Martha Kaihena
Jurusan Biologi FMIPA Dan Program Pendidikan Dokter Universitas Pattimura Ambon, Jl. Dr. Tamaela, Kampus Universitas Pattimura Ambon

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Induksi Polifenol Mahkota Dewa dan Apoptosis Sel Kanker Paru Mencit Strain Balb/C: Analisis pada Up-Regulation Bax dan Down-Regulation Bcl-2 Theopilus W Watuguly; Tjahjono Tjahjono; Martha Kaihena; Syahran Wael
MEDIA MEDIKA INDONESIANA 2012:MMI VOLUME 46 ISSUE 1 YEAR 2012
Publisher : MEDIA MEDIKA INDONESIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1798.474 KB)

Abstract

Mahkota Dewa polyphenol induction and apoptosis cell lung cancer in Balb/c strain mice analysis on up-regulation bax and downregulation Bcl-2Background: This research is aimed to prove the role of Mahkota Dewa polyphenol in the up-regulation Bax and down-regulation in strain Balb/c mice which inducted with benzo(a)pyrene (BaP).Method: Post test control group design with 30 strain Balb/c mice sample, aged 1-2 weeks, weighed 20-30 grams, healthy mice condition. All mice inducted with BaP and then randomized into 2 groups, which were the control group and the treatment group (polyphenol 50mg). The development of the lung carcinogenesis was observed by tissue surgery in the 8th, 17th and 26th week. The data collected include expression examination Bax and Bcl-2. The data analysis was conducted by Kruskal-Wallis, Mann-Whitneyand correlation test of Spearman's with significance degree of p<a (0.05).Result: The oral administration of Mahkota Dewa polyphenol of 50 mg were significantly decreased the occurance of lung carcinogenesis through decreasing of protein Bax and increasing Bcl-2 in treatment group in week 8, 17 and 26 (p=0.000). Protein Bax for the control group for week 8 were 4.04±0.22 and 1.92±0.10 in week 26, while the treatment group were 5.96±0.32 and 4.68±0.22 (p=0.000). Protein Bcl-2 for the control group for week 8 were 5.80±0.32 and 9.64±0.26 in week 26, while the treatmentgroup were 5.12±0.22 and 7.38±0.21 (p=0.000). The Spearman correlation for Bax and Bcl-2 with significancy value of (p=0.000).Conclusion: The administration of Mahkota Dewa polyphenol of 50 mg effectively increased Bax protein expression and decreased Bcl-2 protein expression in mice Balb/c.Keywords: Polyphenol, Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl), protein Bax, protein Bcl-2, strain Balb/c mice, benzo(a)pyrene (BaP)ABSTRAKLatar belakang: Penelitian ini bertujuan membuktikan peran polifenol Mahkota Dewa dalam meningkatkan protein Bax dan menurunkan protein Bcl-2 pada mencit strain Balb/c hasil induksi Benzo(a)pyrene (BaP).Metode: Post test only control group design dengan sampel 30 mencit strain Balb/c, umur 1-2 minggu, berat 20-30 gram, kondisi mencit sehat. Semua mencit diinduksi BaP kemudian hewan dirandomisasi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan polifenol 50 mg. Perkembangan karsinogenesis paru diamati dengan pembedahan jaringan pada minggu ke-8, 17 dan 26. Data dikumpulkan meliputi pemeriksaan ekspresi Bax dan Bcl-2. Analisis data dengan Kruskal-Wallis dilanjutkan denganuji Mann-Whitney dan uji korelasi Spearman dengan derajat kemaknaan p<a (0,05).Hasil: Pemberian oral polifenol Mahkota Dewa sebesar 50 mg secara bermakna memperlihatkan peningkatan protein Bax dan penurunan protein Bcl-2 pada kelompok perlakuan pada minggu ke-8, 17 dan 26 (p=0,000). Protein Bax pada kelompok kontrol minggu ke-8 sebesar 4,04±0,22 dan 1,92±0,10 minggu ke-26, sedangkan kelompok perlakuan sebesar 5,96±0,32 dan 4,68±0,22 (p=0,000) sedangkan protein Bcl-2 pada kelompok kontrol minggu ke-8 sebesar 5,80±0,32 dan 9,64±0,26 minggu ke-26, sedangkan kelompok perlakuan sebesar 5,12±0,22 dan 7,38±0,21 (p=0,000). Hasil uji korelasi Spearman protein Bax dan protein Bcl-2 dengan nilai significancy (p=0,000).
EFEKTIVITAS EKSTRAK METANOL KULIT BATANG KAYU MANIS TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN REGENERASI SEL-β PANKREAS PADA MODEL MENCIT DIABETES Martha Kaihena; Titus Frendi Wedilena; Suyono Lateke; Maria Nindatu
Molucca Medica VOLUME 12, NOMOR 2, OKTOBER 2019
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.885 KB) | DOI: 10.30598/molmed.2019.v12.i2.10

Abstract

Pendahuluan. Penggunaan obat herbal telah digunakan secara turun-temurun karena selain efek sampingnya relatif kecil juga harga lebih ekonomis. Salah satu tumbuhan yang biasa digunakan adalah kayu manis. Tujuan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar gula darah dan Perbaikan Pulau Langerhans Mencit (Mus musculus) Diabetes Mellitus Type-I Yang Diterapi ekstrak metanol kulit batang pohon kayu manis (Cinnamomum burmani). Metode. Hewan coba yaitu mencit dengan berat badan 20 – 30 g dibagi dalam 4 kelompok masing- masing: kelompok kontrol positif (K1) , kontrol negatif (K2), kelompok 125 mg/kg BB (K3), kelompok 250 mg/kg BB (K4) dan 500 mg/kg BB (K5). Pada kelompok mencit coba K1, K3, K4, dan K5 diinjeksi dengan streptozotocin dan diamati kadar gula darah selama 2 minggu dan mencit diabetes diberikan ekstrak kayu manis dengan dosis yang telah ditentukan selama 2 minggu. Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar gula darah mencit coba serta mencit dibedah dan diambil organ pancreas untuk dilakukan preparasi. Data hasil pengamatan akan dianalisis menggunakan Analisa Varians. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak metanol kulit batang kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah mencit ( 71,83 mg/dl) sesudah 2 minggu dan meregenerasi sel β pulau lengerhans pancreas mencit diabetes mellitus. Kesimpulan. Ekstrak metanol kulit batang kayu manis dosis 500 mg/kg BB per hari efektif dalam menurunkan kadar gula darah dan meregenerasi sel β pulau lengerhans pancreas mencit diabetes mellitus. Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Kulit Batang Kayu Manis, Regenerasi sel β Pankreas
Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus In Vitro Adudin H Henaulu; Martha Kaihena
Biofaal Journal Vol 1 No 1 (2020): Biofaal Journal
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.407 KB) | DOI: 10.30598/biofaal.v1i1pp44-54

Abstract

Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC) merupakan tanaman polong-polongan (fabaceae) yang sudah lama di kenal masyarakat Indonesia. Buahnya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sayuran dan pengobatan seperti obat bisul, daunnya secara empiris digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari daun kecipir (P.tetragonolobus(L.) DC)) sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan daun kecipir segar yang dikeringanginkan dan diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S. aureus menggunakan metode difusi agar dengan pembandingceptazidine 30 μg.Penelitian terdiri dari 6 perlakuan dan 3 kali ulangan yaituP0 (menggunakan aquades steril sebagai control negatif),P1 (konsentrasi EEDK 20%), P2 (konsentrasi EEDK 40%), P3 (konsenterasi EEDK 60%),K4 (konsenterasi EEDK 80%), P5 (konsentrasi EEDK100%) dan P6 (menggunakan ceptazidime 30 μg) sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun kecipir berpotensi sebagai antibakteri terhadap E. colidan St. aureus, hal ini dibuktikan dengan adanya zona bening yang dihasilkan EEDK dengan konsentrasi 20;40;60,80 dan 100% untuk E.coli berturut turut dari P0 sampai P6 sebesar0,00; 3.83; 9.86; 12,17;15,63;17;17 dan 17.69. sedangkan besar zona hambat untuk St.aureus berturut turut dari P0 sampai P6 sebesar 0,00; 0,00; 3,67; 4,55; 5,33; 6.17 dan 13.83dimana EEDK lebih berpotensi menghambat E. coli dibandingkan St. aureus
DAUN KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendra L) SEBAGAI PENGENDALI LARVA Aedes aegypti DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA AMBON Martha Kaihena; Abdul M Ukratalo
Biofaal Journal Vol 2 No 1 (2021): Biofaal Journal
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.082 KB) | DOI: 10.30598/biofaal.v2i1pp28-34

Abstract

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksinnya sehingga dilakukan upaya pencegahannya adalah dengan memutus rantai penularan penyakit yaitu dengan mengeradikasi vektornya. Masyarakat Pulau Buru, Provinsi Maluku menggunakan daun kayu putih untuk menghusir nyamuk. Dalam penggunaannya, daun kayu putih dibakar dan khasiatnya dapat mematikan nyamuk. Daun kayu putih mengandung minyak atsiri yang potensial dikembangkan sebagai larvasida alami pencegah berkembangbiaknya nyamuk A. aegypti. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi ekstrak etanol daun kayu putih (Melaleuca leucadendron L) dalam membunuh larva nyamuk A. aegypti. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Tiga ratus larva nyamuk instar III dimasukan pada masing-masing wadah yang berisi ekstrak etanol herba meniran (EEHM) dengan konsentrasi yang sudah ditentukan. Tiap wadah diisi 20 larva. Pengamatan aktivitas larvasida ekstrak etanol herba meniran dilakukan setiap 2 jam sekali selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kayu putih mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti dengan dosis efektif ekstrak etanol kulit batang kedondong dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegypti adalah 20 g/mL.Nilai LC50 ekstrak etanol daun kayu putih sebesar 5,091 dengan batas bawah 1,904 dan batas atas 7,007. Sedangkan nilai LC90 ekstrak etanol daun kayu putih sebesar 12,599% dengan batas bawah 9,980 dan batas atas 20,091.
PERBANDINGAN MAKRONUTRIEN DAUN Alstonia sp. DI DESA NYAMA PULAU MOA DAN DESA LATUHALAT PULAU AMBON Sentia Batlayeri; Martha Kaihena; Maria Nindatu; Hery Jotlely
Biofaal Journal Vol 3 No 1 (2022): Biofaal Journal
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/biofaal.v3i1pp33-42

Abstract

Pada umumnya masyarakat Indonesia masih menggunakan obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Tumbuhan Alstonia sp. merupakan salah satu tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat tradisional karena mempunyai banyak khasiat dan gizi yang terkandung di dalamnya. Dalam penelitian ini, bagian tumbuhan yang digunakan ialah daunnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dari dua daerah yang berbeda yaitu di Desa Nyama Pulau Moa dan di Desa Latuhalat Pulau Ambon. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan makronotrien pada daun Alstonia sp. kedua daerah tersebut. Analisis proksimat meliputi analisa kadar protein (Kjeldahl), kadar lemak (Soxhlet), kadar abu (Dryashing), kadar air (Termogravimetri), dan kadar karbohidrat total (by different). Hasil penelitian menunjukan bahwa perbandingan makronutrien daun Alstonia sp. di Desa Nyama Pulau Moa dan Desa Latuhalat Pulau Ambon sebagai berikut : kadar protein (10.3% dan 9.32%), kadar lemak (7.07% dan 13.37), kadar abu (7.20% dan 4.80%), kadar air (3.86% dan 8.81%), dan karbohidrat (71.84% dan 63.70%). Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar protein dan kadar abu daun Alstonia sp. di Desa Nyama Pulau Moa dan Desa Latuhalat Pulau Ambon, sedangkan untuk kadar lemak dan kadar air tidak berbeda secara signifikan.
AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN Calophyllum inophyllum Linn TERHADAP KADAR GULA DARAH MENCIT (Mus musculus) MODEL DIABATES MELLITUS Abdul M Ukratalo; Martha Kaihena; Muhammad Reza Ramadhany
Biofaal Journal Vol 3 No 2: (2022) : Biofaal Journal
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/biofaal.v3i2pp89 - 95

Abstract

The use of herbal remedies in treating diabetes mellitus has been used for generations because in addition to the relatively small side effects, the price is more economical. Bintangur (Calophyllum inophyllum Linn) is a plant that has multiple benefits. Bintangur contains compounds derived from xantona, coumarins, flavonoids, benzodipiranones, triterpenoids and steroids. Flavonoid compounds in star leaves are thought to be able to capture free radicals that cause damage to cells β the pancreas that causes diabetes mellitus. The purpose of this study was to determine the potential of ethanol extract of Calophyllum inophyllum Linn leaves against decreasing blood sugar levels of diabetes mellitus mice. Mice of 20 heads divided into 5 groups KN, K (-), K (+), P1 = dose 0.2 ml / head / day and P2 = dose 0.4 ml / head / day. In the K(-), K(+), P1 and P2 groups STZ induction and blood sugar levels were observed. After an increase in blood sugar levels in the K (+) group, metformin drugs were given, P1 and P2 were given stargur leaf extract according to a predetermined dosage. Observation of post-induction blood sugar levels was observed on days 7 and 14. The research data were then analyzed using the ANOVA test. The results of the ANOVA test showed that the calculated F value was 177.503 with an F probility of 0.000 (sig<0.05) which means that the administration of stargur leaf ethanol extract had an effect on kgd mice.