS DALAM BIOLOGI PERGURUAN TINGGI Jayanti Syahfitri; Harry Firman; Sri Redjeki; Siti Sriyati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2018: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.095 KB)

Abstract

The purpose of this study was to look at the content validity and reliability of Critical Thinking Disposition Tests (CTDT). The CTDT consists of 10 groups of questions, each of which consists of 7 questions that lead to CTD. This research was conducted at two Universities in Bengkulu involving biological education students. The total number of respondents is 526 students taken from the level of study, namely the 1st, 2nd, 3rd and 4th year. After being validated by some experts the results show that content validity of CTDT has valid. In addition reliability test results show that CTDT overall has a high reliability of 0.978. While, the reliability value is based on Composite Reliability (CR) and Cronbach Alpha for each indicator in sequence, truth seeking (CR = 0.96 and Cronbach = 0.962), open mind (CR = 0.94 and Cronbach = 0.937), analicity ( CR = 0.97 and Cronbach = 0.969), sistematicity (CR = 0.96 and Cronbach = 0.957), self confidence (CR = 0.98 and Cronbach = 0.979), inquisitiveness (CR = 0.93 and Cronbach = 0.926) and maturity (CR = 0.97 and Cronbach = 0.967).The best score for disposition is on open mind and most students have an ambivalent. Keywords: validitas, reliabilitas, disposisi berpikir kritis
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA MENGAJUKAN PERTANYAAN PADA TEMA PEMANASAN GLOBAL Wahid Andri Yanti; Siti Sriyati
EDUSAINS Vol 9, No 1 (2017): EDUSAINS
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.8 KB) | DOI: 10.15408/es.v9i1.1982

Abstract

Abstract Questioning skills is the ability of students need to be developed to face the challenges of the 21st century. The purpose of study is to get an idea of ​​the number and types of questions students through cooperative learning model of NHT and investigate the cooperative model of NHT influence on the ability to ask questions. The method used is an experimental study with the static-group comparison design. The population in this study are 61 students of the Junior High School in Bengkalis, Riau Province. The instrument of this study is the submiting written questions task and questionnaires. The results showed that there was a significant effect on the number of questions that the student generated between the experimental class and control class, where the questions generated experimental class students are greater than the control class. There is the influence of students type of questions which are grouped based on revised Bloom taxonomy between experiment and controll class. The most asked types of questions of students in the two classes, namely the question of cognitive levels C1 and C2. The results of questionnaire analysis showed that almost all of the students agree on the implementation of cooperative learning model of NHT. Keywords: cooperative learning model NHT; questioning skills; global warming Abstrak Kemampuan mengajukan pertanyaan merupakan kemampuan siswa yang perlu dikembangkan untuk menghadapi tantangan abad 21. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai jumlah dan jenis pertanyaan yang diajukan siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT serta menyelidiki pengaruh model kooperatif tipe NHT terhadap kemampuan mengajukan pertanyaan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain penelitian the static-group comparison design. Subjek penelitian melibatkan 61 orang siswa di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bengkalis, Prop. Riau. Instrumen penelitian ini adalah task mengajukan pertanyaan tertulis dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada jumlah pertanyaan yang dihasilkan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, di mana pertanyaan yang dihasilkan siswa kelas eksperimen lebih besar daripada siswa kelas kontrol. Terdapat pengaruh jenis pertanyaan siswa yang dikelompokkan berdasarkan taksonomi Bloom revisi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jenis pertanyaan yang paling banyak diajukan siswa pada kedua kelas yaitu pertanyaan tingkat kognitif C1 dan C2. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa setuju terhadap penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT. Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe NHT; kemampuan mengajukan pertanyaan; pemanasan global Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/es.v9i1.1982 
ANALISIS CAPAIAN SISWA KELAS VIII DI PALEMBANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL TIMSS 2011 Safira Permata Dewi; Nuryani Rustaman; Siti Sriyati
Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/fpbio.v4i2.7126

Abstract

ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran riil mengenai capaian siswa kelas VIII SMP di Palembang dalam menyelesaikan soal-soal Biologi TIMSS 2011. Sampel pada penelitian ini berjumlah 336 siswa yang berasal dari 11 sekolah di Kota Palembang. Penentuan sekolah didasarkan pada lokasi sekolah, status sekolah, dan akreditasi sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Data kemudian dikaji dengan metode deskriptif. Instrument penelitian ini menggunakan soal-soal Biologi TIMSS 2011 baik tipe pengetahuan, pengaplikasian maupun penalaran. Hasil penelitian menunjukkan capaian siswa kelas VIII di Kota Palembang masih terkonsentrasi pada capaian rendah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan penekanan pengembangan kemampuan siswa. Kata kunci: Capaian Siswa, Kelas VIII, Soal Biologi TIMSS 2011, Kota Palembang
Implementasi Problem Based Learning untuk Meningkatkan Habits Of Mind, Emotional Intelligence, dan Penguasaan Konsep Siswa Febblina Daryanes; Siti Sriyati; Didik Priyandoko
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.468 KB)

Abstract

Kemampuan Habits of Mind, Emotional Intelligence, dan penguasaan konsep dapat dilatih, dikembangkan, dan ditingkatkan melalui suatu model pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan Habits of Mind, Emotional Intelligence, dan penguasaan konsep siswa SMA melalui implementasi Problem Based Learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak experiment dengan desain penelitian one-group pretestposttest yang dilakukan di kelas XI IPA 1 SMAN 1 Rengat Riau. Pengumpulan data dilakukan melalui angket Habits of Mind awal dan akhir, angket Emotional Intelligence awal dan akhir, soal pretest dan posttest materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Analisis data penelitian menggunakan nilai normalisasi gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan Habits of Mind siswa setelah implementasi Problem Based Learning mengalami peningkatan dengan N-gain sebesar 0,53 berada dalam kategori sedang. Sejalan dengan itu, kemampuan Emotional Intelligence siswa juga mengalami peningkatan dengan N-gain sebesar 0,33 berada dalam kategori sedang. Kemampuan penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi mengalami peningkatan dengan N-gain sebesar 0,66 berada dalam kategori sedang, sedangkan pada materi sistem saraf mengalami peningkatan dengan N-gain sebesar 0,84 berada dalam kategori tinggi. Dapat disimpulkan bahwa implementasi Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan Habits of Mind, Emotional Intelligence, dan penguasaan konsep siswa. Peningkatan kemampuan Habits of Mind, Emotional Intelligence, dan penguasaan konsep siswa di atas nilai standar 0,31 (N-gain sedang).
Penerapan Pembelajaran Pengajuan Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa pada Konsep Virus dan Bakteri Kelas X Siti Sriyati; Putri Enizs Wahyu Rukmana
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.52 KB)

Abstract

Tujuan peneltian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa melalui penerapan pembelajaran pengajuan masalah pada konsep virus dan bakteri di kelas X. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung pada bulan April- Oktober 2018. Instrumen penelitian terdiri dari Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berisi wacana yang merangsang siswa untuk bertanya, rubrik klasifikasi pertanyaan siswa berdasarkan level pertanyaan inkuiri dari Costa dan rubrik klasifikasi pertanyaan berdasarkan pertanyaan terbuka dan terturup serta angket respon siswa terhadap pembelajaran pengajuan masalah. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan bertanya siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1, pertanyaan level 1 (mengingat & memahami) mendominasi pertanyaan siswa yaitu sebesar 55,01%, kemudian berturut-turut level 2 (menerapkan dan menganalisis) dan level 3 (menilai dan menunjukkan bukti) sebesar 36,08& dan 8,92%. Pada siklus dua pertanyaan level 1 menurun (29,25%), sedangkan pertanyaan level 2 (59,79%) dan 3 (10,97%) meningkat. Begitu juga untuk pertanyaan terbuka (membutuhkan banyak alternatif jawaban) meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1 pertanyaan terbuka hanya 66,93% sedangkan pada siklus 2 menjadi 90,55%. Sedangkan pertanyaan tertutup (hanya memiliki satu jawaban) menurun dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu 30,07% menjadi 9,46%. Respon siswa terhadap pembelajaran pengajuan masalah menunjukkan respon yang positif dari aspek ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, manfaat dan penilaian siswa terhadap pembelajaran pengajuan masalah.
VISIBLE WAVELENGTH EFFECT ON TEMPERATURE CHANGE IN GREENHOUSE EFFECT: LABORATORY DESIGN Isnawati Isnawati; Siti Sriyati; Eka Cahya Prima; Riandi Riandi
JURNAL PENA SAINS Vol 11, No 1 (2024): Jurnal Pena Sains
Publisher : Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jps.v11i1.19973

Abstract

School internships typically adhere to a standard format, employing basic tools for educational purposes. Among these, the greenhouse effect modelling laboratory, traditionally conducted under direct sunlight, faces challenges due to the variability introduced by cloud cover. This variability limits the ability to study the influence of light wavelength on the greenhouse effect, an aspect not accounted for when using sunlight alone. This research aims to explore the impact of light wavelength on temperature changes within greenhouse effect models. In our methodology, we employed an experimental setup that simulated the greenhouse effect using artificial light sources of varying wavelengths: red (641 nm), orange (592 nm), yellow (586 nm), green (536 nm), and blue (474 nm). The experiment involved monitoring the temperature increase within the model greenhouse under each light condition, thereby isolating the effect of wavelength from other environmental variables. The results revealed a direct correlation between light wavelength and the rate of temperature increase in the greenhouse model. Specifically, longer wavelengths were associated with a quicker rise in temperature, highlighting the significant role of wavelength in the greenhouse effect's efficiency. This study underscores the necessity of incorporating wavelength considerations into greenhouse effect models, particularly in educational settings. By integrating such experiments into school curricula, students can gain a deeper, more nuanced understanding of the greenhouse effect, moving beyond the limitations of traditional sunlight-based experiments.