Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian Spasial Kebutuhan Sarana Pendidikan Tingkat SMAN Di Kota Kendari Eka Apriana; La Ode Restele; Jamal Harimudin; Fitriani Fitriani; Hasbullah Syaf
Jurnal Perencanaan Wilayah Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Perencanaan Wilayah
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpw.v7i1.25259

Abstract

Kendari City is one of the regions with a fairly large population level with total population is 359.371 person. The rapid growth in Kendari city caused an increase total of population, so that the increase in educational facilities and infrastructure. The method used to identify the need for high school facilities in this study is the analysis of SNI No. 13-1733-2004 and Voronoi Diagram Analysis. The study aims to: (1) determine the distribution of senior high school educational facilities in the Kendari City in 2019; (2) determine the need for senior high school educational facilities in the Kendari City in 2019. The results of this study are: (1) the distribution of the number of school-aged population in Kendari city in 2019 as much 9.790 persons with the total area of buildings is 1.643 m² needs an area of 25.454 m² with a standard 2.6 m²/person; (2) the need for education facilities at the senior high school in Kendari City, namely (the number of schools, the number of classrooms, and the number of teachers) in the study area is still largely low, however the level of availability of educational service facilities have a high score, so that in planning, developing, and constructing of educational facilities can be evenly distributed in all areas of Kendari City.Keywords: Voronoi Diagram Analysis, Education, Facilities and InfrastructureKota Kendari merupakan salah satu wilayah dengan tingkat populasi yang cukup besar dengan jumlah penduduk 359.371 jiwa. Pesatnya pertumbuhan di Kota Kendari menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk, sehingga semakin meningkatnya kebutuhan akan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui persebaran sarana pendidikan tingkat SMAN di Kota Kendari pada tahun 2019 (2) untuk mengetahui kebutuhan sarana pendidikan tingkat SMAN di Kota Kendari pada tahun 2019. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan sarana pendidikan tingkat SMAN adalah analisis SNI No. 13-1733-2004 dan Analisis Diagram Voronoi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) persebaran jumlah penduduk usia sekolah tingkat SMAN di Kota Kendari pada tahun 2019 sebanyak 9.790 jiwa dengan jumlah bangunan 1.643 m² membutuhkan luas lahan 25.454 m² dengan standar kebutuhan sarana 2,6 m²/jiwa; (2) kebutuhan sarana pendidikan tingkat SMAN di Kota Kendari, yaitu (jumlah sekolah, jumlah ruang kelas, dan jumlah guru) di daerah penelitian sebagian besar masih rendah, walaupun demikian tingkat ketersediaan fasilitas pelayanan pendidikan mempunyai nilai skor yang tinggi, sehingga dalam perencanaan, pengembangan, dan pembangunan fasilitas pendidikan bisa merata di semua wilayah Kota Kendari.Kata kunci: Analisis Diagram Voronoi, Pendidikan, Sarana dan Prasarana
PEMETAAN WILAYAH KAWASAN RAWAN PETIR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (STUDI KASUS: KOTA KENDARI, KONAWE SELATAN, KONAWE) Joshua Purba; La Ode Restele; Jamal Harimudin; Nurgiantoro Nurgiantoro; Irfan Ido
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 6, No 2 (2022): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v6i2.28312

Abstract

Abstrak: Petir merupakan suatu proses pelepasan muatan listrik dari awan bermuatan (cumulonimbus (Cb)) yang terdapat di atmosfer. Aktivitas pelepasan muatan yang menuju objek tertentu dinamakan sambaran petir yang mana memiliki kekuatan yang beragam. Petir yang terjadi di atmosfer umum terjadi, namun apabila sambaran petir sampai ke daratan dan memiliki kekuatan yang besar dapat mengancam keselamatan jiwa dan harta benda manusia. Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Konawe berada di wilayah iklim tropis dengan curah hujan tinggi yang terbentuk dari awan cumulonimbus yang dapat membentuk petir. Dikarenakan wilayah ini memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi disertai pembangunan infrastruktur yang semakin berkembang sehingga perlu dilakukan  suatu  penelitian untuk menganalisis tingkat kerawanan sambaran petir. Terdapat 2 Faktor yang diperlukan untuk mengidentifikasi tingkat kerawanan sambaran petir, yaitu faktor ancaman menggunakan data kejadian petir CG (Cloud to Ground) tahun 2014–2019 dan faktor  kerentanan menggunakan data kepadatan penduduk dan luas lahan untuk rumah dan bangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian  ini adalah Metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk mendapatkan tingkat  kerawanan  sambaran petir pada beberapa kecamatan yang diinterpretasikan ke dalam peta tematik menggunakan software ArcGIS. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Bondoala, Kadia, Konda, dan Moramo Utara  memiliki  nilai  tingkat  kerawanan sambaran  petir  tinggi.  Kecamatan Abeli, Kendari, Kendari Barat, Moramo, dan Soropia memiliki tingkat kerawanan sedang. Kecamatan Baruga, Kambu, Mandonga, Nambo, Poasia, Puwatu, dan Wua-Wua memiliki tingkat kerawanan rendah. Kata kunci: Petir CG, Tingkat Kerawanan, Simple  Additive Weighting Abstract: Lightning is an electrical discharge process from loaded cloud (cumulonimbus (Cb)) that occurs in the atmosphere. The electrical discharge activity towards a particular object is called a lightning strike which has various strength. Lightning usually occurs in the atmosphere but if the lightning strike reaches the land and has a great power it can threatens the safety of human life and property. Kendari City, Konawe Selatan, and Konawe is a lightning strike prone area located on tropical high rainfall level potentially forming thunder cloud (cumulonimbus). Due to high population density and infrastructure development in this region, so that a research is needed to analyze lightning vulnerability level. This research was conducted based on 2 factors to identify the lightning strikes vulnerability. The first one is the threat factor using lightning CG events in 2014-2019 and the second one is using population density and areas used as residence and building. The method used in this research is Simple Additive Weighting to calculate the lightning strike vulnerability level in several district and the result is interpreted into thematic map using ArcGis software. Based on the calculation result it shows that Bondoala, Kadia, Konda, and Moramo Utara district have the highest lightning strike vulnerability level. Abeli, Kendari, Kendari Barat, Moramo, and Soropia district have moderate level. Baruga, Kambu, Mandonga, Nambo, Poasia, Puwatu, and Wua-Wua have the lowest lightning strike vulnerability level. Keywords: CG Lightning, Vulnerability Level, Simple  Additive Weighting
KAJIAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PANGAN DAN AIR DENGAN MEMANFAATKAN CITRA LANDSAT 8 (STUDI KASUS: KABUPATEN BUTON) Amilusri Amilusri; Jamal Harimudin; Fitra Saleh; Ahmad Hidayat; Nurgiantoro Nurgiantoro
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 6, No 2 (2022): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v6i2.28350

Abstract

Abstrak: Penentuan besarnya daya dukung lingkungan dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas yang dimiliki suatu lingkungan untuk memenuhi dan mendukung kegiatan manusia sebagai pengguna ruang untuk menjamin keberlangsungan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memetakan jasa lingkungan penyedia pangan di Kabupaten Buton; (2) memetakan jasa lingkungan penyedia air di Kabupaten Buton. Metode yang digunakan adalah skoring dan bobot. Hasil Penelitian: (1) klasifikasi ketersediaan pangan Kabupaten Buton dibagi menjadi lima kelas, yaitu: Jasa ekosistem penyedia pangan kelas sangat rendah seluas 517,66 ha (0,30 %), kelas rendah seluas 97.107,90 ha (57,97 %), kelas sedang seluas 68.041,64 ha (40,62%), kelas tinggi seluas 539,70 ha (0,32 %), dan kelas sangat tinggi seluas 1.294,12 ha (0,77 %); (2) Jasa ekosistem penyedia air di Kabupaten Buton kelas sangat rendah seluas 35.998,34 (21.49 %), kelas rendah seluas 1.312,43 ha (0,78 %), kelas sedang seluas 11.8750,60 ha (70,89%), dan kelas tinggi seluas 11.439,25 ha (6,82 %). Kata kunci: Daya Dukung Lingkungan, Jasa Ekosistem, Kabupaten Buton Abstract: Determination of the carrying capacity of the environment is done by knowing the capacity of an environment to fulfill and support human activities as users of space to ensure its survival. This study aims to: (1) map the environmental services of food providers in Buton Regency; (2) map the environmental services of water providers in Buton Regency. The method used is scoring and weighting. Research results: (1) classification of food availability in Buton Regency is divided into five classes, namely: Ecosystem services providing food, very low class, covering an area of 517.66 acre (0.30 %), low class covering an area of 97,107.90 acre (57.97 %), medium class covering an area of 68,041.64 acre (40.62%), high class covering an area of 539.70 acre (0.32 %), and very high class area of 1,294.12 acre(0.77% );(2) Water supply ecosystem services in Buton Regency are very low class covering an area of 35,998.34 acre (21.49 %), low class covering an area of 1,312.43 acre (0.78%), medium class covering an area of 11,8750.60 acre (70.89%), and high class area of 11,439.25 ha (6.82%). Keywords: Environmental Carrying Capacity, Ecosystem Services, Buton Regency