Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan gaya bahasa dalam iklan PT Unilever Indonesia pada media televisi dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik rekam, simak, dan catat. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan gaya bahasa perbandingan pada iklan PT Unilever Indonesia di media televisi. Jenis gaya bahasa perbandingan yang di temukan ialah 81 penemuan pada iklan PT Unilever Indonesia di media televisi. Pada 81 temuan yang terdapat gaya bahasa perbandingan yang meliputi, 14 (17%) Gaya Bahasa Hiperbola, 5 (6%) Gaya Bahasa Metonimia, 2 (2%) Gaya Bahasa Personifikasi, 12 (15%) Gaya Bahasa Metafora, 12 (15%) Gaya Bahasa Sinekdok, 3 (4%) Gaya Bahasa Alusi, 4 (5%) Gaya Bahasa Asosiasi, 5 (6%) Gaya Bahasa Eufimisme, 6 (7%) Gaya Bahasa Pars Pro Toto, 5 (6%) Gaya Bahasa Epitet, 9 (11%) Gaya Bahasa Eponim, 1 (1%) Gaya Bahasa Hipalase, 3 (4%) Gaya Bahasa Simile. penggunaan gaya bahasa yang dominan yaitu gaya bahasa Hiperbola dengan hasil yaitu penggunaan gaya bahasa sebanyak 14 temuan atau 17% gaya bahasa. Dalam iklan PT Unilever Indonesia tidak perlu melebih-lebihkan kualitas produk yang ditawarkan, jika tidak sesuai dengan aslinya. Dengan itu tujuan utama dari penjualan sebuah produk tidak hanya mengutamakan laris di pasaran tetapi juga harus memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat atau konsumen yang ingin membeli produk tersebut.