Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

POTENSI HIJAUAN PAKAN DAN KAPASITAS TAMPUNG TERNAK SAPI DI BAWAH POHON KELAPA DI KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Thomas, Novyta C.; Kaunang, Charles H. L.; Najoan, M.
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui potensi hijauan pakan dan kapasitas tampung ternak sapi yang terdapat di area pohon kelapa, (2) mengetahui komposisi botanis dan produksi hijauan diareal perkebunan kelapa, dan (3) Mengetahui berapa satuan ternak (ST) yang digembalakan dalam luasan tertentu secara efisien tanpa mengabaikan kelestarian padang rumput diareal perkebunan kelapa. Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Agustus – September 2015. Lokasi Penelitian di 6 Kampung di Kecamatan Tabukan Utara yaitu Beha, Raku, Naha Mala, Kalurae dan Moade. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey. Penentuan desa sampel dilakukan dengan cara “Purpose Sampling”dengan pengambilan sampel luas setiap ubinan 1 m² dengan jarak antara ubinan yang kedua yakni 10 meter, dan mengidentifikasi jenis jenis hijauan pakan ternak di areal perkebunan kelapa umur di bawah 20 tahun dan di atas 20 tahun. Berdasarkan hasil penelitian maka padang rumput alam di areal perkebunan kelapa baik umur di bawah 20 tahun maupun kelapa diatas umur 20 tahun di Kecamatan Tabukan Utara mempunyai produksi hijauan yang lazim dimakan ternak rata-rata 11.060 kg/ha. Komposisi botanis hijauan segar diareal perkebunan kelapa diatas 20 tahun dengan produksi Rumput 5.910 kg/ha (54%), Leguminosa dengan produksi 1.550 kg/ha (14%) Gulma dengan produksi 3450 kg/ha (32%) dan di areal perkebunan kelapa di bawah 20 tahun, rumput dengan produksi 5.348 kg/ha (48%) Leguminosa dengan produksi 3.818 kg/ha (34%) Gulma dengan produksi 2.015 kg/ha (18%). Daya Tampung di areal perkebunan kelapa baik kelapa dalam maupun hibrida di Kecamatan Tabukan Utara dengan rata-rata 1,52 st/ha/thn.
RESPONS RUMPUT Brachiaria humidicola cv. Tully dan Pennisetum purpureum cv. Mott TERHADAP PEMUPUKAN UNSUR HARA MAKRO N, P, K Sumolang, Constantyn I. J.; Kaligis, David A.; Kaunang, Charles L.
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap Potensi Produksi Rumput Brachiaria .humidicola cv. Tully dan Penisetum purpureum cv. Mott. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah model experimental dengan menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) dengan pola Faktorial. Faktor A jenis rumput : a1 = Rumput B. humidicola cv. Trully ; a2 = Rumput P. purpureum cv. Mott. Faktor B jenis pupuk b1 = Pupuk tunggal N (Urea) ; b2 = Pupuk kombinasi NP (Urea + TSP) ; b3 = pupuk kombinasi NPK (Urea + TSP + KCl). Dosis pupuk yang digunakan Urea= 150 kg/ha, TSP = 75 kg/ha, KCl = 75 kg/ha, sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Jumlah keseluruhan satuan percobaan adalah 24 satuan percobaan. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan, yang terletak di desa Talawaan Bantik Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis rumput, jenis pupuk dan interaksi jenis rumput dan jenis pupuk memberikan hasil yang berbeda sangat nyata (P<0.01) terhadap potensi produksi segar, potensi produksi bahan kering dan potensi produksi protein. Potensi produksi segar, potensi bahan kering, dan potensi produksi protein rumput B sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari rumput A. Potensi produksi segar, produksi bahan kering, produksi protein rumput yang diberikan pupuk NPK sangat nyata lebih tinggi (P<0.01) dari rumput yang diberikan pupuk NP dan N secara tunggal.Pemberian pupuk NPK menghasilkan potensi produksi segar, potensi produksi bahan kering dan potensi produksi protein masing-masing 53,15%, 40,48%, dan 77,26% lebih tinggi dibandingkan pemberian pupuk N secara tunggal. Rumput B yang diberikan pupuk NPK menghasilkan potensi produksi segar, potensi produksi bahan kering dan potensi produksi protein yang paling tinggi.
NILAI NUTRISI JERAMI JAGUNG VARIETAS HIBRIDA BISI 2 DAN MANADO KUNING YANG DIFERMENTASI DENGAN EM4 Langoy, Wanda; Kaunang, Charles; Najoan, Marie
EUGENIA Vol 18, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/eug.18.1.2012.4148

Abstract

ABSTRACT The purpose of this study was to determine the nutritional value of corn straw yellow Manado and hybrid varieties fermented with effective microorganisms (EM4). The study was conducted in Kawangkoan Bawah Village, West Amurang District. The analysis was performed at the Laboratory of Chemical Industry Research and Standards (Baristand) Ministry of Industry, Manado. This study used an experimental design methos, a Completely Randomized Factorial pattern consisting of two factors. The first factor was using varieties of hybrid maize straw Manado Kuning and Bisi 2; The second factor was using corn straw (P0), fermented corn straw material without the fermentation process ( P1) and fermented corn straw (P2). The results of variance analysis showed that the varieties, and different level of fermentation were highly significant (P <0.01) in affecting crude fiber, crude protein, and energy. While the interaction variety and fermentation showed a significant difference (P <0, 01) to the content of crude fiber and protein, their interaction gave no significant difference (P>0,05) to the energy level. Further analysis indicated that fermented corn straw gave a significant (P<0,01) results compared to corn straw and fermented corn straw without fermentation on protein content, crude fiber and energy level. Keywords : Straw, crude fiber, crude protein, and energy ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk menentukan nilai nutrisi jerami jagung varietas hibrida dan manado kuning yang difermentasi dengan effective microorganisms (EM4). Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kawangkoan Bawah Kecamatan Amurang Barat dan Analisa Laboratorium dilakukan di Laboratorium kimia Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand) Departemen Perindustrian Manado, dengan menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap dasar pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor : faktor pertama varietas terdiri dari jerami jagung hibrida bisi 2 dan manado kuning; faktor kedua Fermentasi terdiri dari jerami jagung (B0), jerami jagung bahan fermentasi tanpa proses fermentasi (B1) dan jerami jagung yang difermentasi (B2). Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa varietas, dan fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan serat kasar, protein kasar, dan energi, sedangkan interaksi varietas dan fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01)  terhadap kandungan serat kasar dan protein, dan berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kandungan energi. Uji lanjut menunjukkan bahwa jerami jagung fermentasi (JJF) memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan jerami jagung (JJ) dan jerami jagung bahan fermentasi tanpa proses fermentasi (JJTF), demikianpun JJTF memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan JJ terhadap kandungan protein, serat kasar dan energi.  Eugenia Volume 18 No. 1  April 2012 Kata Kunci : Jerami jagung, serat kasar, protein kasar dan energi
PROFIL KARKAS KAMBING YANG DIBERI SUPLEMEN GULA AREN BLOCK (UGB) Kaunang, Charles l.; Sane, S.
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rendahnya kandungan mineral pada jerami jagung berakibat terhadap ketidakcukupankebutuhan mineral dalam tubuh ternak, sehingga menyebabkan terjadinya defisiensimineral.Oleh karena itu perlu adanya pakan tambahan / suplemen sebagai pelengkap.Secara umum pakan suplemen bermanfaat bagi ternak untuk melengkapi zat-zatmakananyang diperlukan tubuh, sehingga terdapat komposisi yang seimbang untuk berproduksisecara optimal.Urea Gula Aren Block (UGB) adalah suplemen yang merupakan suatu modifikasi pakancampuran yang terdiri dari beberapa bahan pakan seperti gula merah, urea, dedak padi,bungkil/kelapa, zeolit/CaO dan garam, yang diolah dan dibentuk menjadi blok.Gula merah (gula aren) digunakan dalam pakan ternak sebagai Readily AvailableCarbohydrate (RAC) yang berfungsi sebagai kerangka karbon, sedangkan urea berfungsisebagai sumber nitrogen non protein (NPN) bagi sintesa protein mikroba rumen.Dengan mencampurkan urea sebagai sumber nitrogen dan gula merah sebagai sumberenergi yang siap pakai dan bahan–bahan lain sebagai pelengkap zat-zat makanan, maka akanterbentuk suatu pakan suplemen (UGB) yang diharapkan dapat mempengaruhi kualitas karkassehingga diharapkan bagian daging semakin besar. UGB sangat sederhana pembuatannya,selain bahan bakunya yaitu gula merah, yang mudah diperoleh dibandingkan dengan molases.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian gula aren blok padakambing. Manfaat dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai profil karkasdari kambing yang diberi UGB.Penelitian ini dilaksanakan di desa Pandu, Kecamatan Wori selama 2 bulan, dengan masaadaptasi 14 hari. Ternak yang digunakan terdiri dari 12 ekor kambing betina lokal, berumursekitar 1 tahun dengan berat badan berkisar 15 – 16 kg. Kandang yang digunakan adalahkandang individu dengan ukuran 2 x 2 x 1m, yang dilengkapi dengan tempat makan khususuntuk penempatan UGB. Hijauan yang digunakan adalah jerami jagung. Pakan tambahan UGBdiberikan secara konstan sebanyak 300 gr/ekor/hari dan air minum diberikan secara ad libitum.Ransum perlakuan yang diberikan diatur sebagai berikut : R0 = jerami jagung ad libitum + 0 grUGB dan R1 = jerami jagung + 300 gr UGB.Variabel yang diamati adalah bobot hidup, bobot karkas, prosentase karkas dan analisakimia karkas. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan t-tes.Kesimpulan yang didapat dari penenlitian ini adalah bahwa pemberian mineral blok(UGB) dalam ransum dapat meningkatkan profil karkas dari kambing.____________________________________________________________________Kata Kunci: Kambing, Jagung, UGB, Profil karkas
PRODUKSI DAN KUALITAS JERAMI JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN Paath, Ronald Hendro; Kaligis, David A.; Kaunang, Charles L.
EUGENIA Vol 18, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/eug.18.1.2012.4145

Abstract

ABSTRACT   The purpose of this study was to calculate the productivity of corn straw, and to measure the quality of corn straw as cattle feed at different altitude conditions, at South Minahasa regency. The research was conducted in May through September 2011, starting from collection of secondary data, primary data, on-site observations, corn straw sampling, and shipment of samples to be analyzed in Ruminant Animal Nutrition Laboratory and Livestock Chemistry, Faculty of Animal Science University of Padjadjaran Bandung. The results of the t-test analysis showed that there was a very significant difference  between the protein, Neutral Detergent Fiber, Acid Detergent Fiber, and the production of corn straw in the lowlands and the highlands. Where in highlands, the production of corn straw and hay protein content was higher than in the lowlands, in lowland area was a reverse. A component of the Acid Detergent Fiber (ADF) and Neutral Detergent Fiber (NDF) was lower in the highlands than in lowlands. Corn straw can also be utilized as an animal feed based on Total Digestible Nutrient (TDN). Total Digestible Nutrient in West Amurang district was 2,204,785 kg (2,204.8 tons), while in Kumelembuai district, its was found only 877,533 kg (877.5 tons). It is concluded in this research that there were differences in the production of corn straw, protein, ADF, and NDF between lowland and upland areas. The protein content and the corn straw production as well as the content of ADF and NDF were higher in highland areas. Keywords : Corn straw, NDF, ADF   ABSTRAK   Tujuan penelitian untuk menghitung produktivitas jerami jagung dan tuntuk mengukur kualitas jerami jagung sebagai pakan ternak sapi pada kondisi ketinggian berbeda di Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian berlangsung sejak bulan Mei sampai dengan September 2011, mulai dari pengambilan data sekunder, data primer, pengamatan di lokasi, pengambilan sampel jerami jagung dan pengiriman sampel untuk dianalisis di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran Bandung. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata protein, Neutral Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF), dan produksi jerami jagung di dataran rendah dan dataran tinggi, di mana di daerah dataran tinggi produksi jerami jagung dan kandungan proteinnya lebih tinggi daripada di dataran rendah, tetapi untuk komponen ADF dan NDF lebih rendah di dataran tinggi daripada di daerah dataran rendah. Jerami jagung juga dapat memberikan kontribusi sebagai pakan ternak dilihat dari Total Digestible Nutrien (TDN) untuk Kecamatan Amurang Barat sebesar 2.204.785 kg (2,204.8 ton) TDN, sedangkan di Kecamatan Kumelembuai adalah sebesar 877.533 kg (877,5 ton) TDN. Hasil penelitian disimpulkan bahwa ada perbedaan produksi jerami jagung, kandungan protein, ADF, dan NDF antara daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi. Kandungan protein dan produksi jerami jagung lebih baik di dataran tinggi, sedangkan dilihat dari kandungan ADF dan NDF masih lebih baik di dataran rendah. Eugenia Volume 18 No. 1  April 2012 Kata kunci: Jerami jagung, NDF, ADF
Development Potential of Integrated Farming System (Local Cattle - Food Crops) Elly, Femi Hadidjah; Lomboan, Agustinus; Kaunang, Charles L.; Rundengan, Meiske; Poli, Zulkifli; Syarifuddin, Syarifuddin
ANIMAL PRODUCTION Vol 21, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.565 KB) | DOI: 10.20884/1.jap.2019.21.3.739

Abstract

Local cattle farming as an income source for farmers in rural areas is mostly developed traditionally. The local cattle farm continues, even though it is a side business, but is a mainstay in supporting national beef needs. The problem is whether integration of local cattle and food crops have the potential to be developed by farmers. The research was conducted to determine the potential integration of local cattle local and corn in North Bolaang Mongondow Regency. A survey method using a purposive sampling selected 60 farmers from Sangkub District where farmers practiced an integrated cattle-crops farming. Data were subjected to proximate and feasibility analysis. The results showed that the total cattle owned by respondents were 209. The feed consisted of grass and corn waste, with an average consumption of 5.33 and 11.15 kg/head/day, respectively. A proximate analysis of waste corn reported 86.48% dry material, 7.36% crude protein, 1.84% fat, 28.95% crude fiber, 9.10% ash and 68.18% carbohydrate.  Respondents' income from cattle farming in Bintauna and Sangkub Districts were Rp. 151,000,000 vs. Rp. 169,900,000, production costs were Rp. 101,150,625 vs. Rp. 107,298,593.8, and RC ratio was 1.49 vs. 1.58. In conclusion, corn waste consumption was greater (67.66%) than the grass. RC ratio value >1 indicated that cattle farming was feasible. The corn-cattle farming integration system can minimize environmental pollution because it enables the concept of LEISA (Low External Input Sustainability Agriculture).
PENGARUH TINGGI DAN JARAK WAKTU PEMOTONGAN RUMPUT GAJAH DWARF (pannisetum purpureum cv. Mott) TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN PRODUKSI BAHAN KERING ., Santia; Anis, Selvie D.; Kaunang, Charles L
ZOOTEC Vol 37, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.929 KB) | DOI: 10.35792/zot.37.1.2017.14354

Abstract

EFFECT OF HIGH AND DISTANCE OF CUTTING TIME OF DWARF ELEPHANT GRASS (pannisetum purpureum cv. Mott) ON VEGETATIVE GROWTH AND DRY MATERIAL PRODUCTION. This research aims to identify and obtain data about the effect of height and distance of cutting time on vegetative growth and dry material production of dwarf elephant grass (pannisetum purpureum cv. Mott). The treatments were applied into factorial design on the base of Group Random Design (GRD) which consists of two factors and three replications. Factor A were cutting height, a1 = 0 cm above the ground, a2= 5 cm above the ground, a3= 10 cm above the ground, a4= 15 cm above the ground. Factor B age of cutting, b1 = 20 days, and b2 = 30 days. The measured variables were including the number of tillers, ratio of leaf/stem and dry material production. Result of analysis of variance (ANOVA) showed that the number of tillers and dry ingredient of grass were affected very significantly (P < 0,01) by the interaction of high of cutting and the age of plant. However, the age of plant was giving a significantly different effect (P < 0,05) on the leaf/steam ratio. While the interaction high of cutting and age of plant did not significantly affect (P > 0,05) the leaf/steam ratio. Based on the research, it can be concluded that I order to ensure the continued production of P.purpureum cv.Mott measured in the number of tillers and dry ingredient, it should be cut at the age of 20 and 30 days with a cutting height of 15 cm above ground level. The highest value of leaf/steam ratio was obtained at the cutting age of 20 days.Keywords : P. purpureum cv. Mott, high and age of cutting, growth, dry material production
PENGARUH LEVEL PUPUK N,P,K TERHADAP KOMPONEN TANAMAN BRACHIARIA HUMIDICOLA CV.TULLY DAN PENNISETUM PURPUREUM CV.MOTT DI AREAL PERTANAMAN KELAPA Turangan, Dewi; Kaunang, Charles L.; Rumambi, Agnitje; Rustandi, D.
ZOOTEC Vol 34, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.261 KB) | DOI: 10.35792/zot.34.2.2014.5535

Abstract

EFFECT OF N,P,K FERTILIZER LEVELS ON PLANT COMPONENTS OF BRACHIARIA HUMIDICOLA CV.TULLY AND PENNISETUM PURPUREUM CV.MOTT IN COCONUT PLANTATIONS. In North Sulawesi there are vast grasslands as pastures so that breeders only utilize the existing land in the coconut plantations as cattle raising area. Existing land under the coconut plantation can be utilized or planted variety of agricultural commodities, including forage, where feed was instrumental in the success of  animal farm. In increasing the productivity of forage among others, animal grass needs to be supported by the physical environment, ideal soil and climate. The problem in this research was the area under coconut cultivation had low soil fertility (marginal), so one alternative was given by way of fertilization. Therefore the NPK fertilization is one of the most alternative method to overcome the low soil fertility. The objective of this study was to determine the effect of the combination of NPK fertilizer levels on plant components of Brachiaria humidicola cv. Tully and Pennisetum purpureum cv.mott in coconut plantations. This research was conducted in the western districts of Malalayang 1, Manado city from October 2013 – February 2014. Factorial design method was performed on the basis of completely randomized design with 4 replications. The result in this study showed that the influence of fertilization was demonstrated for the macro elements NPK fertilization required to increase the component of leaves. These elements were met the needs of forage for ruminants. Otherwise the rod components of both grass types were decreased by more complete combination of macro elements of NPK fertilization. In term of different types of grass, the statistical analysis showed that the leaves of the grass component of Pennisetum purpureum were 153.87 g/plot, significantly higher (P<0.05) than Brachiaria humidicola. The stem components were not significantly different for both types of grass. Therefore, the results of this study showed that both types of grass treatment elements required the complete NPK macro to get result with higher leaf components. Keywords: Land, Forage, NPK Fertilizer, coconut plantation area
MINERAL LEVELS IN THE BLOOD AND THE NUMBER OF BACTERIAL COLONY IN GOAT RUMEN GIVEN WITH CORN STRAW AND UREA PALM SUGAR BLOCK Charles L. Kaunang; Endang Pudjihastuti
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 10 No 1 (2020): Pastura Vol 10 No. 1 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v10.i01.p02

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penanggulangan kekurangan mineral melalui pemberianurea gula aren blok (UGB) pada kambing dengan melihat perubahan kandungan beberapa mineral dalamdarah, juga menghitung jumlah bakteri dalam rumen. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan. Ternakyang digunakan terdiri dari 24 ekor kambing betina lokal, berumur ± 1 tahun dengan berat badan ± 18kg. Kandang yang digunakan adalah kandang individu dengan ukuran 2×2×1 m, yang dilengkapi dengantempat makan khusus untuk penempatan UGB. Hijauan yang digunakan adalah jerami jagung, Pakantambahan UGB diberikan secara konstan sebanyak 300 g/ekor/hari dan air minum diberikan secara adlibitum. Ransum perlakuan yang diberikan diatur sebagai berikut R0 = Jerami jagung ad libitum + 0 gramUGB dan R1= Jerami jagung ad libitum + 300 g UGB. Variabel yang diamati adalah kadar mineral (Ca, Mg,P, Na, K, dan Cl) dalam darah dan jumlah bakteri dalam rumen kambing. Data yang diperoleh dianalisisdengan menggunakan t-test. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa pemberian jeramijagung dan mineral blok (UGB) dapat meningkatkan kadar mineral dalam darah dan meningkatkan jumlahbakteri dalam rumen kambingKata kunci: kambing, jerami jagung, UGB, mineral, bakteri
UJI IN VIVO SILASE HIJAUAN PAKAN YANG DIPUPUK AIR BELERANG DAN PUPUK KANDANG PADA DOMBA Charles L. Kaunang; Endang Pudjiastuti
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 1 No 1
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.559 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2011.v01.i01.p05

Abstract

This research was aimed to investigate biological value of silage forage (panicium maximum CV. Riversdale + Centrocema pubescens) without fertilization and manure 25 ton/ha + sulfuric water 50%. The experiment used 12 sheep (average liveweight 34 kg) during 28 days laters. The result showed that forage silage treatment (P. maximum CV. Riversdale + C. pubescens) with manure 25 ton/ha and sulfuric water 50% positive respons to sheep performance.