Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Rasionalisasi Sakit dan Penyakit dalam Konstelasi Budaya Minangkabau (Kajian Etnomedisin di Agam dan Tanah Datar) Yunarti Yunarti; Nurainas Nurainas; Yulkardi Yulkardi; Fitria Ramona
Antropologi Indonesia Vol 35, No 1 (2014): Antropologi Indonesia
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A medical system whether traditional or modern, is a long chain of processes of humanstrategy for adapting to their ecological bio-cultural environment. Naturally humans developtheir biological ability to sustain their kind and develop many adaptation strategies, creatingmedical systems, behavior, and belief sbased on culture as a natural response to the treat ofillness and disease, even though the result of certain behavior does not guarantee the healingof such illness and disease (Dunn in Foster-Anderson, 1986; p.41). under that circumstances,Minangkabau medical systems are seen as a result of a bio-eco-culturally adapting process.Local Etiology of the disease source is closely related to the logic of its healing. Cosmologicalviews influence public knowledge about the concepts of health, illness, disease, and healingmethods. The definition of health and illness is determined by culture, custom, or traditionand it is not always in agreement with the conditions defined by medical science.Keywords: rationalization of illness and disease; constellation of Minangkabau culture;ethnomedicine
Pernikahan Usia Anak : Manifestasi Disfungsi Sistem Tigo Tali Sapilin dalam Masyarakat di Nagari Sialang, Kabupaten 50 Kota, Sumbar Yulkardi Yulkardi; Jelly Jelly; Yunarti Yunarti
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vol 22, No 2 (2020): (December)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jantro.v22.n2.p264-275.2020

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan analisis mengenai kasus pernikahan usia anak atau disebut juga pernikahan usia dini yang terjadi dalam masyarakat nagari Sialang.  Masyarakat Sialang yang terdiri dari empat jorong yaitu Jorong Sialang Bawah, Jorong Sialang Atas, Jorong Ronah Bengkek dan Jorong Kampung Harapan.  Kasus pernikahan dini paling banyak terjadi di Jorong Ronah Bengkek dan kampung Harapan, uniknya di dua Jorong ini juga banyak ditemukan kasus kehamilan sebelum menikah.  Masyarakat Sialang menganggap bahwa kehamilan sebelum menikah merupakan suatu dosa, sehingga harus dilakukan ritual doro yang merupakan prosesi ‘pembersihan dosa’.  Hal ini berbeda dengan kasus pernikahan dini. Untuk kasus pernikahan dini, masyarakat tidak menganggap bahwa hal tersebut merupakan sebuah masalah.  Menikah di usia muda dianggap sebagai sebuah solusi untuk permasalahan sosial yang tidak bisa diselesaikan oleh lembaga agama, adat dan pemerintahan nagari.  Tiga lembaga ini disebut dengan tigo tali sapilin.  Temuan penelitian menunjukkan bahwa lembaga tigo tali sapilin menjadikan pernikahan di usia muda menjadi solusi dari permasalahan sosial yang ada dalam masyarakat.  Fenomena ini dapat dianalisis dengan menggunakan teori Robert K. Merton mengenai disfungsi sistem sosial.  Hal ini terbukti dengan data mengenai doro yang dijadikan sebagai sarana pengintegrasian bagi pasangan yang hamil di luar nikah, tetapi tidak adanya sarana pengintegrasian bagi pelaku pernikahan dini.  Selain itu, menikah diusia muda dianggap sebagai sarana penghambat bagi kasus kehamilan sebelum menikah.  Tigo tali sapilin dianggap mampu menyelesaikan permasalahan kehamilan di luar nikah dengan cara membiarkan pernikahan usia anak sebagai salah satu langkah strategisnya.  Hal ini membuktikan bahwa tigo tali sapilin mengalami disfungsi dalam menangani fenomena pernikahan usia anak dalam masyarakat Sialang. 
SOSIAL EKONOMI PEREMPUAN MIGRAN KEMBALI (RETURN MIGRANT) JORONG KAPUH, NAGARI SUMANI, KAB. SOLOK Yuliana Nengrum; Yulkardi Yulkardi; Darmairal Rahmad
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.34 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v3i1.1348

Abstract

Marantau is a tradition in Minangkabaunes. Such as with Jorong Kapuh society it is economic factor and behavior as support their to do it. In the bight economic factor homogeny and less economic to get daily want until 70% in that condition. The aims based on resolution of the problem are: first, to describe a woman knowledge about bight, second, to describe the reason a woman can do it, third, to describe the reason a woman as a brighter and return migrant, fourth, to describe economic social condition us return migrant. Research counducted with qualitative approach with descriptive method. Informant chosed using purposive. The result of this research conclusion of bight woman is studied, couple research, socialization with another society. Social economic condition have two differences variable, first, economic variable (their physic necessity, health for economic physic), second, social variable (long life need, the appreciate of society, help another, success in their life).Merantau merupakan tradisi masyarakat Minangkabau. Demikian halnya dengan masyarakat Jorong Kapuh, selain dari merantau menjadi suatu tradisi faktor ekonomi dan keadaan alam juga sebagai pendorong bagi masyarakat Jorong Kapuh untuk merantau. Berdasarkan rumusan masalah terdapat empat tujuan penelitian yaitu: pertama, mendeskripsikan pengetahuan perempuan tentang merantau, kedua, mendeskripsikan alasan perempuan merantau, ketiga, mendeskripsikan alasan perempuanperantau, kembali kekampunghalamannya, keempat, mendeskripsikan kondisi sosiale konomi perempuan perantau pasca migrasi sebagai migrant kembali. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengambilan informan dilakukan dengancara purposive sampling. Hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa perempuan merantau yaitu mencari pengalaman hidup, perubahan ekonomi yang lebih baik, mencari jodoh, menuntut ilmu, bersosialisasi dengan masyarakat di rantau. Kondisi sosial ekonomi perempuan perantau migrant kembali dibedakan dua yaitu: pertama, ekonomi (berupa kebutuhan dasar berupa sandang, pangan, papan, kesehatan, terpenuhinya kebutuhan ekonomi). Kedua, secara sosial (berupa terpenuhinya kebutuhan hidup, saling bekerjasama, penghargaan yang di berikan oleh masyarakat, keberhasilan perubahan hidup yang dicapai)
PENGEMIS ANAK DI PASAR RAYA PADANG, SUMATERA BARAT Mira Dona Eka Putri; Yulkardi Yulkardi; Nilda Elfemi
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.296 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v3i1.1349

Abstract

This research is motivated many children become beggars in Pasar Raya Padang. Children are supposed to be from morning till noon at school, but in realita, a lot of them are also found to work as beggars on the streets. Study aimed to describe :  (1) Opinion of the nuclear family (parents) internally about children working as beggars in the Kingdom Market Padang, (2) external opinion families, about children who work as beggars in Pasar Raya Padang , (3) Causes of child Begging.This research was conducted for three months ie from December to February. From the results of research in the field shows that the causes of child begging in Pasar Raya Padang caused by several things: (1) The opinion of parents whose children work as beggars said that, it is risky and unsafe. (2) The opinion of the child beggars external parties include family, peer opinion is that amplifies the children to become beggars. (3) The opinion of other factors beyond the family as a second opinion includes the school , neighbors and community leaders, there are some people who think negatively and most positively to the beggar child labor. (4) Knowledge and understanding of the life of the child beggars begging. (5) Analysis of the combination  internal and external).Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya anak-anak yang menjadi pengemis di Pasar Raya Padang. Anak-anak yang seharusnya dari pagi sampai siang berada disekolah, namun pada realitasnya, banyak juga mereka ditemukan dijalanan bekerja sebagai pengemis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) Pendapat keluarga inti (orang tua) secara internal tentang anak bekerja sebagai pengemis di Pasar Raya Padang; (2) Pendapat pihak eksternal keluarga, tentang anak yang bekerja sebagai pengemis di Pasar Raya Padang; (3) Faktor Penyebab Anak Mengemis. Dari hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa faktor penyebab anak mengemis di Pasar Raya Padang disebabkan oleh beberapa hal yaitu : (1) Pendapat orang tua yang anaknya bekerja sebagai pengemis mengatakan bahwa, hal tersebut penuh resiko dan tidak aman. (2) Pendapat pihak eksternal keluarga pengemis anak meliputi, pendapat teman sebaya merupakan pihak yang menguatkan anak untuk menjadi pengemis. (3) Pendapat dari faktor lain diluar keluarga sebagai second opini meliputi pihak sekolah, tetangga dan tokoh masyarakat, sebagian pihak ada yang berpendapat negatif dan sebagian positif terhadap pekerja pengemis anak. (4) Pengetahuan dan pemahaman pengemis anak tentang kehidupan mengemis. (5) Analisis kombinasi (internal dan eksternal).
DIAMIKA PEREMPUAN PEDAGANG MAKANAN DI SICINCIN Elsa Melia Roza; Yulkardi Yulkardi; Rinel Fitlayeni
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.496 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v2i2.1370

Abstract

This article discusses the activities of women food vendors in Nagari Sicincin, women's involvement has keterbartasan informal sector to resources and access. As a result, business options that can be entered also ranges in some specific fields such as trade food hawkers. Women asongan food traders in carrying out its activities he had to leave the family in a period of 9-10 hours a day. Before going home or going to work, he must do homework at the same time, This article aims to describe the activities of women food vendors hawkers around Station Sicincin. and analyze the constraints experienced by women hawkers hawkers in work. The method used qualitative descriptive type, The data collection is done by observation, interview and documentation study, The findings of this article, namely the allocation of time, that work outside the home as a trader of food hawkers, conducted from 08.00 am until 17:00 pm, Competition and conflict. Tip mastery of the market situation, that take advantage of the holiday, shoppers want visited by giving discounts to buyers, already terbntuknya image salted egg and boiled bananas. and the constraints faced by women food vendors hawkers are obstacles in the work, namely the driver and passenger Bus unfriendly, and the absence of gas stations.Artikel ini membahas aktifitas perempuan pedagang makanan di Nagari Sicincin, keterlibatan perempuan disektor informal memiliki keterbartasan terhadap sumber daya dan akses. Akibatnya pilihan usaha yang dapat dimasuki juga berkisar pada beberapa bidang tertentu seperti berdagang makanan asongan. Perempuan pedagang makanan asongan dalam menjalankan aktivitasnya ia harus meninggalkan keluarga dalam jangka waktu 9-10 jam dalam sehari. Sebelum pulang ataupun berangkat kerja, ia harus mengerjakan pekerjaan rumah sekaligus. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsiakn aktivitas perempuan pedagang mkanan asongan di sekitar Terminal Sicincin, dan menganalisis kendala-kendala yang dialami oleh prempuan pejaja makanan asongan dalam pekerjaan. Metode yang digunakan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,  dan studi dokumentasi. Temuan dari artikel ini yaitu alokasi waktu, yaitu pekerjaan diluar rumah sebagai pedagang makanan asongan, dilakukan dari jam 08.00 WIB sampai jam 17.00 WIB. Persaingan, dan konflik. Kiat penguasaan situasi pasar, yaitu memanfaatkan hari libur, pembeli ingin didatangi  memberikan potongan harga bagi pembeli, sudah terbntuknya image telur asin dan pisang jantan rebus. dan kendala-kendala yang dialami perempuan pedagang makanan asongan adalah kendala dalam pekerjaan, yaitu supir dan penumpang Bus tidak bersahabat, dan ketiadaan SPBU..
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KESADARAN MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI DI KECAMATAN TELUK KABUNG KOTA PADANG Fachrina Fachrina; Yulkardi Yulkardi; Zeni Eka Putri; Sri Melyanti
Jurnal Pengabdian Warta Andalas Vol 25 No 4 (2018): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Women are more vulnerable and at risk of reproductive health, namely when experiencing pregnancy, childbirth, unsafe abortion or childbirth, use of contraceptives,sexually transmitted infections, and HIV / AIDS. However, in reality the knowledge andunderstanding, as well as men's participation in the fulfillment and protection of women'sreproductive rights, are not yet adequate. Knowledge of reproductive health, family planningand low sexual life related to reproductive health services has not touched a large part of thepopulation. There is no exception for women in fishing families, the majority of whom live ina circle of poverty. In this regard, women should have complete, correct and accurateinformation on matters relating to their reproductive health. Problems are solved by using theproblem solving framework as follows: 1) Providing knowledge to women fishermen regardingsexual and reproductive health; 2) Providing understanding to fishing women to increaseawareness about women's reproductive rights; 3) Providing assistance in order to improve thebehavior of women in the fishermen's family in addressing the problems they face in relationto sexual and reproductive health; 4) Encouraging women in the family of fishermen to become women who are empowered and responsible for their own reproductive health. Based on theproblem solving framework as described above, the method of implementing activities iscarried out through lectures / counseling and FGD (Focus Group Discussion).
PENGEMIS ANAK DI PASAR RAYA PADANG, SUMATERA BARAT Mira Dona Eka Putri; Yulkardi Yulkardi; Nilda Elfemi
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.296 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v3i1.1349

Abstract

This research is motivated many children become beggars in Pasar Raya Padang. Children are supposed to be from morning till noon at school, but in realita, a lot of them are also found to work as beggars on the streets. Study aimed to describe :  (1) Opinion of the nuclear family (parents) internally about children working as beggars in the Kingdom Market Padang, (2) external opinion families, about children who work as beggars in Pasar Raya Padang , (3) Causes of child Begging.This research was conducted for three months ie from December to February. From the results of research in the field shows that the causes of child begging in Pasar Raya Padang caused by several things: (1) The opinion of parents whose children work as beggars said that, it is risky and unsafe. (2) The opinion of the child beggars external parties include family, peer opinion is that amplifies the children to become beggars. (3) The opinion of other factors beyond the family as a second opinion includes the school , neighbors and community leaders, there are some people who think negatively and most positively to the beggar child labor. (4) Knowledge and understanding of the life of the child beggars begging. (5) Analysis of the combination  internal and external).Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya anak-anak yang menjadi pengemis di Pasar Raya Padang. Anak-anak yang seharusnya dari pagi sampai siang berada disekolah, namun pada realitasnya, banyak juga mereka ditemukan dijalanan bekerja sebagai pengemis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) Pendapat keluarga inti (orang tua) secara internal tentang anak bekerja sebagai pengemis di Pasar Raya Padang; (2) Pendapat pihak eksternal keluarga, tentang anak yang bekerja sebagai pengemis di Pasar Raya Padang; (3) Faktor Penyebab Anak Mengemis. Dari hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa faktor penyebab anak mengemis di Pasar Raya Padang disebabkan oleh beberapa hal yaitu : (1) Pendapat orang tua yang anaknya bekerja sebagai pengemis mengatakan bahwa, hal tersebut penuh resiko dan tidak aman. (2) Pendapat pihak eksternal keluarga pengemis anak meliputi, pendapat teman sebaya merupakan pihak yang menguatkan anak untuk menjadi pengemis. (3) Pendapat dari faktor lain diluar keluarga sebagai second opini meliputi pihak sekolah, tetangga dan tokoh masyarakat, sebagian pihak ada yang berpendapat negatif dan sebagian positif terhadap pekerja pengemis anak. (4) Pengetahuan dan pemahaman pengemis anak tentang kehidupan mengemis. (5) Analisis kombinasi (internal dan eksternal).
DIAMIKA PEREMPUAN PEDAGANG MAKANAN DI SICINCIN Elsa Melia Roza; Yulkardi Yulkardi; Rinel Fitlayeni
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.496 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v2i2.1370

Abstract

This article discusses the activities of women food vendors in Nagari Sicincin, women's involvement has keterbartasan informal sector to resources and access. As a result, business options that can be entered also ranges in some specific fields such as trade food hawkers. Women asongan food traders in carrying out its activities he had to leave the family in a period of 9-10 hours a day. Before going home or going to work, he must do homework at the same time, This article aims to describe the activities of women food vendors hawkers around Station Sicincin. and analyze the constraints experienced by women hawkers hawkers in work. The method used qualitative descriptive type, The data collection is done by observation, interview and documentation study, The findings of this article, namely the allocation of time, that work outside the home as a trader of food hawkers, conducted from 08.00 am until 17:00 pm, Competition and conflict. Tip mastery of the market situation, that take advantage of the holiday, shoppers want visited by giving discounts to buyers, already terbntuknya image salted egg and boiled bananas. and the constraints faced by women food vendors hawkers are obstacles in the work, namely the driver and passenger Bus unfriendly, and the absence of gas stations.Artikel ini membahas aktifitas perempuan pedagang makanan di Nagari Sicincin, keterlibatan perempuan disektor informal memiliki keterbartasan terhadap sumber daya dan akses. Akibatnya pilihan usaha yang dapat dimasuki juga berkisar pada beberapa bidang tertentu seperti berdagang makanan asongan. Perempuan pedagang makanan asongan dalam menjalankan aktivitasnya ia harus meninggalkan keluarga dalam jangka waktu 9-10 jam dalam sehari. Sebelum pulang ataupun berangkat kerja, ia harus mengerjakan pekerjaan rumah sekaligus. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsiakn aktivitas perempuan pedagang mkanan asongan di sekitar Terminal Sicincin, dan menganalisis kendala-kendala yang dialami oleh prempuan pejaja makanan asongan dalam pekerjaan. Metode yang digunakan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,  dan studi dokumentasi. Temuan dari artikel ini yaitu alokasi waktu, yaitu pekerjaan diluar rumah sebagai pedagang makanan asongan, dilakukan dari jam 08.00 WIB sampai jam 17.00 WIB. Persaingan, dan konflik. Kiat penguasaan situasi pasar, yaitu memanfaatkan hari libur, pembeli ingin didatangi  memberikan potongan harga bagi pembeli, sudah terbntuknya image telur asin dan pisang jantan rebus. dan kendala-kendala yang dialami perempuan pedagang makanan asongan adalah kendala dalam pekerjaan, yaitu supir dan penumpang Bus tidak bersahabat, dan ketiadaan SPBU..
SOSIAL EKONOMI PEREMPUAN MIGRAN KEMBALI (RETURN MIGRANT) JORONG KAPUH, NAGARI SUMANI, KAB. SOLOK Yuliana Nengrum; Yulkardi Yulkardi; Darmairal Rahmad
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.34 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v3i1.1348

Abstract

Marantau is a tradition in Minangkabaunes. Such as with Jorong Kapuh society it is economic factor and behavior as support their to do it. In the bight economic factor homogeny and less economic to get daily want until 70% in that condition. The aims based on resolution of the problem are: first, to describe a woman knowledge about bight, second, to describe the reason a woman can do it, third, to describe the reason a woman as a brighter and return migrant, fourth, to describe economic social condition us return migrant. Research counducted with qualitative approach with descriptive method. Informant chosed using purposive. The result of this research conclusion of bight woman is studied, couple research, socialization with another society. Social economic condition have two differences variable, first, economic variable (their physic necessity, health for economic physic), second, social variable (long life need, the appreciate of society, help another, success in their life).Merantau merupakan tradisi masyarakat Minangkabau. Demikian halnya dengan masyarakat Jorong Kapuh, selain dari merantau menjadi suatu tradisi faktor ekonomi dan keadaan alam juga sebagai pendorong bagi masyarakat Jorong Kapuh untuk merantau. Berdasarkan rumusan masalah terdapat empat tujuan penelitian yaitu: pertama, mendeskripsikan pengetahuan perempuan tentang merantau, kedua, mendeskripsikan alasan perempuan merantau, ketiga, mendeskripsikan alasan perempuanperantau, kembali kekampunghalamannya, keempat, mendeskripsikan kondisi sosiale konomi perempuan perantau pasca migrasi sebagai migrant kembali. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengambilan informan dilakukan dengancara purposive sampling. Hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa perempuan merantau yaitu mencari pengalaman hidup, perubahan ekonomi yang lebih baik, mencari jodoh, menuntut ilmu, bersosialisasi dengan masyarakat di rantau. Kondisi sosial ekonomi perempuan perantau migrant kembali dibedakan dua yaitu: pertama, ekonomi (berupa kebutuhan dasar berupa sandang, pangan, papan, kesehatan, terpenuhinya kebutuhan ekonomi). Kedua, secara sosial (berupa terpenuhinya kebutuhan hidup, saling bekerjasama, penghargaan yang di berikan oleh masyarakat, keberhasilan perubahan hidup yang dicapai)