Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

MOSQUE ARCHITECTURE AS A SUSTAINABLE BUILDING IN URBAN (Case Study: Al Markas Al Islamic Mosque Makassar) Imriyanti, Imriyanti
Journal of Islamic Architecture Vol 2, No 4 (2013): Journal of Islamic Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, UIN Maliki Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818 KB) | DOI: 10.18860/jia.v2i4.2467

Abstract

AbstractMosque Architecture is a part of Islamic architecture. Mosque should be fused with elements of nature because its function as a place to pray to God who created the universe. Al Markas Al Islamic Makassar mosque is used as a center of Islamic aspirations of the people and the government to accommodate all the activities of moslems in Makassar. Through this function, the provision of Al Markas Al Islamic mosque began from the desire of Islamic societies in Makassar, which wants the Islamic center to be equipped with facilities and infrastructure as well as architectural, monumental buildings and structures that can be last for hundreds of years (continuous), blend with the environment, and also can be used by the public. Having regard to the function of a mosque especially at the Al Markas Al Islamic Makassar mosque, then the problem that arise is how the Al Markas Al Islamic mosque can be survived/sustainable  in order  to function  as a place  of worship  and  as a center  of Islam.  This research  is a descriptive qualitative research that is trying to generate data in the form of systematic and accurate picture of the object of study. The sustaiprophetlity  of Al Markas AL Islamic mosque can be known through the concept of Islam  in accordance with the view of Islam as well as the sustaiprophetlity of the buildings that seen in the spatial pattern of the mosque, appearance, natural lighting, natural ventilation, and user behavior of the mosque.Keywords: mosque architecture, sustaiprophetlity, view of Islam  AbstrakArsitektur masjid merupakan bagian dari arsitektur Islam. Bangunan masjid sebaiknya dapat menyatu dengan unsur alam karena masjid difungsikan sebagai wadah dalam bersujud/sembahyang  kepada Allah SWT yang menciptakan alam semesta ini. Masjid Al Markas Al Islamic Makassar merupakan kompleks kegiatan Islam yang digunakan sebagai pusat aspirasi masyarakat  dan pemerintahan  yang dapat menampung  seluruh kegiatan  umat Islam di Makassar. Melalui fungsi inilah maka  pengadaan masjid Al Markas Al-Islamic bermula dari keinginan masyarakat Islam di kota Makassar, yang mana menginginkan pusat kegiatan Islam yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana juga bangunannya monumental yang secara arsitektur dan struktur bisa bertahan sampai ratusan tahun (berkelanjutan), dan menyatu dengan lingkungannya  serta dapat digunakan  oleh masyarakat  luas. Dengan memperhatikan  fungsi masjid terutama pada masjid Al Markas Al Islamic Makassar maka permasalahan yang muncul adalah bagaimanakah arsitektur  masjid  Al  Markas  Al  Islamic  dapat  bertahan/berkelanjutan   agar  dapat  difungsikan  sebagai  tempat beribadah dan sebagai pusat kegiatan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifar kualitatif yaitu penelitian yang berusaha menghasilkan data berupa gambaran yang sistematis dan akurat dari objek kajian. Keberlanjutan  masjid Al Markas Al Islamic dapat diketahui melalui penyatuan konsep masjid Al Markas Al Islamic sesuai  dengan  pandangan  Islam  serta  keberlanjutan  dilihat  pada  bangunan  yakni  pola  tata  ruang  masjid, penampilan, pencahayaan dan penghawaan alami serta perilaku pemakai masjid.Kata Kunci : Arsitektur masjid, keberlanjutan, pandangan Islam
Pengaruh Jenis Tumpuan Jembatan Penghubung (Skybridge) Terhadap Kestabilan Struktur Bangunan Berlantai Banyak Maulana Nur Ikhsan; Nasruddin Junus; Imriyanti Imriyanti
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 24 No 1 (2020)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jpe.052020.06

Abstract

Kestabilan suatu gedung akan meningkat terhadap suatu guncangan (gempa) jika terhubung oleh gedung lainnya dibandingkan jika hanya berdiri sendiri. Dalam perencanaan struktur jembatan penghubung (skybridge), diperlukan studi mengenai pemilihan jenis tumpuan yang efektif pada jembatan penghubung tersebut. Namun saat ini, studi mengenai jenis tumpuan yang efektif pada jembatan penghubung masih sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai kestabilan struktur bangunan berlantai banyak yang dihubungkan jembatan penghubung (skybridge) dengan variasi jenis tumpuan rol, sendi, dan kaku. Struktur bangunan terdiri dari dua bangunan identik 50 lantai dengan material utama beton bertulang. Struktur bangunan dianalisis dengan program ETABS. Analisis yang digunakan adalah analisis dinamik Time linear History, menggunakan 3 data gempa yaitu Gempa Kobe (Jepang), Gempa Tabas (Iran), dan Gempa Chi-chi (Taiwan). Hasil penelitian menunjukkan nilai displacement terkecil adalah 89,955 mm yang terdapat pada variasi tumpuan T8 yaitu tumpuan Kaku-Sendi, Sendi-Kaku. Dengan nilai displacement yaitu 91,467 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Kaku, Kaku-Kaku merupakan yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi tumpuan A-A, A-A. Dengan nilai displacement yaitu 95,361 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Sendi, Kaku-Sendi merupakan yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi tumpuan A-B, A-B. Dengan nilai displacement yaitu 89,955 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Sendi, Sendi-Kaku merupakan yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi tumpuan A-B, B-A. Dengan nilai displacement yaitu 90,831 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Sendi, Kaku-Sendi merupakan yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi tumpuan A-A, B-B.
ANALISIS PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG UNTUK FUNGSI RENTAL OFFICE 30 LANTAI DENGAN PENEKANAN SISTEM RIGID FRAME BERKANTILEVER Reinhart Bunadi; Nasruddin Junus; Imriyanti Imriyanti
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 5 No 2 (2018): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v5i2a10

Abstract

Abstrak_ Kota Makassar semakin berkembang ditandai dengan banyaknya bangunan berlantai banyak, termasuk fungsi perkantoran serta ide desain arsitektural bangunan cenderung memvariasikan struktur sebagai daya tarik desainnya, struktur bangunan menjadi perhatian utama.Penelitian ini membahas tentang analisis struktur rigid frame berkantilever gedung kantor sewa 30 lantai dengan material beton bertulang. Analisis bertujuan menentukan detail struktur yang tepat untuk bangunan tersebut dengan program SAP2000 v.14. Penelitian bersifat kuantitatif karena menentukan dimensi struktur. Adapun penelitian bersifat komparatif. Struktur penopang cantilevered slab diberi dua alternatif, yaitu model 1 dan model 2. Terhadap beban-beban nongempa, model 1 lebih stabil sebesar 3,2%-10,39% dari model 2. Terhadap beban-beban gempa, model 1 cenderung lebih stabil dengan selisih efisiensi terbesar 37,7%-45,4% pada beban gempa respon spektrum. Adapun tulangan kolom menggunakan tulangan utama D20 dan tulangan pengikat D12; balok menggunakan tulangan utama D25 dan tulangan pengikat D12; pelat lantai dan basement menggunakan tulangan D10; dan shear wall menggunakan tulangan D16 (arah 11) dan D20 (arah 22). Struktur penopang model 1 menggunakan tulangan yang sama dengan shear wall dan model 2 menggunakan tulangan yang sama dengan kolom. Jumlah tulangan utama dan jarak antartulangan beragam sesuai dimensi penampang elemen struktur. Kata kunci : Beton Bertulang; Rental Office ; Rigid Frame; Kantilever; Detail Penulangan. Abstract_ Makassar City is increasingly characterized by a large number of multi-storey buildings, including office functions and building architectural design ideas that tend to vary the structure as an attractive design, the building structure is a major concern. reinforced concrete. The analysis aims to determine the exact structure details for the building with the SAP2000 program v.14. Research is quantitative because it determines the dimensions of the structure. The research is comparative. The cantilevered slab support structure is given two alternatives, namely model 1 and model 2. For earthquake loads, model 1 is more stable at 3.2% -10.39% of model 2. For earthquake loads, model 1 tends to be more stable with the greatest efficiency difference of 37.7% -45.4% in spectrum response earthquake load. The column reinforcement uses the main reinforcement D20 and reinforcement reinforcement D12; the beam uses the main reinforcement D25 and reinforcement reinforcement D12; floor plates and basements using D10 reinforcement; and the shear wall uses reinforcement D16 (direction 11) and D20 (direction 22). The support structure of model 1 uses the same reinforcement as the shear wall and model 2 uses the same reinforcement as the column. The number of main reinforcement and intermittent distances varies according to the cross-sectional dimensions of the structural elements. Keywords: Reinforced Concrete; Rental Office; Rigid Frame; Cantilever; Repeat Details.
Pengaruh Kebutuhan Ruang Terhadap Pengembangan Rumah Tipe 21 dan Tipe 36 di Perumnas Antang Manggala, Makassar Imriyanti Imriyanti
Jurnal Linears Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Linears
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v3i1.3279

Abstract

ABSTRAK: Rumah menjadi tempat hunian bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan dan melangsungkan aktivitas. Manusia bertindak sebagai penghuni yang cenderung memiliki kebutuhan yang akan bertambah. Kebutuhan ruang cenderung bertambah seiring dengan perkembangan fisik maupun nonfisik dari penghuninya. Perumnas Antang Manggala adalah salah satu perumahan yang dihuni oleh masyarakat dengan ekonomi menengah dengan type rumah 21 dan 36. Rumah di perumahan ini dominan telah mengalami pengembangan kearah depan, samping, belakangdan keatas. Pengembangan ini disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya sehingga menimbulkan permasalahan bagaimana kondisi rumah dan jenis ruang yang dibutuhkan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan rumah tipe 21 dan 36 di Perumnas Antang Manggala. Metode penelitian ini menggunakan metode mix metode antara kualitatif dan kuantitatif, dimana data dianalisis secara deskriptif, deskriptif statistic dan statistic inferensial. Pengembangan rumah type 21 dan 36 di perumahan Perumnas Antang melalui: 1) kondisi rumah yang menjadi sampel telah terjadi penambahan luas bangunan dengan memanfaatkan sisa lahan kosong. 2) ruang-ruang yang dibutuhkan selama pengembangan pada rumah tipe 21 dan tipe 36 adalah ruang keluarga, ruang tamu, ruang tidur, dan dapur. Namun pada rumah tipe 21 memprioritaskan ruang tidur selama penambahan luas bangunan, dan pada rumah tipe 36 memprioritaskan ruang keluarga selama penambahan. Serta adanya kecenderungan pada kedua tipe tersebut melakukan penambahan luas bangunan sebanyak 1-2 kali. Yang mempengaruhi  pengembangan rumah type 21 dan 36 adalah usia, penghasilan kepala keluarga, penghasilan rumah tangga, pendidikan, lama menghuni, jumlah penghuni dan kepemilikan kendaraan.  Kata kunci:  Deskriptif statistic, kebutuhan ruang, kualitatif-kuantitatif,  pengembangan rumah, statistic inferensial.  ABSTRACT: A house is a place for people to meet their needs and carry out activities. Humans act as residents who tend to have needs that will increase. Space requirements tend to increase along with the physical and non-physical development of the inhabitants. Perumnas Antang Manggala is one of the houses that are inhabited by people with a middle economy with housing types 21 and 36. Houses in this dominant housing have experienced development towards the front, side, back and up. This development is adapted to the needs of its inhabitants so that it raises the problem of how the condition of the house and type of space needed as well as factors that influence the development of houses types 21 and 36 in Perumnas Antang Manggala. This research method uses a mix of qualitative and quantitative methods, where data are analyzed descriptively, statistically descriptive and inferential statistics. Development of type 21 and 36 houses in Perumnas Antang housing through 1) the condition of the sample houses has increased the size of the building by utilizing the remaining vacant land. 2) spaces needed for development in type 21 and type 36 houses are family room, living room, bedroom, and kitchen. However, type 21 houses prioritize sleeping space during the addition of building area, and type 36 houses prioritize family rooms during addition. And there is a tendency for both types to increase the building area by 1-2 times. What affects the development of house types 21 and 36 is age, household income, household income, education, length of stay, number of occupants and vehicle ownership. 
RAMAH LINGKUNGAN : Aplikasi Sistem Struktur dan Konstruksi Rumah di Kawasan Permukiman Pesisir Pantai Imriyanti Imriyanti
Jurnal Linears Vol 4, No 2 (2021): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v4i2.5884

Abstract

Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan sangatlah diharapkan dengan tujuan untuk memberikan nilai kelanjutan pada bahan/material dan bangunan yang ada di berbagai wilayah karena diketahui Indonesia memiliki wilayah perairan yang cukup luas, banyaknya kekayaan alam memberikan daya tarik masyarakat  untuk tinggal di wilayah pesisir pantai, salah satunya di Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar yang memiliki bentuk hunian arsitektur tradisional atau rumah panggung. Bentuk rumah panggung pada hunian masyarakat yang bermukim di segmen pasang-surut dan segmen perairan memberikan ciri khas, hal inilah harus diketahui bagaimana aplikasi struktur dan konstruksi rumah/hunian di wilayah pesisir pantai Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah yang ramah lingkungan dan dapat menyatu dengan topografi wilayah pesisir pantai tersebut. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Sistem struktur dan konstruksi hunian di permukiman tersebut menggunakan  kayu dan bambu sebagai material hunian sedangkan sub-struktur menggunakan pondasi umpak/batu dengan kolom balok/bambu, super-struktur menggunakan kayu/papan dengan system sambungan kayu dan up-struktur  menggunakan system kuda-kuda kayu/balok dengan material penutup seng. Sistem struktur dan konstruksi bangunan kayu diarea pesisir pantai mengaplikasikan nilai ramah lingkungan karena material bangunan dapat menyatu dan mengikuti topografi wilayah pesisir pantai kota Makassar
Perencanaan Lingkungan dan Rumah Tanggap Bencana di Pulau Sapuli Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan Ria Wikantari; Rahmi Amin Ishak; Imriyanti -; Abd. Mufti Radja
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2018): Improving Quality of Life within Society
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.595 KB) | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v1i2.30

Abstract

Pulau Sapuli merupakan salah satu pulau kecil di lepas pantai Kabupaten Pangkajene Kepulauan, memiliki luas 2,24 Ha yang dihuni oleh 125 kepala keluarga dan berkepadatan populasi 213 jiwa/Ha. Pulau ini telah mengalami abrasi yang signifikan terutama pada sisi bagian Barat dan Utara pulau. Umumnya bangunan rumah di Pulau Sapuli berupa rumah panggung, sebagai ciri arsitektur tradisional yang memiliki bentuk adaptif terhadap bencana alam. Permasalahan yang terjadi di wilayah pulau Sapuli adalah pertumbuhan permukiman yang tidak terkendali dan rumah penduduk yang umumnya tidak siaga bencana dari segi pengembangan hunian (ruang rumah), struktur dan konstruksi rumah serta material rumah. Tujuan artikel kajian pengabdian ini adalah pemberian informasi berupa sosialisasi lingkungan dan rumah yang tanggap bencana, mencakup; aspek tata lingkungan dan bangunan rumah tinggal. Kajian ini merupakan tahapan yang dilaksanakan berdasarkan hasil-hasil dari identifikasi fisik dan non fisik wilayah, terkait kearifan lokal setempat dan pendekatan pada masyarakat yang disesuaikan dengan analisis yang dilakukan, sehingga dapat dihasilkan prioritas terhadap kebutuhan akan lingkungan dan rumah yang tanggap bencana. Implementasi kajian pengabdian ini dilaksanakan oleh Departemen Arsitektur Unhas dengan jumlah peserta sebanyak 10 orang, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan dan rumah tanggap bencana sebagai upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan pulau kecil.
Implementasi Perencanaan Ruang Bermain Anak yang Kreatif dan Edukatif di Kelurahan Cambaya Kota Makassar Imriyanti -; Rahmi Amin Ishak; Ria Wikantari; Nurmaida Amri
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2018): Improving Quality of Life within Society
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.725 KB) | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v1i2.47

Abstract

Sebagai kota besar di Kawasan Timur Indonesia, Makassar memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Salah satu permukiman padat yang terletak di pesisir pantai Kota Makassar adalah permukiman di Kelurahan Cambaya. Permasalahan yang terjadi di kawasan permukiman ini adalah tidak tersedianya ruang terbuka atau tempat bermain yang sesuai untuk anak-anak. Kondisi lingkungan yang padat telah mendorong anak-anak untuk memanfaatkan berbagai lingkungan alami dan buatan di sekitar tempat tinggalnya sebagai playground mereka. Tentunya ruang bermain tersebut tidak akan tercipta tanpa tingginya daya kreativitas dan daya imajinatif anak-anak. Dengan bermain anak-anak dan orang tua/keluarga dapat mengekspresikan jenis permainan yang dimilikinya, serta dapat menikmati suasana kebersamaan yang rekreatif. Dengan bermain anak-anak juga dapat berkreasi dan mengeksplor berbagai media permainan, serta mengaktifkan dan menstimulasi psikomotorik anak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat membantu menangani masalah akan kebutuhan masyarakat terhadap ruang terbuka hijau yang sekaligus juga difungsikan sebagai ruang bermain anak di Kelurahan Cambaya. Kegiatan ini juga sekaligus memberikan arahan pendekatan pemberdayaan masyarakat berdasarkan pola hidup masyarakat setempat, sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan kawasan permukiman di masa sekarang dan akan datang yang dapat menunjang aktivitas anak-anak dalam bermain.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Perencanaan Pasar Tradisional Terapung di Desa Bulucindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Imriyanti Imriyanti; Rahmi Amin Ishak; Triyatni Martosenjoyo; Syarif Beddu; M. Syavir Latif; Victor Sampebulu; Nasruddin Nasruddin; Hartawan Hartawan; Dahri Kuddu; Pratiwi Mushar
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2020): Penguatan Masyarakat melalui Pemanfaatan Teknologi
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.668 KB) | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v3i1.73

Abstract

Bulucindea Village has the potential of mangrove forest tourism which is a coastal conservation area in Pangkajene and Kepulauan Regency (Pangkep). As part of the development of the area, three main zones were determined in the master plan, namely the zone of mangrove forests for environmental conservation, the zone of sea transportation facilities for docks, and the economic zone for traditional markets. Traditional market planning in Bulucindea Village is adapted to the physical condition of the location as a mangrove conservation area that must maintain environmental sustainability. To improve the regional economy, planning is also based on the needs of the local community. Thus the main problem of location is how to plan traditional market facilities in coastal areas that are adaptive to the environment and the economic needs of the community. Based on these considerations, community service activities are carried out, through empowerment and socialization to the community in the planning and design of traditional markets in the Bulucindea Village. The activity phase includes the analysis of problems through observing environmental conditions, and carrying out FGDs and socialization to obtain input from the community related to traditional market planning that suits community needs and the physical condition of the coastal environment of Bulucindea Village. From the community service activities, the planning concept that is considered appropriate for the coastal area of the Bulucindea Village is the concept of "Floating Traditional Market". The concept is expected to facilitate the economic activities of the community without damaging the natural habitat of the local environment, and with the community service activities it is expected that the community can take an active role in preserving the mangrove forests on the coast of the Bulucindea Village.
Kesadaran Masyarakat Terhadap Pentingnya Keamanan Konstruksi Bangunan Rumah Tinggal Terhadap Bencana Badai Angin, Banjir dan Gempa Pratiwi Mushar; Victor Sampebulu; Nasruddin -; Hartawan -; Imriyanti -; Teguh Iswara S; Taufik Ishak; Dahniar -; Yusaumi Ramadhanti F.T
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2021): Community Empowerment through Health Awareness in the New Normal
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v4i2.209

Abstract

The Gowa Regency is an area with the rapid development of housing and settlements. Some of the causes are the availability of land that is still a lot, the less space to build in urban areas so that development leads to suburban areas. This provides opportunities for local communities to improve their economy, developers to get opportunities in their business and the government to realize low-cost housing programs. Residentials that are developed independently or held by developers require fast building completion without considering the feasibility of building construction against site conditions, and natural disasters (floods, winds and earthquakes). It is reported that buildings' safety and security cannot be separated from topography and soil conditions, hence the planning must be able to adjust geological and geographical conditions wisely and wisely. The purpose of the activity is socialization to assist the community in responding to the security conditions of houses that are built independently/buy with ready for habitation. Partners are residents of Balang Balang village. The method used is a discussion with the head of the local RT and an initial survey of the condition of the partner buildings is continued to the socialization stage. The output is the concept of the “Disaster Response Building” model as a driver of “Community Awareness regarding the Importance of Security for Residential Building Construction against Disasters. The benefit of the activity is the response of the community to the importance of the safety of residential construction.
Peningkatan Kualitas Rumah Tinggal, Sarana, dan Prasarana Permukiman Tepi Air Cikoang Berbasis Kebutuhan dan Partisipasi Masyarakat Afifah - Harisah; Ria Wikantari; Syarif Beddu; Mohammad Mochsen Sir; Yahya Siradjuddin; Nasruddin Nasruddin; Nurmaida Amri; Imriyanti Imriyanti; Taufik Ishak; Yusaumi FRT
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2021): Kesadaran Sosial dalam Memperkuat Kehidupan Masyarakat dalam Era Pandemi
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v4i1.168

Abstract

Quality houses, facilities and infrastructure are basic needs. To achieve this, it is necessary to formulate a program that is directed, simple, inexpensive, and easy to implement. The results of the visit to the location before the socialization showed that the waterfront settlements of Cikoang in Mangarabombang District, Takalar Regency, South Sulawesi had environmental problems such as lack of greening, non-existent used water drainage, and a lot of garbage scattered, but on the other hand it has a beautiful panorama to be a tourist spot. The purpose of this community service activity is to increase public awareness of the importance of improving the quality of the physical environment such as houses, facilities and settlement infrastructure based on community participation through principle of mutual cooperation and suitable for their needs. The method of implementing community service activities is by means of program socialization in the form of strategies formulated by the community service team of the Faculty of Engineering, Department of Architecture, Hasanuddin University to be shown to the officials and village community. Through the socialization with the banner presentation, it is hoped that there will be a change in the way of thinking from dependence on the government for environmental improvement to the sharing of the burden because of the participation of the community itself, both individually and in groups. This is important to make joint progress in improving the quality of houses, facilities and settlement infrastructure in these locations.