Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CASE METHOD MELALUI OBSERVASI-INVESTIGASI SEBAGAI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DIALOGIKA DI FORUM KELAS Eddy Pahar Harahap; Hilman Yusra
Jurnal Bahasa Indonesia Prima (JBIP) Vol. 4 No. 1 (2022): Bahasa Indonesia Prima (BIP)
Publisher : BIP: Jurnal Bahasa Indonesia Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.988 KB) | DOI: 10.34012/jbip.v4i1.2164

Abstract

Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Bahasa dan pembicaraan itu muncul, ketika manusia mengungkapkan dan menyampaikan pikirannya kepada manusia lain. Untuk menyampaikan pikiran tersebut secara menarik diperlukan suatu kemampuan seni berbicara. Kajian seni berbicara adalah retorika. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa beretorika telah dikembangakan pembelajaran pemecahan kasus (case method) bersumber dari observasi-investigasi mahasiswa sebagai pengembangan bahan ajar dialogika di forum kelas. Ada pun aspek-aspek yang dinilai; keefektifan diksi, kejelasan artikulasi; intonasi dan jedah, ekpresi wajah, argumentasi, kejelasan data yang dipaparkan hasil investigasi-observasi di lapangan, dan kejelasan closing statement. Berdasarkan unsur-unsur yang dinilai tersebut simpulan nilai rata-rata setiap mahasiswa pada rentangan 75 sampai 78, pada umumnya kategori ‘baik’. Khusus kejelasan data yang dipaparkan hasil investigasi-observasi di lapangan rata-rata kemampuan cukup. Suasana debat mahasiswa termotivasi mengembangkan retorika kelompok dan pribadi. Simpulan penelitian, pembelajaran berbasis case method hasil observasi dan investigasi lapangan merupakan salah satu pilihan untuk melatih kemampuan mahasiswa; beretorika, berpikir realis dan kritis serta mengadakan penelitian sederhana. Ringkasnya, dengan pembelajaran pemecahan kasus (case method) bersumber dari observasi-investigasi mahasiswa termotivasi berbicara di forum kelas mata.
ORIENTASI PERCAKAPAN MASYARAKAT SUKU MELAYU BAJAU KUALA TUNGKAL: SUATU KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK Eddy Pahar Harahap
Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 2 No. 1 (2012): Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.807 KB)

Abstract

This  article  describe  monstrates  research  findings  of  orientation  communityconversation of Malay Bajau Kuala Tungkal. The results showed that the orientation of  conversational  Malay  Bajau,  divided: 1)  orientation of the  conversation about themeaning of life  (Malay Bajau  say  that life is  predestined  and must  accept  whatever they are), 2)  the orientation of  a conversation about  the nature of  the work  (Malay Bajau  feel  proud to be  a  fisherman)  and 3)  the orientation of  a conversation aboutthe  nature  of  time  (Malay  Bajau  said  that  the  time  depending  on  the  fish),  4)  the orientation  of  the  nature  of  man  and  nature  conversation  (they  say  depend  with nature), and 5)  the orientation of  a conversation about  the nature of man  with man(they say to accept the Koperasi Unit Desa)Keywords: orientation community conversation, Malay Bajau
DESKRIPSI FONETIS BAHASA MELAYU DIALEK SEBERANG KOTA Eddy Pahar Harahap
Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 4 No. 2 (2015): Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.034 KB)

Abstract

In the history stated that one of the spread of the Malay language in the province of Jambi. In the subsequent development of Malay language is still used as a style of speech in everyday life Jambi Malay community. Based on observations during this style of speech that is actually still used in accordance with the phonetic is the Malay community Across the city of Jambi. This research data is the phonetic description of Malay dialects across the city of Jambi. In collecting the data, the research instrument is the researcher's own (human instrument). Researchers came to the Malay community residence location for data collection. Phonetic data collection through observation, interviews, and recording. Results of research and discussion, that sounds Malay dialect is phonetically Across town can be classified as follows. Vowel sounds, consisting of; sound [a], a [i], a [i], sound [u], sound [U], sound [e], a [Ɛ], sound [ә], sound [o], and a [O] , Consonant sounds in speech style Malay Dialects Across major cities; sound [b], sound [c], sound [d], sound [g], sound [h [, sound [j], sound [k], a [? 'glottal'], sound [I], a [m], a [n], a [n], sound [ŋ], sound [ń], sound [p], sound [r], sound [R], sound [s], sound [t], sound [w], sound [y]. Malay dialect Across town belonging to the sound of semi vowel / consonant is a sound [w] and sound [y].
ANALISIS KOMPONENSIAL KESINONIMAN NOMINA BAHASA MELAYU JAMBI SEBERANG KELURAHAN TANJUNG RADEN Siti Aisyah; Eddy Pahar Harahap
Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 1 (2015): Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.8 KB)

Abstract

The purpose of this study is to describe nouns synonymy Jambi Malay Village Opposite Tanjung Raden through componential analysis. The problem of this research is. How synonymy noun Malay Jambi Opposite the village of Tanjung Raden through componential analysis. These results indicate that the Malay language in Tanjung Raden Jambi there are words that are particularly synonymy berkesinoniman Noun. Given this research, it can be used as a guide for the speakers who are not native speakers of Malay Jambi in using word-word that shaped synonymy in Malay Jambi Opposite the village of Tanjung Raden, so there is no misunderstanding in wearing a sentence or speech
Pemahaman Guru Bahasa Indonesia SMP dan SMA dalam Mengembangkan Butir-butir Pembelajaran Kebahasaan dengan Pendekatan Komunikatif Berbasis Teks Eddy Pahar Harahap
Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 8 No. 1 (2018): Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.365 KB) | DOI: 10.22437/pena.v8i1.6214

Abstract

Tahun 2013 telah diberlakukan kurikulum 2013. Perubahan kurikulum ini terletak proses kegiatan. Kegiatan dikembangkan untuk mengembangkan potensi berbahasa, kognisi, kepribadian, dan emosi siswa. Dalam mengembangkan potensi tersebut, pendekatan yang dipakai adalah komunikatif berbasis teks. Salah-satu pembelajaran bahasa Indonesia adalah butir-butir pembelajaran kebahasan. Oleh karena itu, guru diharapkan mengembangkan butir-butir kebahasaan dengan pendekatan komunikatif berbasis teks. Subjek penelitian adalah guru-guru Bahasa Indonesia SMP dan SMA Negeri Kota Kuala Tungkal. Dasar pengambilan subjek guru-guru bahasa Indonesia di kota Kuala Tungkal; sudah mendapat pelatihan Kurikulum 2013, dan aktif dalam kegiatan MGMP Bahasa Indonesia. Hasil penelitian dikemukakan, sebagai berikut; (1) guru mengembangkan butir-butir pembelajaran kebahasan bertumpuh pada teks, (2) guru mengembangkan butir-butir pembelajaran kebahasan metode diskusi lalu siswa mengambil contoh dalam teks di buku siswa, (3) guru mengembangkan butir-butir pembelajaran kebahasan dengan metode tanya-jawab, dan contoh bermula dari guru, siswa berdiskusi mencari contoh lain, dan (4) guru mengembangkan butir-butir pembelajaran kebahasan dengan metode tanya jawab kepada siswa dan siswa menjawab secara individu. Kurikulum bahasa Indonesia 2013 pada pendekatan berbasis teks. Oleh karena itu, diharapkan guru mengembangkan mencari contoh-contoh dalam wacana atau teks-teks dalam buku. Tujuannya dengan belajar butir-butir kebahasaan, dapat membantu siswa meningkatkan minat literasi sesuai dengan filosofi kurikulum tersebut.
Pengembangan Bahan Ajar Menulis Feature dengan Pendekatan Jurnalistik Sastra Eddy Pahar Harahap
Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 10 No. 2 (2020): Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.924 KB)

Abstract

ABTRAK Dalam konteks kekinian, kemampuan menulis feature sangatlah urgen untuk dikuasai mahasiswa. Dikatakan demikian, karena feature adalah tulisan kreatif yang terbit di koran, majalah, radio dan tayangan televisi. Sebagai tulisan kreatif, feature adalah cerita pendek yang diangkat dari realitas objektif, faktual, nyata sebagai rangkaian informasi yang dibangun dari hasil visitasi, konfirmasi, dan adakalanya investigasi. Untuk membangun kemampuan menulis feature di kalangan mahasiswa maka diperlukan bahan ajar berpendekatan jurnalistika sastra. Pendekatan jurnalistik sastra adalah pendekatan yang dimulai dari observasi, investigasi, dan penulisan laporan. Penulisan laporannya mengikuti unsur-unsur penulisan cerita pendek; sudut pandang, plot, karakter, gaya, suasana, dan lokasi peristiwa. Rata-rata hasil pembelajaran menulis feature berpendekatan jurnalistik sastra mahasiswa semester empat Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jambi; penulisan intro karangan ‘baik’, 5W1H,  ‘sangat baik’,  pengungkapan pesan moral,  ‘baik’; kemampuan pemaparan dengan gaya cerita pendek (  sudut pandang, plot, karakter, gaya, dialog, suasana, lokasi peristiwa)   ‘baik’; tiga puluh persen  mahasiswa yang mengikuti perkuliahan menulis feature mengirimkan tulisan ke media cetak lokal, semuanya dipublikasi. Kata kunci: feature, jurnalistik sastra, observasi, observasi, publikasi ABTRACT In the contemporary context, the ability to write features is very urgent for students to master. It is said so, because features are creative writing published in newspapers, magazines, radio and television shows. As creative writing, features are short stories based on objective, factual, real realities as a series of information built from the results of visitations, confirmations, and sometimes investigations. To build the ability to write features among students, teaching materials with a literary journalistic approach are needed. The literary journalistic approach is an approach that starts from observation, investigation, and report writing. The writing of the report follows the elements of short story writing; point of view, plot, characters, style, atmosphere and location of events. The average learning outcomes of feature writing in the literary journalistic approach of fourth semester students of Indonesian Language and Literature Education FKIP Jambi University; intro writing of 'good', 5W1H, 'very good', expressing moral messages, 'good'; ability to describe short story style (point of view, plot, character, style, dialogue, atmosphere, location of events) 'good'; Thirty percent of students who take feature writing courses send their articles to local print media, all of which are published. Keywords: feature, literary journalism, observation, observation, publication
Pelatilahan Teknik Pembelajaran Drama Terhadap Guru-Guru SMA Kuala Tungkal Kota Kamarudin Kamarudin; Yusra Dewi; Eddy Pahar
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2020): Volume 4, Nomor 1, Juni 2020
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.351 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v4i1.9815

Abstract

Guru seharusnya memiliki kemampuan mengajar drama, karena guru penerus ilmu pengetahuan kepada murid-murid.Fungsi guru sebagai pewaris ilmu nampaknya akan lebih bermanfaat apabila keterampilan bermain drama ditulas kepada siswanya. Permasalahan klasik yang dihadapi guru yaitu kurang mampunya guru membing siswa bermain drama. Keadaan ini disebabkan guru-guru selama ini kurang mendapat pelatihan dalam mengajar drama. Tanpa ada pendalaman pengetahuan dan pelatihan tersebut sangat kecil kemungkinan guru dapat memenuhi target yang ditentukan kurikulum. Guna memenuhi kebutuhan meningkatkan kemampuan guru-guru SMAN Kuala Tungkal, maka target luaran aspek manajemen yang akan dihasilkan dalam program yaitu memberikan pelatihan kepada guru-guru SMA yang meliputi pelatihan: 1) teknik menetapkan tujuan pembelajaran drama, 2) teknik mengembangkan materi pembelajaran drama, 3) teknik menentukan metode pembelajaran drama, 4) teknik menentukan media pembelajaran drama, 5) teknik meevaluasi pembelajaran drama. Selain itu, luaran yang dihasilkan guru-guru adalah publikasi artikel ilmiah pada jurnal ilmiah terakreditasi.
Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Bagi Guru Profesional Kamar Kamarudin; Eddy Pahar
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2021): Volume 5, Nomor 1, Juni 2021
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.784 KB)

Abstract

Guru seharusnya memiliki kemampuan menulis untuk menunjang keberhasilan profesinya, karena guru dalam fungsinya sebagai penggali dan penerus ilmu pengetahuan kepada murid-murid tidak cukup hanya disampaikan secara lisan, tetapi juga melalui tulisan. Permasalahan klasik yang dihadapi guru yaitu rendahnya produktivitas menulis karya ilmiah. Keadaan ini disebabkan guru-guru selama ini dalam mencapai golongan IV/b diyakini tidak mampu menulis karya ilmiah. Untuk memenuhi kebutuhan meningkatkan budaya menulis karya ilmiah, guru harus memahami apa itu karya ilmiah serta seluk beluknya, baik secara berkelompok maupun individu. Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan guru menulis karya ilmiah adalah melalui pelatihan yang meliputi: 1) Writing down; latihan melibatkan proses reproduksi bahan yang sudah dipelajari; berkosentrasi pada ejaan dan tanda baca. 2) Writing in Language; peserta pelatihan terlihat dalam berbagai aktivitas penerapan aturan tatabahasa. 3) Fleksibilitas; peserta pelatihan mulai menulis dalam suatu kerangka, seperti latihan tranformasi, penggabungan kalimat, perluasan kalimat.4) Menulis ekpresisf; peserta menulis artikel terbimbing dan bebas serta pelatihan mengirim artikel ke jurnal ilmiah terakreditasi. Selain itu, luaran yang dihasilkan guru-guru adalah publikasi artikel ilmiah pada jurnal ilmiah terakreditasi.
Pengaruh Media Film Animasi Larva terhadap Kemampuan Menulis Cerita Fabel Siswa Kelas VII SMPN 18 Kota Jambi Tahun 2022 Muhammad Padel; Rasdawita; Eddy Pahar Harahap
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i2.1942

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh media film animasi larva terhadap kemampuan menulis cerita fabel siswa kelas VII SMP N 18 Kota Jambi Tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan quasi experimental design berupa pretest-posttest control group. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP N 18 Kota Jambi dengan jumlah populasi 62 siswa dan sampel dalam peneliti ini adalah seluruh siswa kelas VII A berjumlah 20 siswa dan VII B berjumlah 22 siswa. Data dilihat dari hasil kemampuan siswa berupa dari hasil post-test yang menunjukkan keterampilan menulis teks cerita imajinasi kedua kelas tersebut Adapun Teknik pengumpulan data yaitu berupa tes, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan kemampuan menulis fabel dengan menggunakan media film animasi larva pada kelas VII SMP N 18 Kota Jambi memperoleh nilai rata-rata 77,04 termasuk kategori baik, dan kemampuan menulis fabel tanpa menggunakan media film animasi larva pada kelas VII SMP N 18 Kota Jambi nilai rata-rata 52,25 termasuk kategori kurang. Berdasarkan hasil uji t bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, nilai t tabel sebesar 2,021 dan nilai t hitung sebesar 6,77. Maka t hitung 6,77 > t tabel 2,021, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh media film animasi larva terhadap kemampuan menulis fabel siswa kelas VII SMP N 18 Kota Jambi. Kata Kunci: Media film, animasi larva, menulis, cerita fabel
Membangun Minat dan Kemampuan Mahasiswa Menulis Industri Kreatif Berbasis Lokal Melalui Pembelajaran Jurnalistik Sastra Eddy Pahar Harahap
Proceeding International Conference on Malay Identity Vol. 3 (2022): Desember 2022
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: In the last ten years, the government has realized a local-based creative industry program as one of the nation's peculiarities. This is based on Presidential Instruction No. 6/2006, which states that one of the sources of enrichment for local-based creative industries is local cultural wisdom. In the development of the creative industry is increasingly known, it is necessary to have writing skills from students as novice writers. Research subjects are fifth semester students who take Feature courses. Research data in the form of students' writing skills; title, intro, dialogue, story atmosphere, plot, theme, characterization, setting, and moral message closing the feature of local-based creative industry wisdom. The results of the overall study of students' ability to write local-based creative industries concluded that the range of abilities was 'good'. Based on the conclusions, the suggestions put forward; (1) features are very easy to write by students as novice writers, so students are motivated to write local-based creative industries, and (2) feature data is sourced from the results of field research through; observation, interview, investigation, and reportage. Collecting data like this is fun for students, as young researchers. Based on these two things, the suggestions put forward for learning literary journalism are very well developed in learning to write. Keywords: Writing, Industry, Local creative, Journalistic, literary