Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : SAWERIGADING

HIERARKI KEBUTUHAN TOKOH UTAMA DALAM DUA CERPEN FAISAL ODDANG (Needs Hierarchy of the Central Characters in Two Short Stories by Faisal Oddang) Saharul Hariyono; Nurhadi Nurhadi
SAWERIGADING Vol 26, No 1 (2020): Sawerigading, Edisi Juni 2020
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.201 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v26i1.680

Abstract

Characters, which described in the story are more interesting aspects as living as a human. Isuri and Hanafi are the central characters in Oddang’s short story who narrate how the character’s inner experiences that are unpleasant as a minority and make various efforts to reach the stage of actualizing themselves as a normal human being. This paper aims to analyze he needs level aspects of the central characters in two short stories Orang-orang dari Selatan harus Mati Malam itu and Di sana, Lima Puluh Tahun yang Lalu, using the Abraham Harold Maslow’s humanistic psychology approach. The data analyzed by using a descriptive qualitative technique with data reduction, data display, and conclusion. Results of the study showed that physiological needs, in particular, Isuri reached his needs through spirituality, while, Hanafi focused on the fulfillment of house; safety needs, Isuri avoided the chasing of state apparatus with hiding in the forest, then Hanafi decided to be Netherlands citizens to protect himself from the trouble. Love needs and belonging, make Isuri maintains his relationship with Upe even though the reality is not occurring as expected, Hanafi then preferred anomaly with having a love for the same-sex named Mapatang. Self esteem needs, Isuri defended his religion Tolotang, Hanafi tried to be a bissu to avoid cursing from his village. For the sefl-actualization needs, Isuri persuaded Uak to obtain civil rights, Hanafi actualized his self to learn the epic I La Galigo of the bissu hoby book.AbstrakTokoh fiksi adalah aspek yang lebih menarik banyak perhatian, seolah-olah hidup seperti manusia. Isuri dan Hanafi adalah tokoh utama dalam cerpen Oddang yang menarasikan bagaimana pengalaman batin tokoh yang tidak menyenangkan sebagai orang minoritas dan melakukan berbagai upaya mencapai tahap mengaktualisasikan diri sebagai manusia normal. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis aspek tingkat kebutuhan tokoh utama dalam dua cerpen Orang-orang dari Selatan harus Mati Malam Itu dan Di Sana, Lima Puluh Tahun yang Lalu menggunakan pendekatan psikologi humanistik Abraham Harold Maslow. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan penerapan reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan fisiologis, tokoh Isuri memenuhi kebutuhan ini lewat spiritualitas, sementara Hanafi berpusat pada pemenuhan tempat tinggal; kebutuhan rasa aman, Isuri menghindari kejaran aparat negara dengan bersembunyi dalam hutan, lalu Hanafi memutuskan menjadi warga negara Belanda demi melindungi diri dari marabahaya. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki membuat, Isuri bersikeras mempertahankan hubungannya dengan Upe walaupun praktiknya tidak terpenuhi, Hanafi memilih anomali, yakni menjalin cinta dengan sesama jenisnya yang bernama Mapatang. Kebutuhan rasa harga diri/penghargaan, Isuri mempertahankan agamanya Tolotang, Hanafi berusaha menjadi bissu demi menghindarkan tulah di kampungnya. Kebutuhan aktualisasi diri, Isuri membujuk Uak memeroleh hak sipil warga negara, Hanafi mengaktualisasi dengan memperdalam mempelajari epos I La Galigo kitab bissu.