Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE ROLES OF RURAL INSTITUTIONS ON FOOD SECURITY POLICY IN EAST JAVA PROVINCE INDONESIA Nuhfil Hanani; Rosihan Asmara; Fahriyah Fahriyah; Sujarwo Sujarwo
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 16, No 3 (2016)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.58 KB)

Abstract

This study has two main objectives, which are to identify rural institutions and their roles for supporting the implementation of food security policy in East Java Province and to formulate the model of rural institutions to enhance food security in the village level. This study was conducted on February 2012 in six regencies, which represented different food insecurity level in each locations. Primary data were collected by participatory rural appraisal method involving administrators of rural institutions. Descriptive analysis is used to describe rural institutions and their roles on food security implementation. Gap analysis is used to formulate the model to increase the roles of institutions on food security policy. It can be concluded that there are six potential rural institutions supporting food security in village level, which are women farmers’ group, farmers’ group, farmers’ group association, family welfare institution (PKK), rural cooperative, and food barn institution. Farmers’ group, farmers’ group association, and food barn institution potentially support food availability. Meanwhile, on accessibility aspect, farmers’ group, farmers’ group association, rural cooperative, and food barn institutions provide sufficient strength on this role. The last aspect on food security is food utilization. This aspect will be well supported by family welfare institution (PKK) and women farmers’ group. Finally, the institutional form in the village level fostering all aspect of food security is rural food team or TPD (Tim Pangan Desa).
Kinerja dan Ukuran Usahatani Tebu di Kabupaten Malang Jawa Timur Arief Joko Saputro; Nuhfil Hanani; Fahriyah Fahriyah
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2021.005.04.29

Abstract

Rendahnya produktivitas tebu di berbagai wilayah, khususnya di wilayah sentra produksi, menyebabkan produksi gula dalam negeri berfluktuasi dan tidak dapat memenuhi kebutuhan gula nasional. Hal tersebut diduga disebabkan penggunaan input yang tidak efisien oleh petani tebu, kurangnya akses modal dan informasi yang menyebabkan petani belum mampu mengadopsi teknologi budidaya tebu terbaru. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja usahatani tebu di Kabupaten Malang dengan mengukur efisiensi teknisnya menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey terhadap 50 petani tebu responden di Kabupaten Malang dengan metode multistage random sampling. Secara rata-rata efisiensi teknis total (TE CRS) petani tebu di Kabupaten Malang sebesar 0,766, rata-rata nilai efisiensi teknis murninya (TE VRS) menunjukkan secara sebesar 0,829, dan rata-rata skala efisiensinya sebesar 0,926. Petani yang sudah dalam kondisi yang efisien secara teknis dalam skala yang optimal (CRS) sebesar 18% dan 82% belum berada pada skala yang optimal. Petani yang tidak berada pada skala yang optimal, ada pada kondisi IRS 50% dan sisanya berada pada kondisi DRS sebanyak 32%. Analisis korelasi pada luas lahan sebagai variabel kontrol memberikan pengaruh signifikan terhadap hubungan antara efisiensi teknis dengan pendapatan yang menunjukkan korelasi yang kuat dan positif yaitu sebesar 0,415.
Implementasi Kebijakan RED (Renewable Energy Directive) dan Daya Saing CPO (Crude Palm Oil) Indonesia di Pasar Uni Eropa Febryna Ramadhani; Fahriyah Fahriyah; Rosihan Asmara
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2022.006.04.9

Abstract

Indonesia menjadi salah satu pemasok Minyak Kelapa Sawit yang mengalami peningkatan volume ekspor secara siginifikan, namun mengalami penurunan dari 32% di tahun 2010 menjadi 28% di tahun 2015 (United Nations Commodity Trade Statistics, 2016). Selanjutnya penelitian yang akan saya lakukan adalah secara spesifik menganalisa Daya Saing Minyak Sawit Indonesia sebelum dan setelah muncul kebijakan Renewable Energy Directive untuk sumber energi di kawasan Eropa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan RED (Renewable Energy Directive) dan daya saing ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia di Pasar Uni Eropa. Analisis daya saing menggunakan RCA (Revealed Comparative Advantage). Hasil perhitungan pada periode 2000-2020, dapat dilihat bahwa nilai RCA di tahun 2000 hingga 2009 nilai RCA rata rata nya lebih besar yaitu 49,816 dibanding saat setelah diberlakukannya RED(Renewable Energy Directive)  yaitu setelah tahun 2009 rata ratanya menjadi 19,983 hal ini secara signifikan menunjukkan bahwa kebijakan RED(Renewable Energy Directive) mempengaruhi perubahan daya saing ekspor Crude Palm Oil (CPO) di pasar Uni Eropa.
Efisiensi Biaya Usahatani Wortel Pada Petani Pengguna Pgpr Dan Non Pgpr Di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Raihana Fatimah; Fahriyah Fahriyah; Rini Mutisari
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2022.006.04.23

Abstract

Wortel merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai komersial dan diperkirakan akan terus meningkat permintaannya. Namun dalam beberapa tahun produktivitas wortel di Indonesia mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi dimana penggunaan input yang mengandung senyawa kimia menyebabkan masalah bagi tanah dan menyebabkan penurunan produktivitas dan penggunaan input yang berlebihan dapat menyebabkan inefisiensi. PGPR merupakan salah satu inovasi bioteknologi di bidang pertanian yang ramah lingkungan dan mampu memperbaiki kondisi tanah serta meningkatkan produktivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan produktivitas dan kelayakan usahatani serta menganalisis tingkat efisiensi teknis, harga dan biaya petani wortel yang menggunakan PGPR dan non-PGPR. Lokasi penelitian berada di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Metode yang digunakan adalah uji beda rata-rata dan model DEA VRS input oriented. Hasil yang diperoleh adalah produktivitas petani PGPR dan Non PGPR sebesar 20.4641 Ton/Ha dan 18.4700 Ton/Ha dan rata-rata kelayakannya adalah 3.7888 dan 2.9915. Hasil rata-rata tingkat efisiensi teknis, harga dan biaya bagi petani pengguna PGPR adalah 0,896; 0,710 dan 0,678. Sedangkan untuk petani non PGPR sebanyak 0.843; 0,707 dan 0,622.
Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cengkeh di Kecamatan Latambaga Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara Muhammad Yakup; Sujarwo Sujarwo; Fahriyah Fahriyah
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2023.007.01.17

Abstract

Berbagai permasalahan dihadapi petani cengkeh diantaranya fluktuasi harga, biaya produksi dan biaya pemetikan yang tinggi. Namun permasalahan yang paling utama adalah terjadinya fluktuasi harga jual cengkeh, fluktuasi harga ini bisa terjadi dengan cepat dalam waktu singkat. Harga cengkeh yang selalu berubah tersebut akan berdampak pada pendapatan yang diterima oleh petani. Perlunya perancanaan dalam melakukan suatu usaha menjadi senjata ampuh untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal. Oleh karenanya perlu dipastikan apakah suatu usaha dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau tidak investasi yang dilakukan petani. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan finansial usahatani cengkeh dan menganalisis sensitivitas usahatani. Metode pendekatan kriteria investasi yang digunakan yaitu Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C Ratio), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP) dan analisis sesitivitas. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial, usahatani cengkeh di Kecamatan Latambaga layak untuk dijalankan karena semua kreteria investasi terpenuhi. Hasil analisis sensitivitas pada kondisi pertama, kedua, dan keempat menunjukkan layak, sedangkan kondisi ketiga tidak layak.  Diperlukan intervensi oleh pemerintah atau lembaga tentang penangan fluktuasi harga cengkeh sehingga petani cengkeh memperoleh jaminan harga yang sesuai saat musim panen guna meningkatkan pendapatan petani, serta perhatian khusus oleh pemerintah tentang perbaikan kondisi infrastruktur dan aspek penguatan modal finansial petani.