Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Potassium Media terhadap Pertumbuhan Mutlak, Osmolaritas Hemolymp dan Energi Basal dari Pascalarva Vaname (Litopenaeus vannamei, Boone) Kaligis, Erly
e-Journal BUDIDAYA PERAIRAN Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/bdp.4.1.2016.11555

Abstract

Absolute Growth, hemolymp  osmolality, oxygen consumption, and basal energy of  Litopenaeus vannamei postlarvae were investigated. After post larval stage, PL-20, the postlarvae were acclimatized from sea water (25 ppt) to low salinity  water (2 ppt) over 96 h. Treatments consisted of different concentration of K+added to distilled water. Four different levels of K+ (0, 30, 60, and 90 ppm) were utilized. Ten shrimp were placed in triplicate 40-L glasses aquarium.  Results from the 42-day K+ growth trial indicated significant differences (P< 0.05) in absolute growth, hemolymp osmolality,  oxygen comsumption, and  basal energy. The values in treatment A was significantly higher than than those under the other four treatments. The results suggest treatment C were the optimum K+ level for culture  vaname postlarvae in low salinity water. Keywords :  Litopenaeus vannamei, oxygen comsumption, hemolymp
The growth of grass carp (Ctenopharyngodon idella) fed on Azolla Babo, Desmianti; Pangkey, Henneke; Kaligis, Erly
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 5, No 1 (2017): APRIL
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.5.1.2017.24251

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Pertumbuhan ikan koan (Ctenopharyngodon idella) yang diberi pakan Azolla This research was done for two months to analyze the growth of grass carp (length 7.00-10.00 cm and initial weight 5.00-10.00 gr) fed on pellets with azolla meal that replaces fish meal on different levels and fresh azolla. Experimental research methodology used Completely Randomized Design. The best result wasshowed on treatment using fresh azolla. This is to confirm that using azolla on young stages for culture of grass carp can be done to reduced cost of production.Penelitian dilakukan selama dua bulan untuk menganalisis pertumbuhan ikan koan (berukuran panjang 7,00-10,00 cm dan berat awal 5,00-10,00 gr) yang diberi pakan pelet dan subtitusi tepung azolla terhadap tepung ikan dengan kadar yang berbeda, serta azolla segar. Metode penelitian secara eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil terbaik ditunjukkan pada perlakuan dengan pakan azolla segar. Hasil ini mengkonfirmasi, bahwa penggunaan azolla dapat dilakukan untuk budidaya ikan grass carp pada stadia benih dalam menekan biaya produksi.
Viability of Tumpaan-strained rotifers, Brachionus rotundiformis, at different salinities Asy'ari, Asy'ari; Kaligis, Erly; Wullur, Stenly; Rimper, Joice
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 2, No 1 (2014): April
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.2.1.2014.12390

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Viabilitas rotifer Brachionus rotundiformis strain tumpaan pada salinitas berbeda The purpose of the research was to analyze the viability of eggs of Tumpaan-strained rotifer, Brachionus rotundiformis, at different salinities (10 and 20 ppt). Rotifer collection was done in the area of reclamation plan and household wastewater disposal located in the coastal village of Tumpaan 1, South Minahasa Regency. At the time of sample collection, water quality parameters of the sampling site were also measured. After multiplication through clone culture in the salinity of 10 ppt and 20 ppt, the viability of the rotifer was then tested by daily observing the number of live rotifers, the number of eggs carried and the number of youngsters produced. The data were then calculated using the life table method. Results showed that water quality of the rotifer collection site is suitable for the rotifer to live. The rotifers held in 10 ppt salinity had higher survivorship and population growth (fertility rate and Ro) than those in 20 ppt salinity. This reflects that beside the quality of feed, rotifer growth is affected by salinity as well. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis viabilitas tetasan telur dari rotifer Brachionus rotundi-formis strain Tumpaan pada salinitas berbeda (10 dan 20 ppt). Pengambilan rotifer dilakukan di suatu areal rencana reklamasi dan tempat pembuangan penelitian air limbah rumah tangga bertempat di pesisir Desa Tumpaan Satu Kabupaten Minahasa Selatan. Pada saat pengambilan hewan uji, parameter kualitas air di lokasi sampling juga diukur. Setelah diperbanyak dengan kultur klon pada salinitas 10 dan 20 ppt, rotifer kemudian diuji viabilitas dengan melakukan pengamatan setiap hari data jumlah rotifer yang hidup, jumlah telur yang dibawah dan jumlah anak yang dihasludgean. Data kemudian dihitung menggunakan metode life table.Hasil pengukuran kualitas air dari perairan tempat pengambilan rotifer termasuk layak untuk kehidupan rotifer. Rotifer yang diuji pada salinitas 10 ppt memiliki kemampuan hidup serta pertumbuhan populasi (nilai Ro dan laju fertilitas) lebih tinggi dibandingkan pada salinitas 20 ppt. Hal ini menunjukkan bahwa selain kualitas pakan, pertumbuhan rotifer juga dipengaruhi oleh salinitas.
Pertumbuhan Dan Kelulusan Hidup Kepitingbakau (Scylla serrata, Forskal) Dengan Perlakuan Salinitas Berbeda Kaligis, Erly
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.4.1.2016.11455

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk  mendapatkan penurunan salinitas optimal bagi pertumbuhan dan kelulusan hidup kepiting bakau, Scylla serrata. Bobot benih yang digunakan sekitar 47,65-51,32 gram dan panjang karapas 64,35-71,30 mm dan dimasukkan dalam 12 tangki (1 m x 1 m x 0,4 m) dengan kepadatan 4 ekor. Kepiting diberi makan usus ayam segar sekitar 10% bobot perhari. Penggantian air lebih dari 150% per minggu. Pada awal percobaan setiap tangki berisi salinitas yang sama (33 ppt). Setiap minggu tiap tangki dilakukan penurunan salinitas  sesuai perlakuan, yaitu (A) salinitas tetap, (B) penurunan salinitas 2 ppt, (C) penurunan salinitas 4 ppt, dan (D) penurunan salinitas 6 ppt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan salinitas 4 ppt adalah perlakuan terbaik untuk kepiting bakau, tetapi tidak berpengaruh pada nilai kelulusan hidup
PENGARUH BERBAGAI JENIS ALGA MIKRO PADA PERTUMBUHAN LARVA PLUTEUS BULU BABI Echinometra mathaei TIPE A HASIL FERTILISASI BUATAN Alamrie, Muhlis; Lalita, John A.; Kaligis, Erly
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.1.2013.1293

Abstract

Penelitian ini didesain untuk mengevaluasi pengaruh dari pakan alga mikro berbeda terhadap karakteristik pertumbuhan larva pluteus Echinometra mathaei. Sampel E. mathaei diambil dari perairan pantai Tongkaina. Tahap fertilisasi buatan dilakukan dengan mengambil masing-masing 1 ml sel telur dan sel sperma. Larva bulu babi diberi perlakuan 3 jenis alga mikro yakni N. oculata (3 x 106 sel/m), Tetraselmis sp. (l,2 x 106 sel/ml)., dan Prochloron sp. (1 x 106 sel/ ml) selama 70 jam. Pengamatan dilakukan setiap 10 jam dengan mengambil 5 individu dari tiap petri. Hasil uji statistik menggunakan analisis ragam satu arah, mengindikasikan bahwa perlakuan berbagai pakan alga mikro mempengaruhi pertumbuhan panjang lengan anterolateral larva. Perlakuan alga mikro N. oculata memberi pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan panjang lengan anterolateral daripada perlakuan alga mikro lain.
Identifikasi molekuler sirip ikan hiu yang didapat dari pengumpul sirip di Minahasa Mopay, Maratade; Wullur, Stenly; Kaligis, Erly
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.2.2017.15044

Abstract

Hiu adalah jenis ikan yang sangat rentan terhadap penangkapan secara berlebihan karena umumnya ikan ini memiliki pertumbuhan yang lambat dan tingkat reproduksi yang rendah.  Tingginya aktifitas perdagangan sirip ikan hiu menjadi masalah serius dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sirip ikan hiu yang didapat dari pengumpul sirip di Tanawangko, Minahasa berdasarkan karakter nukleotida gen COI (Cytcrochrome oxidase subunit I).  Metode ekstraksi DNA dilakukan mengikuti prosedur Dneasy Blood & Tissue Kit qiagen, amplifikasi gen COI menggunakan primer                              Forward FishBCL5 (TCAACYAATCAYAAAGATATYGGCAC) dan Reverse HCO2198 (TAAACTTCAGGGTGACCA AAAAATCA), sekuens dianalisa menggunakan ABsequence3 dan MEGA ver6, identifikasi spesies dilakukan menggunakan BLAST yang terintegrasi di laman GanBank.  Sebanyak 4 potong sirip hiu dari individu berbeda berhasil didapatkan dari pengumpul sirip di Tanawangko, Minahasa. Hasil BLAST menunjukan bahwa ke 4 sirip tersebut berasal dari spesies hiu; Carcharhinus amblyrhynchos, Prionace glauca, Carcharhinus sorrah, dan Carchahinus brevipina
KONDISI EKOLOGI DAN NILAI MANFAAT HUTAN MANGROVE DI DESA LANSA, KECAMATAN WORI, KABUPATEN MINAHASA UTARA Takarendehang, Roberto; Sondak, Calvyn F.A.; Kaligis, Erly; Kumampung, Deslie; Manembu, Indri S.; Rembet, Unstain N.W.J.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.2.2018.21526

Abstract

Mangrove forests are biological natural resources that have a variety of potentials that benefit human life both directly and indirectly and can be felt, both by people who live near the mangrove forest area and people who live far from the mangrove forest area. Mangrove forests also have high economic and ecological values but are very vulnerable to damage if they are not wise in maintaining, preserving and managing them. Collecting data to find out the benefits of mangrove forests for the people of Lansa Village is done by survey methods in the form of direct interviews with the community using the ecosystem.Data collection on the ecological conditions of mangroves is carried out by making plots. The number of plots in this study are nine plots. Each plot has a size of 10x10 m. Retrieval of data in this study are: the type of mangrove, the relative density of species, the relative frequency of types, the closure of relative types, and the index of important values. Based on the results of interviews with the community regarding mangrove forests are mangrove regulation services, mangrove provisioning services and mangrove cultural services. The most extensive assessment of the use of mangrove forests is the construction of embankments of Rp. 2,583,300,000 and followed by utilization of fish Rp. 1,521,429,000 and then utilization of fuel wood Rp259.200.000. With the total economic value of the mangrove forest in Lansa Village, it is Rp.4,363,929,000 per year. Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam hayati yang mempunyai berbagai keragaman potensi yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia baik yang secara langsung maupun tidak langsung dan bisa dirasakan, baik oleh masyarakat yang tinggal di dekat kawasan hutan mangrove maupun masyarakat yang tinggal jauh dari kawasan hutan mangrove. Hutan mangrove juga memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi akan tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila kurang bijaksananya dalam mempertahankan, melestarikan dan mengelolahnya. Pengambilan data untuk mengetahui manfaat hutan mangrove bagi masyarakat Desa Lansa dilakukan dengan metode survei dalam bentuk wawancara langsung dengan masyarakat pengguna ekosistem.Untuk pengambilan data kondisi ekologi mangrove dilakukan dengan pembuatan plot. Jumlah plot dalam penelitian ini adalah sembilan plot. Setiap plot memiliki ukuran 10x10 m. Pengambilan data dalam penelitian ini adalah: jenis mangrove, kerapatan relatif jenis, frekwensi relatif jenis, penutupan relatif jenis, dan indeks nilai penting. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat mengenai hutan mangrove adalah mangrove regulation service, mangrove provisioning service dan mangrove cultural services. Penilaian pemanfaatan hutan mangrove yang paling banyak yaitu pembangunan tanggul Rp 2.583.300.000 dan diikuti oleh pemanfaatan ikan Rp 1.521.429.000 dan kemudian pemanfaatan kayu bakar Rp 259.200.000. Dengan jumlah total nilai ekonomi hutan mangrove Desa Lansa adalah Rp 4.363.929.000 per tahun.
karakteristik pertumbuhan populasi rotifer (Brachionus rotundiformis) tanpa pemberian aerasi dan mikroalga sebagai pakan pada media kadar garam berbeda Fembri, Fransiskus; Kaligis, Erly; Rumengan, Inneke
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.1.2017.14996

Abstract

Rotifer sangat populer sebagai biokapsul bagi larva fauna laut, karena menjadi pentransfer nutrien, mikromolekul, asam amino dan asam lemak tak jenuh tingkat tinggi, mineral, vitamin dan antibiotik dari lingkungan hidup ke larva tanpa efek polutan. Metode penelitian yang dilakukan adalah percobaan kultur rotifer dalam kondisi laboratorium  dengan menggunakan media kadar garam berbeda (20, 25, 30 dan 35 ppt). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan populasi dan proporsi betina rotifer yang membawa telur pada setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukan laju pertumbuhan populasi tertinggi pada kadar garam 20 ppt menghasilkan peningkatan pertumbuhan populasi tertinggi pada hari ke-3 yaitu 0,66 sedangkan pada kadar garam lainnya yaitu 25 ppt, 30 ppt, dan 35 ppt nilai r yang diperoleh adalah 0,45 ; 0,26 ; 0,22.  Berdasarkan proporsi betina yang membawa telur hasil tertinggi dicapai pada perlakuan kadar garam 20 ppt yaitu 56.7% pada hari pertama, kemudian pada hari selanjutnya terjadi penurunan. Pada perlakuan kadar garam 20 ppt penurunan terjadi karena pertumbuhan populasi yang tinggi tidak disertai dengan jumlah individu yang membawa telur, sehingga pertumbuhan pada kadar garam 35 ppt lebih tinggi mulai pada hari ke-2 hingga hari ke-5.
INVENTARISASI DAN KEPADATAN UDANG DAN KEPITING DI PERAIRAN MANGROVE Josia, Marbun; Kaligis, Erly; Kumampung, Deislie R.H; Darwisito, Suria; Sinjal, Chatrien A.L; Sinjal, Hengky
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 7, No 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.2.2019.23625

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis-jenis udang dan kepiting, menentukan kepadatan, morfometrik dan mengetahui parameter kualitas air (suhu, pH dan salinitas) di perairan mangrove Kelurahan Meras Kecamatan Bunaken, Kota Manado. Hasil penelitian, diperoleh 4 spesies udang genus Penaeus dengan total 251 ekor (♂: 115 ekor dan ♀: 136 ekor). Kepiting yang didapatkan 10 spesies dari tiga genus yaitu Uca (295 ekor), Portunus (12 ekor) dan Scylla (53 ekor). Total kepiting yang ditemukan 360 ekor (♂: 203 ekor dan ♀: 157 ekor). Kepadatan tertinggi udang P. monodon, yaitu 0,092 ind/m2 sedangkan terendah P. merguiensis, yaitu 0,055 ind/m2. Kepadatan tertinggi kepiting U. annulipes, yaitu 0,126 ind/m2 sedangkan terendah P. trituberculatus, yaitu 0,003 ind/m2. Pengukuran morfometrik tertinggi udang P. monodon yaitu ♂: 19,9 cm, ♀: 17,8 cm sedangkan terendah P. semisulcatus yaitu ♂: 11,3 cm, ♀: 10,5 cm dan morfometrik kepiting tertinggi pada S. serrata yaitu ♂: 20,3 cm, ♀: 16,1 cm sedangkan terendah U. annulipes yaitu ♂: 3,7 cm, ♀: 2,4 cm. Hasil pengukuran parameter kualitas air, meliputi: suhu (27-30 0C), derajat keasaman (pH 6,9-8) dan salinitas (27-33 ppt), Kata Kunci : Inventarisasi; Cruise method; Udang; Kepiting; MangroveThe stock taking and solidity of shrimp and crab in mangrove waterThe purpose of this research is to describe the types of shrimp and crab, to decide the solidity, to decide the morphometric and to find out the parameter of water quality (temperature, pH and salinity) in mangrove water at Meras, Bunaken subdistrict, Manado. The result of this research found 4 species of shrimps genus Penaeus with total 251 (♂: 115 and ♀: 136 ). The founded crabs are 10 species from three genus, they are Uca (295), Portunus (12) and Scylla (53). The total of founded crab are 360 (♂: 203 and ♀: 157). The highest solidity of shrimp is P. monodon that is 0,092 ind/m2 , the lowest is P. trituberculatus that is 0,003 ind/m2 . The highest morphometric measurement of shrimp is P. monodon that is ♂: 19,9 cm, ♀: 17,8 cm while the lowest is P. semisulcatus that is ♂: 11,3 cm, ♀: 10,5 cm and the highest crab morphometric is S. serrata that is ♂: 20,3 cm, ♀: 16,1 cm while the lowest is U. annulipes that is ♂: 3,7 cm, ♀: 2,4 cm. The parameter measurement result of water quality, include: temperature (27-30 0C), acidity degree (pH 6,9-8) and salinity (27-33 ppt). Keywords: Stock taking, Cruise method, Shrimp, Crab, Mangrove
KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN JENIS-JENIS KEPITING DI SUBSTRAT MANGROVE PERAIRAN MERAS DAN MOLAS KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO SULAWESI UTARA Wuisan, Rivaldo A; Kaligis, Erly
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 9, No 2 (2021): JURNAL PESISR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.9.2.2021.34951

Abstract

Crab of the genus Uca is one type of crustacean that makes mangroves a habitat to carry out their life cycle in order to remain sustainable. The purpose of this research is to identify the first, the second is to calculate the abundance, species diversity, dominance, and the third is to know the state of the aquatic environment around pH, temperature, salinity and substrate. The method used is the cruising method and the quadratic line transect method. The method of roaming as far as 300 m. While the line transect method is carried out by drawing three transect lines along 28 m. The identification results in Meras waters found 6 species. Based on data analysis using the cruising method, the number of individuals in Meras waters is 383 individuals, while in Molas waters there are 210 individuals. Based on data analysis using the quadratic line transect method, the species abundance index in Meras waters is 6,767 ind/m2, while in Molas waters it is 4,533 ind/m2. The value of H' at two locations is moderate. The value of C in two locations is low.   Keywords: Meras, Molas, Crabs, abundance, species diversity, dominance.