Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

MODEL TARIKAN PERJALANAN PADA PUSAT PERBELANJAAN BERKONSEP MULTI ACTIVITY COMMERCIAL DI PUSAT KOTA SEMARANG Yudi Basuki; Sri Rahayu; Diva Khansa Gusanti
Jurnal Pengembangan Kota Vol 8, No 2: Desember 2020
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.036 KB) | DOI: 10.14710/jpk.8.2.212-219

Abstract

Pusat perbelanjaan sebagai salah satu guna lahan pada aktivitas perdagangan dan jasa, memiliki intensitas permintaan perjalanan yang cukup tinggi untuk menarik pergerakan. Duta Pertiwi Mall (DP Mall) adalah pusat perbelanjaan berkonsep multi activity commercial yang terletak di pusat Kota Semarang dan berpotensi menarik pengunjung dalam jumlah yang tinggi. Diperlukan pemahaman antara karakteristik pusat perbelanjaan berkonsep multi activity commercial dengan tarikan pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model tarikan perjalanan pada DP Mall sebagai pusat perbelanjaan di pusat kota berkonsep multi activity commercial. Metode penelitian yang digunakan adalah trip rate, dan analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan pada penelitian berupa identifikasi jenis dan luas aktivitas, serta penghitungan jumlah pengunjung DP Mall dan tiap jenis aktivitas pada jam puncak. Hasil penelitian ini adalah nilai trip rate total DP Mall sebesar 4,64 pengunjung per 1000 sq. ft GFA. Trip rate terbesar adalah pada aktivitas makan yaitu 44,8 pengunjung per 1000 sq ft GFA. Meskipun trip rate tersebesar adalah pada aktivitas makan, ternyata aktivitas yang paling berpengaruh pada tarikan DP Mall di jam puncak adalah aktivitas menonton. Hal ini ditunjukkan oleh model regresi dengan persamaan Y = 79 + 4,29 X3 dengan X3 adalah jumlah pengunjung aktivitas menonton. Diharapkan dengan model ini dapat digunakan untuk mengantisipasi permasalahan transportasi akibat perkembangan guna lahan komersial khususnya pusat perbelanjaan dengan multi activity commercial.
Analisis Perubahan Kerapatan Vegetasi dan Bangunan di Kota Banda Aceh Pasca Bencana Tsunami Rahmat Nanda Trinufi; Sri Rahayu
Ruang Vol 6, No 1 (2020): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.6.1.29-39

Abstract

Pesatnya pembangunan di suatu kota akan berdampak pada kerapatan bangunan yang semakin tinggi dan menyebabkan kerapatan vegetasi terus berkurang. Kota Banda Aceh pasca bencana tsunami mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama pada perubahan lahan. Perubahan lahan tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap perubahan kerapatan vegetasi dan bangunan. Tujuan penelitian ini untuk mengkajiperubahan kerapatan vegetasi dan bangunan di Kota Banda Aceh pasca bencana tsunami. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data citra landsat (2005 dan 2011) dan citra sentinel (2019) dan menggunakan software QGIS dengan metode NDVI untuk mengetahui perubahan kerapatan vegetasi dan NDBI untuk mengetahui perubahan kerapatan bangunan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui telah terjadi perubahan kerapatan di Kota Banda Aceh. Perubahan paling signifikan terjadi pada periode 2005- 2011, perubahan kerapatan vegetasi paling besar terjadi pada kelas cukup rapat sebesar 10,81% (647.55 Ha). Sedangkan perubahan kerapatan bangunan paling besar terjadi pada kelas kerapatan rendah sebesar 9,53% (571,06 Ha). Sementara itu, pada periode 2011-2019 perubahan kerapatan vegetasi paling besar terjadi pada kelas vegetasi jarang yaitu sebesar 10,08% (603.80 Ha). Sedangkan pada kerapatan bangunan, kelas yang mengalami perubahan paling besar terjadi pada kelas kerapatan sangat tinggi sebesar 2,53% (168,19 Ha). Perubahan kerapatan vegetasi dan bangunan cenderung terjadi di daerah pinggiran Kota Banda Aceh
Hubungan Kerapatan Vegetasi dan Bangunan terhadap UHI (Urban Heat Island) di Kota Magelang Febriyan riyadi; sri rahayu
Ruang Vol 5, No 2 (2019): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4482.83 KB) | DOI: 10.14710/ruang.5.2.83-93

Abstract

Urban Heat Island (UHI) adalah fenomena dimana suatu wilayah perkotaan lebih panas daripada wilayah disekitarnya. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya UHI adalah terjadinya konversi tutupan lahan vegetasi menjadi daerah terbangun akibat perkembangan kota. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan suhu permukaan, dikarenakan kerapatan vegetasi yang berkurang dan meningkatnya kerapatan bangunan. Analisis yang digunakan adalah klasifikasi tak terbimbing untuk melihat perubahan tutupan lahan, analisis NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) untuk mengetahui perubahan vegetasi, analisis NDBI (Normalized Difference Vegetation Index) untuk mengetahui perubahan kerapatan bangunan, serta menggunakan LST (Land Surface Temperature) untuk mengetahui suhu permukaan suatu kota dan OLS (Ordinary Least Square) merupakan permodelan regresi berganda pada aplikasi ArcGis  digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel tersebut. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa suhu rata-rata Kota Magelang pada tahun 2000 sebesar 22,58°C meningkat menjadi 27,11°C pada tahun 2016. Artinya suhu rata-rata Kota Magelang mengalami kenaikan sebesar 4,53°C. Hubungan antara kerapatan bangunan (x1) dan kerapatan vegetasi (x2) terhadap suhu permukaan (y) diketahui melalui formula OLS yang dihasilkan yaitu Y= 5,61 X1 – 1,34 X2 + 2,4.Hal ini berarti jika kerapatan bangunan meningkat dan kerapatan vegetasi berkurang, maka suhu permukaan meningkat.
The Ex-Ante Evaluation of Hotel Buildings Height in Airport Area: A Case of Hotel in Kaliwungu, Peri-Urban Area of Semarang Anang Wahyu Sejati; Sri Rahayu; Bitta Pigawati; Jurike Winarendri
Journal of Architectural Design and Urbanism Vol 1, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, Universitas Diponegoro, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jadu.v1i1.3038

Abstract

This paper conveys the findings on hotel buildings evaluation in the peri-urban of Semarang based on ex-ante evaluation. Ex-ante is an evaluation model before project activities are implemented to minimize development impacts. Evaluation of altitude was done with three models, namely the ratio of floor area (FAR), Angle of Light Obstruction (ALO), and building height calculation in the airport area applicable in Indonesia. Furthermore, the evaluation of the strategic value of the location with three criteria was the proximity of industrial zone, accessibility, and proximity to tourist destinations. This study was successfully answers the question of maximal height rules and the number of stories allowed for hotel buildings in peri-urban Semarang. The result suggest the regulation of building height in Kaliwungu especially for hotel building in aviation safety area. Maximum height allowed is 32.5 m or 8 stories. The existing regulations have not regulated these issues, so collaborative planning should be carried out between the government of Semarang City and Kendal Regency. With collaborative planning, problems in both regions, especially regarding the height of buildings such as hotels can be coordinated.
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PERENCANAAN PENGEMBANGAN TAMBAK BIOCRETE Susilo Budi Priyono; Sri Rahayu
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 5, No 2 (2003)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.9036

Abstract

Application of remote sensing and geographic information system (GIS) for planning of biocrete shrimp ponds development was studied in the coastal area between Opak River and Progo River, Bantul Regency. Analysis of land suitability for biocreteshrimp pond used a multi-scoring of some physical variables, i.e. slope, soil texture, distance from coast line, distance from river, annual rainfall, flooded frequency, and landuse. Spatial analysis used a GIS software (ER Mapper 5.5, ARC/Info 3.5 and ARC/View GIS 3.2). The results showed that suitable land fotbiocreteshrimp pond was 73,6 ha. It found on beach ridge area that was distributed at Srandakan, Sanden, and Kretek Region. However, considered on the Detail Planning of Spatial Arrangement at Southern Coastal of Bantul Regency (RDTK PantaiSelaatnKabupatenBantul) and suistanable aquaculture planning, the development of biocrete shrimp ponds should be limited to 36,8 ha (50%), i.e. 18,4 ha ponds at Srandakan and 18,4 ha ponds at Sanden. Biocrete shrimp ponds had to be built at distance about 300 m from cost line.
Pemodelan Tarikan Perjalanan Kawasan Perdagangan Jasa Skala Kecil di Jalan Sukun Raya Banyumanik Yudi Basuki; Sri Rahayu; Novia Windri Rahmawati
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 16, No 1 (2020): JPWK Vol 16. No. 1 March 2020
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (909.039 KB) | DOI: 10.14710/pwk.v16i1.23025

Abstract

Banyumanik sub-district grows and develops caused by increases in population. Jalan Sukun Raya is a road commonly used by residents in Srondol Wetan Village to Jalan Setiabudi and vice versa. Sukun Raya Road Corridor is one of the local roads in Banyumanik Subdistrict.  The land use in this corridor is a commercial and service area, and settlement. Land use in the road corridor is a commercial and service area. Based on these problems, it is necessary to do trip attraction modeling. In this case, the trip attraction is needed in considering the impact of existing development, such as in the sub-center of the commercial and services area, housing, and offices. The aims of this article to develop the trip attraction model.Trip attraction modeling uses multiple linear regression analysis with the stepwise method on the commercial and service area and small scale on Jalan Sukun Raya, Banyumanik Subdistrict which is a sub-service area of the city of Semarang. Correlation and multiple linear regression analysis done based on data obtained from survey results. Data collection on Jalan Sukun Raya at peak times was carried out with field observations and interviews with established resource persons.The results showed that the sales income variable became the most influential variable on the trip attraction shown in the equation Y = 0.352 + 4.998E-7 X4. The resulting model is useful for estimating trip attraction in small-scale commercial and service areas.