Periskila Dina Kali Kulla
Unknown Affiliation

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Hubungan Pengetahuan dan Media Informasi dengan Penerapan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi covid-19 Pada Pengunjung Wisata di Kafe Pantai Riting Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021 Desria Mauliati; Periskila Dina Kali Kulla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.1935

Abstract

Virus Corona paling terbaru yang ditemuka nadalah virus Corona Covid-19. Virus ini termasuk penyaki tmenular dan baru ditemukan di Wuhan, Semua orang diwajibkan menerapkan protocol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak fisik dengan orang lain. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan media informasi pengunjung wisata terhadap protocol kesehatan dimasa pandemic Covid 19 di Cafe Pantai Riting Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021. Metode Penelitian: penelitian ini mengguanakan metode analitik dengan pendekatan Kuantitatif yang dilakukan pada tanggal 2-5 september 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengujung wisata café riting pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling sebanyak 50 orang. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan metode chi-square .Hasil penelitian: Hasil uji statistic dengan Chi Square di peroleh nilai p Value=0.000 (p<0.05) berarti ada hubungan pengetahuan dengan penerapan protocol kesehatan. Sedangkan hasil uji statistic dengan Chi Square di peroleh nilai p Value=0.000 (p<0.05) berarti ada hubungan media informasi dengan penerapan protocol kesehatan. Kata Kunci: Pengetahuan, Informasi, Protokol kesehatan, Covid-19  The most recent Corona virus discovered is the Corona Covid-19 virus. This virus is an infectious disease and was only discovered in Wuhan. Everyone is required to apply the 3M health protocol, which is to wear a mask, wash hands with soap, and maintain physical distance from others. Research Objectives: To determine the relationship between knowledge and information media of tourist visitors to health protocols during the Covid 19 pandemic at the PantaiRiting Cafe, Aceh Besar Regency in 2021. Research Methods: This study used an analytical method with a quantitative approach which was carried out on 2-5 September 2021. The population in this study were all visitors to the cafe rite tour. The sample used was Accidental Sampling as many as 50 people. Data analysis used univariate and bivariate analysis with chi-square method. Research results: The results of statistical tests with Chi Square obtained p value = 0.000 (p <0.05) meaning that there is a relationship between knowledge and the application of health protocols. While the test results The results of statistical tests with Chi Square obtained p value = 0.000 (p <0.05) meaning that there is a relationship between information media and the application of health protocols. Keywords: Knowledge, Information, Health protocol, Covid-19
Hubungan Fungsi Keluarga dengan Status Gizi Balita Usia 0-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Putri Kurniawati; Periskila Dina Kali Kulla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2305

Abstract

Pendahuluan : Periode emas pada balita dapat diwujudkan apabila bayi dan anak mendapatkan asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang yang optimal, asupan makanan (asupan gizi) yang baik pada balita sangat dipengaruhi oleh peran keluarga dalam menjalankan fungsi keluarga yang sesungguhnya. Semakin berperannya keluarga terhadap status gizi balita maka semakin baik pula status gizi balita tersebut. Tujuan : Untuk Menganalisis Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Status Gizi Balita Usia 0-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain cros sectional study. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesma Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Populasi dalam penelitian ini adalah balita 0-24 Bulan sebanyak 76 balita dengan tehnik pengambilan sampel secara cluster dan purposife sampling. Tehnik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder dan diolah kedalam analisis univariat, bivariate dan multivariate. Hasil : Berdasarkan uji statistik menunjukkan ada hubungan sangat bermakna antara fungsi afektif, fungsi perawatan kesehatan, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi dan fungsi keluarga dengan status gizi balita usia 0-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Tidak ada hubungan funsi sosial dengan status gizi balita usia 0-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar . Kesimpulan : ada hubungan fungsi keluarga dengan status gizi balita usia 0-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar dengan nilai p 0,000 (p < 0,05). Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan untuk dapat melakukan pemantauan secara intensif kepada balita dengan resiko gizi kurang yaitu dengan melakukan kunjungan rumah jika ibu tidak membawa balitanya keposyandu dan membantu penyaluran pemberian makanan tambahan (program pemerintah).Kata Kunci : Fungsi Keluarga, Status Gizi Balita Usia 0-24 BulanBackground : The golden period for toddlers can be realized if babies and children get appropriate nutritional intake for optimal growth and development, good food intake (nutritional intake) for toddlers is strongly influenced by the role of the family in carrying out real family functions. The more the role of the family in the nutritional status of the toddler, the better the nutritional status of the toddler. Objectives: To analyze the relationship between family function and nutritional status of children aged 0-24 months in the working area of the Kuta Baro Health Center, Kuta Baro District, Aceh Besar Regency in 2021. Method : The research design used was analytic with a cross sectional study design. The research was conducted in the Working Area of the Kuta Baro Health Center, Kuta Baro District, Aceh Besar District. The population in this study were toddlers 0-24 months as many as 76 toddlers with cluster sampling and purposive sampling techniques. Data collection techniques used primary data and secondary data and processed into univariate, bivariate and multivariate analysis. Results : Based on statistical tests, it shows that there is a very significant relationship between affective function, health care function, reproductive function, economic function and family function with the nutritional status of toddlers aged 0-24 months in the Kuta Baro Health Center Work Area, Kuta Baro District, Aceh Besar District. There is no relationship between social function and nutritional status of children aged 0-24 months in the Work Area of the Kuta Baro Health Center, Kuta Baro District, Aceh Besar District. Conclusion: There is a relationship between family function and the nutritional status of children aged 0-24 months in the Kuta Baro Health Center Work Area, Kuta Baro District, Aceh Besar District with a p value of 0.000 (p < 0.05). It is expected that health workers, especially midwives, will be able to carry out intensive monitoring of toddlers at risk of malnutrition, namely by making home visits if the mother does not bring her toddler to the Posyandu and assisting in the distribution of additional food (government program).Keywords : Function to Family, Toddler Nutritional Status Ages 0-24 Months 
Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Bawang Lanang (Allium sativum L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Periskila Dina Kali Kulla; Retno Herrani
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2479

Abstract

Obat tradisional telah lama digunakan oleh nenek moyang untuk menyembuhkan berbagi macam penyakit, tanpa mengetahui kandungan dalam bahan obat tersebut. Pengguna obat tradisional bermodalkan dampak positif yang dirasakan setelah mengonsumsi obat tradisional tersebut. Bawang merupakan salah satu obat tradisional yang tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur tetapi dipercaya mampu   mengobati berbagai macam penyakit. Salah satu jenis bawang yang sering digunakan oleh masyarakat Jawa sebagai obat ialah bawang lanang. Penelitian akan menguji apakah zat antibakteri yang terdapat dalam bawang lanang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian merupakan eksperimental laboratorium dengan menggunakan variasi populasi bakteri gram positif dan gram negatif serta variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan konsentrasi 15%, 30%, 45%, 60%, 75%, 90% serta kontrol positif (kloramfenikol) dan kontrol negatif (akuades steril). Berdasarkan hasil uji One Way Annova, menunjukkan adanya pengaruh aktivitas antibakteri pada Staphylococcus aureus maupun Escherichia coli dengan nilai sig. (α < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan penggunaan berbagai konsentrasi ekstrak bawang lanang dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Kesimpulan penelitian ini ialah ekstrak bawang lanang memiliki aktivitas aktibakteri terhadap Staphylococcus aureus maupun Escherichia coli. Konsentrasi ekstrak 90% merupakan konsentrasi paling baik dalam membentuk diameter zona hambat (50.78 mm) terhadap Staphylococcus aureus serta (38.24 mm) terhadap Escherichia coli. Kadar Hambat Minimum (KHM) Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada konsentrasi ekstrak 10%, sedangkan untuk Kadar Bunuh Minimum (KBM) belum dapat ditentukan karena pada konsentrasi ekstrak 10%, bakteri masih tumbuh pada media.Kata kunci: Ekstrak bawang lanang, berbagai konsentrasi, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, aktivitas antibakteri.Traditional medicine has long been used by our ancestors to cure various illnesses without knowing the ingredients. Its consumption is merely based on the positive effect which is resulted after taking the medicine. Garlic is one of the traditional medicines. It is not only used as herbs but also believed to cure various diseases. One type of garlics that is often used by the Javanese as a medicine is lanang garlic. The study will test whether the antibacterial substances contained in lanang garlic influence the growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The research is an experimental laboratory, using a variation of a population of positive gram and negative gram. The variations of the concentration of the extract used are 15%, 30%, 45%, 60%, 75%, 90%, and a positive control (chloramphenicol) and a negative control (sterilized Aquades). Based on the results of One Way Annova test, there is an antibacterial activity on Staphylococcus aureus and Escherichia coli with sig. (α <0.05). This shows that there are significant differences in the use of various concentrations of the extract of lanang garlic in inhibiting the growth of bacteria. The conclusion is that lanang garlic has an antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. A 90% concentration is the best to both in forming the inhibition zone diameter against Staphylococcus aureus (50.78 mm) and Escherichia coli (38.24 mm). The Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of Staphylococcus aureus and Escherichia coli is at the concentration of 10%, whereas the Minimum Killing Concentration (MKC) cannot be determined because the bacteria are still able to grow on the media in the 10% concentration.Keywords: lanang garlic extract, various concentrations, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, antibacterial activity
AGAMA DAN POLITIK (KAJIAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN PROF. DR. FARID WAJDI, MA) Herawati Herawati; Putra Ilhamsyah; Safrizan Safrizan; Rafni Fajriati; Elda Maisy Rahmi; Sahbainur Rezeki; Periskila Dina Kali Kulla
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v8i2.2414

Abstract

Penelitian ini membuktikan bahwa paham banyak ideologi memperkuat toleransi. Penelitian ini senada dengan penelitian Umi Sumbulah (Agama, Negara Pancasila, 2014), Musykuri Abdillah (Hubungan Agama dan Negara dalam Konteks Modernisasi Politis di Era Globalisasi 2013), Ryandi (Antara Pluralisme Liberal dan Toleransi Islam, 2013), dan Mohammad Suhaidi (Harmoni Antar Paham Keagamaan, 2014); yang mengemukakan bahwa ideologi memberi nilai keragaman secara terbuka, saling toleransi dan menjaga kerukunan berbangsa dan bernegara. Namun penelitian ini kontradiktif dengan hasil penelitian: Febri Hijrah Mukhlis (Teologi Pancasila, 2016), Budiyono (Hubungan Negara dan Agama dalam Kekerasan dan Perlawanan Ideologis, 2006), Casram (Membangun Sikap Toleransi Beragama dalam Masyarakat Plural, 2016), dan Izzuddin Saifullah (Sikap Toleransi dalam Menghadapi Perbedaan Ideologi Keagamaan pada Aktivis IMM di Kota Yogyakarta, 2016); yang memandang ideologi sebagai alat perlawanan bagi sebuah tatanan kehidupan yang mapan atau perbedaan ideologi menyebabkan kegoyahan dalam organisasi maupun negara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data primer penelitian ini diperoleh dari tiga buku karya Farid Wajdi Ibrahim, Guru Besar Pemikiran Islam, yang berjudul: Khilafah Sorotan dan Dukungan; Kajian & Pandangan Ali Abdul Raziq (2014), Dinamika Pendidikan Aceh (2013), dan Orientalisme dan Sikap Umat Islam (2006). Analisis yang digunakan untuk membaca keempat karya Farid Wajdi Ibrahim menggunakan metode Hermeneutik.Kata Kunci: Pembaharuan, Ideologi, Strategi, Pendidikan This research proves that many ideologies reinforce tolerance. This research is in line with the research of Umi Sumbulah (Religion, Pancasila State, 2014), Musykuri Abdillah (Religion and State Relations in the Context of Political Modernization in the 2013 Globalization Era), Ryandi (Between Liberal Pluralism and Islamic Tolerance, 2013), and Mohammad Suhaidi (Harmony Between Religious Understanding, 2014); who argued that ideology provides an open value of diversity, mutual tolerance and maintaining harmony in the nation and state. However, this study contradicts the results of the study: Febri Hijrah Mukhlis (Pancasila Theology, 2016), Budiyono (State and Religious Relations in Ideological Violence and Resistance, 2006), Casram (Building the Attitude of Religious Tolerance in the Plural Society, 2016), and Izzuddin Saifullah (Tolerance in Facing Differences in Religious Ideology in IMM Activists in Yogyakarta City, 2016); who see ideology as a means of resistance to an established life order or ideological differences cause unrest in organizations and countries. This type of research is qualitative research. The primary data source of this study was obtained from three books by Farid Wajdi Ibrahim, Professor of Islamic Thought, entitled: Khilafah Spotlight and Support; Study & Views of Ali Abdul Raziq (2014), Dynamics of Aceh Education (2013), and Orientalism and Attitudes of Muslims (2006). The analysis used to read the four works of Farid Wajdi Ibrahim uses the Hermeneutic method.Keywords: Renewal, Ideology, Strategy, Education
Hubungan Motivasi dalam Penerapan Protokol Kesehatan Selama Pandemi Covid-19 di SMA Negeri 6 Kota Banda Aceh Evi Kurniawati; Periskila Dina Kali Kulla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2868

Abstract

Remaja merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan khususnya Covid- 19 karena remaja merupakan kelompok yang sering mengadakan perkumpulan. Keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia sangat bergantung pada perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan, meliputi menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi serta menjaga pola makan sehat dan istirahat cukup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi siswa dalam menerapkan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 di SMA Negeri 6 Kota Banda Aceh tahun 2021. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara Random sampling dengan jumlah sampel 61 remaja. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Kota Banda Aceh pada tanggal 30 Agustus sampai 2 September 2021. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan penerapan protokol kesehatan pada remaja dengan ρ value 0,010. Penelitian ini diharapkan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan dalam pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah dan melakukan kebijakan dengan melakukan kerjasama lintas sectoral yaitu dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada siswa dan siswi tentang Covid-19.Kata Kunci : Motivasi, Penerapan Protokol Kesehatan, RemajaTeenagers are a group that is vulnerable to experiencing health problems, especially Covid-19 because teenagers are a group that often holds gatherings. The success of handling the Covid-19 pandemic in Indonesia is very dependent on people's behavior in implementing health protocols, including using masks, washing hands with soap and running water, maintaining distance, staying away from crowds, limiting mobilization and interaction and maintaining a healthy diet and adequate rest. This study aims to determine the relationship between students' motivation in implementing health protocols during the Covid-19 pandemic at SMA Negeri 6 Banda Aceh City in 2021. The research design used was an analytical study with a cross sectional approach. Sampling was done by random sampling with a sample of 61 teenagers. This research was conducted at SMA Negeri 6 Banda Aceh City from 30 August to 2 September 2021. The results of the study indicate that there is a significant relationship between motivation and the application of health protocols in adolescents with a value of 0.010. This research is expected for schools to improve the implementation of health protocols in schools and carry out policies by conducting cross-sectoral collaboration, namely with the Health Office and Puskesmas to provide health education to students about Covid-19.Keywords : Motivation, Implementation of Health Protocols, Youth
Efektivitas Ekstrak Daun Gelinggang (Cassia alata L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Staphylococcus aureus Periskila Dina Kali Kulla; Syamsul Qhamal; Zulwanis Zulwanis; Rulia Meilina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2875

Abstract

Daun gelinggang (Cassia alata L.) sering digunakan masyarakat sebagai obat tradisional untuk penyembuhan penyakit kulit dan luka infeksi dengan adanya senyawa fitokimia yang terkandung   pada daun gelinggang yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan daya hambat ekstrak daun gelinggang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental. Objek yang diteliti adalah daun gelinggang yang dibuat dalam bentuk ekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut 96%. Konsentrasi ekstrak etanol daun gelinggang yang digunakan sebesar 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dengan kontrol positif eritromisin dan kontrol negatif DMSO. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan melihat zona hambat yang terbentuk disekitar kertas cakram. Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas antibakteri menunjukkan ekstrak etanol daun gelinggang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% secara berurutan zona hambat yang terbentuk adalah 8,58 mm, 9,62 mm, 10,92 mm, 12,27 mm dan 14,46 mm. Pada penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak etanol daun gelinggang dengan pelarut etanol 96% efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol daun gelinggang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10% dan 20% dengan kategori sedang, sedangkan pada konsentrasi 30%, 40%, dan 50% dengan kategori kuat.Kata kunci: Antibakteri, Daya hambat, Gelinggang (Cassia alata L.), Staphylococcus aureusGelinggang leaves (Cassia alata L.) are often used by the public as a traditional medicine for healing skin diseases and infectious wounds in the presence of phytochemical compounds contained in the leaves, namely alkaloids, flavonoids, phenolics, saponins and steroids. This study aims to determine the effectiveness and inhibition of Gelinggang leaf extract against the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The research conducted was experimental. The object studied was the Gelinggang leaf which was made in the form of an extract using the maceration method with 96% solvent. The concentrations of ethanol extract of Gelinggang leaves used were 10%, 20%, 30%, 40% and 50% with Erythromycin positive control and DMSO negative control. The antibacterial activity test used the disc diffusion method by looking at the zone of inhibition that was formed around the disc paper. Based on the research results, the antibacterial activity test showed that the ethanol extract of the leaves of Ge;inggang had antibacterial activity against Staphylococcus aureus. With a concentration of 10%, 20%, 30%, 40% and 50% respectively the inhibition zone formed is 8.58 mm, 9.62 mm, 10.92 mm, 12.27 mm and 14.46 mm. In this study, it can be concluded that the ethanol extract of Gelinggang leaves with 96% ethanol solvent is effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Gelinggang leaf ethanol extract can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria at concentrations of 10% and 20% in the moderate category, while at concentrations of 30%, 40%, and 50% in the strong category.Keywords: Antibacterial, Inhibition, Cassia alata L. (Gelinggang), Staphylococcus aureus.
Determinan Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Glumpang Tiga Sahbainur Rezeki; Rulia Meilina; Naziah Hikmah; Periskila Dina Kali Kulla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2861

Abstract

ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 4 bulan dan jika mungkin sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI Eksklusif sejak lahir pada anak mempengaruhi masukan zat gizi anka sehingga pertumbuhan anak juga akan terpengaruh karena itu status gizi pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan ASI pada bayi. Tujuan dari Penelitian ini adalah mengetahui determinan faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Glumpang Tiga tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 sampai dengan 28 September di wilayah kerja Puskesmas Glumpang Tiga Kabupaten Aceh Besar tahun 2020 Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0 – 6 bulan pada 13 desa di Wilayah Kerja Puskesmas Glumpang Tiga tahun 2020 yaitu berjumlah 228 orang. Kriteria inklusi sampel adalah ibu yang memiliki anak terakhir berusia 0-6 bulan yang bersedia menjadi responden. Pengumpulan data dilakukan dengan caramembagikan kuesioner. Uji statistic yang dilakukan uji chi square. Hasil analisa data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan sikap dengan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p value 0.151. Ada hubungan dukungan keluarga dengan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p value 0.013. Ada hubungan peran budaya dengan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p value 0.032 di wilayah kerja Puskesmas Glumpang Tiga Aceh Besar. Ada hubungan dukungan keluarga, dan peran budaya dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Glumpang Tiga. Diharapkan ibu menyusui bayi <6 bulan ebaiknya memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai usia 6 bulan, serta menghindari pemberian susu formula dan makanan atau minuman lain selama ASI masih mencukupi kebutuhan bayi.Kata Kunci: Pemberian ASI EksklusifExclusive breastfeeding is breast milk that is given without additional food at least until the age of 4 months and if possible until the age of 6 months. Exclusive breastfeeding from birth to children will affect the child's intake of nutrients so that the child's growth will also be affected. Therefore, the nutritional status of growth can be used as a measure to monitor the adequacy of breast milk in infants. The purpose of this study is to know the determinants of factors related to exclusive breastfeeding in the working area of Glumpang Three Health Center in 2020. This research is observational analytical research with cross sectional approach. This research was conducted in the working area of Glumpang Three Aceh Besar District in 2020 and is planned to be conducted in August 2020. Collection is done by sharing questionnaires. Statistical test conducted by chi square test. Bivariate analysis of maternal attitudes with exclusive breastfeeding has no relationship p value =0.203, family support with exclusive breastfeeding there is a relationship p value = 0.021, cultural role with exclusive breastfeeding there is a relationship p value = 0.000. There is a relationship of family support, and cultural role with the provision of exclusive breastfeeding in the Working Area of Glumpang Tiga Health Center. It is expected for health officials to periodically evaluate the success of health workers in counseling, counseling and reporting on breastfeeding.Keywords: Breastfeeding
Efektivitas Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Delima (Punica Granatum L.) pada Mencit (Mus Musculus L.) Rulia Meilina; Nuril Izzah; Kesumawati Kesumawati; Faradilla Safitri; Sahbainur Rezeki; Periskila Dina Kali Kulla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2870

Abstract

Daun delima (Punica granatum L.) secara tradisional telah banyak digunakan untuk berbagai penyakit salah satunya untuk demam. Berbagai senyawa terdapat dalam daun delima yaitu flavonoid, tanin dan saponin, dimana senyawa flavonoid berfungsi sebagai antipiretik. Metode penelitian ini Eksperimental Laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antipiretik dan dosis efektif ekstrak etanol daun delima pada penurunan suhu mencit. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20- 30 gram dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari kelompok perlakuan kontrol negatif diberikan na-CMC 0,5%, perlakuan positif diberikan paracetamol dan 3 kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak daun delima dosis bertingkat yaitu 100 mg/g BB, 150 mg/g BB, 200 mg/g BB. Untuk menaikkan suhu rektal, mencit diberikan suspensi pepton 5% secara oral kemudian diukur dengan menggunakan termometer digital setiap 30 menit hingga menit ke 120. Data hasil penelitian dianalisis dengan program SPSS yang dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Varian) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa daun delima memiliki efektivitas antipiretik. Data yang dihasilkan berdistribusi normal (p>0,05). ekstrak etanol daun delima yang paling efektif sebagai antipiretik yaitu pada dosis 150 mg dan 200 mg/g BB. Kesimpulan penelitian daun delima memiliki aktivitas antipiretik.Kata kunci : Daun Delima, Antipiretik, PeptonPunica granatum L. have traditionally been used for various diseases, one of which is fever. Various compounds are found in pomegranate leaves, namely flavonoids, tannins and saponins, where flavonoid compounds function as antipyretics. This research method is Experimental Laboratory. This study aims to determine the effectiveness of antipyretics and effective doses of ethanol extract of pomegranate leaves in reducing the temperature of mice. The research method used is laboratory experimental. This study aims to determine the effectiveness of antipyretics and effective doses of ethanol extract of pomegranate leaves in reducing the temperature of mice. The research method used is laboratory experimental. Twenty five individuals weighing 20-30 grams were divided into 5 treatment groups consisting of a negative control group given 0.5% na-CMC, positive treatment given paracetamol and 3 treatment groups with graded doses of pomegranate leaf extract, namely 100 mg/day. g BW, 150 mg/g BW, 200 mg/g BW. To raise the rectal temperature, the mice were given orally 5% peptone suspension and then measured using a digital thermometer every 30 minutes until the 120th minute. Pomegranate has antipyretic effectiveness. The resulting data is normally distributed (p>0.05). The most effective ethanol extract of pomegranate leaves as an antipyretic is at doses of 150 mg and 200 mg/g BW. The conclusion of this study is that pomegranate leaves have antipyretic activity.Keywords : Punica granatum, Antipyretic, Pepton
Formulasi Sediaan Tabir Surya Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) Rulia Meilina; Rahma Dewi; Kesumawati Kesumawati; Periskila Dina Kali Kulla; Sahbainur Rezeki
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2864

Abstract

Tabir surya merupakan kosmetik pelindung yang memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan kulit, dari pengaruh buruk paparan sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengetahui aktivitas tabir surya dari ekstrak daun seledri. Metode penelitian secara eksperimental laboratorium. Sediaan tabir surya diformulasikan dengan menambahkan ekstrak seledri dengan komposisi 2% (F1), 4% (F2), 6% (F3) dan kontrol negatif. setiap sediaan tabir surya diukur nilai aktivitas tabir surya. Uji aktivitas formulasi menunjukkan bahwa ekstrak daun seledri memiliki aktivitas sebagai tabir surya. Pada F1 sebesar 4,5553 SPF, F2 sebesar 7,3183 SPF, F3 sebesar 8,1573 SPF, sedangkan kontrol negatif tidak menghasilkan daya proteksi. Kesimpulan Formulasi sediaan tabir surya ekstrak daun seledri memiliki aktivitas tabir surya.Kata kunci: Tabir surya, daun seledri,  antioksidan, SPFSunscreen is a protective cosmetic that has a very important role in maintaining healthy skin, from the bad effects of sun exposure. This study aims to formulate and determine the activity of sunscreen from celery leaf extract. Laboratory experimental research methods. Sunscreen preparations are formulated by adding celery extract with a composition of 2% (F1), 4% (F2), 6% (F3) and negative control. For each sunscreen preparation, the value of sunscreen activity was measured. Formulation activity test showed that celery leaf extract has activity as a sunscreen. In F1 it was 4.5553 SPF, F2 was 7.3183 SPF, F3 was 8.1573 SPF, while the negative control did not produce any protection. Conclusion The formulation of celery leaf extract sunscreen has sunscreen activity.Keywords: Sunscreen; celery; antioxidants; SPF
SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN KESEHATAN LANSIA DI MASA PANDEMI COVID-19 MENGGUNAKAN RAPID APPLICATION DEVELOPMENT Muhammad Faisal; Desita Ria Yusian TB; Periskila Dina Kali Kulla; Mutiawati Mutiawati
JOURNAL OF INFORMATICS AND COMPUTER SCIENCE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Ubudiyah Indonesia University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jics.v9i1.2940

Abstract

Abstrak— Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat, terutama pada kelompok lansia yang rentan terhadap penyakit dan komplikasi yang serius. Pemantauan kesehatan lansia menjadi sangat penting dalam memastikan mereka tetap aman dan mendapatkan perawatan yang diperlukan. Namun, dalam situasi pandemi ini, di mana interaksi fisik harus dibatasi, diperlukan solusi teknologi yang efektif untuk melakukan pemantauan kesehatan lansia secara berkala. Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode pengembangan aplikasi cepat (Rapid Application Development) untuk merancang dan mengimplementasikan sistem pemantauan kesehatan lansia yang responsif dan mudah digunakan. Pendekatan ini memungkinkan pengembangan aplikasi yang cepat dan fleksibel, yang sangat diperlukan dalam situasi darurat seperti pandemi. Sistem pemantauan kesehatan lansia yang dihasilkan melibatkan penggunaan perangkat mobile dan platform berbasis web. Lansia dapat mengunduh aplikasi mobile yang dirancang khusus untuk mereka, yang memungkinkan mereka memantau gejala kesehatan mereka sendiri, seperti suhu tubuh, tekanan darah, dan denyut nadi, serta memasukkan informasi penting seperti riwayat perjalanan dan kontak dengan orang yang terinfeksi COVID-19. Data yang dikumpulkan oleh aplikasi mobile dikirim secara real-time ke platform web, di mana petugas kesehatan atau dokter dapat memantau kondisi kesehatan lansia. Jika ada perubahan signifikan dalam data kesehatan atau kemungkinan adanya gejala COVID-19, petugas kesehatan dapat memberikan rekomendasi atau intervensi yang sesuai, seperti melakukan tes diagnostik lebih lanjut atau memberikan saran perawatan. Melalui pendekatan Rapid Application Development, kami berhasil mengembangkan sistem pemantauan kesehatan lansia yang dapat digunakan secara efektif di masa pandemi COVID-19. Sistem ini memungkinkan pemantauan kesehatan yang terus-menerus, memberikan perawatan yang lebih baik dan lebih responsif kepada lansia, serta membantu mengurangi risiko penyebaran virus.Kata kunci: Pemantauan kesehatan lansia, COVID-19, Rapid Application Development, Aplikasi mobile, Platform web.Abstract—The COVID-19 pandemic has had a significant impact on public health, especially the elderly who are vulnerable to serious illnesses and complications. Monitoring the health of the elderly is very important in ensuring they stay safe and get the care they need. However, in this pandemic situation, where physical interaction must be limited, an effective technological solution is needed to regularly monitor the health of the elderly. In this study, we used the Rapid Application Development method to design and implement a responsive and easy-to-use elderly health monitoring system. This approach allows for fast and flexible application development, which is indispensable in emergency situations such as a pandemic. The resulting elderly health monitoring system involves the use of mobile devices and web-based platforms. Seniors can download a mobile application specially designed for them, which allows them to monitor their own health symptoms, such as body temperature, blood pressure and pulse, as well as enter important information such as travel history and contact with people infected with COVID-19. The data collected by the mobile application is sent in real-time to a web platform, where health workers or doctors can monitor the health conditions of the elderly. If there is a significant change in health data or there is a possibility of symptoms of COVID-19, the health worker can provide appropriate recommendations or interventions, such as conducting further diagnostic tests or providing treatment advice. Through the Rapid Application Development approach, we have succeeded in developing an elderly health monitoring system that can be used effectively during the COVID-19 pandemic. This system enables continuous health monitoring, provides better and more responsive care to the elderly, and helps reduce the risk of spreading the virus.Keyword: Elderly health monitoring, COVID-19, Rapid Application Development, Mobile applications, Web platforms