Tatang Wahyudi
Balai Besar Tekstil, Kementerian Perindustrian, Bandung

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PEMBUATAN KOMPOSIT CARBON NANOTUBE-POLYVINYL ALCOHOL (CNT-PVA) SERTA EVALUASI SIFAT MEKANIKNYA Tatang Wahyudi; Metri Setyaningsih; Agus Subagio; Hendri Widiyandari; Pardoyo Pardoyo; Musni Ahyani
Arena Tekstil Vol 27, No 1 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1329.846 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i1.1167

Abstract

Perkembangan teknologi nanomaterial mendukung teknologi komposit. Komposit yang menggunakannanomaterial menghasilkan sifat mekanik yang lebih baik daripada komposit biasa. Komposit carbon nanotubes(CNT) berpotensi memiliki kekuatan tarik yang tinggi oleh adanya struktur tabung nanonya yang baik sebagaimatrik. Komposit CNT-PVA telah dibuat dengan metode pelarutan. Polyvinyl alcohol (PVA) dilarutkan dalam airbertemperatur 80°C, selanjutnya material CNT ditambahkan ke dalam larutan tersebut dengan variasi fraksi massaCNT terhadap PVA sebesar 10%, 20% dan 30%. Komposit CNT-PVA terbentuk setelah dikeringkan padatemperatur 80°C. Selanjutnya sifat mekanik komposit dikarakterisasi dengan uji kekuatan tarik. Hasil ujimenunjukkan bahwa komposit CNT-PVA dengan fraksi massa 20% CNT terhadap PVA menghasilkan modulusYoung yang paling besar yaitu 137,71MPa. Ketebalan komposit 0,94 mm yang dibangun oleh tiga lapis tipiskomposit CNT-PVA menghasilkan peningkatan modulus Young hingga 107,30%.
PEMBUATAN SERAT NANO MENGGUNAKAN METODE ELECTROSPINNING Tatang Wahyudi; Doni Sugiyana
Arena Tekstil Vol 26, No 1 (2011)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.725 KB) | DOI: 10.31266/at.v26i1.1439

Abstract

Dalam penelitian ini telah dilakukan pembuatan serat nano (nanofiber) menggunakan metodeelectrospinning dari material polimer: polivinil alkohol (PVA), chitosan dan nilon-6. Optimasi proses pembuatanserat nano dilakukan dengan mempelajari pengaruh jenis polimer, konsentrasi polimer dan parameter operasielectrospinning (tegangan listrik dan jarak antara spinneret – kolektor) terhadap struktur dan morfologi serat nano.Proses electrospinning dengan menggunakan PVA 15 % dengan rentang tegangan listrik 15 – 20 kV dan rentangjarak spinneret – kolektor 10 – 12 cm menghasilkan morfologi serat nano yang tidak kontinyu dengan diameterantara 70 – 150 nm. Proses electrospinning dengan menggunakan bahan baku polimer larutan chitosan 2 % dalamasam asetat tidak dapat menghasilkan formasi fiber. Proses electrospinning menggunakan larutan nilon-6 20 % padakondisi optimum tegangan listrik 20 kV dan jarak spinneret – kolektor 10 cm menghasilkan serat nano yangkontinyu dengan diameter berkisar antara 100 – 350 nm.
SINTESIS NANOPARTIKEL SENG OKSIDA (ZnO) MENGGUNAKAN SURFAKTAN SEBAGAI STABILISATOR DAN APLIKASINYA PADA PEMBUATAN TEKSTIL ANTI BAKTERI Eva Novarini; Tatang Wahyudi
Arena Tekstil Vol 26, No 2 (2011)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.703 KB) | DOI: 10.31266/at.v26i2.1174

Abstract

Sintesis nanopartikel seng oksida dilakukan dengan metode presipitasi melalui reaksi antara seng nitratdengan natrium hidroksida. Variasi penggunaan berbagai jenis surfaktan (kationik, nonionik dan anionik) sebagaistabilisator pada proses pembuatan larutan koloid nanopartikel. Partikel dikarakterisasi dengan X-ray Diffraction(X-RD), Ultraviolet-visible Spectroscopy dan Scanning Electron Microscope (SEM). Aktivitas antibakterinanopartikel terhadap Escherichia coli dan Bacillus cereus ditentukan dengan metode agar diffusion test. Hasilkarakterisasi XRD dan SEM menunjukkan bahwa partikel adalah benar seng oksida dengan ukuran antara 75 nm-125 nm. Penggunaan 5% surfaktan kationik atau nonionik berdampak pada distribusi ukuran partikel koloid yangrelatif rata. Nanopartikel memperlihatkan kemampuan yang lebih baik dalam menghambat pertumbuhan bakteriBacillus cereus dibandingkan pada Escherichia coli. Selanjutnya, nanopartikel diaplikasikan pada kain kapasdengan teknik rendam-peras-pemanasawetan kering. Analisa persentase reduksi bakteri setelah beberapa kalipencucian tekstil dilakukan untuk mengetahui efektivitas aplikasi nanopartikel. Hasil foto SEM terhadap kain kapasmembuktikan bahwa kain mengandung nanopartikel seng oksida. Peningkatan jumlah zat pengikat dapatmeningkatkan efektivitas antibakteri.
FIKSASI KITOSAN PADA KAIN KATUN SEBAGAI ANTIBAKTERI Wiwin Winiati; Cica Kasipah; Rizka Yulina; Tatang Wahyudi; Agus Surya Mulyawan; Wulan Septiani
Arena Tekstil Vol 29, No 1 (2014)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (969.547 KB) | DOI: 10.31266/at.v29i1.847

Abstract

Tujuan penelitian adalah mendapatkan metode fiksasi/pembubuhan kitosan pada kain katun untuk memperoleh kain katun yang bersifat antibakteri,  penelitian dilakukan dilaboratorium dan   selanjutnya metoda yang ditemukan di uji-coba dengan skala pilot di industri tekstil. Pada penelitian ini fiksasi  kitosan pada kain katun dilakukan dengan metoda kimia, yaitu modifikasi kovalen pada serat kapas yang merupakan serat selulosa dengan pembentukan gugus aldehida yang akan berikatan dengan gugus amina pada kitosan yang dilakukan dengan cara perendaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses oksidasi selulosa pada kain katun hingga memiliki gugus aldehida yang kemudian berikatan dengan gugus amina pada kitosan telah menghasilkan fiksasi kitosan pada kain  katun,  sehingga memberikan sifat antibakteri pada kain katun.  Penggunaan kitosan dengan BM 171.790 Da sebagai zat antibakteri pada kain katun telah menghasilkan kain katun antibakteri yang memiliki ketahanan terhadap proses pencucian, dan pemanasan (setrika), tidak menurunkan parameter kualitas tekstilnya seperti kekuatan  dan kenampakannya,  serta cocok (compatible) dengan zat-zat kimia tekstil yang digunakan pada proses tekstil  yaitu proses pencelupan. Hasil percobaan pembuatan kain katun antibakteri di laboratorium, telah diaplikasikan di industri dan memberikan hasil yang baik.
IMMOBILISASI MIKROKAPSUL MINYAK JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) PADA KAIN KAPAS Tatang Wahyudi; Agus Surya Mulyawan; Doni Sugiyana; Euis Julaeha
Arena Tekstil Vol 32, No 2 (2017)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.674 KB) | DOI: 10.31266/at.v32i2.3543

Abstract

Pada penelitian ini telah dipelajari sintesis mikrokapsul minyak jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan immobilisasinya pada sampel kain kapas. Sintesis mikrokapsul dilakukan dengan metode polimerisasi in-situ menggunakan bahan kulit (shell) melamin formaldehid. Immobilisasi mikrokapsul pada kain kapas dilakukan dengan metode pad-dry dengan menggunakan binderpoliakrilat dan crosslinking agent N-methylol dihydroxyethylene urea. Sebagai bahan pembanding,metode immobilisasi yang sama dilakukan pula pada mikrokapsul minyak jeruk nipis berbasis kulit etil selulosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrokapsul hasil sintesis terkarakterisasi mempunyai bentuk sperik dengan ukuran partikel 0,44 – 2,10 μm. Immobilisasi mikrokapsul berbasis melamin formaldehid memperlihatkan hasil optimum menggunakan binder poliakrilat, sedangkan mikrokapsul berbasis etilselulosa memperlihatkan hasil optimummenggunakan crosslinking agent N-methylol dihydroxyethylene urea.Kedua sampel kain dengan teknik immobilisasi optimummemperlihatkan ketahanan terhadap pencucian cukup baik hingga setara 5 kali pencucian rumah tangga.
EKSTRAKSI SERAT BAMBU DARI BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) UNTUK BAHAN BAKU INDUSTRI KREATIF Tatang Wahyudi; Cica Kasipah; Doni Sugiyana
Arena Tekstil Vol 30, No 2 (2015)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1648.65 KB) | DOI: 10.31266/at.v30i2.1958

Abstract

Dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi serat bambu dari bambu tali (Gigantochloa apus) yang dapat dipintal menjadi benang serat bambu sebagai bahan baku industri kreatif. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh metode optimum ekstraksi serat bambu dengan proses kombinasi kimia-mekanis yang lebih ramah lingkungan dan mengevaluasi karakteristik serat bambu tali siap pintal yang dihasilkan. Metode ekstraksi serat bambu meliputi proses degumming, pengelantangan, pencucian, softening dan opening. Pengaruh proses kimia dievaluasi melalui variasi konsentrasi NaOH 10 dan 20 g/L di dalam perlakuan panas dan tekan menggunakan autoclave dengan tekanan 1 kg/cm2. Hasil karakterisasi fisik menunjukkan bahwa serat bambu siap pintal diperoleh pada kondisi optimum proses degumming menggunakan konsentrasi NaOH 20 g/L. Komposisi bundel serat bambu yang dihasilkan pada kondisi proses optimum mengandung 18,86% lignin dan 18,54% hemiselulosa. Hasil evaluasi sifat fisika menunjukkan bahwa serat bambu yang dihasilkan memiliki kekuatan tarik 24,84 kg, nilai mulur rata-rata 48,1%, moisture regain 7,7%, moisture content 7,1%, dan tenacity 0,09 N/Tex. Serat bambu yang dihasilkan dapat dipintal dengan baik menggunakan mesin jantra dan telah berhasil dibuat menjadi produk kreatif kerajinan.
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK SERAT KITOSAN MELALUI PROSES PLASTISISASI DENGAN GLISEROL SETELAH PROSES DEHIDRASI DENGAN METANOL Wiwin Winiati; Tatang Wahyudi; Indra Kurniawan; Rizka Yulina
Arena Tekstil Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.672 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i2.1158

Abstract

Serat kitosan mempunyai sifat getas, kekuatan yang rendah terutama dalam keadaan basah dan elongasisaat putus yang rendah disebabkan kristalin yang tinggi. Untuk dapat digunakan sebagai benang operasimonofilamen, diperlukan serat kitosan dengan diameter yang relatif kecil tetapi mempunyai kekuatan tarik yangtinggi disertai fleksibilitas dan elongasi yang baik sehingga mudah dibuat simpul. Proses dehidrasi dengan metanoltelah berhasil meningkatkan kekuatan dan menurunkan diameter tetapi elongasi menurun. Penelitian ini ditujukanuntuk meningkatkan sifat mekanik terutama elongasi serat kitosan dengan cara melakukan proses plastisisasidengan gliserol setelah proses dehidrasi dengan metanol . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada serat kitosanyang dibuat dari larutan kitosan dengan viskositas 5.684 mPa.s dengan alat wet-spinning menggunakan spinneretdengan diameter 1500 μm, proses dehidrasi dengan metanol dilanjutkan dengan proses plastisisasi dengan gliserolmemberikan penurunan diameter 7 %, peningkatan densitas 46%, peningkatan kekuatan tarik 90%, danpeningkatan elongasi 167 %. Dengan proses plastisisasi serat kitosan menjadi lebih hidrofil, densitas dan %kristalinitas naik sehingga serat lebih padat merata dan memberikan peningkatan elongasi yang signifikan.
KATIONISASI PERMUKAAN KAIN KAPAS UNTUK MENINGKATKAN PENYERAPAN NANOPARTIKEL PERAKSEBAGAI ZAT ANTIBAKTERI Cica Kasipah; Tatang Wahyudi
Arena Tekstil Vol 28, No 1 (2013)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.039 KB) | DOI: 10.31266/at.v28i1.861

Abstract

Kationisasi kain kapas dilakukan untuk meningkatkan penyerapan nanopartikel perak yang berfungsi sebagai zat antibakteri. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi kain kapas dikationisasi dengan metode perendaman (exhaust) menggunakan 3-kloro-2- hidroksipropil trimetil ammonium klorida (CHPTAC) dengan variasi konsentrasi 4-14% v/v, kemudian kain kapas normal dan kain kapas terkationisasi di rendam dalam larutan koloid nanopartikel perak 154 ppm, vlot 30:1 pada suhu 80˚C selama 30 menit. Hasil karakterisasi menggunakan Fourier Transmitance Infra Red Spectrophotometer (FTIR) menunjukkan bahwa kain kapas terkationisasi mempunyai puncak serapan gugus ammonium pada bilangan gelombang 2361 cm-1 dengan konsentrasi CHPTAC optimum 12%. Hasil perendaman kain kapas terkationisasi dengan koloid nano partikel perak memiliki sifat antibakteri di atas 15 kali pencucian rumah tangga.
SINTESIS NANOPARTIKEL ZnO DAN IMMOBILISASINYA PADA KAIN KAPAS SEBAGAI ABSORBER ULTRAVIOLET Doni Sugiyana; Wulan Septiani; Agus Surya Mulyawan; Tatang Wahyudi
Arena Tekstil Vol 32, No 2 (2017)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.378 KB) | DOI: 10.31266/at.v32i2.3539

Abstract

Nanopartikel ZnO merupakan salah satu material anorganik yang memiliki sifat absorpsi ultraviolet/UV dan dapat diaplikasikan pada material tekstil untuk memperoleh kemampuan proteksi UV. Dalam penelitian ini dipelajari sintesis nanopartikel ZnO dan immobilisasinya pada kain kapas sebagai absorber UV. Metodologi penelitian meliputi sintesis suspensi nanopartikel ZnO dan immobilisasi nanopartikel pada kain kapas dengan metode pad-dry-cure menggunakan agen kationisasi trietilamina (TEA). Evaluasi dilakukan terhadap morfologi nanopartikel yang terimmobilisasi pada permukaan kain, ketahanan perlekatan nanopartikel pada kain dan uji kekuatan tarik pada kain setelah irradiasi UV. Hasil scanning electron microscopy/SEM menunjukkan nanopartikel ZnO terbentuk dan terimmobilisasi pada permukaan kain dengan ukuran partikel antara 100-500 nm. Nanopartikel ZnO yang terkationisasi dengan TEA 5% memperlihatkan perlekatan yang baik pada kain kapas setelah melalui uji siram hujan. Setelah irradiasi UV selama 10 jam, penurunan kekuatan tarik pada sampel kain dengan nanopartikel ZnO pada arah lusi dan pakan masing-masing sebesar 10,6% dan 9,5%, lebih rendah dibandingkan sampel kain tanpa nanopartikel ZnO dengan penurunan kekuatan tarik masing-masing sebesar 23,6% dan 22,6% pada arah lusi dan pakan.
PENGARUH BERAT MOLEKUL KITOSAN TERHADAP FIKSASI KITOSAN PADA KAIN KAPAS SEBAGAI ANTIBAKTERI Rizka Yulina; Wiwin Winiati; Cica Kasipah; Wulan Septiani; Agus Surya Mulyawan; Tatang Wahyudi
Arena Tekstil Vol 29, No 2 (2014)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.808 KB) | DOI: 10.31266/at.v29i2.878

Abstract

Proses depolimerisasi kitosan telah dilakukan untuk memperoleh kitosan dengan berat molekul yang lebih rendah dan mengetahui sifat antibakterinya setelah difiksasi pada kain kapas. Proses depolimerisasi dilakukan dengan cara pemanasan menggunakan oven microwave disertai penambahan larutan garam elekrolit NaCl dan CaCl2. Variasi proses pemanasan dilakukan pada rentang daya microwave 300-800 watt dan rentang waktu selama 5-25 menit. Berat molekul kitosan ditentukan dari viskositasnya dan dihitung menggunakan persamaan Mark Houwink. Hasil depolimerisasi kitosan menggunakan pelarut campuran CH3COOH 1% /CaCl2 0,25 M dengan rasio volume 7:3 dan rentang daya microwave 300-650 watt telah berhasil menurunkan berat molekul kitosan secara signifikan dari 171.790 Da hingga mencapai 59.746 Da. Hasil analisa terhadap spektra Fourier Transform Infra Red menunjukkan bahwa proses depolimerisasi kitosan tidak mengubah gugus fungsi dari kitosan. Fiksasi kitosan terdepolimerisasi dengan rentang berat molekul 59.746-79.570 Da pada kain kapas menghasilkan sifat antibakteri yang sangat baik yakni mencapai 99-100%, sekalipun prosesnya diikuti dengan proses pencelupan warna. Hasil uji N-total menunjukkan bahwa kain kapas terfiksasi kitosan berat molekul 79.500 Da menghasilkan nilai N-total yang lebih tinggi dibandingkan dengan kitosan berat molekul 171.790 Da. Hasil kurva ketuaan warna menunjukkan bahwa kitosan BM rendah cocok (compatible) dengan zat warna reaktif yang digunakan pada proses pencelupan dan memberikan warna pada kain kapas yang lebih tua dibandingkan dengan kitosan BM tinggi dan tanpa kitosan.