Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Rancangan Perumahan dan Interaksi Penghuni dengan Sekitar Studi Kasus : Perumahan Menengah Atas di Yogyakarta Maria Immaculata Ririk Winandari; Bambang Hari Wibisono; Achmad Djunaidi; Heddy Shri Ahimsa-Putra
Forum Teknik Vol 35, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1577.093 KB)

Abstract

Upper middle-class housing has been growing fast in Yogyakarta, most of these being exclusive estate with limited acces. There has been curiosity that this condition minimizes interaction between in habitants of  housing estate and people in the surrounding area. Therefore, the purpose of this study was to examine the relatianshif  between housing layout, inhabitants’ interaction, and people in the surrounding area. The study was conducted in four Yogyakarta’s housing estate representhing the upper middle-class income community, they are Pertamina Complex Estate, Nandan Griya ldaman Estate, Griya lntan Permai Estate and Casa Grand Estate. The case study method was used to establish the relatianshif  between housing layout and inhabitants’ interaction through comparison of cases. The results of the study show that the number of  housing entrances, public, and commercial facilities as well as the obscure physical boundaries influence the interaction among inhabitants of  housing estate and people in the surrounding area. The high expectation of safety, security warranty, and the housing surveillance minimised the interaction between in habitants of  housing estates and people in the surrounding area eenwendfng ered. The design af the estates that enables local people to use the estates' facilities contributed to the increased interaction between inhabitants of  housing estate and people in the surrounding area.Keywords:  housing layout, public open space, interaction, upper midd/e-class, Yogyakarta
THE GUEST’S PREFERENCES OF THREE-STAR HOTEL ROOMS BASED ON VISUAL AND PHYSICAL PERCEPTION Nadya Nilafianty Prasetya; Maria Immaculata Ririk Winandari
International Journal on Livable Space Vol. 4 No. 2 (2019): MANAGING AND ACCOMMODATING LIVABILITY
Publisher : Jurusan Arsitektur - FTSP - Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/livas.v4i2.5529

Abstract

ABSTRACT The development of the tourism industry in Indonesia needs to be supported by appropriate facilities and infrastructure. Hotel as one of the supporting tourism in Indonesia has to be properly expanded. According to the data from Central Bureau of Statistics (BPS), the occupancy rate of star-rated hotels continues to increase over time. One of the factors affecting the customer's decision in choosing a hotel is its interior design. Interior elements consist of floor, wall, ceiling, and furniture. The wall element is one of the interior elements that are attractive to visitors. To find out the perception of hotel visitors, the author surveyed five three-star hotels in Jakarta. The five hotels are Maxone hotel in Matraman, Yellow Hotel in Harmoni, Lynt Hotel in Gambir, Park 5 Hotel and Swissbellinn both are located in Simatupang. The method used in this study is a mixed-method with a visual perception approach in the form of direct interviews and distributed questionnaires to 40 respondents. The results of the research show that several wall criteria of the hotel that are suitable for visitors among others are: bright wall colors and walls with soothing color schemes. Keywords: Guest’s preferences, hotel rooms, visual perception, wall design
PENGARUH IKLIM TERHADAP ELEMEN PELINDUNG SELUBUNG BANGUNAN DI RUSUNAWA TAMBORA JAKARTA Eka Saputra; Maria Immaculata Ririk Winandari; Julindiani Iskandar
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2166

Abstract

Bangunan hunian bertingkat tinggi seharusnya merespon iklim tropis di fasadbangunan. Respon tersebut dapat digunakan melalui penggunaan elemen pelindungsecara vertikal maupun horisontal untuk merespon panas matahari dan curah hujan yangtinggi. Penelitian ini dilakukan di Rusunawa Tambora, Jakarta Barat. Elemen pelindung dibangunan ini dianggap belum memenuhi kebutuhan penghuni. Paper ini mengekplorasibentuk elemen pelindung terhadap sinar matahari dan curah hujan, persepsi penghuni,serta bentuk elemen pelindung yang sesuai terhadap kondisi iklim tropis. Metode yangdigunakan adalah metode kualitatif deskriftif dengan objek penelitian adalah tiraihorisontal dan vertikal. Pengumpulan data dilakukan melalui survey, observasi, danwawancara yang didukung dengan studi pustaka terhadap 10 unit hunian sebagai sampelpenelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa balkon dan teritisan sebagai elemenpelindung di selubung bangunan menurut persepsi penghuni belum merespon panas dancurah hujan. Bentuk elemen pelindung yang paling mendukung kenyaman penghuni diorientasi timur /barat adalah dak teritisan dengan sirip vertikal di bagian depan. Di unityang berorientasi ke utara /selatan, bentuk elemen yang paling sesuai adalah dakteritisan.
BENTUK FASAD BANGUNAN PENDIDIKAN DI UIN 3 WALISONGO SEMARANG Anita Tita Yulita; Maria Immaculata Ririk Winandari; Sri Tundono
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3334

Abstract

Bangunan pendidikan UIN Walisongo memiliki karakter Islami. UIN Walisongo merupakan salah satu universitas dengan pendirian fakultas-fakultas yang berlandaskan teori Islam.Yang dimana bangunan - bangunannya harus merepresentasikan Islam itu sendiri. Metode yang digunakan pada penulisan ini adalah metode deskriptif-komparatif. Penerapan penelitian komparatif dalam penulisan ini dengan cara membandingkan beberapa bangunan di UIN Walisongo,  yaitu gedung Rektorat, Fakultas Ilmu Tarbiyah, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Digunakan enam variabel dalam menganalisa keterkaitan hubungannya. Variabel yang digunakan yaitu, ornamen, warna, fasad, dan bukaan. Hasil penelitian menemukan bahwa fasad merupakan penggabunganelemen bukaan utama yang dirancangvertikal.Hasil temuan bukaan terdapatdua jenis, yaitu bukaan jendela yang teratur menurut sumbu-sumbunya dari bawah keatas dan bukaan kaca dengan penutup menggunakan ornamen. Ornamen mengambil bentukdari logo UIN Walisongo yang berupa lengkungan runcing atau portal. Warna fasad menggunakan dominan warna hijau, putih, dan abu-abu.
KOMPARASI ARSITEKTUR HIGH TECH DI BANGUNAN STASIUN TRANSIT Carolina Dwi Nugraheni; Enny Supriyati Sardiyarso; Sri Handjajanti; Maria Immaculata Ririk Winandari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3369

Abstract

Stasiun transit merupakan bangunan yang memiliki peranan penting dalam mobilitas manusia dalam suatu perkotaan, yakni untuk mendukung perpindahan menuju suatu tempat. Untuk mendukung kegiatan utama stasiun transit, diperlukan fungsi – fungsi penunjang dan pelengkap pada bangunan transit agar dapat memenuhi kegiatan atau kebutuhan pengguna bangunan yang akan memperhatikan konteks sekitarnya. Selain itu bangunan juga perlu didukung sistem struktur yang memadai dan fungsional. Beberapa ciri arsitektur high tech dapat memenuhi kriteria atau kebutuhan pada bangunan transit dalam hal mengutamakan fungsi dan struktur yang fungsional. Metode penulisan yang digunakan adalah metode komparatif, menganalisa dan membandingkan bangunan transit yang ada dengan beberapa ciri arsitektur high tech. Hasil perbandingan menyatakan bahwa penerapan high tech pada bangunan transit berbeda – beda. Perbedaan dikarenakan adanya fungsi – fungsi penunjang yang berbeda di tiap stasiun, perbedaan juga disebabkan lokasi bangunan yang berbeda, dari segi eksistingnya maupun peranan stasiun itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan penerapan high tech pada bangunan transit dapat berbeda – beda walaupun memiliki acuan atau prinsip yang sama, hal ini untuk menyesuaikan kebutuhan akan bangunan transit itu sendiri maupun lingkungan bangunan transit berada.
KONSEP TATA RUANG CO-WORKING SPACE BAGI PERENCANAAN FASILITAS KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA Gusti Bagus Ananda; Enny Supriati Sardiyarso; Julindiani Iskandar; Maria Immaculata Ririk Winandari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3413

Abstract

Dewasa ini kegiatan berkumpul, berdiskusi, dan membangun relasi antar mahasiswa tidak hanya terjadi dalam ruangan yang disediakan oleh kampus, hal ini dipengaruhi perubahan pola perilaku mahasiswa yang berkembang seiring zaman. Muncullah konsep baru ruang beraktivitas untuk individu maupun kelompok, dimana setiap orangsaling berkolaborasi bersama orang lain dengan latar belakang yang beragam,konsep ini dikenal dengan nama co-workingspace. Universitas sebagai sebuah perguruan tinggi harus dapat beradaptasi dengan perubahan zaman untuk menghasilkan peluang inovasi dengan menyediakan co-workingspace bagi mahasiswa.Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik tata ruang (layout) co-workingspace yang sesuai bagi mahasiswa Universitas Indonesia dengan pendekatan  arsitektur perilaku. Metode penulisan komparatif kualitatif dengan membandingkan 3 studi kasus yang diambil secara acak terhadap variabel arsitektur perilaku, yaitu: zonasi, sirkulasi, tata perabot, dan suasana ruangyang berhubungan dengan co-workingspace. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik penataan ruang pada co-workingspace yang ideal adalah pengaturan zonasi secara hirarkis dari yang bersifat publik sampai privat dengan jalur penghubung menembus ruang agar tercipta interaksi antara setiap pemakai ruang dan penataan perabot secara half-open untuk menyediakan ruang kolaborasi yang fleksibel juga untuk berkonsentrasi. Suasana ruang bersifat subjektif tetapi karakteristik orang yang berkegiatan pada co-workingspace umumnya menginginkan suasana yang santai.
EKSPRESI STRUKTUR DAN PENGOLAHAN CAHAYA DITERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL Maghfira Inggita Dzikri; Maria Immaculata Ririk Winandari; Julindiani Iskandar
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3450

Abstract

Kota Semarang sangat mendukung sebagai transit point dalam berbagai macam penyelenggaraan kegiatan berskala nasional. Kota Semarang dianggap mampu menjadi titik strategis atau gerbang yang menjadi pilihan masyarakat dari segi bisnis dan pariwisata. Sarana transportasi penting sebagai penghubung antar wilayah maupun negara. Bandar udara adalah salah satu bangunan publik yang dapat memperkenalkan karakteristik daerah sekaligus sebagai pintu gerbang kota dan wajah pertama kota. Bangunan bandara dapat dibuat menarik untuk memperlihatkan karakteristik daerah tersebut dari sisi modern dengan cara ekspresi struktur dan pengolahan cahaya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif terhadap terhadap bandara internasional Kansai, bandara internasional Chhatrapati Shivaji dan bandara internasional Incheon.
PERCONTOHAN RUANG KOMUNAL DI RUMAH SUSUN TAMBORA, JAKARTA BARAT Maria Immaculata Ririk Winandari; Julindiani Iskandar; Dedes Nur Gandarum; Sri Handjajanti
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 1, Nomor 1, Januari 2020
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1268.105 KB) | DOI: 10.25105/juara.v1i1.5909

Abstract

Communal space will be managed optimally for the development and maintenance carried out by pesertauni. In Tambora Flats (Rusunawa), spacious units of dwelling cause residents need communal space as a place for them to socialize quickly. Understanding and skills regarding the development and maintenance of independent (participatory) spaces are very much needed to improve the use of space, improve the quality of the environment, as well as improve the skills of low-cost housing residents. The target of PKM this time consists of piloting the construction of recycled concrete communal spaces and participatory communal maintenance rooms. The PKM program this time aims to increase knowledge and understanding of communal spaces and the ability to develop these spaces in a participatory manner. The purpose was made through a demonstration of communal space using concrete materials, concrete residue tests from the FTSP Concrete Laboratory as the main material for making benches and garden boundaries. The pilot participants were RW 11 management, RT 009 management, residents who work as artisans, and other residents of Tambora Rusunawa residents in Kelurahan Angke, Tambora District. Participatory agreement required by residents from the design process to completion. The communication room PKM Team Program provides an insight into the design of a good communal space with facilitators who encourage residents to get in the care of the space
THE GUEST’S PREFERENCES OF THREE-STAR HOTEL ROOMS BASED ON VISUAL AND PHYSICAL PERCEPTION Nadya Nilafianty Prasetya; Maria Immaculata Ririk Winandari
International Journal on Livable Space Vol. 4 No. 2 (2019): MANAGING AND ACCOMMODATING LIVABILITY
Publisher : Jurusan Arsitektur - FTSP - Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.696 KB) | DOI: 10.25105/livas.v4i2.5529

Abstract

ABSTRACT The development of the tourism industry in Indonesia needs to be supported by appropriate facilities and infrastructure. Hotel as one of the supporting tourism in Indonesia has to be properly expanded. According to the data from Central Bureau of Statistics (BPS), the occupancy rate of star-rated hotels continues to increase over time. One of the factors affecting the customer's decision in choosing a hotel is its interior design. Interior elements consist of floor, wall, ceiling, and furniture. The wall element is one of the interior elements that are attractive to visitors. To find out the perception of hotel visitors, the author surveyed five three-star hotels in Jakarta. The five hotels are Maxone hotel in Matraman, Yellow Hotel in Harmoni, Lynt Hotel in Gambir, Park 5 Hotel and Swissbellinn both are located in Simatupang. The method used in this study is a mixed-method with a visual perception approach in the form of direct interviews and distributed questionnaires to 40 respondents. The results of the research show that several wall criteria of the hotel that are suitable for visitors among others are: bright wall colors and walls with soothing color schemes. Keywords: Guest’s preferences, hotel rooms, visual perception, wall design
PENERAPAN STRATEGI DESAIN PASIF DI BANGUNAN PUSAT KREATIF Maria Immaculata Ririk Winandari; Viviana Khoerunnisa Baharessa; Sri Tundono
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 2 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i2.5329

Abstract

Konsumsi energi bangunan yang berlebihan dapat mengakibatkan pemanansan global. Dampak dari pemanasan global ini menyebabkan kenaikan suhu yang dapat menggangu tingkat kenyamanan termal dalam bangunan. Hal tersebut dapat ditanggulangi dengan penerapan prinsip Arsitektur Berkelanjutan yaitu efisiensi energi. Upaya penghematan energi dilakukan melalui strategi desain pasif, yaitu pengaplikasian skylight, jendela, dan sun shading. Penerapan desain pasif ini berfokus dalam mengoptimalkan pencahayaan alami dan penghawaan alami yang dapat mengurangi konsumsi energi listrik pada bangunan. Optimalisasi ini juga sebagai upaya memperoleh kenyamanan termal dalam bangunan Pusat Kreatif sehingga menciptakan suasana ruangan yang dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas pengguna ruang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui posisi, bentuk, dan material pada jendela, sun shading, skylight yang efektif digunakan pada perancangan Pusat Kreatif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui studi literatur. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah (1) penerapan flat skylight menggunakan material glazing Polycarbonat (2) Penerapan jendela tipe pivot window dan fixed window (3) Penerapan sun shading bentuk kisi-kisi vertikal di sisi timur-barat dengan material bambu.