TINA MULYA GANTINA
Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengurangan Pencemaran Udara berdasarkan Konsep Pelabuhan Hijau CONNY KURNIAWAN WACHJOE; HERMAGASANTOS ZEIN; YANTI SUPRIYANTI; TINA MULYA GANTINA; ANNISA KURNIASETIAWATI; PUREZA MARENSHAPUTRI
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 8, No 2 (2020): ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektro
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v8i2.252

Abstract

ABSTRAKPerdagangan bebas antara negara-negara di dunia telah mengubah pergerakan orang dan barang yang memberi dampak signifikan pada pemanfaatan transportasi laut. Fenomena ini akan berdampak pada peningkatan jumlah kapal yang berlabuh di pelabuhan. Ketika catu daya listrik tidak tersedia untuk kapal di pelabuhan, mesin diesel kapal dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan beban listrik selama proses bongkar muat. Pengoperasian mesin diesel akan berdampak negatif pada area pelabuhan karena kebisingan dan polusi udara. Makalah ini akan menyediakan metode pasokan daya shore to ship (STS) yang memasok listrik dari darat ke kapal. STS dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas udara di area pelabuhan. Hasilnya telah secara signifikan mengurangi jumlah polusi udara berbahaya, terutama untuk emisi NOx, VOC, dan PM masing-masing sebesar 97%, 94% dan 89%.Kata kunci: pelabuhan laut, pembangkit listrik tenaga diesel, shore to ship, berlabuh, emisi gas buang berbahaya ABSTRACTFree trade agreements between countries in the world have changed the movement of people and goods which creates a significant impact on sea transportation. This phenomenon will have an impact on the rapid increase in the number of vessels resting at the port. When the electrical power supply is not available for ships in the port, the ship diesel engine is operated to meet the electrical load during the loading and unloading process. Operation of the diesel engine will have a negative impact on the port area due to noise and air pollution. This paper will provide a shore-to-ship (STS) power supply method that supplies electricity from land to ships. STS can be used to improve air quality in the port area. The results have significantly reduced the amount of harmful air pollution, especially for NOx, VOC, and PM emissions by 97%, 94% and 89% respectively.Keywords: port, diesel plant, shore to ship, berthing, harmful air polution
DISEMINASI ALAT PROSES PENGERING SURYA (SOLAR DRYER) UNTUK INDUSTRI PRODUK MAKANAN PADA UMKM BINAAN PEMERINTAH KOTA CIMAHI Tina Mulya Gantina; Annisa Syafitri Kurniasetiawati; Yanti Suprianti; Rusmana; Sapto Prayogo; Herawati Budiastuti
Jurnal Difusi Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Difusi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.64 KB) | DOI: 10.35313/difusi.v4i1.2630

Abstract

Tim pengabdian kepada masyarakat Jurusan Teknik Konversi Energi (JTKE) bersama dengan pihak Pemerintah Kota Cimahi - Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Cimahi berkoordinasi dalam upaya mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah yang berasal dari jenis kelompok usaha penyediaan makanan lainnya. Salah satu pengusaha yang termasuk dalam jenis kelompok usaha tersebut adalah produsen makanan olahan dari labu dengan nama usaha “Roemah Labu”. “Roemah Labu” telah memiliki pasar yang cukup luas serta produk yang konsisten yaitu pangsit labu dan dodol labu. Saat ini “Roemah Labu” sangat memerlukan alat pengering untuk mendukung proses produksi keripik labu (dalam tahap pengembangan) dan berbagai produk makanan olahan dari limbah bahan baku labu, yaitu kulit dan biji labu untuk menambah varian produknya. Adapun jenis pengering yang coba didiseminasikan merupakan sebuah alat pengering surya sederhana dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses produksi dari segi higienitas maupun kuantitas varian produk. Alat pengering surya (Solar Dryer) dirancang agar independen dari sumber energi selain panas matahari. Alat pengering ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu ruang pengering dengan lima susun tray berukuran 60 x 60 cm dan solar collector berukuran 1.05 x 1.3 m. Banyaknya produk labu tambahan yang dapat dihasilkan dalam satu kali produksi dari setiap kg labu, yaitu 111 gram kulit labu kering (cuaca cerah), 29 gram kulit labu kering (cuaca hujan), dan 34 gram biji labu kering/ matang.
DISEMINASI ALAT PROSES PENGERING SURYA (SOLAR DRYER) UNTUK INDUSTRI PRODUK MAKANAN PADA UMKM BINAAN PEMERINTAH KOTA CIMAHI Tina Mulya Gantina; Annisa Syafitri Kurniasetiawati; Yanti Suprianti; Rusmana; Sapto Prayogo; Herawati Budiastuti
Jurnal Difusi Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Difusi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/difusi.v4i1.2630

Abstract

Tim pengabdian kepada masyarakat Jurusan Teknik Konversi Energi (JTKE) bersama dengan pihak Pemerintah Kota Cimahi - Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Cimahi berkoordinasi dalam upaya mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah yang berasal dari jenis kelompok usaha penyediaan makanan lainnya. Salah satu pengusaha yang termasuk dalam jenis kelompok usaha tersebut adalah produsen makanan olahan dari labu dengan nama usaha “Roemah Labu”. “Roemah Labu” telah memiliki pasar yang cukup luas serta produk yang konsisten yaitu pangsit labu dan dodol labu. Saat ini “Roemah Labu” sangat memerlukan alat pengering untuk mendukung proses produksi keripik labu (dalam tahap pengembangan) dan berbagai produk makanan olahan dari limbah bahan baku labu, yaitu kulit dan biji labu untuk menambah varian produknya. Adapun jenis pengering yang coba didiseminasikan merupakan sebuah alat pengering surya sederhana dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses produksi dari segi higienitas maupun kuantitas varian produk. Alat pengering surya (Solar Dryer) dirancang agar independen dari sumber energi selain panas matahari. Alat pengering ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu ruang pengering dengan lima susun tray berukuran 60 x 60 cm dan solar collector berukuran 1.05 x 1.3 m. Banyaknya produk labu tambahan yang dapat dihasilkan dalam satu kali produksi dari setiap kg labu, yaitu 111 gram kulit labu kering (cuaca cerah), 29 gram kulit labu kering (cuaca hujan), dan 34 gram biji labu kering/ matang.