Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Uji Efek Antipiretik Infusa Daun Kedondong (Spondias dulcis Parkinson) Pada Mencit (Mus musculus) Kesumawati Kesumawati; Ria Ceriana
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i2.1931

Abstract

Salah satu jenis tumbuhan yang dapat berpotensi sebagai tanaman obat adalah daun kedondong (Spondias dulcis), salah satu manfaat daun kedondong ialah mengobati demam, hal ini disebabkan daun kedondong (Spondias dulcis) mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan alkaloid. Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui efek antipiretik infusa daun kedondong pada mencit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menghasilkan data yang berupa angka. Rancangan penelitian yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan yaitu kontrol positif (Paracetamol), kontrol negatif (akuades), daun kedondong dosis rendah (5 lembar), daun kedondong dosis sedang (10 lembar), daun kedondong dosis tinggi (15 lembar). Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel sederhana dan diuji statistik parametrik, yaitu ANOVA (Analysis of Varian). Apabila terdapat pengaruh perlakuan infusa daun kedondong terhadap suhu tubuh maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian infusa daun kedondong mempunyai efek antipiretik yang dapat menurunkan suhu tubuh mencit. Perlakuan infusa 10 lembar daun kedondong menunjukkan penurunan suhu tubuh mencit terbaik setelah diberikan 30 menit pertama. Dosis infusa daun kedondong (Spondias dulcis Parkinson) yang paling efektif dapat menurunkan suhu tubuh adalah dosis 10 lembar.Kata Kunci : Daun Kedondong, Infusa, Pepton, Suhu tubuh.
Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Etanol Daun Tembelekan (Lantana Camara L.) Sebagai Antiinflamasi Topikal Kesumawati Kesumawati; Wirda Iswarni
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v5i2.1929

Abstract

Tumbuhan tembelekan (Lantana camara L.) merupakan tumbuhan yang tumbuh liar di berbagai tempat, tumbuhan ini termasuk famili Verbenacae. Tumbuhan tembelekan mempunyai banyak manfaat, salah satu diantaranya adalah sebagai antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui senyawa aktif dari ekstrak etanol daun tembelekan, untuk membuat formulasi gel dan mengetahui stabilitas fisik dari formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun tembelekan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dan deskriptif. Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Uji fitokimia dilakukan untuk melihat senyawa aktif. Formulasi sediaan gel dibuat dalam 4 formula yaitu F1 (sediaan gel tanpa ekstrak), F2 (sediaan gel dengan penambahan EEDT 2 g), F3 (sediaan gel dengan penambahan EEDT 4 g) dan F4 (sediaan gel dengan penambahan EEDT 6 g). Uji stabilitas fisik sediaan gel yang dilakukan meliputi uji organoleptis, uji pH, uji daya sebar, uji homogenitas dan uji kesukaan. Rendemen yang dihasilkan dari proses ekstraksi daun tembelekan ialah 22,95%. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa EEDT mengandung senyawa fenolik, tanin, steroid, saponin dan flavonoid. EEDT memiliki senyawa antiinflamasi yaitu saponin dan flavonoid. Sediaan gel EEDT yang optimal adalah F2. Sifat fisika kimia yang dihasilkan F2 yaitu pH 5,7, daya sebar 6 cm, bersifat homogen dan tidak ada butiran kasar, warna kuning kecoklatan, aroma seperti teh/cincau dan teksturnya semisolid. F2 paling disukai dibandingkan F3 dan F4 dilihat dari warna, aroma dan tekstur sediaan gel. Kata kunci: Daun tembelekan, ekstrak etanol, antiinflamasi, gel, stabilitas fisik gel.
Perbandingan Kadar Kafein dalam Kopi Robusta Takengon dan Tangse Sesuai SNI 01-7152-2006 Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis Kesumawati Kesumawati; Muhammad Ary Wijaya
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2350

Abstract

Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari berbagai kalangan masyarakat. Meskipun kopi banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat, jika dikosumsi berlebihan kopi berdampak buruk terhadap kesehatan disebabkan oleh senyawa kafein yang terkandung di dalamnya. Sehingga perlu dilakukan pengecekan kandungan kefein tersebut dan harus disesuaikan dengan ketetapan kadar maksimum penggunaan kafein Standar Nasional Indonesia (SNI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kadar kafein dalam kedua jenis sampel dan menyesuaikan dengan ketetapan Standar Nasional Indonesia (SNI). Metode penelitian dilakukan dengan metode kuantitaif yaitu pengukuran dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitianmenunjukkankadar kafein kopi robusta Tangse 10,4836 mg/g, Kopi Robusta Takengon 9,7030 mg/g, dan kopi kemasan 13,7017 mg/g. Biasanya seseorang mengkonsumsi kopi bubuk tiap kali disajikan sekitar 6 g dalam satu cangkir, apabila mengkonsumsi kopi paling sedikit 3 cangkir sehari maka seseorang telah mengkonsumsi 175- 247 mg kafein perhari melebihi batas maksimum yang ditetapkan SNI sehingga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan.Kata kunci: Kopi, Kadar Kafein, Spektrofotometri UV-Vis. Coffee is one of the most widely consumed beverages in society. Despite the fact that coffee is in high demand on various groups of people, if it is to be consumed excessively, coffee may bring negative impacts on health due to the caffeine content within. Thus, it is necessary to check the caffeine content to be adjusted according to the determination of maximum level of caffeine by Indonesian National Standard (SNI). Research purposes to determine the caffeine content level of both sample types to be adjusted with Indonesian National Standard (SNI). Research methodology by quantitative methods, namely measurements using UV VIS spectrophotometry. Research result the caffeine level of Robusta Tangse Coffee is at 10.4836 mg/g, Robusta Takengon Coffee is 9.7030 mg/g, and packaged coffee is 13.7017 mg/g. Generally, one person drinks around 6 g of coffee powder each cup. If it is consumed at least 3 cups of coffee a day then that person has consumed 175-247 mg of caffeine per day which is beyond the maximum SNI limit, that may lead to negative impacts on health.Keywords: Coffee, Caffeine Level, UV-Vis Spectrophotometry.
Antidiabetes Ekstrak Daun Kembang Sepatu pada Mencit (Mus musculus) Rulia Meilina; Yassirly Yassirly; Kesumawati Kesumawati; Ulfa Husna Dhirah; Sahbainur Rezeki
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2866

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tumbuhan yang dapat menurunkan kadar diabetes adalah kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) yang memiliki kandungan flavonoid, polifenol dan saponin yang bertindak sebagai antioksidan, antihipertensi dan bersifat hipoglikemia. Tujuan Penelitian untuk mengetahui efektivitas antidiabetes dari ekstrak daun kembang sepatu pada mencit. Metode penelitian adalah eksperimental laboratorium. Mencit diberikan ekstrak etanol daun kembang sepatu dosis 100 mg/Kg BB (K1), ekstrak etanol daun kembang sepatu dosis 200 mg/Kg BB (K2), ekstrak etanol daun kembang sepatu dosis 300 mg/Kg BB (K3), diberikan suspensi Glibenklamid (K+) dan Suspensi Na-CMC (K-). Hasil penelitian menggunakan program SPSS dengan uji ANOVA menunjukkan perlakuan dengan pemberian ekstrak daun kembang sepatu dosis optimal 300 mg/kg BB paling optimal menurunan kadar glukosa darah. Kesimpulan penelitian ini ekstrak daun kembang sepatu memiliki potensi sebagai antidiabetes. Saran peneli selanjutnya dapat mengembangkan potensi antidiabetes daun kembang sepatu secara molekuler.Kata kunci  : Antidiabetes, Kembang sepatu, Glibenklamid.Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia due to impaired insulin secretion, insulin action or both. Plants that can reduce diabetes levels are hibiscus (Hibiscus rosa-sinensis L.) which contain flavonoids, polyphenols and saponins which act as antioxidants, antihypertensives and are hypoglycemic. The aim of the study was to determine the antidiabetic effectiveness of hibiscus leaf extract in mice. The research method is laboratory experimental. Mice were given ethanol extract of hibiscus leaves at a dose of 100 mg/Kg BW (K1), ethanol extract of hibiscus leaves at a dose of 200 mg/Kg BW (K2), ethanol extract of hibiscus leaves at a dose of 300 mg/Kg BW (K3), given Glibenclamide suspension (K+) and Na-CMC Suspension The results of the study using the SPSS program with the ANOVA test showed that treatment with hibiscus leaf extract at an optimal dose of 300 mg/kg BW was the most optimal in reducing blood glucose levels. The conclusion of this study is that hibiscus leaf extract has potential as an antidiabetic. The next researcher's suggestion is to develop the antidiabetic potential of hibiscus leaves molecularly. (K-).Keywords : Antidiabetic , Hibiscus rosa-sinensis, Glibenclamide
Efektivitas Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Delima (Punica Granatum L.) pada Mencit (Mus Musculus L.) Rulia Meilina; Nuril Izzah; Kesumawati Kesumawati; Faradilla Safitri; Sahbainur Rezeki; Periskila Dina Kali Kulla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2870

Abstract

Daun delima (Punica granatum L.) secara tradisional telah banyak digunakan untuk berbagai penyakit salah satunya untuk demam. Berbagai senyawa terdapat dalam daun delima yaitu flavonoid, tanin dan saponin, dimana senyawa flavonoid berfungsi sebagai antipiretik. Metode penelitian ini Eksperimental Laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antipiretik dan dosis efektif ekstrak etanol daun delima pada penurunan suhu mencit. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20- 30 gram dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari kelompok perlakuan kontrol negatif diberikan na-CMC 0,5%, perlakuan positif diberikan paracetamol dan 3 kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak daun delima dosis bertingkat yaitu 100 mg/g BB, 150 mg/g BB, 200 mg/g BB. Untuk menaikkan suhu rektal, mencit diberikan suspensi pepton 5% secara oral kemudian diukur dengan menggunakan termometer digital setiap 30 menit hingga menit ke 120. Data hasil penelitian dianalisis dengan program SPSS yang dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Varian) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa daun delima memiliki efektivitas antipiretik. Data yang dihasilkan berdistribusi normal (p>0,05). ekstrak etanol daun delima yang paling efektif sebagai antipiretik yaitu pada dosis 150 mg dan 200 mg/g BB. Kesimpulan penelitian daun delima memiliki aktivitas antipiretik.Kata kunci : Daun Delima, Antipiretik, PeptonPunica granatum L. have traditionally been used for various diseases, one of which is fever. Various compounds are found in pomegranate leaves, namely flavonoids, tannins and saponins, where flavonoid compounds function as antipyretics. This research method is Experimental Laboratory. This study aims to determine the effectiveness of antipyretics and effective doses of ethanol extract of pomegranate leaves in reducing the temperature of mice. The research method used is laboratory experimental. This study aims to determine the effectiveness of antipyretics and effective doses of ethanol extract of pomegranate leaves in reducing the temperature of mice. The research method used is laboratory experimental. Twenty five individuals weighing 20-30 grams were divided into 5 treatment groups consisting of a negative control group given 0.5% na-CMC, positive treatment given paracetamol and 3 treatment groups with graded doses of pomegranate leaf extract, namely 100 mg/day. g BW, 150 mg/g BW, 200 mg/g BW. To raise the rectal temperature, the mice were given orally 5% peptone suspension and then measured using a digital thermometer every 30 minutes until the 120th minute. Pomegranate has antipyretic effectiveness. The resulting data is normally distributed (p>0.05). The most effective ethanol extract of pomegranate leaves as an antipyretic is at doses of 150 mg and 200 mg/g BW. The conclusion of this study is that pomegranate leaves have antipyretic activity.Keywords : Punica granatum, Antipyretic, Pepton
Formulasi Sediaan Tabir Surya Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) Rulia Meilina; Rahma Dewi; Kesumawati Kesumawati; Periskila Dina Kali Kulla; Sahbainur Rezeki
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2864

Abstract

Tabir surya merupakan kosmetik pelindung yang memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan kulit, dari pengaruh buruk paparan sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengetahui aktivitas tabir surya dari ekstrak daun seledri. Metode penelitian secara eksperimental laboratorium. Sediaan tabir surya diformulasikan dengan menambahkan ekstrak seledri dengan komposisi 2% (F1), 4% (F2), 6% (F3) dan kontrol negatif. setiap sediaan tabir surya diukur nilai aktivitas tabir surya. Uji aktivitas formulasi menunjukkan bahwa ekstrak daun seledri memiliki aktivitas sebagai tabir surya. Pada F1 sebesar 4,5553 SPF, F2 sebesar 7,3183 SPF, F3 sebesar 8,1573 SPF, sedangkan kontrol negatif tidak menghasilkan daya proteksi. Kesimpulan Formulasi sediaan tabir surya ekstrak daun seledri memiliki aktivitas tabir surya.Kata kunci: Tabir surya, daun seledri,  antioksidan, SPFSunscreen is a protective cosmetic that has a very important role in maintaining healthy skin, from the bad effects of sun exposure. This study aims to formulate and determine the activity of sunscreen from celery leaf extract. Laboratory experimental research methods. Sunscreen preparations are formulated by adding celery extract with a composition of 2% (F1), 4% (F2), 6% (F3) and negative control. For each sunscreen preparation, the value of sunscreen activity was measured. Formulation activity test showed that celery leaf extract has activity as a sunscreen. In F1 it was 4.5553 SPF, F2 was 7.3183 SPF, F3 was 8.1573 SPF, while the negative control did not produce any protection. Conclusion The formulation of celery leaf extract sunscreen has sunscreen activity.Keywords: Sunscreen; celery; antioxidants; SPF
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Nurlisma Nurlisma; Kesumawati Kesumawati
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v9i1.2850

Abstract

Telah dilakukan penelitian karya ilmiah yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) Materi Akulturasi Kebudayaan Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia pada SMK Negeri 1 Calang”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Akulturasi Kebudayaan Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Subyek dalam penelitiannya adalah siswa kelas X TBSM SMK Negeri 1 Calang Tahun pelajaran 2021/2022. Data diperoleh melalui pengamatan, observasi, tes awal, tes siklus I, dan tes siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Akulturasi Kebudayaan Lokal, Hindu-Buddha, Dan Islam Di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada pelaksanaan tes awal, tes siklus I, dan tes siklus II. Pada tes awal, rata-rata hasil belajar siswa 26%, meningkat menjadi 63% pada siklus I dan 89% pada siklus II.Kata Kunci : Model Kooperatif Tipe Make a Match, Hasil BelajarResearch on a scientific work entitled "Using the Make a Match Type Cooperative Learning Model to Improve Learning Outcomes of Class X Students in Motorcycle Business Engineering (TBSM) Material Acculturation of Local, Hindu-Buddhist, and Islamic Culture in Indonesia at SMK Negeri 1 Calang". This study aims to improve student learning outcomes in the material of Acculturation of Local Culture, Hindu-Buddhism, and Islam in Indonesia by using the Make a Match cooperative learning model. The subjects in his research were class X students of TBSM SMK Negeri 1 Calang for the 2021/2022 academic year. Data were obtained through observation, observation, pre-test, cycle I test, and cycle II test. The results of the study show that the use of the Make a Match type of cooperative learning model can improve student learning outcomes in the material of Acculturation of Local Culture, Hindu-Buddhism, and Islam in Indonesia. This can be seen from the results of research on the implementation of the initial test, cycle I test, and cycle II test. In the pre-test, the average student learning outcomes were 26%, increasing to 63% in cycle I and 89% in cycle II.Keywords: Make a Match Type Cooperative Model, Learning Outcomes  
Uji Ketahanan Formulasi Sel Ekstrak Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis L.) terhadap Pewarnaan Rambut Kesumawati Kesumawati; Maghfirah Maghfirah; Rulia Meilina; Fitriliana Fitriliana
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2956

Abstract

Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk mewarnai rambut, salah satunya yaitu daun pacar kuku (lawsonia inemis L.) yang sudah digunakan masyarakat secara tradisional. Berbagai senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu terpenoid, flavonoid dan saponin. Flavonoid merupakan senyawa aktif yang paling banyak ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama ketahanan formulasi gel ekstrak daun pacar kuku terhadap pewarnaan rambut. Penelitian ini membuat 4 formulasi sediaan gel dengan bahan aktif ekstrak daun pacar kuku dengan komposisi F0 (tanpa ekstrak), FI (3%), FII (6%) dan FIII (9%) menggunakan metode ekstraksi secara dingin yaitu maserasi. Pewarnaan rambut dilakukan dengan cara rambut uban yang telah dicuci bersih dibagi menjadi 4 bagian selanjutnya dicat dan dibiarkan selama 4 jam lalu dibersihkan dan dikeringkan. dari penelitian ini yaitu (F0) coklat pudar, (FI) coklat gelap, (FII) coklat keorangean dan (FIII) coklat kemerahan. Formulasi gel ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.) dapat bertahan selama 6 minggu yaitu sebagai pewarna rambut semi permanen. Formulasi gel ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.) ini aman digunakan untuk pewarnaan rambut tanpa ada iritasi yang terjadi pada kulit. Saran dari peneliti yaitu perlu dilakukan penelitian dengan selanjutnya mengenai ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.) tersebut dengan formulasi dalam bentuk sediaan salep.Kata kunci : Uban, Daun Pacar Kuku (lawsonia inemis L.), Pewarna Rambut GelHair dye preparation is a cosmetic preparation used in hair make up to color hair, one of which is henna leaves (Lawsonia inemis L.) that has been traditionally used among community. Various compounds were contained in it, such as terpenoid, flavonoid and saponin. Flavonoid is the most found active compound. This research aims to determine the endurance time of henna gel formulation on hair dyeing. This research used 4 gel preparation formulations with henna leaves extract i.e. F0 (no extract), FI (3%), FII (6%) and FIII (9%) using a cooling method namely maceration. The hair dye was done by dividing the grizzle that has been washed properly into 4 parts, after cleaned and dried. The results of this study were (F0) faded brown, (FI) dark brown, (FII) orange brown and (FIII) reddish brown. The gel formulation of nail henna leaf extract (Lawsonia inermis L.) can last for 6 weeks, namely as a semi-permanent hair dye. The gel formulation of nail henna leaf extract (Lawsonia inermis L.) is safe to use for hair coloring without irritation when using hair dye preparations. The suggestion from the researcher is that further research needs to be carried out regarding the leaf extract of nail henna (Lawsonia inermis L.) with a formulation in the form of an ointment.Keywords : Grizzle, Henna Leaves (lawsonia inemis L.), Gel Hair Dye
PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL DI LINGKUNGAN SEKOLAH (SMKN 1 SABANG) Fitriliana Fitriliana; Nelliraharti Nelliraharti; Murnia Suri; Kesumawati Kesumawati
JOURNAL OF LAW AND GOVERNMENT SCIENCE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekerasan seksual menjadi sebuah isu yang sangat menarik beberapa tahun terkahir ini, dengan banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan Sekolah belakang ini. Banyak sekali factor yang kerap kali menjadi objek pelecehan seksual dan kebanyakan remaja tidak berani untuk mengungkapkan apa yang mereka alami. Maka dari itu kami bersama-sama melaksanakan kegiatan “Perlindungan Terhadap Kekerasan Seksual di Lingkungan Sekolah (Smkn 1 Sabang)” ini menargetkan 50 siswa/i SMKN 1 Sabang bertujuan untuk memberikan ilmu dan wawasan agar mereka memahami bahwa pentinya untuk mencegahnya terjadinya kekerasan seksual kepada siswa/i agar tidak takut untuk melaporkan kejadian-kejadian serta menyediakan ruang konsultasi untuk para siswa/i yng ingin speak up tentang msalah mereka alami. Metode yng digunakan pada penelitian ini metode kuantitatif dan teknis analisis deskriptifKata Kunci: perlindungan, kekerasan SeksualSexual violence has become a very interesting issue in recent years, with many cases of sexual violence occurring in the school environment recently. There are many factors that often become the object of sexual harassment and most teenagers do not have the courage to express what they are experiencing. Therefore, we jointly carry out the activity " Protection Against Sexual Violence In The School Environment (Smkn 1 Sabang)" targeting 500 students of Sabang 1 Vocational High School with the aim of providing knowledge and insight so that they understand that it is important to prevent sexual violence from occurring to students. so that they are not afraid to report incidents and provide a consultation room for students who want to speak up about the problems they are experiencing. The method used in this study is a quantitative method and technical descriptive analysisKeywords: Protection, Sexual violence
ENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Nurlisma Nurlisma; Kesumawati Kesumawati
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 9, No 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v9i2.3429

Abstract

Telah dilakukan penelitian karya ilmiah yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) Materi Akulturasi Kebudayaan Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia pada SMK Negeri 1 Calang”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Akulturasi Kebudayaan Lokal, Hindu- Buddha, dan Islam di Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Subyek dalam penelitiannya adalah siswa kelas X TBSM SMK Negeri 1 Calang Tahun pelajaran 2021/2022. Data diperoleh melalui pengamatan, observasi, tes awal, tes siklus I, dan tes siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Akulturasi Kebudayaan Lokal, Hindu-Buddha, Dan Islam Di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada pelaksanaan tes awal, tes siklus I, dan tes siklus II. Pada tes awal, rata-rata hasil belajar siswa 26%, meningkat menjadi 63% pada siklus I dan 89% pada siklus II. Kata Kunci : Model Kooperatif Tipe Make a Match, Hasil Belajar Research on a scientific work entitled "Using the Make a Match Type Cooperative Learning Model to Improve Learning Outcomes of Class X Students in Motorcycle Business Engineering (TBSM) Material Acculturation of Local, Hindu-Buddhist, and Islamic Culture in Indonesia at SMK Negeri 1 Calang". This study aims to improve student learning outcomes in the material of Acculturation of Local Culture, Hindu- Buddhism, and Islam in Indonesia by using the Make a Match cooperative learning model. The subjects in his research were class X students of TBSM SMK Negeri 1 Calang for the 2021/2022 academic year. Data were obtained through observation, observation, pre-test, cycle I test, and cycle II test. The results of the study show that the use of the Make a Match type of cooperative learning model can improve student learning outcomes in the material of Acculturation of Local Culture, Hindu-Buddhism, and Islam in Indonesia. This can be seen from the results of research on the implementation of the initial test, cycle I test, and cycle II test. In the pre-test, the average student learning outcomes were 26%, increasing to 63% in cycle I and 89% in cycle II.Keywords: Make a Match Type Cooperative Model, Learning Outcomes