Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : BAHAS

PENGINTEGRASIAN PILAR-PILAR PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI Indra Hartoyo
BAHAS No 83 TH 38 (2011): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i83 TH 38.2559

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan alternatif dalam pengintegrasian unsur-unsur pendidikan karakter dalam konteks pembelajaran di perguruan tinggi. Penddikan karakter secara spesifik berupaya untuk menanamkan semangat untuk memberikan yang terbaik dengan dilandasi nilai-nilai kejujuran. Pendidikan karakter secara umum diinisiasi oleh model-model perilaku yang baik dari seluruh unsur perguruan tinggi, mulai pimpinan tertinggi hingga dosen dan pegawai. Selanjutnya, pengelolaan kelas yang mendorong munculnya budaya kelas dan semangat kebersamaan dapat dilakukan dengan membangun komitmen dan menerapkan pengelolaan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Akhirnya, secara praktis, proses pembelajaran itu sendiri harus membentuk para mahasiswa menjadi pemikir-pemikir kritis yang melandaskan sikap dan keputusannya berdasarkan observasi, pengalaman, refleksi, analisa, penalaran, dan komunikasi. Komponen- komponen pembangun pendidikan karakter ini secara hirarkis akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk membentuk karakter dirinya melalui proses pembelajaran, sesuai dengan karakter budaya bangsa.   Kata Kunci: pendidikan karakter, karakter
PENGINTEGRASIAN PILAR-PILAR PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI Indra Hartoyo
BAHAS No 79 TH 37 (2010): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i79 TH 37.2630

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan alternatif dalam pengintegrasian unsur-unsur pendidikan karakter dalam konteks pembelajaran di perguruan tinggi. Penddikan karakter secara spesifik berupaya untuk menanamkan semangat untuk memberikan yang terbaik dengan dilandasi nilai-nilai kejujuran. Pendidikan karakter secara umum diinisiasi oleh model-model perilaku yang baik dari seluruh unsur perguruan tinggi, mulai pimpinan tertinggi hingga dosen dan pegawai. Selanjutnya, pengelolaan kelas yang mendorong munculnya budaya kelas dan semangat kebersamaan dapat dilakukan dengan membangun komitmen dan menerapkan pengelolaan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Akhirnya, secara praktis, proses pembelajaran itu sendiri harus membentuk para mahasiswa menjadi pemikir-pemikir kritis yang melandaskan sikap dan keputusannya berdasarkan observasi, pengalaman, refleksi, analisa, penalaran, dan komunikasi. Komponen- komponen pembangun pendidikan karakter ini secara hirarkis akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk membentuk karakter dirinya melalui proses pembelajaran, sesuai dengan karakter budaya bangsa.   Kata Kunci: pendidikan karakter, karakter  
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS REPORT PADA SISWA KELAS IX-6 MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 MEDAN MELALUI PENERAPAN PROJECT-BASED LEARNING Indra Hartoyo; Nita Ariani
BAHAS Vol 30, No 4 (2019): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v30i4.18579

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran Project-Based Learning dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis teks Report pada siswa kelas IX-6 Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan. Sebanyak 42 orang siswa terlibat dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dari hasil tulisan siswa pada tes diagnostik, tes siklus I dan tes siklus II. Dari hasil analisis, diperoleh data sebagai berikut. Pada tes diagnostik, hanya 10 orang siswa (23,81%) yang telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada akhir siklus I, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 22 orang (52,38%). Sedangkan pada akhir siklus II, sebanyak 29 orang siswa (69,05%) sudah mencapai KKM. Dapat disimpulkan bahwa penerapan Project-Based Learning mampu meningkatkan kemampuan menulis teks Report siswa kelas IX-6 Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan.   Kata Kunci: Kemampuan Menulis, Project-Based Learning, Teks Report
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA JURUSAN BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN POLA PEER REVIEW (PPR) Indra Hartoyo
BAHAS No 73TH XXXVI (2009): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i73TH XXXVI.2495

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Pola Peer Review (PPR) terhadap peningkatan kemampuan menulis mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Negeri Medan. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan Penilitian Tindakan Kelas pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris semester III sebanyak 38 orang. Hasil tes diagnostik menunjukkan sebanyak 71,05% mahasiswa berada pada rentang nilai C, 5,26% pada rentang nilai E, sementara tidak satupun mendapat nilai A, dan sisanya 23,68% berada pada nilai B. Setelah Siklus I, terjadi sedikit peningkatan dengan persentase terbesar pada rentang nilai B (57,90%). Begitupun, hasil mahasiswa pada rentang nilai C masih cukup tinggi (39,47%) dengan tidak seorangpun mendapat nilai A. Sementara itu, masih ada mahasiswa yang berada pada rentang nilai E (2,63%). Hasil Siklus II memberikan peningkatan yang cukup signifikan. Meskipun masih terdapat mahasiswa yang memperoleh nilai C (15,79%) namun yang mendapat nilai B cukup tinggi (65,79%) dan terdapat mahasiswa yang berhasil memperoleh nilai A (18,42%). Lebih dari itu, tidak seorangpun mahasiswa mendapat nilai E. Dari angket tentang persepsi, hampir seluruh mahasiswa menyatakan bahwa PPR sangat menarik dan efektif bagi mereka karena selain meningkatkan kemampuan menulis juga memberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan mengoreksi pekerjaan teman.   Kata Kunci : Pola Peer Review, peningkatan  
Analisis Estetika Resepsi terhadap Novel The Invisible Man dari Perspektif Gender ARIATNA ARIATNA; INDRA HARTOYO
BAHAS No 86 TH 39 (2013): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i86 TH 39.2408

Abstract

Sebuah karya sastra akan dapat dinikmati dan diapresiasi oleh pembacanya apabila pembaca dapat memahami tujuan penulis. Pemahaman ini sangat ditentukan oleh dua faktor umum seperti unsur intelektualitas dan unsur emosionalitas. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap tiga hal pokok yang berkaitan dengan resepsi mahasiswa terhadap novel The Insible Man, yaitu dari sisi intelektualitas, sisi emosional, dan sisi gender. Dalam proses pengumpulan data, sebanyak 40 orang responden, 20 pria dan 20 wanita, dilibatkan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari sisi intelektualitas, responden yang bersikap positif sangat tinggi, yaitu sebesar 16,1% (sangat setuju), 40,4% (setuju) dan 31,8% (cukup setuju). Dari sisi emosional, resepsi positif responden juga cukup tinggi, yaitu 20,4% (sangat setuju), 32,5% (setuju) dan 24,2% (cukup setuju). Sedangkan dari sudut pandang gender, diperoleh temuan berikut. Penilaian responden pria dari perspektif intelektualitas dan emosional tergolong tinggi (positif) atau dengan total 81,2% yang setuju. Sedangkan, dari responden wanita diperoleh penilaian yang juga cukup tinggi (positif) yaitu total sebesar 84,9%,  meskipun terjadi perbedaan dalam sikap berdasarkan analisis per item. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat sikap positif responden dari kedua perspektif. Kemudian, secara umum, dari sudut pandang gender, responden pria dan wanita sama-sama semiliki sikap positif terhadap novel tersebut.   Kata Kunci: perspektif intelektualitas, perspektif emosional, gender.
THE REQUIREMENT OF HOKKIEN LANGUAGE IN THE FIELD OF WORK Indra Hartoyo
BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i69TH XXXV.2377

Abstract

This study was aimed to find out the requirement of Hokkien language in the field of work in Medan at present. The data were from three sources: job advertisements advertised in Analisa daily newspaper in January and March 2004, interviews to Tionghoa people and questionnaires sent to companies by their PO BOX number.  The results showed that there were 242 positions requiring Hokkien language offered in the two months. They were categorized into 14 types. Out of all the positions, Marketing/Sales seized the biggest portion, with the total number 90 or 37.19%. The second position was Bookkeeping & Accounting reaching 44 positions or 18.18%, and the third top was Administration, 24 positions or 9.92%. The three positions, in fact, were typical jobs of the Tionghoa. However, Education had also become an interesting business for them, as it took the fourth position. The reasons for requiring the language, according to two informants, were first because it was the language of social relations which might help with business relation, and second because business in Medan was dominated by the Tionghoa. The two reasons were actually to show their intimacy or closeness. Despite the fact that such requirement could cause discrimination, companies or business people did not want to take a chance for hiring those who were unable to speak the language. Both informants agreed that the language would only be useful in Medan but for international business affairs they suggested Mandarin Language. No results were found from questionnaires as no companies sent them back.
PENDAMPINGAN PERANCANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS TPACK DAN STEAM DI PESANTREN AL-KAUTSAR AL-AKBAR MEDAN Indra Hartoyo; Nora Ronita Dewi; Juli Rachmadani; Muhammad Eko Isdianto
BAHAS Vol 33, No 4 (2022): BAHAS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v33i4.43349

Abstract

Abstrak Perangkat pembelajaran berbasis TPACK dan STEAM merupakan perangkat yang saat ini perlu dipersiapkan oleh guru terutama dalam kerangka Kurikulum 2013. Akan tetapi, masih banyak guru yang berlum terampil mengembangkan perangkat dengan mengintegrasikan TPACK dan STEAM dalam instrument pembelajaran dan pelaksanaannya. Program pendampingan ini dilakukan dalam sepuluh pertemuan dengan melibatkan guru-guru di Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Medan. Dua orang narasumber memandu Focus Group Discussion (FGD) terkait TPACK dan STEAM. Dalam tahap selanjutnya, guru-guru didampingi untuk merancang perangkat pembelajaran beserta pembuatan laman belajar sesuai bidang masing-masing. Pada tahap selanjutnya draft perangkat pembelajaran dan blog dipresentasikan untuk mendapatkan saran dan masukan. Setelah dilakukan revisi, kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi dan refleksi, Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa para peserta merasa sangat termotivasi, pengetahuan mereka tentang TPACK dan STEAM meningkat dan mendapatkan keterampilan penggunaan teknologi pembelajaran. Kata Kunci: Pendampingan, Perangkat Pembelajaran, TPACK, STEAM Abstract Teaching instruments which are based on TPACK and STEAM are highly required in the context of Curriculum 2013. However, many teachers have not yet been familiar with how to integrate them in the instruments and the implementation. This accompaniment program was designed to train and guide teachers at the Islamic Boarding Schoold of Al-Kautsar Al-Akbar Medan. Two speakers were invited to lead Focus Group Discussion concerning TPACK and STEAM. It was then continued with the accompaniment sessions to design teaching instuments and teaching blog. The drafts of the instruments and blog were presented to obtain suggestions for improvement. After the revision stage, evaluation and reflection were done. The results showed that the participants felt challenged and motivated. They also said their knowledge of TPACK and STEAM increased. What was more interesting was that they admiited to have gained skill in using technology for teaching.  Keywords: Accompaniment Program, TPACK, STEAM, Teaching Instrument