Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK MIKROBIOLOGI KOSMETIK BERBAHAN DASARRUMPUT LAUT Eucheuma cottonii ASAL SULAWESI TENGGARA Suwarjoyowirayatno, Suwarjoyowirayatno; Inthe, Mita Gebriella; Sadimantara, Muhammad Syukri; Rhenislawaty, Rhenislawaty; Sakir, Sakir
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL FKPT-TPI 2017
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.875 KB)

Abstract

Trend pengembangan saat ini, masyarakat lebih memilih kosmetik berbahandasar alami yang dampaknya aman buat kesehatan. Rumput laut Eucheuma cottoniimerupakan salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakupembuatan kosmetik dikarenakan mengandung antioksidan tinggi. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui kandungan mikroba kosmetik berbahan dasar rumput lautyang diproduksi. Produksi kosmetik berbahan dasar rumput laut terdiri dari empatproduk, yaitu; sabun padat rumput laut, sabun cair rumput laut, skin lotion rumput lautdan krim wajah rumput laut. Pengujian mikrobiologi kosmetik berbahan dasar rumputlaut terdiri dari pengujian Angka Lempeng Total (ALT), Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Pengujian ALT (30℃, 72 jam)memperlihatkan produk kosmetik berbahan dasar rumput laut seperti sabun padat, sabun cair dan krim wajah menghasilkan nilai <10 colony/g, sedangkan skin lotion 1,8 x 10colony/g. Uji deteksi kandungan Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan Candida albicans terhadap keempat sampel kosmetik rumput laut memperlihatkan hasilnegatif. Dari hasil pengujian mikrobiologi diperoleh nilai yang masih sesuai standar BPOM kecuali pada uji ALT produk skin lotion rumput laut yang memiliki nilai diatasstandar. Produk kosmetik rumput laut yang diproduksi terdiri dari sabun padat, sabuncair dan krim wajah aman untuk digunakan karena memenuhi semua standar ujimikrobiologi.Kata kunci:  Eucheuma cottonii, Kosmetik, Mikroba, Pseudomonas aeruginosa,  Staphylococcus aureus
KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA GELATIN DARI SIPOU (Siphonosoma australe-australe) ASAL SULAWESI TENGGARA Suwarjoyowirayatno, Suwarjoyowirayatno; Sakir, Sakir; Inthe, Mita Gebriella; Rhenislawaty, Rhenislawaty; Fatimah, Shalawatun Amaliah
Jurnal Fish Protech Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Fish Protech Vol. 2 No. 2 Oktober 2019
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfp.v2i2.9741

Abstract

Physico-Chemical Characterization of Sipou Gelatin (Siphonosoma australe-australe) from Southeast SulawesiABSTRACT          Nowadays people's concern about healthy and halal sources of gelatin is being discussed. Gelatin source development is currently underway, especially gelatin from fisheries products. The aim of this study was to determine the physical and chemical characteristics of gelatin from sipou from Southeast Sulawesi. Gelatin extraction used acid and base treatment, each treatment was three times replication. The analysis carried out by measuring the yield value, viscosity, water content, protein content, ash content, and fat content. The results of physical test of sipou gelatin showed that soaking with acid and base solution gave a yield value of 8.15 ± 0.014% - 9.10 ± 0.028% and a viscosity value of 2.47 ± 0.013 cP - 3.48 ± 0.042 cP. The chemical test of sipou gelatin showed that the value of water content, protein, ash, and fat are 8.40 ± 0.003 - 9.57 ± 0.271%, 79.85 ± 0.07 - 80.89 ± 1.08, 1.65 ± 0.005 - 3.67 ± 0.046, and 1.05 ± 0.07 - 2.75 ± 0.07 respectively.Keywords: Acid-base processes, bean worms, gelatin, halal, sipou.ABSTRAKSaat ini kekhawatiran masyarakat akan sumber gelatin yang sehat dan halal ramai diperbincangkan. Pengembangan sumber gelatin saat ini sedang dilakukan, khususnya gelatin yang bersumber dari hasil perikanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia gelatin dari sipou asal Sulawesi Tenggara. Ekstraksi gelatin menggunakan perlakuan asam dan basa, masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Analisis yang dilakukan yaitu mengukur nilai rendemen,  viskositas, kadar air, kadar protein, kadar abu, dan kadar lemak. Hasil analisis dibahas secara deskriptif. Hasil pengujian fisik gelatin sipou menunjukkan bahwa perendaman dengan larutan asam dan basa memberikan nilai rendemen 8,15±0,014% - 9,10±0,028% serta nilai viskositas  2,47±0,013 cP - 3,48±0,042 cP. Pengujian kimia gelatin sipou menunjukkan nilai kadar air 8,40±0,003 - 9,57±0,271%, kadar protein 79,85±0,07 - 80,89±1,08, kadar abu 1,65±0,005 - 3,67±0,046, dan kadar lemak 1,05±0,07 - 2,75±0,07.Kata kunci: Cacing kacang, gelatin, halal, proses asam basa, sipou
Pelatihan Penerapan Teknologi Surimi Based Product Pada Masyarakat Bajo Desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara Suwarjoyowirayatno, Suwarjoyowirayatno; Asnani, Asnani; Isamu, Kobajashi Togo; Inthe, Mita Gebriella; Daniningsih, Tri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2214.153 KB) | DOI: 10.33772/jpmit.v1i1.8791

Abstract

Abstrak Desa Wawatu memiliki hasil tangkapan ikan yang cukup melimpah. Potensi ini kurang termanfaatkan,  dimana ketika musim panen tiba ikan melimpah, tetapi tidak semua ikan hasil tangkapan termanfaatkan dengan baik, bahkan terbuang karena mengalami kerusakan, sedangkan pada musim paceklik, ikan sulit untuk diperoleh, sehingga masyarakat kekurangan bahan pangan. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat Desa Wawatu khususnya wanita suku bajo terhadap penerapan teknologi surimi dan produk turunannya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang dilakukan berupa pemberian materi, pelatihan dan praktek. Hasil data diperoleh bahwa 77,8% peserta pelatihan berprofesi sebagai penjual ikan dan 22,2% sebagai nelayan. Data menunjukkan 56% peserta belum pernah mengikuti pelatihan pengolahan hasil perikanan dan 44% sudah pernah. Data peserta yang mengetahui produk surimi, diketahui 50% peserta tidak tahu, 33,3% pernah mendengar tapi tidak mengetahui produknya dan 16,7% mengetahui produk surimi, sedangkan untuk pembuatan produk surimi, kamaboko, bakso ikan, dan nugget ikan 100% peserta belum pernah membuatnya. Olehnya itu pelatihan ini sangat tepat diberikan kepada wanita suku bajo untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Hasil dari pelatihan ini yaitu masyarakat bajo memperoleh peningkatan pengetahuan mengenai penerapan teknologi surimi dan produk turunannya, serta peningkatan keterampilan dengan melakukan praktek pembuatan produk turunan surimi secara langsung.Kata Kunci: Desa Wawatu, surimi, pelatihan, praktek, produk turunan AbstractWawatu village has good potential in fisheries catch products. This potential is not utilized well, when the fish catches are abundant, not all fishes was utilized properly, even wasted due to damage, whereas if fishes was difficult to obtained, so that people lack of protein sources for consumption. The Community Partnership Program (CPP) aims to provide knowledge and skills to the people of Wawatu Village, especially Bajo women, to the application of surimi technology and its derivative products. The program is conducted using action research method consist of giving presentation, training and practice. The results of the data obtained that 77.8% of trainees work as fishmonger and 22.2% as fishermen. Data shows that 56% of participants have never attended a fishery product processing training and 44% ever. The data shows that 50% of participants did not know about surimi, 33.3% had heard but did not know their products and 16.7% knew surimi products, while 100% participant never made surimi, kamaboko, fish meatballs, and fish nuggets. Therefore, this program was very appropriate for bajo women to improve their knowledge and skills. The result of this program is that the Bajo community gets an increased knowledge about surimi technology and derivative products, as well as increased skills by practicing to made of surimi derivative products directly.Keywords: Wawatu Village, surimi, derivate products, training, practice.
FRAKSINASI PROTEIN KAPANG LAUT Xylaria psidii KT30 DAN SITOTOKSISITASNYA TERHADAP SEL HeLa [Fractionation of Proteins of Marine Fungus Xylaria psidii KT30 and their Cytotoxicity against HeLa Cells] Mita Gebriella Inthe; Kustiariyah Tarman; Mega Safithri
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 25 No. 1 (2014): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.397 KB) | DOI: 10.6066/jtip.2014.25.1.39

Abstract

FRAKSINASI PROTEIN KAPANG LAUT Xylaria psidii KT30 DAN SITOTOKSISITASNYA TERHADAP SEL HeLa[Fractionation of Proteins of Marine Fungus Xylaria psidii KT30 and their Cytotoxicity against HeLa Cells]Mita Gebriella Inthe1), Kustiariyah Tarman1)* dan Mega Safithri2)1) Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor2) Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor Diterima 22 Juli 2013 / Disetujui 03 Maret 2014ABSTRACT Cervical cancer is the most common cause of death for Indonesian women after human breast cancer. One of the efforts of cancer treatment is the utilization of natural compounds. One of the microorganisms having the potential as anticancer agent is endophytic fungi. Endophytic fungi from the marine habitat can be isolated from sea weeds, sea grasses, sponges, and mangroves. Xylaria psidii KT30, a marine fungus used in this study was isolated from red seaweed Kappaphycus alvarezii. Xylaria psidii KT30 was cultivated in potato dextrose broth medium for nine days at room temperature 27-29°C in shaking condition. This study aimed to obtain protein fractions from X. psidii KT30 and determine their toxicity againt Chang and HeLa cells. The fractionation process was conducted using DEAE Sephadex A-50 column chromatography and the toxicity was determined by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). The metabolites excreted in the culture broth was extracted using 90% of ammonium sulphate. The extract was then tested for their toxicity against HeLa and Chang cells by Microculture Tetrazolium Technique (MTT) assay.The results revealed that LC50 of the protein extract of X. psidii KT30 was 104.95 ppm and IC50 was 69.9 ppm. Based on the National Cancer Institute (NCI), this value showed moderate cytotoxicity against HeLa cells.