Heribertus Dedy Kusuma Yulianto
Departemen Biomedika, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

POTENSI HERBAL BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria Macrocarpa (scheff.) Boerl) YANG DIMANFAATKAN SEBAGAI MODIFIKATOR PERMUKAAN DAN ANTI-ADHESI BAKTERI S.mutans PADA PERMUKAAN MATERIAL RESTORASI RESIN KOMPOSIT : POTENTION OF PHALEVIA FRUIT WICH WAS BE BENEFITTED AS A SURFACE MODIFICATOR AND ANTI ADHESIANT OF S.mutans BACTERIA ON THE SURFACE OF RESTORATION COMPOSITE RESIN MATERIAL Heribertus Dedy Kusuma Yulianto; Morita
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 2 (2014): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.545 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i2.2023

Abstract

Secara alamiah, bakteri rongga mulut mempunyai kecenderungan untuk melekat pada permukaan jaringan keras danlunak rongga mulut karena ketersediaan makanan untuk bakteri terakumulasi di permukaan. Kondisi patologis yangditimbulkan oleh perlekatan bakteri pada permukaan menjadi perhatian khusus dan menjadi objektif penelitian ini, yaituuntuk mencari metode yang efektif dalam menghambat perlekatan bakteri. Metode yang diteliti adalah metode pelapisanpermukaan/coating pada permukaan material restorasi RK yang bertujuan untuk memodifikasi sifat permukaan (surfacetreatment) material restorasi RK yang cenderung bersifat hidrofobik. Sifat hidrofobik ini ditengarai menjadi salah satufaktor penting yang berkontribusi terhadap perlekatan bakteri. Dengan melakukan modifikasi permukaan diharapkandapat mengurangi kemampuan perlekatan bakteri pada permukaan restorasi RK. Indikator yang digunakan untukmengamati perubahan sifat hidrofobisitas permukaan adalah perubahan sudut kontak (contact angle) cairan yangditeteskan pada permukaan. Sudut kontak permukaan yang lebih kecil mengindikasikan permukaan yang bersifat lebihhidrofilik. Untuk mengevaluasi efektivitas metode pelapisan pada permukaan yang bertujuan untuk memodifikasi sifatpermukaan, digunakan senyawa berbentuk cairan yang diekstrak dari buah mahkota dewa (phaleria macrocarpa (scheff.)boerl). Pengaruh permukaan yang dilapisi dengan cairan ekstraksi terhadap perlekatan bakteri diuji dengan menggunakanalat Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil penelitian menunjukkan metode pelapisan dengan cairan ekstrak buah mahkota dewa mampu menurunkan sifat hidrofobisitas permukaan RK, dan hasil gambaran SEM secara kualitatifmenunjukkan adanya penghambatan pembentukan koloni bakteri S.mutans. pada permukaan yang dilapisi dengan cairanekstrak buah mahkota dewa.
Dealing with the high-risk potential of COVID-19 cross-infection in dental practice Yulianto, Heribertus Dedy Kusuma; Purwanti, Nunuk; Utami, Trianna Wahyu; Dewi, Anne Handrini; Listyarifah, Dyah; Ruspita, Intan; Nur, Asikin; Susilowati, Heni
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 6, No 1 (2020): April
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/majkedgiind.56588

Abstract

The World Health Organization reported that the SARS-CoV-2 virus has infected more than 5 million people around the world. Dental care providers and health care professionals need to be aware of the high-risk potential of crossinfection since the routes of virus transmission commonly happen through droplets and aerosols. This review aimed at collecting essential knowledge about the COVID-19 needed by dental practitioners. The review focused on the oral involvement in COVID-19, the role of oral transmission as the high-risk potential of cross-infection and recommended strategies to minimize the risk of cross-infection in dental practice. We searched all the published clinical features from PubMed, Google Scholar, Scopus and hand searched library online databases, from January 2015 until May 2020. Keywords used were “COVID-19”, “Dentistry”, “Dental protection”, “Cross-contamination”, “Aerosol and non aerosol”, and ”Povidone-iodine” with their combinations. We identified 52 articles to review after the initial selection with inclusion and exclusion criteria. Results showed use of topical applications of povidine-iodine and viricidal mouthwash could significantly reduce the high-risk of cross-infection from dentistry patients who are asymptomatic with COVID-19 infection. Further safeguards include suspending all non-emergency procedures temporarily and closely screening patients for symptoms which may be suspected to be COVID-19 infection.
Dealing with the high-risk potential of COVID-19 cross-infection in dental practice Heribertus Dedy Kusuma Yulianto; Nunuk Purwanti; Trianna Wahyu Utami; Anne Handrini Dewi; Dyah Listyarifah; Intan Ruspita; Asikin Nur; Heni Susilowati
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 6, No 1 (2020): April
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/majkedgiind.56588

Abstract

The World Health Organization reported that the SARS-CoV-2 virus has infected more than 5 million people around the world. Dental care providers and health care professionals need to be aware of the high-risk potential of crossinfection since the routes of virus transmission commonly happen through droplets and aerosols. This review aimed at collecting essential knowledge about the COVID-19 needed by dental practitioners. The review focused on the oral involvement in COVID-19, the role of oral transmission as the high-risk potential of cross-infection and recommended strategies to minimize the risk of cross-infection in dental practice. We searched all the published clinical features from PubMed, Google Scholar, Scopus and hand searched library online databases, from January 2015 until May 2020. Keywords used were “COVID-19”, “Dentistry”, “Dental protection”, “Cross-contamination”, “Aerosol and non aerosol”, and ”Povidone-iodine” with their combinations. We identified 52 articles to review after the initial selection with inclusion and exclusion criteria. Results showed use of topical applications of povidine-iodine and viricidal mouthwash could significantly reduce the high-risk of cross-infection from dentistry patients who are asymptomatic with COVID-19 infection. Further safeguards include suspending all non-emergency procedures temporarily and closely screening patients for symptoms which may be suspected to be COVID-19 infection.
RONGGA MULUT SEBAGAI RESERVOIR POTENSIAL UNTUK INFEKSI Pseudomonas aeruginosa Puspita Hajardhini; Heni Susilowati; Heribertus Dedy Kusuma Yulianto
ODONTO : Dental Journal Vol 7, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/odj.7.2.125-133

Abstract

Introduction : Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) is Gram-negative bacteria which is normally inhabiting in environment, however it tends to be an opportunistic pathogen within oral cavity. It utilizes the oral cavity as potential reservoir to infect either lungs or oral cavity itself. Both planktonic and biofilm forms can mediate its infection in oral cavity so that making its difficulties to eradicate since its broad resistance to antibiotics.Method : We review the pathogenesis of oral infection and host defense mechanism to P. aeruginosa as well.Discussion: Several prevention strategies, both chemical and nonchemical, are elaborated to avoid oral bacterial contamination.Conclusion : Prevention strategies in dental aspect to P. aeruginosa is highly needed as its occurrence are susceptible to cross-infection.
Potensi Lendir Lele (Clarias batrachus) sebagai Saliva Buatan untuk Perawatan Mulut Kering Zipora Silka Yoretina; Deaoxi Renaschantika Djatumurti; Roissatun Nasikah; Hendri Susanto; Heribertus Dedy Kusuma Yulianto
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 23, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.62569

Abstract

Xerostomia merupakan kondisi klinis pasien berupa mulut kering yang dapat meningkakan pertumbuhan jamur Candida albicans penyebab kandidiasis. Penanganan pasien xerostomia dapat dilakukakan dengan pemberian saliva buatan. Lendir lele memiliki karakristik dan kemampuan dalam mengganti fungsi saliva sekaligus sebagai antijamur Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi lendir lele (Clarias batrachus) sebagai saliva buatan untuk perawatan mulut kering. Lendir lele (Clarias batrachus) diekstraksi kemudian diformulasikan menjadi saliva buatan dengan konsentrasi 13,2%, 14,4%, dan 17,2%. Pengujian dilakukan dengan mengukur tegangan permukaan menggunakan indikator besarnya sudut kontak tiap tetesan pada glass slide, mengukur derajat keasaman saliva buatan dengan pH meter, serta uji daya hambat pertumbuhan Candida albicans dengan metode disc-diffusion. Data kemudian dianalisis menggunakan uji ANOVA satu jalur dan LSD dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji ANOVA menunjukkan perbedaan sudut kontak antara saliva buatan 13,2%, 14,4% dan 17,2% pada glass slide dengan saliva alami dan kontrol positif (p<0.05), Perbedaan daya hambat terhadap koloni Candida albicans signifikan antara saliva buatan dengan kontrol positif dan saliva alami (p<0.05). Berdasarkan uji pH, terdapat perbedaan signifikan ketiga konsentrasi saliva buatan (13,2; 14,4; 17,2%) dengan saliva alami dan kontrol positif. Lendir lele berpotensi sebagai bahan pembuatan saliva buatan dan dapat berfungsi sebagai anti-jamur (Candida albicans).
Kemampuan Pembasahan Saliva Buatan dengan Kandungan Ekstrak Mukus Lele (Clarias batrachus) Zipora Silka Yoretina; Anne Handrini Dewi; Hendri Susanto; Heribertus Dedy Kusuma Yulianto
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 23, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.62571

Abstract

Xerostomia merupakan keluhan subyektif mulut kering yang sering berhubungan dengan adanya penurunan fungsi kelenjar saliva. Penanganan pasien xerostomia dapat dilakukan dengan pemberian saliva buatan. Mukus lele memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menggantikan fungsi saliva, sehingga dengan konsentrasi yang tepat mampu berperan sebagai lubrikan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kemampuan pembasahan antara saliva manusia dengan saliva buatan yang mengandung mukus lele (Clarias batrachus) pada permukaan hidrofobik. Mukus lele (Clarias batrachus) diekstraksi kemudian diformulasikan menjadi saliva buatan dengan menambahkan 0,1% methylparaben, 0,05% EDTA, 4,69% dekstrosa, dan aqua pro-injection. Pengujian dilakukan dengan mengukur kemampuan pembasahan saliva buatan menggunakan indikator besarnya sudut kontak sampel pada permukaan hidrofobik selama 5 menit. Data yang digunakan merupakan rerata nilai sudut kontak pada kedua sisi tetesan di menit ke-0, 0,5, 1, 1,5, 2, dan 5 yang dianalisis menggunakan aplikasi ImageJ. Hasil independent sample t-test  menunjukkan sudut kontak saliva buatan mukus lele lebih kecil daripada saliva manusia (p<0,05) pada pengamatan menit ke-0, 0,5, 1, 1,5, 2, dan 5. Kemampuan pembasahan saliva buatan mukus lele memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan saliva manusia, sehingga saliva buatan ini memberikan fungsi lubrikatif dan protektif yang tidak terlalu menyerupai saliva manusia.
RONGGA MULUT SEBAGAI RESERVOIR POTENSIAL UNTUK INFEKSI Pseudomonas aeruginosa Puspita Hajardhini; Heni Susilowati; Heribertus Dedy Kusuma Yulianto
Odonto : Dental Journal Vol 7, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.693 KB) | DOI: 10.30659/odj.7.2.125-133

Abstract

Introduction : Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) is Gram-negative bacteria which is normally inhabiting in environment, however it tends to be an opportunistic pathogen within oral cavity. It utilizes the oral cavity as potential reservoir to infect either lungs or oral cavity itself. Both planktonic and biofilm forms can mediate its infection in oral cavity so that making its difficulties to eradicate since its broad resistance to antibiotics.Method : We review the pathogenesis of oral infection and host defense mechanism to P. aeruginosa as well.Discussion: Several prevention strategies, both chemical and nonchemical, are elaborated to avoid oral bacterial contamination.Conclusion : Prevention strategies in dental aspect to P. aeruginosa is highly needed as its occurrence are susceptible to cross-infection.