Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN TURI PUTIH (Sesbania grandiflora L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans DAN Staphylococcus aureus Ratnah, St; Rahim, Ayu Rahmani; Hasyim, Hasrina
Media Farmasi XXX Vol 14, No 1 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.808 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i1.81

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas ekstrak Daun terhadap pertumbuhan Candida albicans dan Staphylococcus aureus berdasarkan diameter zona hambat. Pengujian dilakukan dengan mengekstraksi daun Turi Putih dengan metode maserasi, selanjutnya dievaporasi dengan rotavafor dan diuapkan di waterbath sehingga diperoleh ekstrak kering. Dibuat konsentrasi 2%, 4% dan 8%. Pengujian aktivitas dilakukan dengan metode disc diffution. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan Ekstrak Daun Turi Putih (Sesbania grandiflora L.) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans dan Staphylococcus aureus, dengan hasil Diameter hambatan rata-rata pertumbuhan Candida albicans adalah konsentrasi 8% b/v adalah 12 mm, konsentrasi 4% b/v adalah 10,33 mm, konsentrasi 2% b/v  adalah 9,66 mm Diameter hambatan rata-rata pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah konsentrasi 8%  adalah 11 mm, konsentrasi 4%  adalah 10,33 mm, konsentrasi 2%  adalah 9,33 mmKata kunci : Ekstraksi, Ekstrak Daun Turi Putih (Sesbania grandiflora L.), Candida albicans, Staphylococcus aureus, Disc diffution.
Potential of Miana Leaf Extract as Expectorant (Profile Place of Growing, Antioxidant, Sputum Contaminants, Antibacterial, MIC, MKC Expectorant) Sesilia Rante Pakadang; Santi Sinala; Alfrida Monica Salasa; St Ratnah; Sisilia Teresia Rosmala Dewi; Maria Hilaria
Majalah Obat Tradisional Vol 25, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.52500

Abstract

Research has been conducted on the treatment of phlegm cough with miana leaf extract in vitro (effective dose of miana leaf extract as an expectorant and antibacterial agent causing cough with phlegm). The study aims to compare the antioxidant activity of miana leaves from 3 locations where it grows, determine the types of contaminant bacteria in the sputum of cough sufferers, determine the minimum value of inhibitor concentration (MIC) and MKC of miana leaves against the test bacteria causing cough with phlegm, determine the effective dose of miana leaves that can used as a reference for coughing up phlegm and proving the potential of miana leaves as a sputum thinner. Miana leaf extraction is done by the juicer method. Antioxidant activity testing uses the DPPH method. Determination of test bacteria is done by isolating and identifying contaminant bacteria in the sputum sample of cough with phlegm. Testing the effectiveness of miana leaves against test bacteria is determined by the liquid dilution method. Expectorant activity testing was determined by measuring the viscosity of mucus viscosity of cow intestine treated with miana leaf extract. The results found that antioxidant activity was influenced by the location where miana leaves grew with an antioxidant potential of IC72 0.072 mg/ml - 0.76 mg/ml. Contaminant bacteria from sputum samples of cough patients are Streptococcus pneumonia, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis and Enterobacter agglomerans. MIC values for contaminant bacteria are 0.1% - 0.75% and MKC values are found between 0.25% - 1.75%. miana leaf extract has the potential as a sputum thinner at a concentration of 0.01% - 0.1%. The recommended dose of miana leaf extract as a cough with phlegm is 1.75% w/v.
PELATIHAN PEMBUATAN DESINFEKTAN LANTAI DENGAN BAHAN DASAR LIMBAH RUMAH TANGGA St. Ratnah; Alfrida Monica Salasa
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Pengabdian Kefarmasian
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.414 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v1i2.1887

Abstract

Masyarakat perkotaan (urban community) adalah masyarakat yang hidup pada sebuah pemukiman yang penduduknya relatif besar, padat, permanen dan dihuni oleh orang yang heterogen. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah tingginya penyebaran penyakit yang disebabkan mikroorganisme yang berasal dari lingkungan seperti lantai, dimana permasalahan ini dapat diatasi dengan penggunaan desinfektan. Desinfektan adalah senyawa kimia yang memiliki sifat bakteriostatik maupun bakterisida. Kemampuan ini dapat diperoleh dari senyawa fitokemikal yang terdapat pada tanaman seperti kangkung dan bayam meskipun pada bagian yang tidak digunakan sebagai sayur (limbah rumah tangga organik). Dengan demikian limbah kangkung dan bayam dapat diolah menjadi desinfektan lantai. Pengabdian masyarakat dilaksanakan di RT 07/RW 09, Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar dengan  sasaran ibu-ibu rumah tangga dalam wilayah kerja daerah tersebut. Tahap pelaksanaan dilaksanakan 2 tahap yaitu sosialisasi dan alih teknologi pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi desinfektan lantai. Kata Kunci : Desinfektan lantai, limbah rumah tangga
Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Tangan Kulit Buah Manggis Alfrida Monica Salasa; St Ratnah
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 2, No 2 (2021): JURNAL PENGABDIAN KEFARMASIAN
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.724 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v2i2.2580

Abstract

Menjaga kebersihan merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan tubuh. Tangan merupakan bagian tubuh yang wajib dijaga kebersihannya karena merupakan media penularan berbagai penyakit.  Mencuci tangan merupakan cara yang paling mudah dan  umum dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan tangan. Untuk menghilangkan mikroorganisme dari kulit dibutuhkan penambahan sabun atau detergen yang mengandung bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan kulit buah manggis sebagai bahan aktif dalam sediaan cuci tangan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu sosialisasi manfaat dan cara pengolahan Kulit Buah manggis dan praktek pembuatan sabun cuci tangan dengan bahan aktif Kulit Buah Manggis. Mitra dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang berdomisili di Kel. Sambung Jawa Kec. Mamajang Kota Makassar. Luaran dari kegiatan ini adalah Modul dan produk sabun cuci tanganKata Kunci: Sabun cuci tangan, Kulit Buah Manggis
PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK JAHE MASSAGE OIL UNTUK RELAKSASI KEPADA WARGA POSYANDU KELURAHAN SAMBUNG JAWA Alfrida Monica Salasa; St. Ratnah
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 1, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Kefarmasian
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.193 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v1i1.1412

Abstract

Tingkat kesibukan masyarakat urban dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan suasana lingkungan menyebabkan masyarakat beraktivitas secara berlebihan. Aktivitas secara berlebihan ini menyebabkan terjadinya ketegangan otot, sehingga diperlukan suatu produk dalam hal ini massage oil yang berfungsi untuk relaksasi otot. Tujuan dari kegiatan ini adalah  melakukan sosialisasi pemanfaatan jahe sebagai massage oil dan pembuatan massage oil berbahan dasar jahe.Kegiatan dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu sosialisasi dan praktik pembuatan massage oil berbahan dasar jahe. Khalayak sasaran adalah kader dan warga posyandu di Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar. Luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah modul dan produk massage oil.Kata Kunci : Massage oil, jahe, relaksasi
AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK KULIT BUAH KELENGKENG (Euphoria longan Stend) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans dan Propionibacterium acne Alfrida Monica Salasa; St Ratnah
Media Farmasi XXX Vol 16, No 2 (2020): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v16i2.1658

Abstract

Longan Fruit (Euphoria longan Stend) Peel Waste contains chemical compounds with antimicrobial activity, which are not fully utilized. The study aims to determine the inhibition of Longan Fruit Peel extract (Euphoria longan Stend) against Candida albicans and Propionibacterium acne. Furthermore, Longan fruit (Euphoria longan Stend) was dried and extracted by maceration method using 96% ethanol, then tested for its antimicrobial activity by agar diffusion method at a concentration of 5% 7.5% and 10% w/v. The results showed that the average inhibition zone diameter for Candida albicans at 5% concentration was 14.33 mm, 7.5% concentration was 15.33 mm, and 10% concentration was 16.66 mm. Meanwhile, the inhibition zone diameter for Propionibacterium acne at a concentration of 5% w/v was 14.67 mm, 7.5% w/v was 16.67 mm, and 10% w/v was 18.33 mm. The Longan Fruit Peel Extract (Euphoria longan Stend) has antimicrobial activity tested against Candida albicans at a concentration of 7.5% w/v and 10% w/v for Propionibacterium acne. Keywords: Longan Fruit Peel Extract, Antimicrobial activity, Candida albicans, Propionibacterium acneLimbah Kulit Buah Kelengkeng (Euphoria longan Stend) mengandung senyawa kimia yang memiliki aktivitas sebagai antimikroba, namun sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan penelitian ini untuk menentukan daya hambat ekstrak Kulit Buah kelengkeng (Euphoria longan Stend) terhadap Candida albicans dan Propionibacterium acne. Kulit buah kelengkeng (Euphoria longan Stend) dikeringkan kemudian diekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan Etanol 96% lalu diuji aktivitas antimikrobanya dengan metode difusi agar pada konsentrasi 5%; 7,5% dan 10%b/v. Hasil pengujian menunjukkan  rata-rata diameter zona hambat untuk Candida albicans pada konsnetrasi 5% sebesar 14,33 mm, konsentrasi 7,5% sebesar 15,33 mm, konsentrasi 10% sebesar 16,66 mm. Sedangkan diameter zona hambat untuk Propionibacterium acne pada konsentrasi 5% b/v sebesar 14,67 mm, 7,5% b/v sebesar 16,67 mm, dan  konsetrasi 10% b/v sebesar 18,33 mm  Hasil uji statistik menunjukkan Ekstrak Kulit Buah kelengkeng (Euphoria longan Stend) memiliki aktivitas antimikroba terhadap Candida albicans pada konsentrasi 7,5% b/v dan konsentrasi 10%b/v untuk Propionibacterium acne.Kata Kunci : Ekstrak Kulit Buah Kelengkeng, Aktivitas antimikroba, Candida albicans, Propionibacterium acne
HUBUNGAN KANDUNGAN TOTAL POLIFENOL DAN FLAVONOID DENGAN POTENSI ANTIMIKROBA LIMBAH KANGKUNG DAN BAYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL Alfrida Monica Salasa; St Ratnah
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.1960

Abstract

Correlation Between Total Polyphenol And Flavonoid Contents With Antimicrobial Potential Of Kale And Spinach Waste Against Bacterial Growth Causing Nosocomial InfectionSpinach and kale are vegetables that are widely consumed by the public. However, parts of the plant that are not consumed are discarded and end up as household organic waste. Therefore, this research aims to determine the total polyphenol and flavonoid levels, as well as the potential of household organic waste as an antimicrobial cause of nosocomial infections. The household organic waste used in this research were untreated and waste parts of kale and spinach, extracted by the extortion method and then dried using a freeze dryer. Furthermore, the total polyphenol content was determined using the Folin-Ciocalteau method, the total flavonoids with AlCl3 reagent, and the antimicrobial potential using the agar diffusion method. The results showed that the total polyphenol content in kale and spinach waste were 4.67 and 3.91 mg GAE / gram extract respectively. Water spinach and spinach waste do not contain flavonoids, meanwhile, kale and spinach waste have antimicrobial potential against Pseudomonas aeruginous and Staphylococcus aureus. The statistical results showed that there was a relationship between the total polyphenol content and the antimicrobial potential of Kale and spinach waste extracts, the higher the concentration of the extract the greater the inhibition against Pseudomonas aeruginous and Staphylococcus aureus.Keywords : Total polyphenols, total flavonoids, antimicrobial potential, organic household waste, nosocomial infections.Bayam dan kangkung merupakan sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat namun bagian tanaman yang tidak dikonsumsi dibuang dan berakhir sebagai  limbah rumah tangga organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan total polifenol dan  total flavonoid,  menentukan potensi limbah rumah tangga organik sebagai antimikroba penyebab infeksi nosocomial serta  menentukan hubungan kandungan total polifenol dan kandungan total plavonoid terhadap potensi antimikroba limbah rumah tangga terhadap pertumbuhan bakteri penyebab nosocomial. Limbah rumah tangga organik yang digunakan adalah bagian kangkung dan bayam yang tidak diolah dan dikonsumsi, diekstraksi dengan metode perasan kemudian dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer. Selanjutnya dilakukan uji kandungan total polifenol dengan metode Folin-Ciocalteau dan total flavonoid dengan pereaksi AlCl3, penentuan potensi antimikroba dengan metode difusi agar. Hasil yang diperoleh kandungan total polifenol pada limbah kangkung  sebesar 4,67 mg GAE/gram ekstrak sedangkan untuk Ekstrak limbah Bayam sebesar 3,91 mg GAE/gram ekstrak. Limbah Kangkung dan Bayam tidak mengandung senyawa flavonoid. Limbah Kangkung dan Bayam memiliki potensi antimikroba terhadap Pseudomonas aeruginosae dan Staphylococcus aureus. Hasil uji statistik menunjukkan Terdapat hubungan antara kandungan total polifenol dengan potensi antimikroba ekstrak limbah Kangkung dan Bayam dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin besar daya hambatnya terhadap Pseudomonas aeruginosae dan Staphylococcus aureusKata Kunci : Total polifenol, total flavonoid, potensi antimikroba, limbah rumah tangga organik, infeksi nosokomial.
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) DALAM PENGOBATAN DIARE PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR Raimundus Chalik; St Ratnah; Djuniasti Karim
Media Farmasi XXX Vol 14, No 1 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.868 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i1.83

Abstract

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian DRPs dalam pengobatan diare pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilaksanakan bulan Juni – Agustus 2017. Jumlah sampel sebanyak 27 lembar rekam medik pasien anak diare. Analisis data dilakukan secara deskriptik dalam besaran persentase kejadian DRP berdasarkan kategori.Hasil penelitian ini menemukan bahwa kejadian DRP kategori tepat obat sebesar 23,01 %, tepat dosis (subterapi dan dosis terlalu tinggi) masing-masing sebesar 73,07 % dan 3,84 %, dan tidak ditemukan DRPs pada kategori duplikasi obat dan interaksi obat. Hasil penelitian ini juga menemukan obat dengan kelas terapi antibiotik yang paling banyak mengalami DRP (38,45 %), kemudian zink 34,61 %, disusul kortikosteroid 11,50 %, dan antihistamin 7,66 %. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi DRPs kategori tepat obat dan tepat dosis dengan persentase terbesar pada obat dengan kelas terapi antibiotik.Kata kunci : DRP, diare, RSUD Labuang Baji
Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Pertumbuhan Enterococcus faecalis dan Citrobacter freundii St. Ratnah; Alfrida Monica Salasa; Dwi Rachmawaty Daswi; Arisanty Arisanty
Media Farmasi XXX Vol 18, No 1 (2022): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v18i1.2666

Abstract

Potential Anti-Bacterial Ethanol Extract Of Collature Leaves (Centella asiatica (L.) Urban) On The Growth Of Enterococcus faecalis and Citrobacter freundiiEnterococcus faecalis and Citrobacter freundii are bacteria that can be found in the digestive sistem like Escherichia coli and can enter the digestive tract with food and drinks containing these bacteria. The phytochemical content of Pegagan Leaves (Centella asiatica (Linn.) Urban) is tannins, flavonoids, steroids, terpenoids, and alkaloids, which have been shown to have antibacterial activity. The purpose of this study was to determine the antibacterial potential of the ethanol extract of Pegagan Leaf (Centella asiatica (L.) Urban.) on the growth of Enterococcus faecalis and Citrobacter freundii. Pegagan leaf simplicia was extracted using the maceration method with 96% ethanol as a solvent, then tested for its antibacterial potential using the disc diffusion method. The results showed that the optimal concentration of ethanol extract of Gotu kola for both test bacteria was 8%. The conclusion of this study, ethanol extract of Pegagan Leaf has antibacterial potential against Enterococcus faecalis and Citrobacter freundii.Keywords: Gotu Kola Leaf; Enterococcus faecalis and Citrobacter freundii; Antibacterial potentialEnterococcus faecalis dan Citrobacter freundii merupakan bakteri yang dapat ditemukan dalam sistem pencernaan sama seperti Escherichia coli dan dapat memasuki saluran pencernaan bersama makanan dan minuman yang mengandung bakteri tersebut. Kandungan fitokimia dari Daun Pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban) yaitu tannin, flavonoid, steroid, terpenoid, dan alkaloid,  yang telah terbukti memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan potensi antibakteri ekstrak etanol Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban.) terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis dan Citrobacter freundii. Simplisia Daun Pegagan diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan etanol 96% sebagai cairan penyari, kemudian diuji potensi antibakterinya dengan metode disc diffution. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi optimal ekstrak etanol Daun Pegagan untuk kedua bakteri uji adalah 8%. Kesimpulan dari penelitian ini, ekstrak etanol Daun Pegagan memiliki potensi antibakteri terhadap Enterococcus faecalis dan Citrobacter freundii.Kata Kunci : Daun Pegagan; Enterococcus faecalis dan Citrobacter freundii; Potensi antibakteri
Kandungan Total Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus B.) Alfrida Monica Salasa; St. Ratnah; Tajuddin Abdullah
Media Farmasi XXX Vol 17, No 2 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i2.2292

Abstract

Indonesian people know and are used to using the cat's whiskers plant (Orthosiphon stamineus B.) in medicine. The part of the plant that is commonly used by the community is the leaf. Cat whiskers leaves contain flavonoid compounds where these compounds have antioxidant activity that can counteract free radicals. The purpose of this study was to determine the total flavonoid content and antioxidant activity contained in the cat whiskers leaf extract. The sample in this study was cat whiskers leaves obtained from Makassar, South Sulawesi. Then extracted with 96% ethanol solvent by maceration method. Testing the total flavonoid content as querstin using 2% AlCl3 reagent and potassium acetate and testing antioxidant activity using the DPPH method. The results obtained showed that the total flavonoid content calculated as quercetin in the leaf extract of the cat's whiskers (O. stamineus B.) was 7.34158 mg QE/g or 0.734158% and the antioxidant activity of the cat's whiskers leaf extract expressed as IC50 of 65. ,62513 ppm and is included in the group of strong antioxidants. Keywords: Cat's Whiskers Leaves, Total Flavonoid Content, Antioxidants Masyarakat Indonesia mengenal dan biasa menggunakan tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus B.) dalam  pengobatan. Bagian tanaman tersebut  yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah daun. Daun kumis kucing mengandung senyawa flavonoid dimana senyawa ini memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat  menangkal radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan total flavonoid dan aktivitas antioksidan yang terkandung dalam ekstrak daun kumis kucing. Sampel dalam penelitian ini adalah daun kumis kucing yang diperoleh dari Makassar, Sulawesi Selatan. Kemudan diekstraksi dengan pelarut Etanol 96% dengan metode maserasi. Pengujian kandungan total flavonoid sebagai kuerstin dengan menggunakan pereaksi AlCl3 2% dan kalium asetat dan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kandungan total flavonoid yang dihitung sebagai kuersetin dalam ekstrak daun kumis kucing (O. stamineus B.) sebesar 7,34158 mg QE/g atau 0,734158 % dan aktivitas antioksidan ekstrak daun kumis kucing yang dinyatakan sebagai IC50 sebesar 65,62513 ppm  dan termasuk dalam golongan antioksidan yang kuat. Kata Kunci : Daun Kumis Kucing, Kandungan Total Flavonoid, Antioksidan