Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

VITAMIN E PREVENTS OXIDATIVE STRESS AND INFLAMMATION CONDITIONS IN PERIODONTITIS WISTAR RATS Maiyani Lestari; Rauza Sukma Rita; Isnindiah Koerniati
Biomedika Vol 14, No 1 (2022): Biomedika Februari 2022
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v14i1.16538

Abstract

ABSTRAKPeriodontitis terutama disebabkan bakteri patogen periodontal yang dapat memicu pembentukan radikal bebas yang berlebihan, menyebabkan stres oksidatif sehingga terjadi kerusakan jaringan. Hal ini mempunyai pengaruh bermakna terhadap peningkatan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dalam tubuh dan kerusakan sel pada jaringan alveolar gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh vitamin E dalam mengatasi stres oksidatif pada tikus putih strain Wistar yang mengalami periodontitis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only control group design. Tiga puluh ekor tikus dikelompokan menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negatif (tanpa perlakuan), kontrol positif (diberi silk ligature 14 hari) dan perlakuan 1, 2, dan 3 (diberi silk ligature selama 14 hari, dilanjutkan dengan pemberian vitamin E dengan dosis 20, 40, dan 60 IU selama 10 hari). Pada hari terakhir penelitian dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar Malondialdehyde (MDA) dan penilaian inflamasi gingiva melalui skor indeks gingiva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar MDA pada kelompok kontrol positif yang diberikan silk ligature saja mempunyai kadar MDA tertinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dan semua kelompok perlakuan. Pemberian vitamin E mampu menurunkan kadar MDA serum secara bermakna pada semua kelompok perlakuan (p 0,05). Vitamin E juga mampu menurunkan skor indeks gingiva dibandingkan dengan kelompok kontrol positif pada semua kelompok. Simpulan: Pemberian vitamin E mampu mengatasi stres oksidatif dan inflamasi pada periodontitis yang ditandai dengan penurunan kadar MDA dan skor indeks gingiva.Kata Kunci: Vitamin E, Stress Oksidatif, Inflamasi, PeriodontitisABSTRACTPeriodontitis is mainly caused by periodontal pathogenic bacteria, which can trigger excessive free radical formation, causing oxidative stress and tissue damage. This has a significant effect on increasing the production of Reactive Oxygen Species (ROS) in the body and cell damage in the alveolar tissue of the teeth. This study aimed to determine the effect of vitamin E in overcoming oxidative stress in Wistar strain white rats with periodontitis. This research is an experimental study with a post-test-only control group design. Thirty rats were grouped into five groups, namely negative control (without treatment), positive control (given silk ligature 14 days), and treatments 1, 2, and 3 (given silk ligature for 14 days, followed by administration of vitamin E with doses 20, 40, and 60 IU for ten days). On the last day of the study, blood was collected to check the levels of Malondialdehyde (MDA) and gingival inflammation through the gingival index score. The results showed that the mean MDA levels in the positive control group given silk ligature alone had the highest MDA levels compared to the negative control group and all treatment groups. Administration of vitamin E significantly reduced serum MDA levels in all treatment groups (p 0.05). Vitamin E also reduced the gingival index score compared to the positive control group in all groups. Conclusion: The administration of vitamin E can overcome oxidative stress and inflammation in periodontitis, characterized by a decrease in MDA levels and gingival score index. Keywords: Vitamin E, Oxidative Stress, Inflammation, Periodontitis
Kebiasaan makan sagu bakar dengan kejadian atrisi gigi pada suku mentawai di pulau siberut Isnindiah Koerniati
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 17, No 2 (2010): December
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/majkedgiind.78850

Abstract

-
Peran Odontologi Forensik dalam Mengungkap Identitas Jenazah yang Tidak Dikenal Nur Anisa; Isnindiah Koerniati; Taufik Hidayat
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 3 No 4 (2022): Desember 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v3i4.688

Abstract

Latar belakang: Odontologi forensik merupakan salah satu metode untuk mengidentifikasi jenazah dalam bidang forensik. Metode tersebut terbukti lebih mudah, cepat, dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Objektif: Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui peran odontologi forensik dalam mengungkap identitas jenazah yang tidak dikenal. Metode: Pencarian literatur dilakukan melalui database elektronik Pubmed, Google Scholar, ScienceDirect, dan Proquest. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, literatur terpilih dinilai kelayakannya menggunakan kuesioner Critical Appraisal Skills Programme (CASP checklist) dan The Joanna Briggs Institute (JBI checklist) yang disesuaikan dengan desain masing-masing literatur. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan 35 literatur. Odontologi forensik berperan dalam mengidentifikasi perkiraan usia, jenis kelamin, ras, dan kelainan yang terdapat pada gigi. Identifikasi gigi menggunakan rugoscopy, cheiloscopy, bekas gigitan, cetakan gigi, radiografi, studi fotografi, ameloglyphics, dan metode molekuler. Kesimpulan: Dari hasil studi literatur ini disimpulkan bahwa odontologi forensik berperan penting dalam mengidentifikasi jenazah yang tidak dikenal. Keberhasilan identifikasi ini tergantung pada kelengkapan catatan gigi antemortem dan postmortem.
Gambaran Risiko Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Penyintas COVID-19 di Rumah Sakit Universitas Andalas Wahyuni, Sri; Widya Murni, Arina; Indra, Beni; Gusya Liza, Rini; Koerniati, Isnindiah; Sauma, Eldi
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 10, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction. The COVID-19 pandemic has a negative impact on life where sufferers can experience emotional problems such as despair, deep sadness, helplessness, anxiety, and depressive symptoms. Especially in hospitalized COVID-19 survivors, there are sequelae in the form of anxiety, depression, and Post-traumatic Stress Disorder (PTSD). PTSD experienced by COVID-19 survivors will affect the patient’s quality of life in the future. This study aimed to assess the risk of PTSD in COVID-19 survivors who had been hospitalized at Andalas University Hospital. Methods. A cross-sectional descriptive study was conducted among COVID-19 survivors aged ≥15 years who had been hospitalized at Andalas University Hospital. Samples were selected by using total sampling method with inclusion criteria included experiencing mild, severe, or critical clinical symptoms during COVID-19 infection, being discharged from Andalas University Hospital for six months or more, and willing to participate in the study by signing an informed consent. Samples who have met the inclusion criteria completed the Bahasa Indonesia version of PCL-5 (PTSD Checklist for DSM-5) questionnaire which has been tested for its validity and reliability. Respondents were categorized as having PTSD risk if the questionnaire results showed a score of ≥23. The collected data were subsequently analyzed using univariate analysis. Results. A total of 75 respondents were included in the study, of which 9.3% (7) were found to be potentially or at risk of PTSD. The group of respondents who were at risk of PTSD was mostly comprised of females, and all of them experienced the four PTSD symptoms (intrusion/re-experiencing, avoidance, negative alterations in cognition and mood, and hyperarousal). The most common trigger that causes PTSD among respondents was the experience of a previous life-threatening traumatic event (71.43%). In addition, the most frequent clinical symptoms of COVID-19 in the PTSD risk group were severe clinical symptoms (71.43%). Conclusions. COVID-19 survivors who have the potential to experience PTSD are predominantly female survivors with severe clinical symptoms, experiencing all four PTSD symptoms, and having a traumatic life-threatening experience during COVID-19 hospitalization. Keywords: COVID-19 survivors, hospitalization, risk of PTSD
Gambaran Faktor Risiko Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme (GSA) di Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus di Padang Atika Indah Sari; Amel Yanis; Isnindiah Koerniati
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.176 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i11.9970

Abstract

Gangguan Spektrum Autisme (GSA) adalah kumpulan kondisi kelainan perkembangan yang ditandai dengan masalah dalam interaksi sosial, komunikasi verbal dan nonverbal, serta tingkah laku dan minat yang dangkal dan berulang. Insidensi autisme cenderung meningkat namun penyebab pastinya belum diketahui. Peneliti menyatakan autisme merupakan masalah yang kompleks dan multifaktorial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor risiko anak dengan Gangguan Spektrum Autisme di Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus di Padang. Penelitian deskriptif observasional ini dilakukan pada bulan Juni – September 2015 dengan mewawancarai ibu dari 97 anak di beberapa Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus di Padang dengan teknik consecutive sampling. Faktor-faktor risiko yang ditanyakan adalah genetik, jenis kelamin, riwayat gangguan psikiatrik pada keluarga, usia orang tua saat anak lahir, riwayat penyakit dahulu atau sekarang anak, riwayat komplikasi selama kehamilan, riwayat penggunaan obat saat kehamilan, berat lahir, jenis persalinan dan riwayat komplikasi saat kelahiran. Mayoritas anak tidak memiliki faktor genetik (90,7%). Jumlah anak laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan (3,21 : 1). Sebagian besar anak tidak memiliki riwayat gangguan psikiatrik pada keluarganya (68,0%). Usia orang tua saat anak lahir tertinggi adalah >29 – 34 tahun. Kebanyakan anak memiliki riwayat penyakit dahulu atau sekarang (67,0%). Lebih dari setengah subjek tidak memiliki riwayat komplikasi saat kehamilan (50,5%). Sebagian besar ibu memiliki riwayat penggunaan obat selama kehamilan (66,0%). Prevalensi berat lahir tertinggi adalah 2500 – 4000 gram. Jenis persalinan terbanyak adalah persalinan normal tanpa bantuan alat apa pun.