Ingerid Moniaga
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA POSO (STUDI KASUS : KECAMATAN POSO KOTA) Tontou, Juliana Maria; Moniaga, Ingerid; Rengkung, Michael
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang terbuka hijau  (RTH) merupakan bagian penting dari struktur pembentuk kota, dimana RTH memiliki fungsi utama sebagai penunjang ekologis kota yang diperuntukkan sebagai ruang terbuka penambah dan pendukung nilai kualitas lingkungan dan budaya suatu kawasan.Kecamatan Poso Kota yang terletak di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah.Kondisi RTH di Kecamatan Poso Kota tidak tersebar merata pada beberapa kelurahan. Kecamatan Poso Kota merupakan kecamatan yang memiliki banyak penduduk karena terletak di kawasan pusat kota, dengan fungsi perkantoran, jasa, perdagangan dan kawasan pemukiman yang padat penduduk. Proporsi ruang terbuka hijau Kecamatan Poso saat ini belum memenuhi standar kebijakan tata ruang 30% dari total luas wilayah atau UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Penelitian ini dilakukan di Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif yaitu mendeskripsikan keadaan wilayah studi, berdasarkan perhitungan luas RTH berdasarkan luas wilayah, luas RTH berdasarkan jumlah penduduk, dan luas RTH Hutan Kota berdasarkan kebutuhan oksigen penduduk. Keywords  : RTH, Kecamatan Poso Kota
PELESTARIAN LANSEKAP BERSEJARAH DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN Willem, Kiwol Yoel; Wuisang, Cynthya E.V; Moniaga, Ingerid
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring berkembangnya zaman, banyak objek peninggalan sejarah yang mulai dibiarkan tidak terawat oleh masyarakat yang ada disekitar bahkan pemerintah lokal. Objek peninggalan sejarah belum menjadi prioritas utama dalam program pembangunan daerah. Banyaknya kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayah seringkali menyebabkan lansekap sejarah yang ada tertutupi atau tergeser oleh modernisasi. Selain itu juga lansekap sejarah umumnya sering sekali diabaikan oleh masyarakat itu sendiri bahkan banyak dari masyarakat tidak peduli akan keberadaan lansekap sejarah yang ada di sekitar mereka dan tidak menyadari pentingnya potensi dari lansekap sejarah Padahal jika objek peninggalan sejarah ini diperhatikan bisa menjadi salah satu faktor penunjang kemajuan suatu daerah. Di Kabupaten Minahasa Selatan banyak peninggalan sejarah yang ada mulai dari zaman pra sejarah sampai zaman penjajahan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik atau kondisi lansekap bersejarah di Kabupaten Minahasa Selatan dan merencanakan dengan konsep pelestarian lansekap bersejarah di Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif/eksplanatif dengan teknik pengumpulan data primer (observasi lapangan dan wawancara langsung) dan sekunder (studi literatur, mengunjungi instansi pemerintah atau organisasi terkait). Adapun hasil dari penelitian pelestarian lansekap bersejarah di Kabupaten Minahasa Selatan menunjukkan bagaimana cara yang tepat untuk melakukan pelestarian terhadap masing – masing objek peninggalan sejarah, dimana sebanyak 7 (tujuh) objek memerlukan tindakan pelestarian konservasi, 1 (satu) objek memerlukan tindakan pelestarian revitalisasi, dan 1 (satu) objek memerlukan tindakan pelestarian revitalisasi dan rekonstruksi. Kata Kunci: Lansekap Bersejarah, Pelestarian, Perencanaan
EVALUASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM MEWUJUDKAN KOTA HIJAU (P2KH) Monoarfa, Richard Vennesanki; Moniaga, Ingerid; Tarore, Raymond Ch
SPASIAL Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai upaya dilakukan pemerintah guna meningkatkan jumlah RTH perkotaan agar tercipta keseimbangan lingkungan yang berkelanjutan dan  meningkatkan kualitas lingkungan hidup di perkotaan salah satunya yaitu Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Kota Kotamobagu sejak tahun 2013 merupakan salah satu kota yang termasuk dalam program P2KH. Beberapa program telah di jalankan guna untuk menambah jumlah ruang terbuka hijau yang ada di Kota Kotamobagu. Namun,  beberapa program yang di jalankan terkesan tidak  terealisasi dan  terkelola dengan baik.  Oleh karena itu, Tujuan penelitian ini adalah perlu dievaluasi apa-apa saja ruang terbuka hijau yang ada di Kota Kotamobagu, serta sejauh apa Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dalam hal ini atribut Green open space dan atribut Green community di Kota Kotamobagu berjalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, SIG, dan AHP dibantu dengan software ArcGIS 9.2 dan Expert choice. Berdasarkan hasil penelitian RTH di Kota Kotamobagu terdiri dari RTH Publik  dan RTH Private dengan luasan keseluruhan 4664 hektar atau 67,92% dari luas wilayah Kota Kotamobagu. Sedangkan Untuk Program (P2KH) telah di jalankan dengan baik oleh pemerintah kota, atribut Green open space telah menjalankan 5 program dan atribut Green community telah menjalankan 3 program namun pengelolaan masih menjadi masalah utama. Kata Kunci     : Ruang terbuka hijau, Program Pengembangan Kota Hijau
DAYA DUKUNG PERMUKIMAN DALAM KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN LANGOWAN TIMUR Pantow, Marsela; Moniaga, Ingerid; Takumansang, Esli
SPASIAL Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Langowan Timur merupakan pengembangan wilayah perdesaan yang memiliki karakteristik tata guna lahan pertanian. Wilayah kecamatan ini sangat cepat berkembang karena kondisi wilayah yang strategis, infrastruktur yang baik, fasilitas yang memadai dan aksesibilitas yang mudah dicapai. Peningkatan aktivitas dikecamatan ini telah menciptakan pusat kegiatan lokal yang ramai dan cenderung mengarah pada fungsi perkotaan. Terciptanya infrastruktur yang baik cenderung berdampak pada peningkatan aktivitas dan kepadatan ruang. Tujuan penelitian ini yaitu menghitung daya dukung lingkungan permukiman dikecamatan langowan timur dan menganalisis konsep pengembangan wilayah berdasarkan daya dukung permukiman. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknis analisis menggunakan analisis spasial. Hasil penelitian  Kecamatan Langowan Timur masih memiliki lahan yang cukup besar  untuk menampung penduduk yang ada sebanyak 4 (empat) kali dari jumlah penduduk yang ada saat ini. Konsep pengembangan wilayah di Kecamatan Langowan Timur berdasarkan hasil perhitungan daya dukung permukiman berdasarkan kondisi fisik yang ada mengarah pada pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Langowan Timur yaitu lahan yang berada di desa wolaang, amongena tiga dan amongena satu dijadikan kawasan agropolitan dan untuk desa Teep yang kondisi lahan yang sangat cocok untuk kawasan permukiman secara fisik maka akan dikembangkan menjadi kawasan permukiman dimasa yang akan datang sehingga pengembangan kawasan berkelanjutan akan berjalan dengan baik. Kata Kunci      : Daya Dukung Permukiman, Pengembangan Wilayah
KAJAN DINAMIKA TATA GUNA LAHAN PADA KAWASAN SEKITAR PUSAT PELAYANAN KOTA MANADO Rogi, Octavianus H. A.; Tilaar, Sonny; Makarau, Vicky H.; Malik, Andi A. M.; Moniaga, Ingerid
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 3 (2011)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTThis study aims to determine the dynamics change of the land use pattern in the region around the service center of Manado city. Moreover, this study also aims to determine what factors are influencing changes in land use of the area.Theoretical studies indicate that the land use of a city can be present in a concentric pattern (single center), sectoral or multiple centered. Changes in land use patterns in urban areas occurs dynamically and is influenced by human factors, physical factors and the factor of urban landscapes. Changes in the structure of land use include the changes of development, location and the behavior setting.The major service center area of Manado is the old downtown area and the reclamation area along the Piere Tendean street. To that end, research locations specified in the administrative area of South Wenang and South Titiwungen flanked by Piere Tendean street (Boulevard) and Sam Ratulangi street.The study was conducted for 6 (six) months. The data used in this study includes primary and secondary data. Primary data include (a) the information from questionnaires distributed to 100 respondents who represent the element of local area residents informing about the aspects of their perceptional view of the economic value of land and land use patterns in which they live, and (b) information of land characteristics, including the physical condition of landscapes, availability of infrastructure, and so on, which obtained through field observations. Secondary data include the results of the institutional surveys through sources relevant to the topic under study. Respondents were taken with a purposive sampling method by an amount proportional to the number based on the sub-region. The analytical technique in this research is Descriptive Analysis, which analyzes the state of the object directly to the study through the description, understanding, or better explanations to the measurable variables or unmeasureable ones.In conclusion, the results of the study were (1) land use changes in the study area occurred in three periods, namely before the reclamation, after the reclamation and present days; ((2) changes that occur mainly is the transition of the settlements area into trading and services area gradually, following the path of primary and secondary roads, and (3) land use changes in the area of research primarily influenced by the strategic location of the sites, which is near the service center of the city, with high economic value of land.Key words: land use, service center area, descriptive analysis
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIDAK OPTIMALNYA FUNGSI KAWASAN PUSAT PEMERINTAHAN PROVINSI MALUKU UTARA DI KECAMATAN OBA UTARA Muhammad, Rudiya; Moniaga, Ingerid
SPASIAL Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Oba Utara Sebagai satu-satunya kecamatan yang berada di Kota Sofifi ini memiliki infrastruktur dan fasilitas yang belum memadai untuk ditetapkan sebagai pusat penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Maluku Utara. Pemindahan pusat pemerintahan dan seluruh aktivitas penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Maluku Utara dari Ternate ke Sofifi di Kecamatan Oba Utara sudah berlangsung sejak tahun 2010. Permasalahan pemindahan kawasan pusat pemerintahan ini juga menimbulkan perubahan jarak pegawai ke tempat kerja, waktu, transportasi yang berdampak pada sumbu ekonomi, pendapatan dan pengeluaran pegawai. Perubahan lokasi kerja dan tempat tinggal mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas bekerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Biaya transportasi yang tinggi dan lamanya perjalanan mengakibatkan pegawai ASN sering terlambat menjalankan tugasnya sesuai waktu lima hari kerja yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab tidak optimalnya fungsi kawasan pusat pemerintahan Provinsi Maluku Utara di Kecamatan Oba Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan faktor-faktor penyebab tidak optimalnya fungsi suatu Kawasan pusat Pemerintahan provinsi Maluku Utara di Kecamatan Oba Utara adalah Faktor perubahan jarak, Moda Transportasi, juga perubahan waktu tempuh dan biaya atau pengeluaran berpengaruh terhadap tidak optimalnya Fungsi Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Maluku Utara di Kecaman Oba Utara.Kata kunci: Faktor-Faktor, Tidak Optmail, Kawasan Pusat Pemerintahan, Provinsi Maluku Utara, Kecamatan Oba Utara
ANALISIS WILAYAH TERDAMPAK BANJIR DI DAS TONDANO KOTA MANADO Regar, Glandy Marcelino; Tondobala, Linda; Moniaga, Ingerid
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado secara geografi terletak pada bagian utara pulau Sulawesi merupakan daerah yang rentan bencana, seperti tragedi bencana banjir pada awal Tahun 2014 yang telah melanda sebagian besar Provinsi Sulawesi Utara. Banyak kerugian besar bagi masyarakat, salah satu kerugian yang diakibatkan banjir berdampak pada prasarana dan sarana yang ada . Wilayah kota Manado yang paling rentan terkena bencana banjir terletak di daerah aliran sungai karena di wilayah tersebut memiliki kontur landai atau datar sehingga ketika terjadi hujan yang intensitas yang tinggi sungai langsung meluap ke daerah sekitar dan mebanjiri daerah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif dan kualitatif  yang di dalamnya mencakup analisis spasial untuk menentukan wilayah  serta prasarana dan sarana terdampak banjir di sepanjang daerah aliran sungai Tondano  di Kota Manado. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis kondisi,prasarana dan sarana di wilayah  yang  terdampak banjir di daerah aliran sungai Tondano di Kota Manado dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga dapat diperoleh hasil  kondisi wilayah terdampak banjir pada daerah aliran sungai Tondano di Kota Manado beserta prasarana dan sarana yang terdampak.Kata Kunci: Prasarana dan Sarana, Banjir, Wilayah Terdampak Banjir, DAS Tondano