Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Risk Factors for Pneumonia in Toddlers During the Covid-19 Pandemic Fitri Yusya; Masrizal Masrizal; Arinil Haq; Yessy Markolinda
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 14, No 2 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v14i2.1030

Abstract

Background: Among the period 2019-2021, Ambacang Health Center has the highestfrequency of pneumonia in toddlers in Padang CityPurpose: This study aims to determine thefactors associated with pneumonia in toddler in the Ambacang Public Health CenterWork Area, Padang City, during COVID-19 pandemic.Methods: Study used a case-control design with similar age groups. Population of toddler aged 11-59months. Cases were sampled using a simple random sampling technique based on pneumonia registration in March 2020-March 2022, controls were sampled usingpurposive sampling. Interviews and questionnaires were used to collect data, whichwas then analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analysis. Thenumberofsampleswas74toddlerwith37samplesforeachgroupResults: Thereisassociationbetweenexclusivebreastfeeding(OR=3.67),basicimmunization(OR=2.8), air pollution (OR=5.0) and residential density (OR=3.0) on the incidenceofpneumonia.Meanwhile,historyofLBW,educationlevelandmaternalemployment were not associated with pneumonia. Household air pollution was thedominantfactorassociatedwithincidenceofpneumonia for toddler during COVID-19 pandemic in the AmbacangPublic Health Center Work Area, Padang CityConclusion: It is recommended for health workersto improve health promotion PHBS in the household and impact air pollution on thehealthof toddler.
PEMODELAN FAKTOR RISIKO TUBERKULOSIS PARU DI SUMATERA BARAT Yeffi Masnarivan; Arinil Haq; Masrizal
Jambi Medical Journal : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2022): Jambi Medical Journal: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.875 KB) | DOI: 10.22437/jmj.v10i1.17785

Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis (TB) saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di Indonesia. Pada tahun 2018 prevalensi TB paru di Indonesia sebesar 0,42% dan di Sumatera Barat sebesar 0,31%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model faktor risiko penyakit TB Paru pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan menggunakan data sekunder tahun 2020 yang dikumpulkan dari Dinas Kesehatan dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat dan analisis multivariat meliputi analisis kluster, analisis biplot dan analisis diskriminan. Hasil: Hasil penelitian didapatkan prevalensi penderita TB terbanyak berada di Kota Solok yaitu 20 per 10.000 penduduk. Proses pengelompokan menghasilkan tiga kluster kabupaten/kota berdasarkan faktor penyebab TB. Kluster satu tidak memiliki permasalahan terhadap faktor penyebab TB. Kluster dua dipengaruhi oleh variabel prevalensi TB, persentase cakupan bayi imunisasi BCG, jumlah posyandu, persentase penduduk miskin, dan persentase sumber air minum layak. Kluster tiga dipengaruhi oleh variabel persentase tiak ada/tidak menggunakan fasilitas tempat BAB, nilai indeks kualitas udara, persentase rumah tangga memiliki lantai tanah, kepadatan penduduk, jumlah balita gizi kurang, persentase bahan bakar utama memasak dengan kayu, dan persentase rumah tangga sanitasi layak memiliki faktor penyebab TB tertinggi. Simpulan: Terdapat perbedaan karakteristik dan kerawanan pada masing-masing kluster kabupaten/kota di Sumatera Barat berdasarkan faktor penyebab TB.  Kata kunci: Model, Faktor Risiko, Tuberkulosis.
Transformasi Pengetahuan Seks Pranikah dan HIV/AIDS melalui Juventum Health Advocates (JHA) Vivi Triana; Syahrial Syahrial; Arinil Haq
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 7, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v7i3.3115

Abstract

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja menjadi perhatian khusus terutama tiga risiko yang terjadi yaitu seksualitas, penyalahgunaan NAPZA, dan HIV/AIDS. Hal ini membutuhkan upaya yang berkelanjutan untuk memberikan pendidikan yang relevan dan pengetahuan yang komprehensif. Tujuan kegiatan ini adalah promosi kesehatan melalui pendidikan teman sebaya (Peer Educator) dengan konsep Juventum Health Advocates (JHA) atau "Advokat Kesehatan Remaja" dimana sekelompok remaja bertugas untuk mempromosikan, mendukung, dan memperjuangkan kesehatan remaja, terutama terkait dengan isu-isu seperti seks pranikah, NAPZA, dan HIV/AIDS. Kegiatan ini berupa pelatihan dengan memfasilitasi peserta dengan materi disertai modul pembelajaran. Remaja yang tergabung dalam JHA ini akan berperan sebagai volunteer yang terjun langsung untuk pro-aktif dengan lingkungan sekitar seperti berperan sebagai konselor dan membagikan ilmu seputar kesehatan reproduksi, seksual berisiko. Pendekatan Peer Education telah membawa perubahan positif dalam pengetahuan, yang nantinya akan berdampak pada perilaku, dan sikap remaja. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pre test dan post test tentang pengetahuan remaja yang samakin meningkat setelah diberikan materi. Keseluruhan kegiatan memberikan memberikan hasil yang efektif dan berdampak positif baik pada pembangunan karakter remaja dan lingkungan sekolah.