Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EVALUASI KAWASAN RESAPAN AIR DI KOTA MANADO Tendean, Susi Cinthya; Rogi, Octavianus; Kumurur, Veronica
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya pembangunan Kota Manado, mengakibatkan alihfungsi lahan, terutama lahan lindung menjadi lahan budidaya. Jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun, mengakibatkan pemintaan akan lahan permukiman semakin meningkat di Kota Manado, padahal wilayah Kota Manado hanya memiliki 15% lahan datar dari luas wilayah kota secara keseluruhan.  Maka, perkembangan lahan permukiman mulai merambah wilayah kawasan lindung seperti kawasan resapan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kota Manado dan mengkaji perubahan-perubahan yang terjadi khususnya pada Kawasan  Resapan Air yang telah di tetapkan RTRW Kota Manado 2014-2034. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif analitis, dan analisis data menggunakan  ArcGIS. Hasil penelitian diperoleh bahwa perubahan kawasan resapan air periode tahun 2006-2017 adalah  5,31%  dari total luas kawasan resapan air di wilayah Kota Manado, di mana  lahan kawasan resapan air berubah menjadi kawasan permukiman dan komersial. Kata Kunci : Kawasan Resapan Air, Kota Manado
ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LAHAN DI PULAU BUNAKEN Ruwayan, Dicha K.H.; Kumurur, Veronica; Mastutie, Faizah
SPASIAL Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daya dukung dan daya tampung lahan merupakan instrumen yang menjelaskan proses kajian ilmiah untuk menentukan atau mengetahui kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pulau Bunaken adalah salah satu pulau yang berada dalam kawasan Taman Nasional Bunaken dan merupakan salah satu kawasan lindung yang menjadi tujuan wisata andalan di kota Manado Pulau ini merupakan bagian dari Kota Manado yang merupakan  Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara. Perkembangan wilayah pesisir dan lebih khusus pulau - pulau kecil di Kota Manado pada umumnnya masih belum mencapai kondisi ideal khususnya pada daya dukung dan daya tampung lahan. Tujuan dari penelitian ini ialah Menganalisis daya dukung lahan di Pulau Bunaken dan daya tamping lahan di Pulau Bunaken. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif kuantitatif dengan analisis spasial. Berdasarkan hasi studi, analisis daya dukung lahan di Pulau Bunaken terbagi menjadi dua kawasan yang  mendukung kebutuhan pengunaan lahan seluas 187.19 ha atau 23.21 % dari total luas Pulau Bunaken dan kawasan yang tidak mendukung kebutuhan pengunaan lahan seluas 619.28 ha atau 76.79 % dari total luas Pulau Bunaken dan daya tamping lahan di Pulau Bunaken terbagi menjadi tiga kelas yaitu : kelas redah dengan luas 85.55 ha, sedang dengan luas 582,21 ha dan tinggi dengan luas 138,71 ha berdasarkan ketersediaan air pada pulau bunaken bagi kebutuhan penduduk.Kata Kunci : Daya Dukung, Daya Tampung, Lahan, Pulau Bunaken
HOTEL RESORT DI MERAUKE ‘ORGANIK ARSITEKTUR’ Uguy, Fanti M.; Kumurur, Veronica
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merauke merupakan Kabupaten yang terletak pada bagian selatan dari Provinsi Papua dan paling timur dari wilayah Republik Indonesia. Kekayaan dan aset wisatanya yang merupakan gabungan dari pemandangan alam dan keunikan kebudayaan pun melimpah ruah. Di Kota Merauke juga terdapat beberapa tempat-tempat wisata bahari. Diantaranya adalah Pantai Buti dan Pantai Nasem. Pantai Buti adalah pantai yang terletak tidak jauh dari batas kota Merauke. Pantai ini yang karena letaknya pada bagian timur kota Merauke sehingga sangat indah jika melihat terbenamnya mentari jika hari mulai petang dan juga dapat dibuat sebagai tempat rekreasi yang sangat menyenangkan. Pantai Buti merupakan Lokasi terpilih dalam perancangan Objek Hotel Resort di Merauke. Dengan penerapan tema Organik Arsitektur, yang mana perencanaan dan perancangan dengan mengambil sumber dari alam yang berupa mahluk hidup atau yang berhubungan dengan mahluk hidup, sebagai pokok dari bentuk dan fungsi bangunan. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari pemerintah Kabupaten Merauke yang menetapkan daerah pengembangan dan kawasan pariwisata adalah daerah pesisir pantai, kawasan lindung taman nasional wasur yang menjadi objek wisata di Kabupaten Merauke. Kondisi Tapak pada lokasi tidak berkontur, terletak dipersisir pantai dan sangat luas cocok untuk penempatan objek Hotel Resort. Pantai Lampu satu juga bisa menjadi salah satu aspek yang mendapat perhatian dari pemeritah Kabupaten untuk dikembangkan dan ditetapkan sebagai lokasi perencanaan dan pengembangan wisata. Kata Kunci           : Hotel, Resort, Organik Arsitektur
ANALISIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KELURAHAN SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Loisa Novany; Veronica Kumurur; Ingerid Moniaga
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i3.6057

Abstract

Kelurahan sindulang Satu sendiri memiliki lokasi yang strategis yakni berada di kawasan pesisir pantai teluk Manado, kawasan bantaran Sungai (DAS Tondano) juga terdapat daerah perbukitan. Serta merupakan salah satu Kelurahan dengan jumlah penduduk terpadat di Kecamatan Tuminting, dan juga sebagai kawasan Boulevard II di kota manado. Mengenai sistem pengelolaan sampah dilokasi tersebut, bila ditinjau langsung kelokasi, masyarakat langsung membuang kotoran khususnya sampah di selokan,halaman rumah dan dibiarkan menggendap serta dibuang langsung ke sungai dan pantai. Saat ini sejumlah permukiman  mengalami permasalahan kebersihan lingkungan dengan kondisi yang kotor. Perbedaan karakteristik lingkungan permukiman diperkirakan menjadi salah satu faktor penentu dalam hal kegagalan pemberlakuan pengelolaan sampah secara seragam oleh pemerintah. Tujuan penelitian adalah mengetahui cara pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Sindulang Satu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Data dianalisis secara statistik deskriptif untuk menguraikan kondisi aktual pengelolaan persampahan berdasarkan karakteristik lingkungan permukiman. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebersihan lingkungan permukiman tergantung pada keberadaan kondisi infrastruktur dan status sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan persampahan yang berbeda sesuai karakteristik lingkungan permukiman. Di tiap lokasi permukiman memiliki fasilitas/sarana persampahan yang sangat terbatas khususnya dilingkungan permukiman perbukitan yang kondisi lingkungannya sulit untuk dilalui alat pengumpul sampah, maka pengelolaan persampahan yang ideal adalah sistem  pengelolaan yang menitikberatkan pada peran serta masyarakat.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KAWASAN SEKITAR KORIDOR RINGROAD I MANADO Nofrendy Utubulang; Veronica Kumurur; Ingerid Moniaga
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 7 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v7i2.10107

Abstract

Kondisi bentang alam pada jalan arteri Ringroad I ini sangat beragam aspek biofisiknya antara lain topografis, jenis tanah dan kelerengan. Keragaman aspek tersebut menyebabkan perlunya analisis kesesuaian lahan permukiman untuk mengetahui kelayakan lahan yang hendak di bangun guna perwujudan ruang ekologis yang berkelanjutan. Penelitian ini mengkaji mengenai kesesuaian lahan untuk permukiman di kawasan sekitar koridor Ringroad I Sulawesi Utara berdasarkan atribut fisik lahan dan evaluasi kesesuaian penggunaan lahan permukiman dengan kesesuaian lahan serta evaluasi kesesauaian peruntukan lahan permukiman dengan kesesuaian lahan permukiman. Metode analisis pada penelitian ini antara lain skoring dan overlay dengan GIS seperti analisis fungsi kawasan dan analisis kesesuaian lahan permukiman berdasarkan kondisi fisik lahan, metode analisis spasial seperti, analisis peruntukan lahan (rencana). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tingkatan kesesuaian lahan untuk permukiman dikawasan sekitar koridor Ringroad I Sulawesi utara adalah kesesuaian lahan untuk permukiman pada kawasan budidaya di kawasan sekitar koridor Ringroad I, Lahan yang sesuai untuk permukiman yang sesuai sebesar 2071.89 Ha atau 82.10% dari luas kawasan budidaya dan yang tidak sesaui sebesar 451.82 Ha.atau 17.90% dari luas kawasan budidaya. Untuk evaluasi peruntukan lahan permukiman dengan kesesuaian lahan permukiman yang sesuai sebesar 312.14 Ha atau 12.37% dan peruntukan lahan yang tidak sesuai dengan kesesuaian lahan sebesar 29.13 Ha atau 1.15%.
Analisis Faktor Pembentuk Urban Heat Island di Kota Bitung Elroi Lempoy; Veronica Kumurur; Fela Warouw
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 10 No. 1 (2021): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v10i1.34460

Abstract

Urban Heat Island (UHI) is a phenomenon where urban areas experience hotter temperatures than the surrounding rural areas. Changes in land cover that occur include the establishment of buildings and infrastructure that replace open areas and vegetation, where the land cover that was originally permeable and moist has changed to impermeable and dry as a result of urban development which led to the formation of the Urban Heat Island. UHI is formed by various factors such as weather, geographic location, vegetation, materials, geometry and anthropogenic heat. Bitung city experienced population growth from 2008-2017 of 2.12% per year as well as various land use changes resulting in decreased open space and vegetation which led to an increase in surface temperature. Therefore this research was conducted to identify the distribution of surface temperature in the Bitung city and its forming factors. This study aims to find out how the surface temperature in the city of Bitung and the conditions of land use, building materials and urban geometry at high surface temperatures. The data analysis used is in the form of spatial analysis with GIS software in the form of ArcGIS 10.3. In determining the surface temperature, data from Landsat 8 imagery is used. From image processing in Bitung city, it was found that the lowest surface temperature was 15.47 ºC and the highest surface temperature was 43.34 ºC. The highest average surface temperature in the city of Bitung is in the sub-districts of Girian, Madidir, and Maesa with land use for housing, trade, industry and services; with the use of zinc roofing material and concrete walls and a building distance of 0.82m to 8.47m. Keyword: Urban heat island; Land use; Building materials; Urban geometry
LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBERDAYA ALAM YANG SEMAKIN RUSAK DAN MENGANCAM KEBERLANJUTAN KEHIDUPAN MANUSIA Veronica Kumurur
EKOTON Vol. 1 No. 1 (2012): Juli-Desember 2012
Publisher : PPLH-SDA, Lembaga Penelitian Unsrat Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin banyak kajian tentang lingkungan hidup dan sumberdaya alam (SDA) di sekitar kita, akan semakin banyak pula informasi dan pengetahuan dalam rangka mengelola dan melestarikan lingkungan hidup kita.
ASPEK STRATEGIS PENGELOLAAN DANAU TONDANO SECARA TERPADU Veronica Kumurur
EKOTON Vol. 1 No. 1 (2012): Juli-Desember 2012
Publisher : PPLH-SDA, Lembaga Penelitian Unsrat Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In natural resources management, a strategy is significant important, especially in lake management. The management strategy should be analyzed prior in regard to conservation aspect before it is implemented. Nowadays, Tondano Lake needs a great concern for its sustainable water resources and it needs actions in a management context. Aspects should be focused in the strategic management are water uses, biodiversity, run-off pollution, and water surface level. All aspects should be analyzed in order to establish a strategic management plan for Tondano Lake.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPEDULIAN MAHASISWA PASCASARJANA ILMU LINGKUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP KOTA JAKARTA Veronica Kumurur
EKOTON Vol. 2 No. 1 (2013): JANUARI - JUNI 2013
Publisher : PPLH-SDA, Lembaga Penelitian Unsrat Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Environmental issues is a very complex problem that must be overcome, one of them is, water pollution, air, social conflict, and many other things that happened in Jakarta, it takes a conscious effort from the community, and students who cared to be able to help solve the problem. This study aims to: (i) to determine the extent to which knowledge, attitudes and environmental science student concern for the environment in Jakarta; (ii) to test / analyze whether there is a relationship between gender, age of the knowledge, attitudes and awareness of environmental science students environment in Jakarta. From the research results obtained that knowledge, attitudes and environmental science student concern for the environment in Jakarta, as follows: (i) the majority of respondents or 50% -58% of respondents have a good score on knowledge about the environment; (ii) there 53% -65% of the respondents realized that his wrong in maintaining environmental quality in Jakarta; (iii) environmental awareness is still low, is evident from respondents' answers caring instruments, where the answer is rarely involved (JT) is the best answer a lot of responsibility (40% -53%). From the results of testing the relationship between the variables gender, age environmental science graduate students with the knowledge, attitude and concern for the environment in Jakarta obtained the conclusion that: (i) sex was not associated with attitudes, sex-related knowledge about the environment and gender not associated with concern for environmental quality in Jakarta; (ii) age has nothing to do with student attitudes toward environmental science, age was not associated with knowledge about environmental quality in Jakarta, but age-related concerns environmental science graduate students; (iii) knowledge related to environmental science student attitudes, knowledge is also associated with concern for environmental quality in Jakarta; (iv) the attitude is not related to concern for environmental quality in Jakarta
PENGARUH PEMBANGUNAN KOTA TERHADAP BEBAN KERJA PEREMPUAN MISKIN DI KOTA JAKARTA Veronica Kumurur
EKOTON Vol. 3 No. 1 (2014): JANUARI - JUNI 2014
Publisher : PPLH-SDA, Lembaga Penelitian Unsrat Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Urban development not only generate economic growth and environmental degradation, such as air pollution, pollution of river water and ground water. Both of these constitute a social gap for the city of Jakarta. Where these gaps become a heavy burden for the poor city of Jakarta. Heaviness of the same was not felt by the poor men and poor women of Jakarta. Women who have experienced poverty in the city of Jakarta, received a heavier burden than men. These burdens perceived internally and externally. Internal burden is the burden that is felt in the lives of female domestic shutter and external load is felt in the public shutter poor women. This burden is also due to women living in poverty will try to keep life in many ways. Poor women must work to maintain family life and himself, though the choice is very limited work. Poor women are important actors in sustainable urban development through make community sustain. As a result of job choices, poor women are behind the effect and become input (input) for the balance of the ecosystem of Jakarta. If the input quality of the ecosystem conditions will lead to a balanced process that ultimately sustainable. This sustainability, will be transmitted to the sustainability of ecosystems nationally, regionally and globally.