Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

CHARACTER EDUCATION VALUE IN FOLK GAMES ON MERAPI MOUNTAIN SLOPE Nani Solihati; Ade Hikmat; Abdul Rahman Jupri; Syarif Hidayatullah
Jurnal Kependidikan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.315 KB) | DOI: 10.21831/jk.v3i1.22327

Abstract

This study was aimed at determining the value of character education in folk games on the slopes of Mount Merapi. This study used qualitative method. The subjects of this study were students, teachers, principals, and heads of Cangkringan and Pakem sub-education technical implementation unit. The instruments used were in-depth observations and interviews. The result shows that there are seventeen folk games, namely dakon, serak lidi, lompat tali, enggrang, bekelan, kelereng, bentengan, dan bola bakar, oya dodok, oya tembok, jamuran, cublak-cublak suweng, petak umpet, engklak, dingklik oglak-aglik, gobak sodor, and elang ayam.The game is used by teachers on the slopes of Mount Merapi to instill thirteen characters from eighteen educational characters. These characters, namely honesty, tolerance, discipline, hard work, creative, independent, democratic, curiosity, respect for achievement, friendship, caring for the environment, social care, and responsibility. Folk games should be integrated in learning in elementary school to develop student characterNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERMAINAN RAKYAT DI LERENG GUNUNG MERAPIPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai pendidikan karakter dalam permainan rakyat di lereng gunung Merapi. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar (SD), guru, kepala sekolah, dan kepala Unit Pelaksana Teknis sub pelayanan pendidikan di kecamatan Cangkringan dan kecamatan Pakem. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan pedoman wawancara. Hasil penelitian mengidentifikasi tujuh belas permainan rakyat, yaitu dakon, serak lidi, lompat tali, enggrang, bekelan, kelereng, bentengan, dan bola bakar, oya dodok, oya tembok, jamuran, cublak-cublak suweng, petak umpet, engklak, dingklik oglak-aglik, gobak sodor, dan elang ayam yang berpotensi sebagai sarana penanaman nilai karakter pada siswa SD. Permainan tersebut dimanfaatkan oleh para guru yang ada di lereng gunung Merapi untuk menanamkan tiga belas karakter dari delapan belas karakter pendidikan. Karakter tersebut, yaitu jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Permainan rakyat semestinya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran di SD untuk mengembangkan karakter siswa. 
Pelatihan Mading Sekolah bagi Siswa SMP Muhamamdiyah 19 Sawangan dan SMA Muhammadiyah 07 Sawangan Syarif Hidayatullah; Sulistyawati Sulistyawati; Abdul Rahman Jupri
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 10, No 2 (2019): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v10i2.3300

Abstract

Mading sekolah merupakan salah satu upaya untuk menanamkan budaya literasi, namun hal tersebut tidak terjadi pada SMP Muhammadiyah 19 Sawangan dan SMA Muhammadiyah 7 Sawangan. Mading sekolah di kedua sekolah tersebut minim tulisan dan jarang terbit. Hal tersebut dikarenakan minimnya wawasan mereka tentang cara menulis beragam karya tulis dan pengelolaan mading. Oleh karena itu, tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan wawasan sekaligus praktik tentang penulisan beragam karya tulis dan pengelolaan mading sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut metode yang digunakan adalah metode praktek. Para peserta dituntut untuk menulis dan membuat sistem pengelolaan mading sekolah. Setelah diberikan pelatihan, kegiatan ini berhasil membuat para peserta mampu menulis beragam karya tulis dan membuat sistem pengelolaan mading.
Peningkatan Keterampilan Mendongeng dengan Teknik Read Aloud pada Guru PAUD Aisyah Petukangan Utara Syarif Hidayatullah; Nur Aini Puspitasari; Awaludin Hidayat Ramli Inaku; Abdul Rahman Jupri; Achmad Abimubarok
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 3 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i3.6515

Abstract

Kemampuan mendongeng para guru PAUD Aisyiah Petukangan Utara masih kurang memadai hal ini ditandai dengan nilai pretes yang masih di bawah rata-rata yaitu 2,22 dalam skala penilaian 1-5. Untuk meningkatkan kemampuan mendongeng para guru, maka tim melakukan pelatihan mendongeng dengan teknik read aloud. Metode yang digunakan adalah metode pelatihan yang di dalamnya diisi dengan praktik dan diskusi. Kegiatan ini diikuti oleh lima orang guru. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan keterampilan mendongeng para guru yang ditandai dengan perbedaan antara pretes dan postes. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata kemampuan postes lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretes. Oleh karena itu kegiatan pengabdian masyarakat ini telah mencapai luaran yang diharapkan yaitu kemampuan mengenalkan cerita, membaca cerita, dan mendiskusikan cerita.
Pelatihan Keterampilan Bercerita Menggunakan Media Satu Gambar bagi Guru RA As-Siddiq Kota Bekasi Achmad Abimubarok; Abdul Rahman Jupri; Prima Gusti Yanti
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2: Mei 2022
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Learning loss merupakan salah satu dampak yang harus ditangani oleh para guru RA As-Siddiq selama melaksanakan pembelajaran daring. Tujuan dari pelatihan ini adalah mengoptimalkan keterampilan bercerita para guru agar siswa dapat termotivasi untuk belajar dan menanamkan nilai-nilai karakter. Penggunaan media satu gambar ditujukan agar memudahkan guru dalam mendapatkan media bercerita. Pelatihan ini dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu koordinasi, pendataan peserta, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa keterampilan bercerita guru telah memiliki keunggulan setelah diberikan materi dan latihan. Guru sudah mampu mengeksplorasi gaya, penyampaian, dan isi cerita dengan baik. Media satu gambar yang digunakan pun berhasil dieksplorasi dengan menjadikan gambar tersebut sebagai bahan interaksi kepada siswa, seperti bentuk, warna, latar, dan sebagainya.
Revitalizing Oral Literature Through Media Training and Time Storytelling for Parents and PAUD / Aisyiah Kindergarten Teachers in South Jakarta Nur Aini Puspitasari; Syarif Hidayatullah; Abdul Rahman Jupri
Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara Vol 2 No 2 (2019): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.267 KB) | DOI: 10.29407/ja.v2i2.12541

Abstract

Oral literature is rarely found in people's lives, especially in terms of storytelling. In fact, in fairy tales, there are values ​​of character education that can be instilled in children or students. For this reason, in an effort to revitalize the storytelling tradition, the team conducted media training and time to tell stories to parents and PAUD / TK Aisyiah teachers in Jakarta Selatan. To improve skills and awareness in storytelling, the team used training methods. In this method, the team gave lectures, discussions, and practices so that the participants were able to understand and apply the material that had been given. This activity was carried out at PAUD Aisyiah Petukangan Utara and TK Aisyiah 29 Jakarta Selatan. The material provided was the use of media in storytelling in the form of book and non-book media and storytelling time. The results of this training activity were that parents and teachers were able to practice storytelling with book and non-book media and understand the timing of storytelling well.
REHUMANISASI MELALUI PENDIDIKAN AGAMA MENURUT PERSPEKTIF KH. AHMAD DAHLAN Abdul Rahman jupri; Zamah Sari
Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran dan Pencerahan Vol 18, No 2 (2022): Rausyan Fikr
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/rf.v18i2.6843

Abstract

ABSTRACTThe importance of prioritizing humanization in the religious learning process aims so that students do not experience dehumanization. Rehumanization is intended so that students have complete rights and obligations in carrying out religious learning in the classroom. The purpose of this study is to describe rehumanization through religious education from the perspective of KH. Ahmad Dahlan. This study uses a descriptive analysis approach with a literature review research model (library research). The results of this study are according to Dahlan, religious education must be taught in an integrative way with other sciences, religious education must be taught physically and mentally in order to provide a complete concept to humans, religious education must be able to prioritize unity of heart so that it becomes a unifier of all differences, and religious teaching in schools must cover faith, teach love to fellow human beings, religious learning must revive the mind, religious learning must teach independence so that humans can rule and control themselves.Keywords: Rehumanization, Humanization, Religious Education
PELATIHAN DONGENG DIALOGIS DENGAN MEDIA DIGITAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI EMERGEN Syarif Hidayatullah; Abdul Rahman Jupri; Khusniyati Masykuroh
Abdimas Galuh Vol 4, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i2.8371

Abstract

Literasi emergen dapat dikembangkan dengan kegiatan dongeng dialogis. Namun, kemampuan guru dalam hal tersebut masih rendah. Oleh karena itu kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam ekspresi, vokal, dan interaksi. Bahan yang digunakan dalam kegiatan pengabdian aplikasi cerita rakyat atau cerita anak yang sudah dikembangkan menjadi media digital yang diunduh dari google playstore. Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode diskusi dan praktik. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam ekspresi, vokal, dan interaksi telah berkembang dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan perubahan yang signifikan dari penilaian pretes dan postes. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini telah memberikan kesadaran dan kemampuan pada guru untuk mengimplementasikan dongeng dialogis menggunakan media digital. Kegiatan pengabdian ini menyarankan pentingnya pelatihan vokal dalam satu kegiatan khusus dan waktu yang lebih lama agar kemampuan vokal guru berkembang maksimal.