Eny Kusumastuti
Seni Drama Tari Dan Musik, Universitas Negeri Semarang

Published : 35 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Harmonia: Journal of Research and Education

Laesan sebuah Fenomena Kesenian Pesisir : Kajian Interaksi Simbolik antara Pemain dan Penonton (Laesan, a Phenomenon of Beach Arts : A Study of Symbolic Interaction between The Players and Audiences) Kusumastuti, Eny
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 7, No 3 (2006)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v7i3.730

Abstract

Laesan adalah salah satu kesenian tradisional kerakyatan masyarakat pasisir desa Bajomulyo, kecamatan Juwana, kabupaten Pati, Jawa Tengah, dengan fenomena trance yang merupakan bagian paling pokok dalam kesenian itu. Masalah dalam penelitin ini adalah (1) bagaimanakah bentuk penyajian kesenian Laesan ? (2) bagaimanakah proses terjadinya interaksi simbolik antara pemain dan penonton? (3) simbol-simbol apakah yang dapat membentuk terjadinya proses interaksi simbolik antara pemain dan penonton? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami dan menjelaskan : (1) bentuk kesenian Laesan, (2) proses terjadinya interaksi simbolik antara pemain dan penonton, (3) simbol-simbol yang ada dan digunakan untuk membentuk interaksi simbolik antara pemain dan penonton.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi partisipan, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi, mengklarifikasi, mendiskripsikan, menyimpulkan dan mengiterpretasikan semua informasi secara selektif. Teknik Pemeriksaan data menggunakan dependabilitas dan konfirmabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laesan mempunyai bentuk penyajian yang meliputi (a) tiga bagian penyajian yaitu awal pertunjukan, inti pertunjukan, akhir pertunjukan, (b) unsur-unsur perlengkapan pentas; (c) iringan; (d) rias dan busana; (e) gerak tari representasional dan non representasional. Proses interaksi simbolik terjadi pada setiap bagian pertunjukan. Simbol-simbol yang membentuk proses interaksi simbolik meliputi dupa, sesaji, nyanyian pengiring, makna trance dalam Laesan.   Kata kunci : Laesan, interaksi simbolik, simbol, trance
PENDIDIKAN SENI TARI PADA ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK TADIKA PURI CABANG ERLANGGA SEMARANG SEBAGAI PROSES ALIH BUDAYA Kusumastuti, Eny
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 5, No 1 (2004)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v5i1.826

Abstract

Pendidikan seni tari pada anak usia dini adalah salah satu sarana pendiidkan untuk mengembangkan kepribadian anak yang positif dalam mencapai kedewasaan.  Dalam proses mencapai kedewasaan, anak juga mengalami proses pengalihan kebudayaan sebagai model-model pengetahuan, nilai-nilai dan kepercayaan. Proses pengalihan kebudayaan yang meliputi proses sosialisasi, enkulturasi dan internalisasi, dikenalkan pada anak sejak anak usia dini melalui proses pembelajaran seni tari, anak mampu ebrsosialisasi dengan guru, lingkungan, sekolah, teman sebaya; anak mampu membentuk pola-pola yangt etap dan mantap melalui proses meniru yang dilakukan secara terus menerus; anak mampu mengembangkan ebrbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi dalam kepribadiannya yang ditunjukkan dengan ekspresi gerak. DI samping itu, anak juga dapat mengenal seni budaya, adat istiadat, norma-norma, tata peraturan yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.   Kata Kunci : pendidikan seni tari, proses alih budaya, sosialisasi, inkulturasi, internalisasi.  
EKSISTENSI WANITA PENARI DAN PENCIPTA TARI DI KOTA SEMARANG Kusumastuti, Eny
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 3 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i3.770

Abstract

Profesi sebagai pencipta tari dan penari bukan hanya dilakukan oleh kaum pria saja, tetapi juga kaum wanita, baik yang sudah menikah ataupun yang belum menikah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui, memahami, menjelaskan eksistensi, dan faktor-faktor yang menghambat dan mendorong wanita pencipta tari dan penari dalam seni tari. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan fokus penelitian wanita pencipta tari dan penari dalam komunitas seniman di Kota Semarang. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara mereduksi, mengklarifikasi, mendiskripsi, menyimpulkan dan menginterpretasikan semua informasi secara selektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 1 tahun terakhir ini, dari 20 orang wanita, 4 orang wanita masih eksis berprofesi sebagai pencipta tari dan penari, dan 7 orang wanita masih eksis berprofesi sebagai penari. Faktor-faktor yang  menghambat adalah (1) rasa deskriminatif, (2) kultur (budaya), (3) keluarga, (4) naluri kewanitaan, (5) wanita pekerja, (6) latar belakang pendidikan, (7) orientasi komersil dalam berkarya, (8) pandangan masyarakat, (9) apresiasi masyarakat yang masih rendah. Faktor-faktor yang mendorong adalah, (1) kesetaraan gender, (2) kultur, (3) keluarga, (4) naluri kewanitaan, (5) latar belakang pendidikan, (6) orientasi komersial dalam berkarya.Kata kunci : eksistensi, wanita penari, wanita pencipta tari, karya tari.
EKSPRESI ESTETIS DAN MAKNA SIMBOLIS KESENIAN LAESAN Kusumastuti, Eny
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 9, No 1 (2009)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v9i1.666

Abstract

Laesan art is a kind of traditional art, which is a result of aesthetic expression of people with trancephenomenon in side. Here, implicit symbols occur in Laesan art, then it is interpreted by theaudiences and applied in terms of behavior patterns of people in Bajomulyo. From that phenomenon,research studies are form of aesthetic expression and meaning of symbols of Laesan art. Thisresearch uses qualitative approach, with data collection technique done by interview, observation ofparticipants, and documentation study. Analyzing data done by reducing, clarifying, decrypting,concluding, and interpreting all information selectively. Techniques of checking relevance data weredependability and conformability. Research result show that Laesan art having aesthetic expressionin: a) in the beginning, core, and the end of the show, b) supporting substance of the show consist ofperformance equipments; dance movement; offbeat; make up and clothing; and stages. Symbol thatshape meaning in the process of symbolic interaction consists of incense, offerings, accompaniedsing, and meaning of trance in Laesan. Suggested that Laesan art need to be repackaged in order tomake it better and have a high sale price, it is need to be conserved and inherited to the nextgeneration to avoid extinction.Kata Kunci : laesan, laes, ekspresi estetis, makna simbolis, trance
PENDIDIKAN SENI TARI MELALUI PENDEKATAN EKSPRESI BEBAS, DISIPLIN ILMU, DAN MULTIKULTURAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA Kusumastuti, Eny
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 10, No 2 (2010)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v10i2.61

Abstract

The problem of the study is how the process of the implementation of dance education through the approach of free expression, disciplines and multicultural as an effort to increase students creativity. The study employed qualitative approach with the researcher herself as the research instrument. Data collection techniques included focused interviews, participant observation, and study documentation. Data analysis was done by reducing, clarifying, describing, concluding, and interpreting all the information selectively. The results show the process of implementation of dance education is inseparable from the teaching-learning process, which covers: curriculum, objectives, teaching materials, methods of teaching and learning activities, facilities and infrastructure, and evaluation. Free expression approach in learning the art of dance is done by providing opportunities for students to develop movements, done through observing objects, image and music. The implementation process of learning the art of dance through discipline approach is done by giving the subject matter theoretically based on scientific viewpoint. The implementation process of learning the art of dance through a multicultural approach is done by introducing, practicing, and doing reformation to the students about the diversity of cultural arts of their homeland. Kata Kunci: pendidikan seni tari, pendekatan ekspresi bebas, multikultural, kreativitas
PERUBAHAN PERILAKU KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI PENDIDIKAN SENI TARI Kusumastuti, Eny
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 9, No 2 (2009)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v9i2.639

Abstract

Education with a dimension of EQ (Emotional Quotions) can be found in theconcept of dance education. This study examined how the implementationprocess, and changes in emotional intelligence behaviour of young childrenthrough learning the art of dance. The approach is qualitative. Data collectiontechniques used interviews, participant observation, and studydocumentation. Techniques of data analysis used reducing, clarifying,describing, concluded, and interpret all the information selectively. The resultsshowed that the process of implementation of dance education in earlychildhood can not be separated from teaching and learning process, whichincludes: objectives, teaching materials, teaching methods and learningactivities, facilities and infrastructure, evaluation, social and culturalconditions. Emotional intelligence behaviour change early childhood throughlearning the art of dance can be seen through: (1) a sense of pride, (2) has abrave nature, (3) able to control emotions, (4) able to hone refinement, (5) beable to nurture a sense of responsible, (6) able to nurture a sense of self, (7) easyto interact with others, (8) has a good performance, (9) are able to developimagination, and (10) becomes a creative child.Kata Kunci : pendidikan seni tari, kecerdasan emosional, anak usia dini.
EKSISTENSI WANITA PENARI DAN PENCIPTA TARI DI KOTA SEMARANG Kusumastuti, Eny
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 3 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i3.770

Abstract

Profesi sebagai pencipta tari dan penari bukan hanya dilakukan oleh kaum pria saja, tetapi juga kaum wanita, baik yang sudah menikah ataupun yang belum menikah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui, memahami, menjelaskan eksistensi, dan faktor-faktor yang menghambat dan mendorong wanita pencipta tari dan penari dalam seni tari. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan fokus penelitian wanita pencipta tari dan penari dalam komunitas seniman di Kota Semarang. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara mereduksi, mengklarifikasi, mendiskripsi, menyimpulkan dan menginterpretasikan semua informasi secara selektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 1 tahun terakhir ini, dari 20 orang wanita, 4 orang wanita masih eksis berprofesi sebagai pencipta tari dan penari, dan 7 orang wanita masih eksis berprofesi sebagai penari. Faktor-faktor yang  menghambat adalah (1) rasa deskriminatif, (2) kultur (budaya), (3) keluarga, (4) naluri kewanitaan, (5) wanita pekerja, (6) latar belakang pendidikan, (7) orientasi komersil dalam berkarya, (8) pandangan masyarakat, (9) apresiasi masyarakat yang masih rendah. Faktor-faktor yang mendorong adalah, (1) kesetaraan gender, (2) kultur, (3) keluarga, (4) naluri kewanitaan, (5) latar belakang pendidikan, (6) orientasi komersial dalam berkarya.Kata kunci : eksistensi, wanita penari, wanita pencipta tari, karya tari.
PENDIDIKAN SENI TARI MELALUI PENDEKATAN EKSPRESI BEBAS, DISIPLIN ILMU, DAN MULTIKULTURAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA Kusumastuti, Eny
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 10, No 2 (2010)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v10i2.61

Abstract

The problem of the study is how the process of the implementation of dance education through the approach of free expression, disciplines and multicultural as an effort to increase students' creativity. The study employed qualitative approach with the researcher herself as the research instrument. Data collection techniques included focused interviews, participant observation, and study documentation. Data analysis was done by reducing, clarifying, describing, concluding, and interpreting all the information selectively. The results show the process of implementation of dance education is inseparable from the teaching-learning process, which covers: curriculum, objectives, teaching materials, methods of teaching and learning activities, facilities and infrastructure, and evaluation. Free expression approach in learning the art of dance is done by providing opportunities for students to develop movements, done through observing objects, image and music. The implementation process of learning the art of dance through discipline approach is done by giving the subject matter theoretically based on scientific viewpoint. The implementation process of learning the art of dance through a multicultural approach is done by introducing, practicing, and doing reformation to the students about the diversity of cultural arts of their homeland. Kata Kunci: pendidikan seni tari, pendekatan ekspresi bebas, multikultural, kreativitas
PERUBAHAN PERILAKU KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI PENDIDIKAN SENI TARI Kusumastuti, Eny
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 9, No 2 (2009)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v9i2.639

Abstract

Education with a dimension of EQ (Emotional Quotions) can be found in theconcept of dance education. This study examined how the implementationprocess, and changes in emotional intelligence behaviour of young childrenthrough learning the art of dance. The approach is qualitative. Data collectiontechniques used interviews, participant observation, and studydocumentation. Techniques of data analysis used reducing, clarifying,describing, concluded, and interpret all the information selectively. The resultsshowed that the process of implementation of dance education in earlychildhood can not be separated from teaching and learning process, whichincludes: objectives, teaching materials, teaching methods and learningactivities, facilities and infrastructure, evaluation, social and culturalconditions. Emotional intelligence behaviour change early childhood throughlearning the art of dance can be seen through: (1) a sense of pride, (2) has abrave nature, (3) able to control emotions, (4) able to hone refinement, (5) beable to nurture a sense of responsible, (6) able to nurture a sense of self, (7) easyto interact with others, (8) has a good performance, (9) are able to developimagination, and (10) becomes a creative child.Kata Kunci : pendidikan seni tari, kecerdasan emosional, anak usia dini.
Laesan sebuah Fenomena Kesenian Pesisir : Kajian Interaksi Simbolik antara Pemain dan Penonton (Laesan, a Phenomenon of Beach Arts : A Study of Symbolic Interaction between The Players and Audiences) Kusumastuti, Eny
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 7, No 3 (2006)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v7i3.730

Abstract

Laesan adalah salah satu kesenian tradisional kerakyatan masyarakat pasisir desa Bajomulyo, kecamatan Juwana, kabupaten Pati, Jawa Tengah, dengan fenomena trance yang merupakan bagian paling pokok dalam kesenian itu. Masalah dalam penelitin ini adalah (1) bagaimanakah bentuk penyajian kesenian Laesan ? (2) bagaimanakah proses terjadinya interaksi simbolik antara pemain dan penonton? (3) simbol-simbol apakah yang dapat membentuk terjadinya proses interaksi simbolik antara pemain dan penonton? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami dan menjelaskan : (1) bentuk kesenian Laesan, (2) proses terjadinya interaksi simbolik antara pemain dan penonton, (3) simbol-simbol yang ada dan digunakan untuk membentuk interaksi simbolik antara pemain dan penonton.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi partisipan, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi, mengklarifikasi, mendiskripsikan, menyimpulkan dan mengiterpretasikan semua informasi secara selektif. Teknik Pemeriksaan data menggunakan dependabilitas dan konfirmabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laesan mempunyai bentuk penyajian yang meliputi (a) tiga bagian penyajian yaitu awal pertunjukan, inti pertunjukan, akhir pertunjukan, (b) unsur-unsur perlengkapan pentas; (c) iringan; (d) rias dan busana; (e) gerak tari representasional dan non representasional. Proses interaksi simbolik terjadi pada setiap bagian pertunjukan. Simbol-simbol yang membentuk proses interaksi simbolik meliputi dupa, sesaji, nyanyian pengiring, makna trance dalam Laesan.   Kata kunci : Laesan, interaksi simbolik, simbol, trance