Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Potential of Miana Leaf Extract as Expectorant (Profile Place of Growing, Antioxidant, Sputum Contaminants, Antibacterial, MIC, MKC Expectorant) Sesilia Rante Pakadang; Santi Sinala; Alfrida Monica Salasa; St Ratnah; Sisilia Teresia Rosmala Dewi; Maria Hilaria
Majalah Obat Tradisional Vol 25, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.52500

Abstract

Research has been conducted on the treatment of phlegm cough with miana leaf extract in vitro (effective dose of miana leaf extract as an expectorant and antibacterial agent causing cough with phlegm). The study aims to compare the antioxidant activity of miana leaves from 3 locations where it grows, determine the types of contaminant bacteria in the sputum of cough sufferers, determine the minimum value of inhibitor concentration (MIC) and MKC of miana leaves against the test bacteria causing cough with phlegm, determine the effective dose of miana leaves that can used as a reference for coughing up phlegm and proving the potential of miana leaves as a sputum thinner. Miana leaf extraction is done by the juicer method. Antioxidant activity testing uses the DPPH method. Determination of test bacteria is done by isolating and identifying contaminant bacteria in the sputum sample of cough with phlegm. Testing the effectiveness of miana leaves against test bacteria is determined by the liquid dilution method. Expectorant activity testing was determined by measuring the viscosity of mucus viscosity of cow intestine treated with miana leaf extract. The results found that antioxidant activity was influenced by the location where miana leaves grew with an antioxidant potential of IC72 0.072 mg/ml - 0.76 mg/ml. Contaminant bacteria from sputum samples of cough patients are Streptococcus pneumonia, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis and Enterobacter agglomerans. MIC values for contaminant bacteria are 0.1% - 0.75% and MKC values are found between 0.25% - 1.75%. miana leaf extract has the potential as a sputum thinner at a concentration of 0.01% - 0.1%. The recommended dose of miana leaf extract as a cough with phlegm is 1.75% w/v.
PRAKTEK DAN PENYULUHAN PEMBUATAN SALEP BELERANG SEDERHANA PADA PENGOBATAN KULIT AKIBAT JAMUR DAN BAKTERI santi sinala; Rusli Rusli
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 2, No 1 (2021): JURNAL PENGABDIAN KEFARMASIAN
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.818 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v2i1.2205

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan sebagai kegiatan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh kepada masyarakat khususnya dalam hal ini ilmu Farmasi. Dalam bidang kesehatan, Ilmu Farmasi memiliki kedudukan yang sangat penting dalam membantu masyarakat untuk menjaga kesehatan anggota keluarga. Pembuatan produk farmasi memanglah sangat sulit, namun terdapat juga yang mudah dikerjakan dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh. Salah satunya adalah salep belerang. Kegiatan pengabmas dilakukan di Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar pada jangka waktu 1 tahun yaitu dari bulan September 2018 hingga bulan September 2019. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat kelurahan Sambung Jawa. Berdasarkan kuisioner pada tahap awal kegiatan, menjelaskan bahwa terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit kulit misalnya sering diderita oleh ibu-ibu rumah tangga. Hal ini disebabkan karena kegiatan ibu sebagai ibu rumah tangga yang selalu berhubungan, salah satunya dengan air, dapat menyebabkan penyakit kulit salah satunya adalah kudis. Kondisi kulit yang selalu berkeringat, juga salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit kulit. Oleh karena itu, farmasi dapat menghadirkan produk farmasi untuk mengobati keadaan kulit di atas yaitu dengan produk salep balerang-asam salisilat.Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah keantusiasan kader dalam hal membuat salep. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuisioner pre dan post kegiatan yang dilakukan pada koresponden sebanyak 20 orang. Pre kuisioner = 10%, Post kuisioner = 90%. Selain itu hal ini dapat dilihat sewaktu mempraktekkan cara pembuatan salep bahkan kader turun sendiri untuk membuat salep. Khalayak sasaran dapat membuat dengan sendiri sediaan balsem Berdasarkan hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan dari kader posyandu. Hasil ini mengartikan bahwa audiens dapat menyerap baik penyuluhan materi dan mengerti cara membuat sediaan salep  yang sederhana.Kegiatan ini memberdayakan kader-kader posyandu dalam hal ini ibu-ibu rumah tangga, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan membuat sediaan salep belerang-asam salisilat. Dengan penggunaan sediaan sederhana ini maka telah membantu masyarakat dalam pengobatan sendiri dalam tahap awal untuk penyakit sehingga derajat kesehatan hidup makin meningkat. Selain itu dengan kemampuan kader-kader posyandu dalam membuat sediaan salep belerang-asam salisilat sederhana, dapat dijadikan usaha kecil yang dapat mendatangkan penghasilan keluarga.
PENENTUAN TOTAL POLIFENOL EKSTRAK ETANOL KULIT KECAPI (Sandoricum koetjape) DARI LAMASI KABUPATEN LUWU santi sinala; Minati Minati; Alfrida Monica Salasa
Media Farmasi XXX Vol 14, No 2 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1137.245 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i2.594

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar total polifenol dari ekstrak etanol kulit kecapi (Sandoricum koetjape) dari Lamasi Kabupaten Luwu. Penentuan total polifenol dilakukan menggunakan spektrofotometer UV Vis pada panjang gelombang 656 nm dengan menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteau (1:1) dan Na2CO3 7,5 %. Hasil pengukuran berdasarkan dari absorban intensitas warna yang dikalibrasi dalam kurva baku asam gallat. Analis data menggunakan persamaan kurva baku y = 0,061x – 0,036. Diperoleh total polifenol pada ekstrak etanol kulit kecapi (Sandoricum koetjape) yaitu sebesar 5,74%. Kata kunci : Total polifenol, ekstrak kulit kecapi (Sandoricum koetjape), spektrofotometer uv-vis.
POTENSI AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN DAN KULIT BATANG DENGEN (Dillenia serrata) SECARA IN VITRO santi sinala; Ismail Ibrahim; Alfrida Monica Salasa; Ratnasari Dewi
Media Farmasi XXX Vol 16, No 1 (2020): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.557 KB) | DOI: 10.32382/mf.v16i1.1484

Abstract

Dengen (Dillenia serrata) is an endemic plant found in Luwu Regency. Its primary utilization is still limited to the fruit as a food ingredient, such as dodol, though leaves and barks are often used as medicine. According to Santi Sinala et al. (2019), dengen leaves and bark contain large polyphenols. This study determines the sunscreen activity of the Dengen plant, specifically leaves and bark obtained from Malangke City in Luwu Regency. Also, the study aims to establish the part of the plant with great potential for sunscreen. The leaves and bark of the tree are extracted by maceration using 70% ethanol solvent. The determination of the SPF value was carried out in vitro based on the principle of measuring extraction absorption with a certain concentration at wavelengths of 290-320 nm. The ethanol extract of the bark is made with a concentration series of 100, 200, 300, 400, and 500 ppm, where 100 ppm produced an SPF value of 4,611. Furthermore, the ethanol extracts of the leaves were made in series 50, 100, 150, 200, 250 ppm, where 100 ppm produced an SPF value of 2. This study concluded that the ethanol extract of dengen bark has maximum sunscreen activity with a low concentration compared to ethanol leaves.Keywords: Dengen, Ethanol Extract, Bark, Leaves, Sunscreen Activity, SPF Value.Dengen (Dillenia serrata) merupakan salah tanaman endemic Indonesia yang dapat ditemukan di Kabupaten Luwu. Pemanfaatan tanaman ini masih sebatas pada bagian buahnya, yang dijadikan bahan masakan dan telah dikembangkan menjadi dodol.. Selain buah, daun dan kulit batang dengen telah digunakan masyarakat sebagai obat. Penelitian dari Santi Sinala dkk (2019) daun dan kulit batang dengen memiliki kandungan polifenol yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas tabir surya dari dua bagian tanaman Dengen yaitu daun dan kulit batang yang diperoleh dari Kota Malangke, Kab. Luwu, Sul-Sel. Dari penelitian ini nantinya akan ditentukan bagian tanaman yang memiliki potensi besar sebagai tabir surya. Daun dan kulit batang pohon dengen diekstraksi secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Penentuan nilai SPF dilakukan secara in vitro dengan prinsip pengukuran serapan ekstrak dengan konsentrasi tertentu pada panjang gelombang  290 – 320 nm. Untuk ekstrak etanol kulit batang dibuat dengan seri konsentrasi 100, 200, 300, 400, 500 ppm, dimana dengan konsentrasi 100 ppm sudah menghasilkan nilai SPF 4,611. Untuk ekstrak etanol daun dibuat seri 50, 100, 150, 200, 250 ppm dimana konsentrasi 100 ppm sudah menghasilkan nilai SPF 2. Dari hasil dimana ekstrak kulit batang dengen dengan SPF 4 pada konsentrasi 100 ppm dan ekstrak daun dengan SPF 2 pada konsentrasi 100 ppm dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol kulit batang dengen, memiliki memiliki aktivitas tabir surya yang maksimal dengan konsentrasi yang  rendah dibandingkan dengan etanol daunKata Kunci : Dengen, Ekstrak Etanol, Kulit Batang, Daun, Aktivitas Tabir Surya, Nilai SPF.
FORMULASI PATCH ANTIPIRETIK YANG MENGANDUNG EKSTRAK COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata) Santi Sinala; Ismail Ibrahim; Sisilia Teresia Rosmala Dewi
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.1972

Abstract

Antipyretic Patch Formulation Containing Extract (Kalanchoe Pinnata)Fever in children requires special treatments coupled with practical use of drugs. Therefore, this research aims to formulate antipyretic patch preparations containing Kalanchoe pinnata plant extracts. The plant was first extracted using the maceration method, meanwhile, the patch formulation was made with 3 different concentrations of Na CMC base. Thereafter, the extract was then added to the base patch. The three formulas were tested for the characteristics, namely organoleptic, weight uniformity, thickness, percentage of water loss, pH, and folding resistance. The results showed that the three formulas have the same organoleptic color, namely green, F1 is not homogeneous, while F2 and F3 are homogeneous. Moreover, the three formulas met the weight uniformity requirements, while in the thickness test, F3 is thicker compared to F2 and F1. F3 has a water content greater than F2 and F1, meanwhile, the three formulas have a pH of 6 and folding resistance > 300 times. Based on the results, Formula 2 (F2) has better physical stability compared to F1 and F3.Keywords: Kalanchoe pinnata, patch, antipyreticDemam pada anak membutuhkan penanganan khusus  dimana penggunaan obat harus lebih praktis. Penelitian ini akan memformulasi sediaan patch bberbahadan dasar tanaman cocor bebek. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan patch antipretik yang mengandung ekstrak tanaman cocor bebek. Tanaman cocor bebek terlebih dahulu diekstraksi menggunakan metode maserasi untuk menghasilkan ekstrak. Formulasi patch dibuat dengan 3 konsentrasi basis Na CMC yang berbeda. Ekstrak kemudian ditambahkan ke dalam basis patch. Ketiga formula diuji karakteristiknya meliputi uji organoleptis, keseragaman bobot, uji ketebalan, persentase kehilangan air, uji pH dan uji daya tahan lipat. Hasil pengujian diperoleh dimana ketiga formula memiliki organoleptis warna yang sama yaitu hijau, F1 tidak homogen, sedangkan F2 dan F3 homogen. Pada uji keseragaman bobot, ketiga formula memenuhi syarat keseragaman bobot. Pada uji ketebalan, F3 lebih tebal dibandingkan dari F2 dan F1. F3 memiliki kadar air yang lebih besar dibandingkan dengan F2 dan F1. Pada uji pH, ketiga formula memiliki pH 6 dan memiliki kemampuan bertahan meski telah dilipat >300 kali. Formula 2 (F2) memiliki kestabilan fisik yang lebih baik disbanding dari F1 dan F3.Kata Kunci : Cocor bebek, patch, antipiretik
PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SECARA IN VITRO DARI EKSTRAK ETANOL PROPOLIS DENGAN METODE DPPH (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) santi sinala; Sisilia Teresia Rosmala Dewi
Media Farmasi XXX Vol 15, No 1 (2019): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.058 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i1.820

Abstract

Penyakit degeneratif seperti kanker, penuaian dini dan jantung dapat disebabkan oleh adanya radikal bebas. Radikal bebas memiliki satu rantai yang tidak memiliki pasangan electron sehingga sangat reaktif untuk mencari pasangan electron pada sel yang normal. Ikatan ini dapat menganggu sinyal sel sehingga terjadilah kerusakan sel pada sel normal. Radikal bebas dapat ditangkal dengan adanya bahan antioksidan. Melihat kandungan polifenol dan flavonoid pada propolis pada penelitian sebelumnya, maka ditelitilah aktivitas antioksidan dari propolis ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya aktivitas ekstrak etanol propolis berdasarkan dari nilai IC50 (Inhibition Consentrasi) menggunakan metode DPPH. Ekstrak etanol propolis dibuat dalam konsentrasi 400 µg/ml, 800 µg/ml, 1200 µg/ml, 1400 µg/ml, 1600 µg/ml, 1800 µg/ml dan 2000 µg/ml sedangkan vitamin C dibuat dalam konsentrasi 10 µg/ml, 20 µg/ml, 30 µg/ml, 40 µg/ml, dan 50 µg/ml. Masing-masing seri ditambahkan DPPH 40 µg/ml dan diinkubasi selama 30 menit. Sampel diukur pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm. Nilai IC50 yang diperoleh adalah 1216.66 µg/ml dan nilai IC50 Vitamin C adalah 13.7658 µg/ml. Dari hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol propolis termasuk dalam kategori tidak aktif dibandingkan dengan vitamin C. Kata Kunci : Antioksidan, IC50 , Ekstrak Etanol Propolis, DPPH, Vitamin C
PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA santi sinala
Media Farmasi XXX Vol 13, No 2 (2017): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.44 KB) | DOI: 10.32382/mf.v13i2.882

Abstract

Pelayanan Informasi Obat (PIO) di rumah sakit sangat diperlukan oleh pasien untuk memberikan jaminan pengobatan rasional, efektif, dan aman. Dengan terlaksananya PIO sangat menguntungkan bagi pasien maupun pihak rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang peranan apoteker sebagai pemberi informasi obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Haji Andi Sulthan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Haji Andi Sulthan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba pada bulan April-Mei 2017. Jenis penelitian adalah deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 100 pasien. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan apoteker dalam pemberian informasi obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Haji Andi Sulthan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba termasuk dalam kategori sangat baik (81,53%).Kata kunci : Peranan apoteker, PIO
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYAN OBAT DI PUSKESMAS BARAKA KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG santi sinala; Hiany Salim; Nindia Reski Ardilla
Media Farmasi XXX Vol 14, No 1 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.394 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i1.91

Abstract

Telah dilakukan penelitian di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di Puskesmas Baraka. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan obat di Puskesmas Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dalam kategori puas (68,6%). Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu untuk jawaban sangat puas diberi nilai 4, puas diberi nilai 3, cukup puas diberi nilai 2, tidak puas diberi nilai 1. Hasil penelitian pada lima dimensi kualitas pelayanan diperoleh presentase skoryaitu kehandalan = 66,4% (puas),daya tanggap = 67,7% (puas), jaminan = 69,2 % (puas), kepedulian = 66,7% (puas), bukti fisik =72,9% (puas).  Kata kunci : Pelayanan Obat, Kepuasan Pasien.
FORMULASI MASKER GEL PEEL OFF DARI SARI BUAH DENGEN (Dillenia serrata) Santi Sinala; Amalia Afriani; Arisanty Arisanty
Media Farmasi XXX Vol 15, No 2 (2019): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.69 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i2.1248

Abstract

Dengen is a local fruit from North Morowali which comprises of various compounds such as tannins, saponins, and flavonoids. However, it possesses antioxidant activity that needs to be developed into a peel-off gel mask for maximum utility. This study, therefore, aims to make a peel-off gel mask formula from Dengen fruit extracts to determine its physical quality stability. The formulations were prepared with various concentrations of polyvinyl alcohol (PVA) in 10%, 12.5%, 15%. Physical quality testing was carried out before and after accelerating the storage conditions (freeze thaws), which includes the tests of organoleptic, homogeneity, pH, dispersal power, viscosity, and dry time. The research showed that Dengen fruit has the ability to be formulated into a peel-off gel mask with polyvinyl alcohol (PVA) base 10%, 12.5%, 15%. Furthermore, the physical quality results show that all formulas fulfill the requirements, and 15% polyvinyl alcohol (PVA) has the best dry time.Keywords: Peel off gel mask, Physical quality, Dengen Fruit and PVA.Buah dengen adalah buah lokal yang berasal dari Morowali Utara dengan berbagai kandungan senyawa di dalamnya seperti tanin, saponin dan flavonoid serta memiliki aktivitas antioksidan yang pengunaannya belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga perlu dikembangkan dalam suatu formula yang praktis seperti masker gel peel off. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sediaan masker gel peel off dari sari buah Dengen serta untuk mengetahui stabilitas mutu fisik dari sediaan masker gel peel off. Formulasi sediaan masker gel peel off dibuat dengan variasi konsentrasi polivinil alcohol (PVA) 10%, 12,5%, 15%. Pengujian mutu fisik dilakukan sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan dipercepat (frezze thaw) meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas dan uji waktu kering. Berdasarkan penelitian buah Dengen dapat diformulasikan menjadi sediaan masker gel peel off dengan basis polivinil alcohol (PVA) 10%, 12,5%, 15%. Hasil mutu fisik sediaan menunjukan bahwa semua formula memiliki mutu fisik yang memenuhi syarat dan polivinil alcohol (PVA) 15% memiliki waktu kering paling baik.Kata kunci: Masker gel peel off, Mutu fisik, Buah Dengen dan PVA.
PENENTUAN NILAI SPF (SUN PROTECTION FACTOR) DARI EKSTRAK ETANOL PROPOLIS SECARA IN VITRO UNTUK PENGGUNAAN SEBAGAI TABIR SURYA PADA WANITA Santi Sinala; Alfrida Monica Salasa
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 1 (2019): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.944 KB) | DOI: 10.32382/medkes.v14i1.707

Abstract

Matahari merupakan sumber radiasi terbesar yang ada. Selain sinar matahari mengandung spectrum yang dapat mengubah senyawa menjadi vitamin D, terdapat pula spectrum dari sinar matahari yang berbahaya bagi kesehatan kulit. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada kulit seperti kulit kusam, kulit bintik-bintik hitam, bahkan bisa terjadi kanker kulit. Hal-hal inilah yang menjadi salah satu factor yang menganggu kesehatan. Matahari memiliki spektrum Ultraviolet A (UV A) dan Ultraviolet B (UV B). Telah dilakukan penelitian dalam penentuan nilai SPF dari ekstrak etanol propolis. Penelitian ini merupakan penelitain eksperimental. Ekstrak propolis diperoleh dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksan kemudian dilanjutkan dengan pelarut etanol 70%. Ekstrak kental didapat setelah hasil ekstraksi dirotapavor dan dimasukkan ke Frezze dyer. Ekstrak etanol dibuat dalam beberapa seri pengenceran 400 µg/ml, 800 µg/ml, 1200 µg/ml, 1400 µg/ml, 1600 µg/ml ,1800 µg/ml dan 2000 µg/ml, yang kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 290 nm – 340 nm dengan interval 5 nm. Hasil yang diperoleh adalah pada konsenrasi 400 µg/ml memiliki nilai SPF 2,8, konsentrasi 800 µg/ml dengan nilai SPF 6, konsentrasi 1200 µg/ml dengan nilai SPF 10, konsentrasi 1400 µg/ml dengan nilai SPF 12, konsentrasi  1600 µg/ml dengan nilai SPF 14, konsentrasi 1800 µg/ml dengan nilai SPF 16 dan 2000 µg/ml dengan nilai SPF 18. Nilai-nilai ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki tingkat proteksi minimal pada konsentrasi 400 µg/ml dan tingkat proteksi ultra pada konsentrasi 1800 µg/ml.