Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN AKTIVITAS BERULANG DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PENGANGKUT SAWIT DI KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO TAHUN 2015 Martiyas P.W.P.; Putri Sahara Harahap; H. Idet Harianto
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Edisi Agustus 2015
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.175 KB) | DOI: 10.31596/jkm.v3i3.115

Abstract

Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai yang sangat fatal. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders atau cidera pada sistem muskuloskeletal. Data dari Puskesmas Alai Ilir tahun 2014 bagian Bina Kesehatan Kerja diketahui jumlah pekerja sakit yang dilayani setiap bulannya mengalami fluktuasi, begitu juga dengan keluhan muskuloskeletal yang dilayani. Pada tahun 2014 jumlah pekerja sakit sebanyak 1.360 dengan jumlah pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal sebanyak 96 kasus. Penelitian iniyang bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas berulang dan sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja pengangkut sawit di Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pengangkut sawit di Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo tahun 2014 yaitu sebanyak 45 orang dengan jumlah sampel sebanyak 45 orang (total sampling). Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo pada bulan Januari tahun 2015 serta hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian diketahui dari 45 responden, sebagian besar 29 (64,4%) responden mengalami keluhan muskuloskeletal terutama pada bagian bahu, punggung, pinggang dan lengan dan 28 (62,2%) responden melakukan aktivitas berulang serta 26 (57,8%) sikap kerja responden tidak alamiah. Serta terdapat hubungan aktivitas berulang (p-value = 0,004) dan sikap kerja (p-value = 0,018) dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja pengangkut sawit di Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo tahun 2015. Kata Kunci     : Keluhan muskuloskeletal, Aktivitas berulang, Sikap kerja
Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Paal V Kota Jambi Euis Ristanti; Putri Sahara Harahap; Subakir Subakir
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i2.980

Abstract

ABSTRAK Masalah gizi kurang merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi baik dalam jangka waktu pendek mapun panjang. Kejadian status gizi kurang di Puskesmas Paal V pada tahun 2018 sebesar 2,1%. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, partisipasi ibu dalam posyandu, pola asuh, penyakit infeksi, tingkat risiko pencemaran jamban, dan tingkat risiko pencemaran sarana air bersih dengan status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Paal V Kota Jambi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 balita kasus dan 32 balita kontrol. Sampel kasus adalah ibu yang memiliki balita dengan status gizi kurang 24 orang. Sampel kontrol adalah ibu yang memiliki balita dengan status gizi baik sebanyak 24 orang. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil penelitian diketahui bahwa % responden memiliki balita dengan status gizi kurang, 50% responden memiliki pengetahuan kurang baik, 97,9% responden memiliki partisipasi dalam posyandu baik, 37,5% responden memiliki pola asuh kurang baik, 22,9% responden memiliki balita menderita penyakit infeksi, 52,1% responden memiliki tingkat risiko pencemaran jamban risiko sedang dan 14,6% responden memiliki tingkat risiko pencemaran sarana air bersih tingkat risiko sedang. Hasil bivariat menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p=0,043; OR=4,0), pola asuh (p=0,037; OR=4,491), penyakit infeksi (p=0,039; OR=6,6), tingkat risiko pencemaran jamban (p=0,021; OR=0,206) dengan status gizi pada balita. Tidak ada hubungan antara partisipasi ibu dalam posyandu (p=1,000; OR=2,043) dan tingkat risiko pencemaran sarana air bersih (p=1,000; OR=1,4) dengan status gizi balita. Kata Kunci      :  Faktor Mempengaruhi Status Gizi Balita 
ANALISIS INTENSITAS DAN LAMA PAPARAN KEBISINGAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN PERUSAHAAN MIGAS X DI JAMBI Mokhamad Zainudin; Putri Sahara Harahap; Eko Mirsiyanto
Electronic Journal Scientific of Environmental Health And Disease Vol. 1 No. 1 (2020): Electronic Journal Scientific of Envitonmental Health And Diseases (e-SEHAD)
Publisher : Center Of Excellent (PUI PT) Scientific of Environmental Health And Disease (SEHAD) Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.08 KB) | DOI: 10.22437/esehad.v1i1.10767

Abstract

ABSTRACT Noise is one of the physical hazards that is often found in the work environment, such as machines and tools that can be a source of noise. Noise has various kinds of effects on humans both physically and psychologically. One effect on the physiology is on the heart so that it can increase blood pressure. Using the Cross Sectional Survey method and total sampling in the second and third week of February 2020 with the location in the Oil and Gas Company X in Jambi. Respondents are workers who are in the CPS Area with age ≥ 20 years. The number of respondents was 60 (sixty people). From the results of the study found there were 51.7% with an increase in blood pressure, and 48.3% there was no increase in blood pressure. As many as 53.3% of workers were exposed to more than 85 dBA intensity, 46.7% with intensity ≤ 85 dBA. And as much as 58.3% of workers with a duration of exposure> 8 hours, and 41.7% of workers with a duration of exposure ≤ 8 hours. Chi Square statistical test can explain that there is a relationship between increased blood pressure with noise intensity and there is no significant relationship between duration of exposure with increased blood pressure. Thus it can be planned treatment to deal with the intensity of noise against workers both by optimizing the use of PPE as well as policies in regulating working hours of workers. In subsequent studies to pay more attention to risk factors that can be a confounding variable, and the selection of respondents that is more in line with the research is needed. Keywords: Noise, exposure duration, intensity, blood pressure ABSTRAK Kebisingan merupakan salah satu bahaya fisik yang sering dijumpai dalam lingkungan kerja, seperti mesin yang bisa menjadi sumber kebisingan. Kebisingan mempunyai berbagai macam efek kepada manusia baik secara fisik maupun psikologis. Salah satu efek terhadap fisiologis adalah terhadap jantung yaitu bisa meningkatkan tekanan darah. Dengan menggunakan metoda Survey Cross Sectional dan total sampling, Responden adalah pekerja yang berada di Area CPS dengan usia ≥ 20 tahun. Jumlah responden 60 (enam puluh) orang. Dari hasil penelitian didapatkan terdapat 51,7% dengan peningkatan tekanan darah, dan 48,3% tidak ada peningkatan tekanan darah. Sebanyak 53,3% pekerja terpapar lebih dari dengan intensitas > 85 dBA, 46,7% dengan intensitas ≤ 85 dBA. Serta sebanyak 58,3% pekerja dengan lama paparan > 8 Jam, dan 41,7% pekerja dengan lama paparan ≤ 8 Jam . Uji statistik Chi Square dapat menjelaskan bahwa ada hubungan antara peningkatan tekanan darah dengan intensitas kebisingan dan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama paparan dengan peningkatan tekanan darah. Sehingga maka dapat direncanakan penanganan untuk menangani intensitas kebisingan terhadap pekerja baik dengan optimalisasi penggunaan APD maupun kebijakan-kebijakan dalam pengaturan jam kerja pekerja. Pada penelitian selanjutnya untuk lebih memperhatikan faktor-faktor resiko yang bisa menjadi variabel pengganggu, serta diperlukan pemilihan responden yang lebih sesuai dengan penelitian. Kata kunci : Kebisingan, lama paparan, intensitas, tekanan darah
Analisis penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Remco Jambi tahun 2018 Melda Yenni; Putri Sahara Harahap; Ponco Sutanoto
Riset Informasi Kesehatan Vol 8 No 1 (2019): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.055 KB) | DOI: 10.30644/rik.v8i1.188

Abstract

Latar Belakang :Penerapan SMK3 bertujuan untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi, mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan SMK3 di PT. Remco Kota Jambi Tahun 2018. Metode :Penelitian menggunakan rancangan kualitatif dimana pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi. Instrumen menggunakan pedoman wawancara mendalam, pedoman observasi dan pedoman telaah dokumen. Penyajian hasil ditulis dalam bentuk transkrip dan dianalisis secara naratif. Hasil : Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa penerapan SMK3 di PT Remco belum optimal diterapkan hal ini disebabkan sarana yang digunakan belum sesuai dengan kebutuhan, motivasi pekerja dalam penggunaan APD kurang baik masih ada pekerja yang tidak menggunakan APD saat melakukan pekerjaan. Kesimpulan :PT. Remco belum mencapai target SMK3 sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012 yaitu zero accident. Untuk itu disarankan untuk memberikan sangsi kepada pekerja yang tidak menggunakan APD dan reward kepada pekerja yang sudah menggunakan APD dengan baik.
Dermatitis Kontak Akibat Kerja pada Pengrajin Batik di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Abul Ainin Hapis; Putri Sahara Harahap; Ahmad Husaini; Sugiarto Sugiarto; Fitriani Fitriani
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 23, No 3 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v23i3.4579

Abstract

Dermatitis in batik workers is a common problem that often occurs due to exposure to chemicals and dyes in the batik production process. Batik workers who are directly exposed to these materials are susceptible to skin irritation or even allergic reactions. Long-term exposure to textile dyes, binders, and solvents can cause rashes, redness, itching, swelling, and scaly skin. The aim of this research was to determine the characteristics of DKAK among batik craftsmen workers in Pelayangan District, Jambi City. This research method is a cross sectional design research. The sampling technique was purposive sampling with a total of 40 respondents. Data was obtained by interviews and filling out questionnaires as well as examinations assisted by community health center people. The results of this study showed that there were two risk factors that were related in this study, namely length of exposure (p = 0.001). The most common clinical characteristics based on subjective symptoms are itching, objective symptoms are redness, and a predilection for the fingers and toes. The most common causes of irritants and allergens are synthetic dyes and wax. Exogenous and endogenous risk factors showed that the majority of respondents had no history of atopic eczema, age and skin anatomical condition. Conclusion: From these data there is a relationship between the factors of length of exposure and the incidence of DKAK in batik craftsmen in Pelayangan District, Jambi City.