Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PREDICT-OBSERVE- EXPLAIN PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV Dameis Surya Anggara; Candra Abdillah
Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 9, No 4 (2020)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.532 KB) | DOI: 10.33578/jpfkip.v9i4.7967

Abstract

This study aims to produce teaching materials in the form of Predict-Observe-Explain-based student worksheets in class IV science lessons the theme of Always Saving Energy is valid, practical, and effective in improving understanding of concepts. The research approach uses mixed methods with the Research and Development (R and D) methodology with procedures consisting of 4 steps namely 1) define, 2) design, 3) develope, 4) disseminate. Furthermore, the data collection instruments used questionnaire sheets for product validation by experts, teacher response questionnaire sheets, and items about understanding the concept of science. Data collected sequentially were analyzed using the Content Validity Index (CVI), Descriptive Statistics, and Independent Sample t Test. The results obtained are Predict-Observe-Explain student worksheets: 1) content valid criteria with a CVI value of 0.9, 2) good practicality criteria with a percentage of 79.56%, and 3) effective criteria in increasing understanding of the concept of Natural Sciences with evidence of a significant difference between an increase in the average understanding of the concept of experimental class science by 21.3750 higher than the increase in understanding of the concept of science in the control class of only 16.2500.
KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA KELAS V MENGGUNAKAN PENDEKATAN RASCH MODEL Dameis Surya Anggara; Candra Abdillah
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 8, No 1 (2022): January
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v8i1.3592

Abstract

Kemampuan matematika siswa banyak menghadapi masalah yang tercermin dari hasil TIMSS dan hasil PISA. Keadaan tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor pembelajaran matematika yang belum memperhatikan kemampuan awal siswa sehingga pembelajaran tidak berjalan efektif dalam mencapai tujuan. Menindaklanjuti keadaan di atas, maka diperlukan penciptaan pembelajaran matematika yang efektif dengan memperhatikan kemampuan awal siswa. Kemampuan tersebut dapat diketahui melalui tes diagnosis literasi kuantitatif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kemampuan literasi kuantitatif siswa kelas V menggunakan pendekatan pengukuran Rasch Model. Metodologi penelitian yang digunakan adalah survey sekali waktu dengan cara pemberian tes literasi kuantitatif dengan jumlah item sebanyak 40. Tes tersebut diberikan kepada 480 siswa kelas V sekolah dasar di demak dan Kota semarang. Selanjutnya, data yang telah terkumpul, dianalisis menggunakan pendekatan pengukuran Rasch Model dengan syarat-syarat tertentu seperti item dan responden harus fit, item harus mengukur satu dimensi (unidimensi), jawaban antar item dan responden tidak saling mempengaruhi (independensi local), dan karakteristik item tidak dipengaruhi responden (invariansi kelompok). Hasil yang diperoleh yaitu kemampuan literasi kuantitatif siswa dibawah tingkat kesukaran item standar. Begitu pula jika dilihat dari jenis kelaminnya, antara kemampuan literasi siswa laki-laki dan perempuan juga  di bawah tingkat kesukaran item standar. Kemudian jika dibandingkan, kemampuan literasi kuantitatif siswa perempuan lebih baik dibanding siswa laki-laki, namun pada dimensi tertentu memiliki kesamaan kemampuan, yaitu kemampuan kalkulasi. Selanjutnya jika dilihat dari dimensinya, kemampuan literasi kuantitatif dari tingkatan tinggi ke rendah, dimulai dari dimensi representasi, komunikasi, asumsi, kalkulasi, interpretasi, dan dimensi analisis. Namun pada dimensi analisis, merupakan item tersulit bagi siswa berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan pada dimensi kalkulasi, merupakan item tersulit bagi siswa berjenis kelamin perempuan.
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA PADA PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN DITINJAU DARI RASA INGIN TAHU SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Candra Abdillah; Dameis Surya Anggara
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 7, No 1 (2021): January
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v7i1.2463

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA siswa antara pembelajaran predict-observe-explain dengan ceramah konvensional, perbedaan pemahaman konsep IPA siswa antara rasa ingin tahu tinggi dan rendah, dan pengaruh interaksi antara faktor model pembelajaran dan rasa ingin tahu. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metodologi Quasi Eksperimen tipe Desain Faktorial 2x2. Adapun populasi penelitian adalah siswa kelas IV di SD Negeri Wilayah Kelurahan Nalumsari yaitu siswa kelas IV di SD Negeri Nalumsari 1, 2, dan 3. Selanjutnya sampel diambil dengan Teknik Cluster Random Sampling dengan perolehan sampel yaitu siswa kelas IV di SD Negeri Nalumsari 1 dan 2. Data terkumpul dengan instrumen butir soal pemahaman konsep IPA dan lembar angket rasa ingin tahu siswa, yang dianalisis menggunakan Anova Dua Jalan dengan syarat data harus berdistribusi normal dan homogen. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: 1) terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA siswa antara pembelajaran predict-observe-explain dengan konvensional, 2) terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA siswa antara rasa ingin tahu tinggi dan rendah, dan 3) terdapat pengaruh interaksi antara faktor model pembelajaran dan rasa ingin tahu terhadap pemahaman konsep IPA siswa kelas IV di SD Negeri Wilayah Kelurahan Nalumsari, Jepara.
PEMBERIAN TREATMENT CARA PENYELESAIAN SOAL LITERASI KUANTITATIF BAGI SISWA KELAS V DI SD NEGERI BOGOSARI 1, GUNTUR, DEMAK Dameis Surya Anggara; Candra Abdillah; Putut Said Permana; Enggar Prasetyawan; Saptina Retnawati
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 3 (2020): Edisi Oktober
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/al-jpkm.v1i3.6885

Abstract

Literasi kuantitatif merupakan kemampuan bernalar dalam mengelola informasi berbentuk angka dan statistik dalam berbagai hal. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan dalam kehidupan terlebih di era digital 4.0 ini. Namun demikian, matematika yang merupakan wadah dari literasi kuantitatif justru realitanya banyak menghadapi masalah. Berdasarkan analisis situasi di SD Negeri Bogosari 1 dapat diketahui bahwa siswa hanya menguasai soal-soal bersifat rutin dan sederhana. Mereka belum mampu menyelesaikan soal-soal bertipe High Order Thinking skills (HOTS) seperti soal yang penyelesaiannya membutuhkan kemampuan memecahkan masalah. Atas dasar itu dilakukanlah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tujuan memberikan pengetahuan cara penyelesaian butir soal berjenis HOTS seperti butir soal literasi kuantitatif. Selanjutnya, PKM ini dilaksanakan pada 11 – 13 Maret 2020 dengan subyek siswa kelas V di SD Negeri Bogosari 1. Adapun metode pelaksanaan PKM ini menggunakan metode ceramah dan diskusi yang terkemas melalui pendekatan Polya. Hasil yang diperoleh yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan butir soal literasi kuantitatif meningkat, tercermin dengan adanya peningkatan kemampuan literasi kuantitatif dari 54,13 menjadi 73,87 atau naik sebesar 19,73.Keywords: literasi kuantitatif, high order thinking skills, pendekatan polya
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PRODUK ILMIAH PENDIDIKAN BAGI GURU DI YAYASAN NURUL HIDAYAH, BOJONGSARI, DEPOK Dameis Surya Anggara; Candra Abdillah; Putut Said Permana; Enggar Prasetyawan
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): Edisi Mei
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.486 KB) | DOI: 10.32493/al-jpkm.v1i2.4972

Abstract

Effective learning can be achieved if the teacher is able to analyze the learning problem and solve it. One of the solutions to this problem is through research based on the creation of educational products. Based on the situation analysis, it was found that the teachers at Nurul Hidayah Foundation had not been maximized in conducting research that produced educational products as solutions to learning problems. This difficulty is felt because teachers still do not understand how to conduct research that produces educational products. This situation has an impact on the ineffectiveness of learning undertaken. Based on that, community service is carried out with the aim of providing socialization and mentoring to teachers in developing educational scientific products with elementary and junior high school teachers in the Nurul Hidayah Foundation. The activity was carried out using lecture, discussion and workshop methods. The results obtained are the teacher is able to understand and implement how to register problems, identify problems, determine problems, and determine the topic of research based on educational products.Keywords: educational scientific products, research paradigms, problem identification
Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Website Bagi Guru di MTs Ta'dibul Ummah, Parung Panjang, Bogor Dameis Surya Anggara; Candra Abdillah; Enggar Prasetyawan; Putut Said Permana; Saiful Anwar
Pekodimas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2021): Pekodimas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.232 KB)

Abstract

Guru sebagai ujung tombak pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berkompeten. Berdasarkan hasil survey awal di MTs Ta'dibul Ummah Parung Panjang, Bogor, diperoleh informasi bahwa guru belum pernah mengembangkan media-media pembelajaran yang memanfaatkan TIK. Setelah dilakukan analisis mendalam melalui wawancara, ternyata kendala yang dihadapi guru adalah minimnya pengetahuan tentang TIK yang bisa dimanfaatkan untuk membuat media pembelajaran, sehingga ketrampilan dalam membuatnya pun kurang. Atas dasar itu dilakukan Pengabdian kepada Masyarakat dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran berbasis website. PkM ini dilaksanakan pada 5-7 November 2020 dengan metode pelatihan. Hasil yang diperoleh yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan guru tentang media pembelajaran. Sebelum adanya pelatihan, rata-rata pemahaman guru tentang media pembelajaran memperoleh nilai 67, sedangkan setelah diberi pelatihan menjadi 81. Kemudian dilihat dari ketrampilan membuat media, sebelum pelatihan guru tidak dapat membuat media berbasis website, tetapi setelah diberi pelatihan guru dapat membuat media pembalajaran berbasis powtoon dan animaker.Kata kunci: Media Pembelajaran, Powtoon, Animaker
Peningkatan Literasi Pedagogik Guru melalui Pendampingan Penyusunan Asesmen Pembelajaran berbasis HOTS Candra Abdillah; Saptina Retnawati; Dameis Surya Anggara
Pekodimas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2022): Pekodimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.687 KB)

Abstract

Adanya asesmen kompetensi minimum (AKM) sebagai pengganti ujian nasional, mengharuskan guru untuk mampu melakukan pembelajaran dan menyusun penilaian berbasis HOTS. Hal ini juga berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru yang perlu ditingkatkan, salah satunya dengan menyusun asesmen pembelajaran berbasis HOTS. Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah SMA guru-guru mata pelajaran di PGRI 22 Serpong. Tujuan pengabdian adalah pendampingan penyusunan asesmen pembelajaran berbasis HOTS guna meningkatkan literasi pedagogik guru. Metode yang digunakan dalam pengabdian adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Tahapan pengabdian meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kegiatan. Tahap perencanaan terdiri dari survey lokasi, koordinasi dengan tim dan pihak sekolah, penyusunan materi pelatihan. Tahap pelaksanaan terdiri dari penyampaian materi dan latihan praktik membuat soal HOTS. Sedangkan tahap evaluasi terdiri dari presentasi dan analisis hasil produk soal HOTS. Dampak pengabdian ini antara lain : 1) guru dapat menyusun kisi-kisi berbasis HOTS; 2) guru dapat membedakan kata kerja operasional untuk HOTS dan LOTS; 3) guru dapat mengembangkan soal item HOTS sesuai dengan kisi-kisi.Kata kunci: asesmen; pembelajaran; HOTS; pedagogik.
KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF SISWA KELAS V MENGGUNAKAN PENDEKATAN RASCH MODEL Dameis Surya Anggara; Candra Abdillah
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.887 KB) | DOI: 10.31949/jcp.v8i1.1926

Abstract

Kemampuan matematika siswa banyak menghadapi masalah yang tercermin dari hasil TIMSS dan hasil PISA. Keadaan tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor pembelajaran matematika yang belum memperhatikan kemampuan awal siswa sehingga pembelajaran tidak berjalan efektif dalam mencapai tujuan. Menindaklanjuti keadaan di atas, maka diperlukan penciptaan pembelajaran matematika yang efektif dengan memperhatikan kemampuan awal siswa. Kemampuan tersebut dapat diketahui melalui tes diagnosis literasi kuantitatif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kemampuan literasi kuantitatif siswa kelas V menggunakan pendekatan pengukuran Rasch Model. Metodologi penelitian yang digunakan adalah survey sekali waktu dengan cara pemberian tes literasi kuantitatif dengan jumlah item sebanyak 40. Tes tersebut diberikan kepada 480 siswa kelas V sekolah dasar di demak dan Kota semarang. Selanjutnya, data yang telah terkumpul, dianalisis menggunakan pendekatan pengukuran Rasch Model dengan syarat-syarat tertentu seperti item dan responden harus fit, item harus mengukur satu dimensi (unidimensi), jawaban antar item dan responden tidak saling mempengaruhi (independensi local), dan karakteristik item tidak dipengaruhi responden (invariansi kelompok). Hasil yang diperoleh yaitu kemampuan literasi kuantitatif siswa dibawah tingkat kesukaran item standar. Begitu pula jika dilihat dari jenis kelaminnya, antara kemampuan literasi siswa laki-laki dan perempuan juga di bawah tingkat kesukaran item standar. Kemudian jika dibandingkan, kemampuan literasi kuantitatif siswa perempuan lebih baik dibanding siswa laki-laki, namun pada dimensi tertentu memiliki kesamaan kemampuan, yaitu kemampuan kalkulasi. Selanjutnya jika dilihat dari dimensinya, kemampuan literasi kuantitatif dari tingkatan tinggi ke rendah, dimulai dari dimensi representasi, komunikasi, asumsi, kalkulasi, interpretasi, dan dimensi analisis. Namun pada dimensi analisis, merupakan item tersulit bagi siswa berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan pada dimensi kalkulasi, merupakan item tersulit bagi siswa berjenis kelamin perempuan.
Analisis Keaktifan Belajar dan Pemahaman Konsep Mahasiswa menggunakan Model Joyful Learning pada Perguruan Tinggi Candra Abdillah; Dameis Surya Anggara
Eduka : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis Vol 8, No 1 (2023): Eduka : Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis
Publisher : Pamulang university

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/eduka.v8i1.29217

Abstract

Tujuan penelitian yaitu menganalisis peningkatan keaktifan belajar dan pemahaman konsep mahasiswa menggunakan model joyful learning pada perguruan tinggi. Pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitaif dengan metodologi quasi eksperimen desain nonequivalent control group design. Populasi penelitian yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Pamulang dengan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi keaktifan belajar dan tes pemahaman konsep.. Teknik analisis data menggunakan statistika deskriptif (mean, median, modus) dan statistika inferensial (independent sample t test, uji N-gain). Hasil penelitian menunjukkan : (1) rata-rata keaktifan belajar mahasiswa yang menerapkan model joyful learning sebesar 81% sedangkan pada mahasiswa yang menerapkan model konvensional sebesar 65%; (2) terdapat perbedaan pemahaman konsep mahasiswa yang diajar model joyful learning dengan nilai rata-rata 84,63 dan mahasiswa yang diajar model konvensional dengan nilai rata-rata 76,12; dan (3) mahasiswa yang diajarkan model joyful learning mengalami peningkatan pemahaman konsep yang paling tinggi dengan persentase 57,14% pada kriteria medium.Kata kunci: joyful learning; keaktifan belajar; pemahaman konsep; perguruan tinggi.
Content validity analysis of literacy assessment instruments Dameis Surya Anggara; Candra Abdillah
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol 42, No 2 (2023): Cakrawala Pendidikan (June 2023)
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v42i2.55900

Abstract

This research is part of the development of teacher assessment literacy instruments. The research objective at this stage was to determine the content validity of the instrument. The instruments developed were 25 multiple-choice items constructed from Assessment Objectives, Measurement Theory, Assessment Process, and Assessment Fairness. Then the instrument is assessed qualitatively through a Focus Group Discussion to collect various suggestions and input from various points of view. After that the instrument was assessed quantitatively by 3 experts with 6 aspects of assessment, namely 1) the relevance of the item to the assessment literacy dimension, 2) relevance of items with indicators, 3) clarity of the main items, 4) logical answer options, 5) standardization of language, and 6) the functioning of descriptions/ cases/ pictures/ tables on items. The collected data were analyzed according to the type of data. Qualitative data analyzed using a qualitative approach, while quantitative data were analyzed using Conten Validity Index (CVI). The results showed that of the 25 items, each had a CVI value of more than 0.60 with an average of 0.96. So it can be concluded that the items and instruments of assessment literacy have valid criteria based on content.