Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Korelasi Fenotipik Sifat Kuantitatif Itik Magelang di Kabupaten Magelang Ayu Rahayu; Shinta Ratnawati; Rahma Wulan Idayanti; M. Haris Septian; Budi Santoso; Nadia Ade Lutfiana
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.5 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.12567

Abstract

Itik adalah unggas air yang masuk dalam kelas Aves dan menjadi salah satu unggas yang masuk dalam kategori unggas dwiguna yaitu hewan yang menghasilkan telur dan daging. Jenis itik yang banyak dibudidayakan di dusun Sempu, desa Ngadirojo, kecamatan Secang, kabupaten Magelang adalah jenis Itik Magelang. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui korelasi fenotip dari sifat-sifat kuantitatif Itik Magelang. Penelitian ini dilakukan di dusun Sempu, Desa Ngadirojo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Total sampel untuk pengamatan sifat kuantitatif adalah 100 ekor itik Magelang yang dipelihara secara semi intensif. Sample yang diambil adalah Itik Magelang yang sudah memasuki fase produksi. Hasil yang didapat dari data tersebut dianalis menggunakan IBM SPSS 23 dengan sistem partial correlations. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap beberapa peternak di dusun Sempu menunjukkan jika nilai korelasi antara BB dengan PB dan LD, PB dengan LD menunjukkan hasil yang sangat signifikan (p<0,01) sedangkan korelasi antara PB dengan ST menunjukkan signifikan (p<0,05). Pertambahan bobot badan Itik Magelang sangat berpengaruh juga terhadap panjang badan dan lingkar dada. Semakin bertambahnya bobot badan maka postur tubuh juga akan semakin besar pengaruhnya terhadap bertambahnya panjang badan dan lingkar dada.Kata kunci: fenotipik, itik magelang, korelasi, sifat kuantitatifQuantitative Phenotypic Correlation of Magelang Ducks in Magelang RegencyABSTRACTDucks are waterfowl that belong to the aves class and become one of the poultry which is included in the category of dual-purpose poultry, animals that produce eggs and meat. The type of ducks that are widely cultivated in Sempu Hamlet, Ngadirojo Village, Secang Subdistrict, Magelang Regency was the Magelang duck type. The purpose of this study was to know the phenotypic correlation of the quantitative traits of the duck. This research was conducted in Sempu Hamlet, Ngadirojo Village, Secang subdistrict, Magelang regency. The Total sample for quantitative trait observation was 100 of Magelang's semi-intensive preserved duck-tails. The Sample was the ducks in Magelang that have entered the production phase. The results obtained from the data were analyzed using IBM SPSS 23 with partial correlations. The results of research conducted against several breeders in Sempu Hamlet indicated that if the correlation between BB and PB and LD, PB with LD showed very significant results (p< 0.01) While the correlation between PB and ST showed significant (p< 0.05). The weight gain of Magelang's Duck was also highly affected body length and heart girth. The more body weight gain, the more posture will affect the body weight gain and heart girth.Keywords: correlation, magelang ducks, phenotypic, quantitative traits
Manajemen Pemeliharaan Itik Magelang Secara Intensif Dan Ekstensif Di Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang Ayu Rahayu; Tri Puji Rahayu
Bulletin of Applied Animal Research Vol 2 No 2 (2020): Bulletin of Applied Animal Research
Publisher : LPPM Perjuangan University of Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/baar.v2i2.217

Abstract

Itik Magelang merupakan salah satu plasma nutfah unggas lokal yang mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur, daging dan bulu. Perlunya mengkaji keberadaan, cara budidaya, dan pemasaran Itik Magelang yang ada di Kecamatan Secang. Sehingga dapat diupayakan pengembangannya sebagai ternak unggulan di Kabupaten Magelang khususnya Kecamatan Secang. Budidaya Itik Magelang dapat sebagai penghasilan utama maupun sampingan guna meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Penelitian mengambil sampel itik Magelang di Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, yang terdiri dari tiga desa yaitu Pucang, Ngadirojo dan Secang. Masing-masing desa melalui Kepala Desa ditentukan masing-masing 10 peternak yang mempunyai Itik Magelang sebagai peternak sampel. Berdasarkan kuisioner terstruktur dilakukan wawancara yang berkaitan dengan pengenalan itik Magelang, cara budidaya dan pemasaran. Data yang diperoleh ada dua macam. Peneliti mengamati langsung pada daerah penelitian dan menentukan desa serta sampel peternak. Peneliti juga mengamati langsung Itik Magelang yang masih ada di daerah penelitian. Data kedua diperoleh dari peternak sampel dengan daftar pertanyaan yang telah disusun untuk mengetahui keberadaan itik sesuai tujuan penelitian. Data dianalisa secara deskriptif dengan bantuan tabel untuk menggambarkan ragam spesies itik, ragam budidaya, dan ragam pemasaran.
PENDAMPINGAN ANAK USIA DINI BERBASIS PETENAKAN ITIK MAGELANG DI DESA NGADIROJO, KECAMATAN SECANG, KABUPATEN MAGELANG Ayu Rahayu
Journal of Empowerment Community Vol. 1 No. 2 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1144.931 KB) | DOI: 10.36423/jec.v1i2.216

Abstract

Pengabdian “Pendampingan Anak Usia Dini Berbasis Peternakan Itik Magelang di Desa Ngadirojo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang” merupakan salah satu program pengabdian rutin dosen Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Tidar Magelang yaitu Ayu Rahayu, S.Pt., M.Sc. Pengabdian ini dilakukan kepada masyarakat di Desa Ngadirojo, Secang, Magelang yang dibantu oleh  satu dosen Agroteknologi, tiga dosen Peternakan, dan 10 orang mahasiswa. Pengabdian ini ditujukan kepada anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Arrosyidin kelas 4, 5 dan 6. Hal ini dimaksudkan untuk mengenalkan jenis jenis itik di Indonesia yang banyak dipelihara oleh para peternak sejak dini. Karena sebagian masyarakat hanya mengetahui beberapa jenis itik selain itik Magelang. Untuk memudahkan pengenalan jenis-jenis itik terhadap anak-anak. Diapliasikan melalui permainan yaitu monopoly. Banyak yang beranggapan kalau permainan monopoly terdapat unsur uang. Namun permainan ini sangat berbeda dari permainan yang biasanya. Tidak terdapat unsur uang karena bertujuan untuk pendidikan. Permainan monopoly itik mengandalakan kekompakan tim. Sebelum permainan dimulai, untuk memudahkan pemahaman anak-anak terhadap ciri-ciri dan karakter setiap itik diberikan penjelasan terlebih dahulu melalui sosialisasi, sehingga lebih memudahkan dalam permainan yang akan dilakukan. Selain itu, Dr. Sri Hidayati (dosen Agroteknologi) juga memberikan sosialisasi mengenai pentingnya gemar makan daging untuk menambah wawasan anak dan guru di MI Arrosyidin. Kata kunci: Desa Ngadirojo, Itik Magelang, Pengembangan Peternakan
PENGEMBANGAN PETERNAKAN ITIK MAGELANG BERBASIS MASYARAKAT MANDIRI DI DESA NGADIROJO, KECAMATAN SECANG, KABUPATEN MAGELANG Ayu Rahayu; Tri Puji Rahayu
Journal of Empowerment Community Vol. 2 No. 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/jec.v2i2.407

Abstract

Duck population in Magelang area, especially Ngadirojo Village, Secang Subdistrict has decreased. The total population of ducks in Secang District is 9,980 tails while the total duck population for 2015 in Magelang Regency according to the Department of Animal Husbandry and Fisheries of Magelang Regency is 186,736. The main problem of Ngadirojo Village, Secang Subdistrict is the origin of Magelang Ducks, but now the population is decreasing. The lack of knowledge of the community about the maintenance management of Magelang ducks is one of the causes of the reduced duck population in the village. So it is offered a solution that is solutive to overcome this problem, namely by growing the interest of farmers to want to raise ducks as a main and sideline business, especially for young people who have not worked, and increase the knowledge and skills of farmers about Magelang duck cultivation techniques. After that the expected output target is to produce skilled farmers in Magelang duck maintenance management and produce young entrepreneurs through Magelang duck. The method that is carried out is the holding of socialization and counseling regarding the maintenance management of Magelang Duck and its marketing.Keywords: Ngadirojo Village, Magelang Duck, Livestock Development 
SORTING TECHNIC OF TRADITIONAL MARKET WASTE IN MAGELANG CITY Ayu Rahayu; Adhi Surya Perdana
Journal of Livestock Science and Production Vol 2, No 2 (2018): Journal of Livestock Science and Production
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jalspro.v2i2.954

Abstract

AbstractThe city of Magelang is a city that has a large population. Due to the automatic density of the population, there will be many shopping places, one of which is the market to meet the daily needs of the community. Magelang city is able to produce market waste up to 300 tons per day. The waste has not been used properly. This can cause environmental pollution. Market waste in the city of Magelang is a homework that must be immediately completed because all this time it has not been fully processed. The research objective is to sort out organic and inorganic waste at the Koa Market in Magelang. The sample of research includes five markets namely Rejowinangun, Gotong Royong, Kebonpolo, Cacaban and Sidomukti. The research method used survey method with questionnaire research tool aimed at market traders to know the characteristics of market traders, merchant waste, average amount of waste and its utilization, and other supporting components. Presentation of data analysis result obtained by descriptive analysis approach. Field findings of the average amount of market waste volume that can be utilized as livestock feed per m3/day based on market location that is Rejowinangun Market (9,2 m3), Gotong Royong (5,2 m3), Kebonpolo (3,3 m3) Cacaban (1.8 m3), and Sidomukti (2.1 m3), it is expected that this research can be used as a reference for market waste treatment in determining the policy of the local Industry and Trade Office. Keywords: Sorting technique, Waste Traditional Market, Magelang