Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Dayasaing

KEPUASAN KERJA: APAKAH JENJANG JABATAN AKADEMIK MEMBUAT PERBEDAAN? Ariesya Aprillia; Rony Setiawan; Nonie Magdalena
Jurnal Manajemen Dayasaing Vol 23, No 2 (2021): Jurnal Manajemen Dayasaing
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/dayasaing.v23i2.16098

Abstract

Kepuasan kerja dosen dipengaruhi oleh banyak hal dan hal ini dapat meningkatkan atau menurunkan kepuasan kerja mereka. Jenjang Jabatan Akademik merupakan salah satu prediktor untuk mengukur kepuasan kerja dosen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah ada perbedaan kepuasan kerja berdasarkan Jenjang Jabatan Akademik. Sampel dalam penelitian ini adalah dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung, pengambilan sampel memakai probability sampling dengan simple random sampling. Metode studi literatur, survei dengan kuesioner, wawancara, dan juga focus group discussion (FGD) sebagai metode pengumpulan data. Uji instrumen memakai uji validitas dan reliabilitas, serta analisis data memakai ANOVA. Simpulannya, ada perbedaan kepuasan kerja berdasarkan Jenjang Jabatan Akademik, semakin tinggi Jenjang Jabatan Akademik, semakin tinggi pula kepuasan kerjanya. Berdasarkan mean, kepuasan kerja Lektor Kepala sebesar 4.568, Lektor 4.038, Asisten Ahli 3.505, dan yang belum memiliki Jenjang Jabatan Akademik 2.673. Facet kepuasan kerja yang tertinggi dari Lektor Kepala yaitu mereka memiliki kesempatan untuk bekerja sendiri di tempat kerja, puas terhadap gaji apabila dibandingkan dengan jumlah pekerjaan yang mereka lakukan, dan kebebasan untuk menggunakan penilaian mereka sendiri. Secara keseluruhan, facet yang paling kecil nilai kepuasan kerjanya adalah kesempatan untuk menjadi “seseorang” di komunitas, maka saran bagi manajemen perguruan tinggi adalah melibatkan dosen dalam pengambilan keputusan, terutama aspek yang memiliki pengaruh langsung pada kinerja dan tingkat kepuasan mereka. Apabila manajemen perguruan tinggi melakukan hal ini, kemungkinan para dosen akan merasa bahwa eksistensi mereka dihargai. Hal ini dapat membuka jalan ke hubungan yang lebih berbasis kepercayaan antara manajemen perguruan tinggi dan para dosen. Bagaimanapun juga, kepuasan kerja para dosen akan menguntungkan semua pihak yang terlibat.