Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PEMANFAATAN PERASAN BUAH BELIMBING WULUH (AverrhoabilimbiL.)SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA DAGING SAPI SEGAR Dwi Rachmawaty; Arisanty Arisanty
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.1971

Abstract

The Use Of Wuluh Starfruit Juice (Averrhoa bilimbil.) As a Natural Preservative For Fresh BeefFresh meat is one of the most perishable foodstuffs, hence, it is not stored for long. Therefore, preservation efforts to extend the shelf life areneeded. Meanwhile, Wuluh Starfruit (Averrhoa bilimbi L.) is applicable as a natural preservative due to its anti-microbial activity to inhibit the growth and rate of meat's biochemical reactions. This research aims to determine the potential of Wuluh starfruit juice (Averrhoa bilimbi L.) as a natural preservative for fresh meat using the ALT method. The total plate number method was used in which the meat was soaked with Wuluh starfruit juicein a concentration of 50, 75, and 100%, meanwhile, water was used as a negative control. Furthermore, the meat was immersed for 12 hours, andthen, the number of bacterial colonies that grew after incubation for 24 hours was counted. The results showed that at a concentration of 50, 75 and 100%, the number of plates obtained were 23x102, 14x102, and 88x101 colonies/g respectively. For negative water control, TBUD results were obtained, while the use of wuluh starfruit juice (Averrhoa bilimbi L.) suppressed the microbial growth in the meat hence, microbial activity in beef rot was inhibited. The higher the concentration of wuluh starfruit juice (Averrhoa bilimbi L.), the greater its potential as a natural preservative for fresh beef.  Keywords : Total plate numbers, natural preservatives, wuluh star fruit juice (Averrhoa bilimbi L.)Daging segar merupakan salah satu bahan pangan yang mempunyai sifat mudah rusak sehingga tidak dapat di simpan lama. Oleh karena itu, usaha pengawetan untuk memperpanjang umur simpan daging sapi segar perlu dilakukan. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat digunakan sebagai pengawet alami sebab diketahui memiliki aktivitas anti mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan dan kecepatan reaksi biokimiawi daging. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi perasan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai pengawet alami padadaging sapi segar dengan menggunakan metode ALT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angka lempeng total dimana daging direndam dengan perasan buah belimbing wuluh(Averrhoa bilimbi L.) dengan konsentrasi 50 %, 75 % dan 100 %, air digunakan sebagai kontrol negatif.Perendaman daging dilakukan selama 12 jam lalu dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh setelah diinkubasi selama 24 jam.Hasil penelitian ini menunjukkan yakni pada konsentrasi 50% mendapatkan ALT 23x102 koloni/g, konsentrasi 75% diperoleh angka lempeng total 14x102koloni/g dan untuk konsentrasi 100% diperoleh angka lempeng total 88x101 koloni/g serta untuk kontrol negatif air didapatkan hasil TBUD,penggunaan perasan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada daging mampu menekan pertumbuhan mikroba sehingga aktivitas mikroba dalam pembusukan daging sapi dapat dihambat Semakin tinggi konsentrasi perasan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) maka semakin besar pula potensinya sebagai pengawet alami pada daging sapi segar. Kata kunci: Angka lempeng total, Pengawet alami, Perasaan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Formulasi Dan Aktivitas Granul Biolarvasida Tepung Jintan Hitam (Nigella sativa L.) Dwi Rachmawaty; Arisanty Arisanty
Media Farmasi XXX Vol 16, No 2 (2020): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v16i2.1653

Abstract

One of the efforts to eradicate and prevent the transmission of diseases is accomplished through vector control. Larvae eradication is a strategic key in vector control programs. Natural biolarvicide are made using traditional plants, such as black cumin (Nigella sativa L.). This study aims to formulate, test the physical quality as well as the activity of the black cumin flour biolarvicide granules. Similarly, the black cumin flour is obtained by grinding the cumin seeds to a fine degree of 30/40, then mixing it with fillers and a binder to form a biolarvicide granule preparation. The biolarvicide granule formulation of black cumin flour was prepared in 3 concentrations at 1%, 5% and 10%. The biolarvicide preparations obtained were then tested for its physical quality and also its biolarvicide activity. Based on the results obtained, black cumin flour are formulated into biolarvicide granule dosage forms, all formulas meeting the requirements of a good physical quality test. Meanwhile, the biolarvicide activity test with a concentration of 10% showed that the average larvae that died within 24 hours was 9. This shows that black cumin flour (Nigella sativa L.) Likely to be used as a biolarvicide granule preparation (10% concentration) with the same larval mortality results as abate positive control (P> 0.05).Keywords : Biolarvicide Granules, Cumin Powder, Activity Test, Physical Quality TestSalah satu upaya pemberantasan dan pencegahan penularan penyakit dapat dilakukan dengan pengendalian vektor. Pemberantasan larva merupakan kunci strategis program pengendalian vektor. Pembuatan biolarvasida alami dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman tradisional salah satunya adalah jintan hitam (Nigella sativa L.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasi, menguji mutu fisik dan menguji aktivitas dari sediaan granul biolarvasida tepung jintan hitam. Tepung jintan hitam diperoleh dengan cara biji jintan hitam dihaluskan sesuai derajat halus 30/40 kemudian dicampurkan dengan bahan pengisi dan bahan pengikat untuk menjadi sediaan granul biolarvasida. Formulasi granul biolarvasida tepung jintan hitam ini dibuat dalam 3 konsentrasi yaitu konsentrasi 1%, 5% dan 10%. Sediaan biolarvasida yang diperoleh kemudian diuji mutu fisiknya dan juga diuji aktivitas biolarvasidanya. Berdasarkan hasil yang diperoleh, tepung jintan hitam dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan granul biolarvasida di mana semua formula memenuhi syarat uji mutu fisik yang baik, sedangkan untuk uji aktivitas biolarvasida konsentrasi 10%  menunjukkan hasil larva yang mati rata-rata dalam waktu 24 jam yaitu sebanyak 9 larva. Hal ini menunjukkan bahwa tepung jintan hitam (Nigella sativa L.) sangat potensial digunakan sebagai sediaan granul biolarvasida (konsentrasi 10%) dengan hasil kematian larva yang sama dengan kontrol positif abate ( P > 0,05).Kata kunci : Granul Biolarvasida, Tepung Jintan Hitam, Uji Aktivitas, Uji Mutu Fisik
Formulasi Dan Stabilitas Fisik Sediaan Lip Balm Dari Buah Stroberi (Fragaria vesca L) Arisanty Arisanty; Djuniasti Karim; Dwi Rachmawaty Daswi; Adwitiya Widyatna E
Media Farmasi XXX Vol 17, No 2 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i2.2298

Abstract

Formulation and Physical Stability of Lip Balm from Strawberry (Fragariavesca L)Strawberries are rich in anthocyanin compounds, anthocyanins from strawberries are the main content of polyphenolic compounds with high antioxidant effects, so a formula that is more practical to use, more durable and effective, is one of the lip balm preparations. This study aims to formulate lip balm from strawberries (Fragaria vesca l) with various combination of emulsifier tween 80 and span 80: 5% w/v, 7.5% w/v and 10% w/v and to determine the physical quality of the emulsifier. the lip balm preparation. Strawberry juice is extracted by means of a juicer without being concentrated, lip balm formulation test with additives and physical quality tests were done before and after the accelerated stability test including organoleptic, homogeneity test, pH test and melting temperature test. The results showed that strawberry juice could be formulated into lip balm dosage forms with various concentrations of emulsifier tween 80 and span 80: 5% w/v, 7.5% w/v and 10% w/v with qualified physical skills. For the organoleptic test, the three formulas only showed a color change after the stability test, while in the pH test the preparations showed differences after the stability test, namely 6.3: 6.4 and 62 to 6.2: 6.3 and 6.2 respectively for the formula 1, II and III. The stability test for the melting temperature was also the same, where the lipbalm formulas I, II and II with melting temperatures of 53, 54 and 55 minutes became 54,55 and 54 minutes, respectively. While in the homogeneity test there was no visible change after the accelerated stability test. At a concentration of 10% w/v emulsifier lip balm preparation from strawberry juice has the best physical quality stability where there is no significant difference in the results of the study before and after accelerated storage (p < 0.05). Keywords : Strawberry Fruit, Lip Balm, Tween 80 and Span 80Buah stroberi kaya akan senyawa antosianin, dengan kandungan utama senyawa polifenol dengan khasiat antioksidan yang tinggi yang berpotensi dikembangkan sebagai sediaan yang lebih mudah digunakan, lebih stabil dan efektif dalam penyimpanan, seperti sediaan lip balm. Tujuan penelitian untuk memformulasikan sediaan lip balm dari buah stroberi (Fragaria vesca l) dengan variasi kombinasi emulgator tween 80 dan span 80: 5% b/v, 7,5% b/v dan 10% b/v dan untuk mengetahui mutu fisik dari sediaan lip balm tersebut. Buah stroberi diambil sarinya dengan cara dijuicer tanpa dipekatkan, formulasi lip balm dengan bahan tambahan dan pengujian mutu fisik dilakukan sebelum dan setelah uji kestabilan dipercepat meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH dan uji suhu lebur. Hasil penelitian menunjukkan sari buah stroberi dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan lip balm dengan variasi konsentrasi emulgator tween 80 dan span 80: 5% b/v, 7,5% b/v dan 10% b/v dengan stabilitas mutu fisik yang memenuhi syarat. Untuk uji organoleptis ketiga formula hanya memperlihatkan perubahan warna setelah uji stabilitas, sedangkan pada uji pH sediaan menunjukkan perbedaan setelah uji stabilitas yaitu 6,3: 6,4 dan 6,2 menjadi 6,2: 6,3 dan 6,2 berturut-turut untuk formula 1, II dan III. Pengujian kestabilan untuk suhu lebur juga demikian , dimana lip balm formula I, II dan II dengan suhu lebur 53, 54 dan 55 menit menjadi 54,55 dan 54 menit berturut-turut. Sedangkan pada uji homogenitas tidak ada perubahan yang tampak setelah uji kestabilan dipercepat. Pada konsentrasi emulgator 10% b/v sediaan lip balm dari sari buah stroberi memiliki kestabilan mutu fisik yang paling baik dimana tidak ada perbedaan signifikan pada hasil penelitian sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat (p< 0,05)Kata kunci : Buah Stroberi, Lip Balm, Tween 80 dan Span 80
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Sediaan lotion Sari Kering Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban ) Dengan Variasi Konsentrasi Emulgator Span dan Tween Arisanty Arisanty; Santi Sinala; Muli Sukmawaty; Andi Masna
Media Farmasi XXX Vol 16, No 1 (2020): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.862 KB) | DOI: 10.32382/mf.v16i1.1424

Abstract

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia dan telah terbukti secara ilmiah memiliki kemampuan sebagai  antioksidan. Penelitian ini bertujuan  untuk membuat formula lotion yang mengandung sari kering herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dengan variasi konsentrasi emulgator span dan tween, dan untuk mengetahui konsetrasi span dan tween yang menghasilkan lotion dengan mutu fisik yang paling stabil menggunakan uji kestabilan dipercepat. Emulgator yang digunakan dalam penelitian ini adalah span dan tween dengan konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10%. Stabilitas sedian lotion ditentukan berdasarkan pengamatan mutu fisik sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat selama 6 siklus pada suhu 5oC dan 35oC yang meliputi uji organeleptis, uji homogentias, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, dan penentuan tipe emulsi. Kesimpulan dari hasil penelitian pada pengujian kestabilan mutu fisik formula I (emulgator 5%) tidak memenuhi syarat pada uji daya sebar sebelum penyimpanan dipercepat, sedangkan Formula II (Emulgator 7,5%) memenuhi persyaratan mutu fisik sediaan sebelum maupun sesudah penyimpanan dipercepat, dan formula III (emulgator 10%) tidak memenuhi syarat pada uji daya sebar setelah penyimpanan dipercepat, untuk tipe emulsi pada ketiga formula tersebut merupakan tipe emulsi M/A.  Mutu fisik yang paling stabil dari ketiga sediaan tersebut adalah formula II (emulgator 7,5%). Kata kunci : Lotion, herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urb), mutu fisik, span dan tween.
INVENTARISASI TUMBUHAN OBAT YANG DIMANFAATKAN SEBAGAI OBAT SAKIT GIGI PADA IBU HAMIL DI DESA GANTARANG KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI Dwi Rachmawati; Arisanty Arisanty
Media Farmasi XXX Vol 15, No 1 (2019): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.564 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i1.794

Abstract

Telah dilakukan penelitian di Desa Gantarang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai pada bulan Mei-oktober  2017 tentang inventarisasi tanaman obat yang di gunakan sebagai obat sakit gigi pada ibu hamil  yang bertujuan untuk mengetahui Jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan sebagai obat sakit gigi pada ibu hamil di desa Gantarang Kec. Sinjai tengah Kab. Sinjai dan bagian tumbuhan obat dan cara pengolahannya .Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan melakukan pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dengan 33 orang responden yang dipilih berdasarkan teknik accidental sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 jenis tanaman obat yang terdiri dalam 11 famili yang digunakan masyarakat Desa Gantarang sebagai obat sakit gigi pada ibu hamil.Tanaman obat yang paling banyak di gunakan adalah jarak pagar,daun cocor bebek dan daun patah tulang,sedangkan metode pengolahan yang paling banyak di gunakan adalah di getah yang dioleskan dan rebusan. Kata Kunci : Inventarisasi tanaman, ibu hamil,  obat sakit gigi
Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Pertumbuhan Enterococcus faecalis dan Citrobacter freundii St. Ratnah; Alfrida Monica Salasa; Dwi Rachmawaty Daswi; Arisanty Arisanty
Media Farmasi XXX Vol 18, No 1 (2022): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v18i1.2666

Abstract

Potential Anti-Bacterial Ethanol Extract Of Collature Leaves (Centella asiatica (L.) Urban) On The Growth Of Enterococcus faecalis and Citrobacter freundiiEnterococcus faecalis and Citrobacter freundii are bacteria that can be found in the digestive sistem like Escherichia coli and can enter the digestive tract with food and drinks containing these bacteria. The phytochemical content of Pegagan Leaves (Centella asiatica (Linn.) Urban) is tannins, flavonoids, steroids, terpenoids, and alkaloids, which have been shown to have antibacterial activity. The purpose of this study was to determine the antibacterial potential of the ethanol extract of Pegagan Leaf (Centella asiatica (L.) Urban.) on the growth of Enterococcus faecalis and Citrobacter freundii. Pegagan leaf simplicia was extracted using the maceration method with 96% ethanol as a solvent, then tested for its antibacterial potential using the disc diffusion method. The results showed that the optimal concentration of ethanol extract of Gotu kola for both test bacteria was 8%. The conclusion of this study, ethanol extract of Pegagan Leaf has antibacterial potential against Enterococcus faecalis and Citrobacter freundii.Keywords: Gotu Kola Leaf; Enterococcus faecalis and Citrobacter freundii; Antibacterial potentialEnterococcus faecalis dan Citrobacter freundii merupakan bakteri yang dapat ditemukan dalam sistem pencernaan sama seperti Escherichia coli dan dapat memasuki saluran pencernaan bersama makanan dan minuman yang mengandung bakteri tersebut. Kandungan fitokimia dari Daun Pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban) yaitu tannin, flavonoid, steroid, terpenoid, dan alkaloid,  yang telah terbukti memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan potensi antibakteri ekstrak etanol Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban.) terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis dan Citrobacter freundii. Simplisia Daun Pegagan diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan etanol 96% sebagai cairan penyari, kemudian diuji potensi antibakterinya dengan metode disc diffution. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi optimal ekstrak etanol Daun Pegagan untuk kedua bakteri uji adalah 8%. Kesimpulan dari penelitian ini, ekstrak etanol Daun Pegagan memiliki potensi antibakteri terhadap Enterococcus faecalis dan Citrobacter freundii.Kata Kunci : Daun Pegagan; Enterococcus faecalis dan Citrobacter freundii; Potensi antibakteri
FORMULASI DAN EFEK ANTI BAKTERI SEDIAAN GEL PENCUCI TANGAN DARI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Occimum basilicum L.) TERHADAP Eschericia coli Arisanty Arisanty; Tajuddin Abdullah; Muli Sukmawaty
Media Farmasi XXX Vol 15, No 2 (2019): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.919 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i2.1165

Abstract

Basil essential oil (Occimum basilicum L.) has inhibitory properties against Escherichia coli (KBM value of 0.25%) and therefore has the potential to be used as a handwashing gel. This study aims to formulate the essential oils of basil leaves (Occimum basilicum L.) in the form of a physically stable handwashing gel and test its effectiveness on the growth of Escherichia coli. The gel formula was made using Carbopol base with variations in concentration of 0.1%, 0.2%, 0.3% and 0.4%. It was then tested for physical quality strength using the accelerated stability testing method with the Climatic Chamber. The most stable gel formula was tested for its effectiveness against Escherichia coli through the agar diffusion method. The results obtained an average inhibition of gels without and with essential oils of 9.67 mm and 15.67 mm, respectively. The results of statistical tests showed that the inhibition of handwashing gel with essential oils from the basil leaves (Occimum basilicum L.) was significantly greater than preparations without essential oils (p <0.05).Keywords: Gel, basil essential oil, Escherichia coliMinyak atsiri Daun Kemangi (Occimum basilicum L.) memiliki daya hambat terhadap Eschericia coli (Nilai KBM 0,25%) sehingga berpotensi untuk diformulasi dalam bentuk gel pencuci tangan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi minyak atsiri daun kemangi (Occimum basilicum  L.) dalam bentuk sediaan gel pencuci tangan yang stabil secara fisik dan menguji efektifitas gel tersebut terhadap pertumbuhan Eschericia coli. Formula gel dibuat menggunakan basis Carbopol dengan variasi konsentrasi yaitu 0,1 %, 0,2%, 0,3% dan 0,4%. Formula gel tersebut kemudian diuji kestabilan mutu fisiknya menggunakan metode pengujian kestabilan dipercepat dengan alat Climatic Chamber. Formula gel yang paling stabil kemudian diuji efektifitasnya terhadap Eschericia coli dengan metode difusi agar. Hasil yang diperoleh daya hambat rata-rata gel tanpa minyak atsiri adalah 9,67 mm sedangkan untuk gel dengan minyak atsiri adalah 15,67 mm. Hasil pengujian statistik menunjukkan daya hambat Gel pencuci tangan  dengan minyak atsiri Daun Kemangi (Occimum basilicum L.) signifikan lebih besar dari sediaan tanpa minyak atsiri (p<0,05)Kata kunci : Gel , minyak atsiri kemangi, Eschericia coli
Formulasi Dan Stabilitas Mutu Fisik Sediaan Gel Wajah Yang Mengandung Ekstrak Daun Afrika Dengan Variasi Konsentrasi Carbopol Dwi Rachmawaty Daswi; Arisanty Arisanty; St Mutmainnah Dewi Reski; Alfrida Monica Salasa; St Ratnah
Media Farmasi XXX Vol 18, No 1 (2022): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i2.2299

Abstract

Formulation And Physical Quality Stability Of Facial Gel Preparations Containing African Leaf Extract (Vernonia amygdalina dell.) With Variations In Carbopol Concentrationcontain phenolic compounds including flavonoids that can wardoff free radicals. This study aims to formulate facial gel preparations from African leaf extracts to determine the stability of the physical quality of the preparations. African leaves are extracted using the maceratio method and then formulated into a facial gel made in three variations of the formula. Three gel formulas made with different carbopol concentrations are 0.5%, 1%, 2%. Physical quality testing of facial gel preparations is performed before and after the accelerated stability test (freeze thaw), including organoleptics, homogeneity tests, syneresis tests, pH tests, scatterpower tests and viscosity tests. Based on the results, formula II with 1 % carbopol concentration fulfilled almost all the requirement of the physical quality test carried out before and after the accelerated stability test excep for pH testing, for formula I with 0,5 % carbopol concentration and formula III with 2 % carbopol concentration only met homogenity,synerisis and viscosity test requirement.The result of statistical test showed the result of P>0,05 which means there is no significant difference from the test results before and after accelerateds storage.Keywords : Physical quality test, facial gel, African leaf extract, carbopolDaun Afrika (Vernonia amygdalina Del.) merupakan tanaman yang memiliki manfaat sebagai antioksidan alami karena memiliki kandungan senyawa fenolik termasuk flavonoid yang dapat menangkal radikal bebas. Memformulasikan sediaan gel wajah dari ekstrak daun afrika dan untuk mengetahui kestabilan mutu fisik sediaan merupakan tujuan dari penelitian ini. Daun Afrika diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi kemudian di formulasikan kedalam gel wajah yang di buat dalam 3 variasi formula. Tiga formula gel yang dibuat dengan konsentrasi carbopol yang berbeda yaitu 0,5%, 1%, 2%. Pengujian mutu fisik sediaan gel wajah dilakukan sebelum dan setelah uji stabilitas dipercepat (freeze thaw), meliputi organoleptik,  uji homogenitas, uji sineresis, uji pH, uji daya sebar serta uji viskositas. Berdasarkan hasil yang diperoleh formula II dengan konsentrasi carbopol 1% memenuhi hampir semua persyaratan uji mutu fisik yang dilakukan sebelum dan sesudah uji stabilitas dipercepat kecuali pengujian PH , untuk formula I dengan konsentrasi carbopol 0,5 %  dan formula III dengan konsentrasi carbopol 2% hanya memenuhi persyaratan uji homogenitas, sinerisis dan viskositas. Hasil uji statistik menunjukkan hasil P> 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil pengujian sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat.Kata Kunci: Uji mutu fisik, gel wajah, ekstrak daun Afrika, carbopol
FORMULASI DAN STABILITAS SEDIAAN ROLL ON AROMATERAPI JAHE (Zingiber officinale) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BUTIL HIDROKSI TOLUEN St. Rahmah Syam; Arisanty Arisanty; Hendra Stevani; Ratnasari Dewi; Hesty Setiawati
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.2137

Abstract

Formulation And Roll On Stability In Ginger Aromatherapy (Zingiber Officinale) With Various Concentrations Of Butyl Hydroxy TolueneAromatherapy roll on preparations are used to improve the well-being of the body, mind and spirit. Meanwhile, ginger oil is used to prevent motion sickness and as an anti-vomiting agent. Therefore, this research aims to formulate roll on aromatherapy preparations from ginger oil and to determine the stability and physical quality of these preparations. Aromatherapy was formulated using ginger oil, menthol, camphor, sunflower oil, and Butyl Hydroxy Toluene (BHT) with various concentrations of 0.05, 0.1, 0.2%, and without BHT. Furthermore, physical quality evaluation was carried out before and after the accelerated stability test which includes organoleptic and peroxide numbers tests. The organoleptic test showed that the preparation was pale yellow, smelled like ginger, warm to the skin, and was homogeneous. Meanwhile, the peroxide number test showed an increase in the peroxide number after the accelerated stability test, but met the specified standards. The lowest peroxide value was found in the preparation with a concentration of 0.2% butyl hydroxy toluene, namely 6.6724 meq / kg and 7.4505 meq / kg before and after accelerated stability test respectively. The results showed that ginger essential oil can be formulated into roll on aromatherapy preparations with varying concentrations of butyl hydroxy toluene and has physical quality stability that meets the requirements.Keywords     : Ginger Oil, Aromatherapy, Physical Quality, Variations of Butyl Hydroxy TolueneSediaan roll on aromaterapi digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa. Minyak jahe digunakan untuk mencegah motion sickness dan sebagai anti muntah. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan roll on aromaterapi dari minyak jahe dan untuk mengetahui stabilitas dan mutu fisik sediaan tersebut. Aromaterapi diformulasikan dengan bahan minyak jahe, mentol, kamfer, sunflower oil, dan Butil Hidroksi Toluen (BHT) dengan variasi konsentrasi 0,05%, 0,1%,0,2%, dan tanpa BHT. Evaluasi mutu fisik dilakukan sebelum dan setelah uji stabilitas dipercepat yang meliputi pengujian organoleptis dan pengujian bilangan peroksida.Pengujian organoleptis sebelum dan setelah uji stabilitas dipercepat menunjukkan sediaan berwarna kuning pucat, berbau khas jahe, terasa hangat pada kulit, dan homogen.Pengujian bilangan peroksida menunjukkan peningkatan bilangan peroksida setelah uji stabilitas dipercepat, tetapi masih memenuhi standar yang ditentukan. Sediaan dengan nilai bilangan peroksida terendah adalah sediaan dengan konsentrasi 0,2% butil hidroksi toluen yaitu 6,6724 meq/kg sebelum uji stabilitas dipercepat dan 7,4505 meq/kg setelah uji stabilitas dipercepat.Hasil penelitian menunjukkan minyak atsiri jahe dapat diformulasikan menjadi sediaan roll onaromaterapi dengan variasi konsentrasi butyl hidroksi toluen dan memiliki stabilitas mutu fisik yang memenuhi syarat.Kata kunci : Minyak Jahe, Aromaterapi, Mutu Fisik, Variasi Butil Hidroksi Toluen
FORMULASI MASKER GEL PEEL OFF DARI SARI BUAH DENGEN (Dillenia serrata) Santi Sinala; Amalia Afriani; Arisanty Arisanty
Media Farmasi XXX Vol 15, No 2 (2019): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.69 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i2.1248

Abstract

Dengen is a local fruit from North Morowali which comprises of various compounds such as tannins, saponins, and flavonoids. However, it possesses antioxidant activity that needs to be developed into a peel-off gel mask for maximum utility. This study, therefore, aims to make a peel-off gel mask formula from Dengen fruit extracts to determine its physical quality stability. The formulations were prepared with various concentrations of polyvinyl alcohol (PVA) in 10%, 12.5%, 15%. Physical quality testing was carried out before and after accelerating the storage conditions (freeze thaws), which includes the tests of organoleptic, homogeneity, pH, dispersal power, viscosity, and dry time. The research showed that Dengen fruit has the ability to be formulated into a peel-off gel mask with polyvinyl alcohol (PVA) base 10%, 12.5%, 15%. Furthermore, the physical quality results show that all formulas fulfill the requirements, and 15% polyvinyl alcohol (PVA) has the best dry time.Keywords: Peel off gel mask, Physical quality, Dengen Fruit and PVA.Buah dengen adalah buah lokal yang berasal dari Morowali Utara dengan berbagai kandungan senyawa di dalamnya seperti tanin, saponin dan flavonoid serta memiliki aktivitas antioksidan yang pengunaannya belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga perlu dikembangkan dalam suatu formula yang praktis seperti masker gel peel off. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sediaan masker gel peel off dari sari buah Dengen serta untuk mengetahui stabilitas mutu fisik dari sediaan masker gel peel off. Formulasi sediaan masker gel peel off dibuat dengan variasi konsentrasi polivinil alcohol (PVA) 10%, 12,5%, 15%. Pengujian mutu fisik dilakukan sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan dipercepat (frezze thaw) meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas dan uji waktu kering. Berdasarkan penelitian buah Dengen dapat diformulasikan menjadi sediaan masker gel peel off dengan basis polivinil alcohol (PVA) 10%, 12,5%, 15%. Hasil mutu fisik sediaan menunjukan bahwa semua formula memiliki mutu fisik yang memenuhi syarat dan polivinil alcohol (PVA) 15% memiliki waktu kering paling baik.Kata kunci: Masker gel peel off, Mutu fisik, Buah Dengen dan PVA.