Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TIPS & TRIK MENJAGA KESEHATAN MENTAL SELAMA PANDEMI COVID-19: “ANTARA KITA, STRESS DAN IMUNITAS” Emi Ferawati; Cecep Dani Sucipto; Kadar Kuswandi
Dharmakarya Vol 10, No 3 (2021): September, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i3.32449

Abstract

Perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama pandemi COVID-19 menyebabkan pembatasan kegiatan, bisnis, sekolah, serta mobilitas sosial. Hal ini menjadi faktor tidak langsung penyebab masalah dan komplikasi COVID-19 pada remaja di usianya yang masih rentan antara lain dikarenakan anxietas, stres dan imunitas tubuh. Pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui webinar secara terbuka pada 41 remaja di Desa Cilangkap Kabupaten Lebak dan peserta lain yang tersebar di Provinsi Banten untuk memberdayakan remaja melalui pemberian informasi manajemen stres dan informasi vitamin C untuk mengurangi risiko stres dan meningkatkan imunitas tubuh. Metode pelaksanaan dilakukan dengan metode kaji tindak (action research), partisipatif (pemberian informasi, metode konsultasi, advokasi, pendampingan secara daring/Zoom Meeting), serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Hasil kegiatan diantaranya terlaksananya pengabdian masyarakat dengan pemberian informasi manajemen stres dengan sasaran remaja yang berpotensi mengalami stress, terciptanya kreasi materi video tentang manajemen stress dan vitamin C, serta HAKI. Hasil evaluasi didapatkan dengan dilakukan analisa selama proses dan kuesioner setelah webinar. Peserta menyatakan menjadi tahu informasi tentang manajemen stres, materi video sangat menarik, seru, relevan, mantap, informasi sangat jelas, sangat membantu, sangat bermanfaat, 100% peserta menyatakan baik, sangat baik, sangat memuaskan, sangat senang, dan pada narasumber (sekaligus pengabdi), dapat menambah informasi, pengetahuan, pengalaman dan relasi. Kesimpulannya, pengabmas ini sangat menarik dan bermanfaat karena topik relevan dengan yang dialami dan dirasakan peserta selama pandemi. Saran peserta, diharapkan adanya seminar lanjutan dan dilaksanakan secara luring, sehingga dapat langsung memfasilitasi pada peningkatan pemberdayaan remaja yang kreatif dan produktif atas hobi/bakat/dan minat remaja, serta munculnya inovasi baru yang menarik dan berprofit.
PRIMARY SLX TEST USING REAL-TIME PCR BASED ON HIGH RESOLUTION MELTING (HRM) ON MICROFILARIA EXAMINATION Bagus Muhammad Ihsan; Cecep Dani Sucipto; Khayan Khayan
Journal of Vocational Health Studies Vol. 5 No. 1 (2021): July 2021 | JOURNAL OF VOCATIONAL HEALTH STUDIES
Publisher : Faculty of Vocational Studies, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jvhs.V5.I1.2021.26-30

Abstract

Background: Filariasis patients can be a source of transmission if their blood still contains microfilariae. One of the Polymerase Chain Reaction (PCR) methods used is High Resolution Melting (HRM), using primary specificity testing. Purpose: To test the specificity of SLX primer. The samples used for this test were isolates of Salmonella., Klebsiella, Pseudomonas, negative and positive controls for Brugia malayi and Wuchereria bancrofti. Method: The design in this study is a quasi-experiment by testing the specificity of SLX primer using HRMbased real-time PCR based on the Cycle Threshold (CT) value observed through the amplification curve. Result: The real-time PCR results showed that no CT was released in the bacterial samples, and there was a CT value in the positive control. The results of this study indicate that specific SLX primer can be used in identifying microfilariae. Conclusion: SLX primer have a reasonable specificity because they cannot detect the existence of microorganisms in the samples other than microfilariae.
EFEKTIVITAS PERANGKAP NYAMUK KASA APUNG SEBAGAI PERANGKAP NYAMUK AEDES AEGYPTI DI WILAYAH ENDEMIS DBD KOTA TANGERANG Cecep Dani Sucipto; Kadar Kuswandi
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 3 No 2 (2016): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.187 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v3i2.104

Abstract

Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit DBD di awal tahun 2015 terjadi hampir merata di seluruh Indonesia, salah satu faktornya adalah lemahnya upaya pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti yang masih mengandalkan insektisida baik larvasida maupun imagosida sebagai pembunuh nyamuk Ae. aegypti. Pemakaian insektisida yang berlebihan dengan dosis yang kurang tepat berdampak pada resistensi pada nyamuk vektor. Metode pengendalian yang baik harus memenuhi kriteria efektiv, efesien dan ramah lingkungan, sehingga perlu ada inovasi teknologi pengendalian vektor DBD yang aplikatif dan teruji. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas perangkap nyamuk kasa apung sebagai perangkap nyamuk Ae. aegypti di wilayah endemis DBD Kota Tangerang. Perangkap ini didesain sedemikian rupa sehingga nyamuk dewasa yang mau bertelur tetarik untuk meletakan telurnya di alat ini sehingga berfungsi sebagai tempat perindukan (breeding pleaces), perangkap di adopsi dari perangkap (ovitrap) terbuat dari kaleng susu yang di beri cat hitam serta di lengkapi kasa dan pelampung yang berfungsi sebagai perangkap nyamuk dewasa yang sudah menetas. Penelitian ini bersipat eksperimen yaitu mennguji perangkap kasa apung langsung di lokasi endemis DBD sebanyak seratus perangkap setiap lokasi endemis yang berjumlah tiga lokasi endemis yaitu Kecamatan Periuk, Cipondoh dan dan Jati Uwung. Hasil penelitian ini dianalisa dengan uji –T. Berdasarkan hasil penelitian jumlah nyamuk Aedes aegypti betina dewasa yang mati di perangkap kasa apung sebanyak 225 ekor dengan rata – rata setiap mosquito traf 15 ekor setiap perangkap, Jumlah nyamuk Aedes aegypti betina dewasa yang mati pada oiltraf sebanyak 198 ekor dengan rata –rata 13 ekor setiap perangkap dan Perangkap nyamuk kasa apung effektif sebagai perangkap di banding oiltraf. Adapun yang menjadi saran dari penelitian ini adalah kepada instansi terkait disarankan mencoba alternative pengendaliaan populasi nyamuk dengan perangkap kasa apung dan Perlu penelitian lanjut terutama penerapannya di lapangan dengan cakupan wilayah yang luas.
STUDI VEKTOR MALARIA DI DESA EMPARU DAN MANGAT BARU KECAMATAN DEDAI KABUPATEN SINTANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT Cecep Dani Sucipto
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.689 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.131

Abstract

Kabupaten Sintang Kalimantan Barat merupakan daerah endemis malaria, salah satu kecamatan adalah Dedai dengan angka AMI/API 3 tahun terakhir (2008 = 1346/336, 2009 = 1230/324, 2010 = 485/348) dan data klinis berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Emparu parasit yang ditemukan adalah Plasmodium falciparum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran bionomik vektor malaria di Desa Emparu dan Desa Mangat Baru Kecamatan Dedai Kabupaten Sintang tahun 2012. Jenis penelitian eksploratif deskriptif dengan desain penelitian adalah studi potong lintang (crossectional) , dengan observasi. Penelitian dilakukan dengan penangkapan nyamuk Anopheles dewasa, koleksi larva dan observasi jenis-jenis perairan sebagai habitat perkembang-biakan Anopheles. survei fauna nyamuk Anopheles sp , dan kesenangan hingap istirahat di dalam rumah. Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan semua data hasil survey. Semua data yang telah terkumpul diolah. Data dianalisa secara deskriptif selanjutnya semua nyamuk Anopheles sp dewasa yang tertangkap diidentifikasi berdasarkan O’Connor dan Arwati. Spesies yang dominan di desa Emparu adalah jenis An. hyrcanus dan An. barbirostris. Spesies yang dominan di desa Mangat Baru adalah jenis An. Barbirostris. Kepadatan rata-rata nyamuk menggigit per orang per malam di desa Mangat Baru sebesar 1,2 angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan umpan orang luar sebesar 0.296. Kepadatan rata-rata nyamuk menggigit per orang per malam di desa Emparu sebesar 2.074 angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan umpan orang luar sebesar 1.333. Upaya pengendalian di fokuskan pada tempat perindukan dengan cara biologi, yaitu penanaman ikan predator. Upaya menghindari kontak antara nyamuk vektor dengan orang dengan pemakaian kelambu berinsektisida, serta menggunakan reflens saat melakukan penydapan getah karet. Melakukan penurugan pada kubangan bekas ban kendaraan yang rentan di jadikan tempat breeding jentik Anopheles.
UJI RESISTEN INSEKTISIDA MALATHION TERHADAP NYAMUK AEDES AEGYPTI DI KOTA TANGERANG Cecep Dani Sucipto; Kadar Kuswandi; Budi Siswanto
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 1 (2015): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.069 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i1.136

Abstract

Penggunaan insektisida untuk pengendalian vektor dalam skala luas secara terus menerus dalam jangka waktu cukup lama dan frekuensi tinggi dapat menimbulkan terjadinya penurunan kerentanan pada nyamuk sasaran. Mulai tahun 2003 malathion digunakan sebagai pengganti insektida peritroid dengan alasan insektisida tersebut berbeda golongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status kerentanan nyamuk Ae. aegypti di Kecamatan Neglasari kota Tangerang terhadap insektisida jenis malathion. Penelitian dilakukan secara eksperimen yaitu menentukan status kerentanan nyamuk Ae. aegypti dengan uji susceptibity terhadap insektisida malathion. Lokasi pengambilan sampel nyamuk Ae. aegypti dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan yang meliputi kota Tangerang dimana wilayah tersebut telah dilakukan penyemprotan insektisida organofosfat dalam pemberantasan nyamuk DBD, dan kelompok pembanding nyamuk Ae. aegypti dari Laboratorium Parasitologi FK – UGM Yogyakarta yang belum terpapar insektisida. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut nyamuk Ae. aegypti belum mengalami resistensi di kelurahan Neglasari masih rentan terhadap insektisida malathion . Disarankan Perlu dilakukan monitoring terhadap penggunaan insektisida malathion, dengan memantau efektivitasnya terhadap nyamuk Ae. aegypti di lokasi tersebut, Malathion perlu di ganti dengan jenis lain dalam aplikasi thermal fogging, karena nyamuk Ae. aegypti di lokasi tersebut sudah resiten, Sebelum dilakukan thermal fogging dengan insektisida, sebaiknya dilakukan uji hayati nyamuk Ae. aegypti di lokasi tersebut terhadap insektisida yang akan digunakan, Penelitian lebih lanjut terhadap kelurahan yang belum diteliti, untuk memperoleh gambaran tentang status kerentanan/resistensi secara menyeluruh.
EFEKTIVITAS AIR PERASAN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L) TERHADAP MORTALITAS LARVA CULEX SP Cecep Dani Sucipto; Makhabbah Jamilatun; Ahmad Rio Fatullah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 7 No 2 (2020): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v7i2.252

Abstract

Penyebaran filariasis berdasakan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2014 tercatat sebanyak 192 kasus filariasis. Pemberantasan Culex sp sebagai salah satu vektor penyakit filariasis dapat dilakukan dengan penggunaan larvasida. Salah satu alternatif larvasida dengan menggunkan bahan alami yaitu air perasan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui daya bunuh air perasan belimbing wuluh serta mengetahui konsentrasi yang paling efektif membunuh larva Culex sp. Penelitian ini menggunakan 5 variasi konsentrasi yaitu 3%, 3.5%, 4%, 4.5%, 5%. Konsentrasi didapatkan dengan pengenceran air perasan belimbing wuluh dalam 100 ml aquadest, pengamatan dilakukan setelah penambahan dengan air perasan belimbing wuluh selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukan air perasan belimbing wuluh dapat membunuh larva Culex sp dalam 24 jam. Konsentrasi paling efektif pada penelitian ini adalah 5% dengan jumlah mortalitas larva 99%. Penelitian ini membuktikan air perasan belimbing wuluh dapat membunuh larva Culex sp dengan konsentrasi efektif yaitu 5%.
Aplikasi teknologi tepat guna pengolahan air sebagai sumber air bersih masyarakat Khayan; Bagus Muhammad Ihsan; Cecep Dani Sucipto; Widyana Lakshmi Puspita
Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jp2m.v4i2.20460

Abstract

Gangguan kesehatan di Indonesia yang berhubungan dengan penyakit yang ditularkan melalui air (Water Borne Disease) masih tergolong tinggi, seperti Diare dan hepatitis. Timbulnya penyakit menular terkait Water Borne Disease tersebut, diantaranya karena tidak terpenuhinya kuantitas dan kualitas air baku sebagai sumber air minum yang memenuhi syarat kesehatan. Metode pengabdian masyarakat ini dilakukan beberapa metode, yaitu pendekatan masyarakat, penyuluhan dan pembuatan sarana Pengolahan Air Permukaan dengan Teknologi Tepat Guna (TTG) kombinasi, yaitu dengan Aerasi, Filtrasi Pasir dan Absorpsi Kabon Aktif untuk Menurunkan kandungan Fe, Kekeruhan, Warna dan pH Air permukaan sebagai sumber air minum masyarakat di Desa Pranan Kota Serang. Hasil dan kesimpulan dari pengabdian pada masyarakat ini adalah Terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang TTG Filtrasi Air Bersih , Terciptanya revitalisasi sumber air bersih, transfer teknologi serta dampak sosial bagi masyarakat yaitu perubahan pola kegiatan mandi dan mencuci yang sebelumnya dilakukan di kali pembuangan air sawah setelah pelaksanaan pengabdian kegiatan tersebut beralih ke rumah masing-masing dan Metode penjernihan air secara filtrasi terbukti dapat meningkatkan kualitas air sumur bor ,sehingga air berada pada ambang batas layak digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Dengan ini masyarakat setempat tidak lagi mengambil air dari sungai pembuangan air sawah.