Diana Lyrawati
Laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Brawijaya

Efek Asam Alfa Lipoat pada Kadar MDA dan Histologi Ginjal Tikus Wistar Diabetes Melitus Tipe1 Putri, Novita Fahrianti; Lyrawati, Diana; Sarwono, Imam
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1071.539 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2015.028.03.3

Abstract

Asam alfa lipoat (ALA) telah banyak digunakan dalam pencegahan dan mengatasi komplikasi diabetes akibat spesies oksigen reaktif (ROS). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ALA dapat mencegah peningkatan stres oksidatif pada ginjal tikus diabetes mellitus (DM) tipe 1. Penelitian eksperimental menggunakan Post Test Only Control Group dilakukan terhadap 30 tikus Wistar jantan. Sampel dipilih secara acak ke dalam kelompok normal (NTA), DM (DTA), DM dengan terapi per oral ALA 80 (DA80), 200 (DA200), dan 500 (DA500) mg/kg berat badan/hari. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah kadar malondialdehid (MDA) yang diukur dengan spektrofotometri, bobot dan histologi ginjal dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar malondialdehid tertinggi ialah pada kelompok DA80 (45,500 ± 9,4538; p=0,870) dan rasio bobot ginjal/berat badan tertinggi ialah pada kelompok DA200 (0,013 ± 0,0060; p =0,537) namun secara statistika hasilnya tidak bermakna. Pengamatan histologi pada glomerulus ginjal menunjukkan adanya kerusakan (pembentukan stroma dan pengecilan ukuran inti sel) pada kelompok DTA, DA80, DA200, dan DA500. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ALA per oral dalam waktu empat minggu tidak bisa menurunkan stres oksidatif maupun memperbaiki histologi ginjal pada DMT1, bahkan memperburuk gambaran histologi ginjal.Kata Kunci: Asam alfa lipoat, DM1,histologi ginjal, malondialdehid
POLIMORFISME ADENINE NUCLEOTIDE TRANSLOCATOR-2PADA POPULASI INDIVIDU NORMAL DAN LEBER’S HEREDITARY OPTIC NEUROPATHY Lyrawati, Diana; Tambunan, Krisna Bayu; Handoko, Herlina Y; Sudoyo, Herawati; Marzuki, Sangkot
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 22, No 1 (2006)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1614.422 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2006.022.01.6

Abstract

In this study we investigated the polymorphism of ANT2, an integral protein of mitochondrial inner-membrane, in individuals of normal population and patients of a  mitochondrial respiratory chain disease Leber’s Hereditary Optic Neuropathy (LHON). DNA sequencing analysis demonstrated that there were sequence variation in ANT2 namely base substitutions G332T, C699T, C1021T, insertion of C andT and deletion of A, C, and C at nucleotide 20, 1127, 1022, 1075 and 1123, respectively (numbering based on mRNA sequence). The G332T resulted in amino acid change (R111L) and was predicted to alter the hidrophobicity pattern of Ant2 protein. PCR-RFLP analysis with HhaI restriction enzyme showed that both 111R and 111L variants were found in normal population of Caucasian, Chinese, Indonesian-Javanese, Mandar, Batak Toba and Papuan at different ratio (59%:41%, 61%:39%, 78%:22%, 64%:36%, 77%:23%, and 80%:20% respectively). Similar PCR-RFLP analysis was performed on samples of individuals carrying mtDNA mutation G11778A with and without characteristic manifestation of LHON to determine whether the ANT2 polymorphism was associated with clinical manifestation of mtDNA mutation. The data  showed that the distribution of 111R and 111L between the two groups was different (Fischer Exact: α=0,05; P=0,0262). The ratio was 79,07%:20,93% in the group with typical manifestation of LHON and 56.52%:43.48% in the group without LHON manifestation. Inferred from the data, 111L may have protective effect against the manifestation ofLHON, whereas 111R may induce the manifestation ofLHON. Further studies are warranted to clarify the potential roleof the polymorphism of R111L (G332T) of ANT2 as a nuclear modifier of the LHON G11778A mutations. Key words: Adenine nucleotide translocator; ANT2; polymorphism, Leber's Hereditary Optic Neuropathy.
Ekstrak Metanol Daun Kelor Mempengaruhi Ekspresi p53 Mukosa Kolon Tikus yang Diinduksi DMBA Rahmahani, Fitria Nurindro; Indra, Mohamad Rasjad; Lyrawati, Diana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27, No 4 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.635 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2013.027.04.5

Abstract

Protein p53 berperan pada jalur respon stres yang mencegah pertumbuhan dan survival sel-sel yang memiliki potensikeganasan dan banyak diekspresikan pada sel yang mengalami mutasi dan stres genotoksik. Penelitian ini bertujuanmengetahui pengaruh ekstrak metanol daun Moringa oleifera terhadap jumlah epitel yang mengekspresikan p53 padamukosa kolon Rattus novergicus strain wistar jantan yang diinduksi DMBA. Penelitian ini merupakan penelitianeksperimental dengan rancangan post test control group design yang menggunakan 20 ekor tikus wistar jantan yangdibagi secara acak menjadi lima kelompok. Kelompok I diberi diet normal tanpa DMBA dan ekstrak metanol daun Moringaoleifera selama 105 hari. Kelompok II diberi diet normal dan DMBA 10 mg/kgBB/hari per oral selama 45 hari, dilanjutkandengan diet normal saja selama 60 hari. Kelompok III-V diberi diet normal dan DMBA 10 mg/kgBB/hari per oral selama 45hari, dilanjutkan dengan diet normal dan ekstrak metanol daun Moringa oleifera dalam berbagai dosis (20, 40, dan 80mg/kgBB/hari) per oral selama 60 hari. Jumlah epitel yang mengekspresikan p53 pada mukosa kolon tikus dihitungmenggunakan metode imunohistokimia. Analisis data menggunakan metode One Way ANOVA diikuti dengan uji post hocTukey menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun Moringa oleifera memberikan pengaruh yang signifikan terhadapjumlah epitel yang mengekspresikan p53 (p=0,042) (dari 12 sel pada kelompok II menjadi 5 sel pada kelompok IV per60.000 sel). Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak metanol daun Moringa oleifera dapat menurunkan jumlah epitelyang mengekspresikan p53 pada mukosa kolon tikus wistar jantan yang diinduksi DMBA.Kata Kunci: Daun Moringa oleifera, DMBA, ekstrak metanol, p53
Epigallocatechin Gallate Menghambat Resistensi Insulin pada Tikus dengan Diet Tinggi Lemak Mawarti, Herin; Ratnawati, Retty; Lyrawati, Diana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.297 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2012.027.01.8

Abstract

Konsumsi Epigallocatechin Gallate (EGCG) teh hijau dilaporkan banyak bermanfaat pada upaya peningkatan kesehatan, seperti pembakaran lemak, mencegah obesitas dan sensitifitas insulin. Sehingga   teh hijau (Camelia sinensis) dari klon GMB4  dapat  dikembangkan  sebagai  agen  terapeutik  potensial  untuk  obesitas  dan  resistensi  insulin.  Penelitian  ini bertujuan   untuk  membuktikan  Epigallocatechin  Gallate  (EGCG) teh  hijau  dapat  menghambat  peningkatan  kadar  SREBP-1 jaringan  adiposa  dan  resistensi  insulin  pada  tikus  galur  wistar   jantan   yang  diberi  diet  tinggi  lemak.  Penelitian  ini  dilakukan secara  invivo  dengan  pemeliharaan  hewan  coba  selama  8  minggu  yang  dibagi  dalam  lima  kelompok  perlakuan:  (1) kelompok  kontrol  (-)  dengan  pemberian  diet  pakan  standart,  (2)  kelompok  kontrol  (+)  dengan  pemberian  diet  tinggi lemak,  (3)Pemberian  diet  tinggi  lemak+EGCG  1mg/kgBB,  (4)  Pemberian  diet  tinggi  lemak+EGCG  2  mg/kgBB,  (5) Pemberian  diet  tinggi  lemak+EGCG  8  mg/kgBB. Pakan  tikus  diberikan  secara  oral,  sedangkan  EGCG  per  sonde  1  x/hr . Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  ELISA  untuk  kadar  insulin  dan  SREBP-1  jaringan  adiposa  dan spektrofotometri  untuk  glukosa  darah  puasa.  EGCG  menurunkan  lemak  viseral,  kadar  glukosa,  kadar  SREBP-1  dan resistensi insulin (HOMA-IR) (p<0,05). Penurunan kadar SREBP-1 secara signifikan sebesar 29,85%(p<0,05) pada dosis 8 mg/kgBB,  sedangkan  HOMA-IR  menurun  secara  signifikan  sebesar  33,89%  (p<0,05)  pada  dosis  8  mg/kgBB.
Soket Kontraktur Orbita: Definisi, Penyebab dan Klasifikasi D, Debby Shintiya; Lyrawati, Diana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 4 (2011)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.971 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2011.026.04.12

Abstract

Soket anoftalmia (SA) lebih sering disebut sebagai anoftalmos atau anoftalmia didefinisikan secara klinis sebagai tidak adanya bola mata di dalam rongga orbita. Prevalensi anoftalmia sebesar 0,3 per 100.000 kelahiran. Berkurangnya volume SA disebut sebagai soket kontraktur (SK), pada keadaan ini soket  tidak dapat menahan protesa. Protesa yang sulit atau tidak terpasang pada soket dengan tepat dan nyaman akan menimbulkan masalah kosmetik bagi penderita. Penyebab SK dapat kongenital atau didapat (acquired). Pengklasifikasian SK sangat penting dilakukan untuk menentukan protesa dan teknik operasi rekonstruksi yang sesuai. SK diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya dari derajat ringan (1) sampai dengan derajat berat (5). Pada derajat 5 terdapat hilangnya semua fornik disertai adanya rekurensi kontraktur yang terjadi setelah dilakukan operasi rekonstruksi yang tidak berhasil dalam 1 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan kegagalan rekonstruksi soket yang dilakukan.Kata Kunci: Soket anoftalmia, soket kontraktur, protesa, rekonstruksi soket
TRANSFEKSI DNA KE DALAM MITOKONDRIA SEL BETA PANKREAS TIKUS DAN SEL PRIMER MYOBLAST MANUSIA: LANGKAH MENUJU REKAYASA DNA MITOKONDRIA DAN TERAPI GEN Lyrawati, Diana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 20, No 3 (2004)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.104 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2004.020.03.1

Abstract

The delivery of an exogenous or modified DNA into the mitochondria of mammalian cells has been proposed as an alternative way to prevent or modify mitochondrial genetic defect. In  this study, a lipofection method was developed to transfer exogenous DNA into mitochondria of BRIN BD11 cells, a rat beta pancreas cell line, and human myoblast primary cells. An artificial mini-mitochondrial genome carrying a reporter gene encodes for a mitochondrial green fluorescent protein (mtGFP) was usedto track the fate of the exogenous DNA following its transfection into cellular mitochondria. Epifluorescence microscopic observation was carried out to detect the green fluorescence resulted from the GFPexpression. Immunohistochemical assays were also performed to validate and confirm the GFP expression. Collectively, the results indicate that the exogenous DNA pmtGFP could be  delivered into the mitochondrial compartment and was functional withinthe mitochondria of BRIN BD11 and human myoblast cells. Such achievement is a significant progress as both the artificial DNA construct and the mitochondrial transfection method could serve as a model to study the dynamic of mutant mtDNA as well as to provide a basis for the development of gene therapy for human mitochondrial diseases. Key words: DQAsome, pmtGFP, beta pancreas cell line, human myoblast primary cells
EKSPRESI CYTOSOLIC ASPARTATE-SPECIFIC CYSTEINE PROTEASE-3 (CASPASE-3) PADA JARINGAN HATI RATTUS NORVEGICUS (WISTAR) SETELAH PEMBERIAN SUBKRONIK AFLATOKSIN B1 (AFB1) Maritha, Indah Dina; Supranowo, Supranowo; Lyrawati, Diana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 22, No 3 (2006)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1838.995 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2006.022.03.4

Abstract

Aflatoksin B1(AFB1) is one of the toxic agents produced by Aspergillus flavus that frequently contaminates foods not properly stored. AFB1 undergoes biotransformation which may result in the production of reactive oxygenspecies (ROS) hazardous to liver cells. Following a cascade of oxidative reaction, ROS will cause the mitochondria torelease cytochrome c which subsequently activates caspase-3, leading to apoptosis. In this present study we evaluated the effect of aflatoxin B1 on the expression of caspase-3 in the liver. AFB1 was administered per oral, at different dosage and length of exposure, subchronically. This study was carried out as a factorial designed experiment with  two factors. The first was dosage factor i.e 0, 10, 15 and 20 µg (0; 0,05; 0,075; 0,1 µg/g BW) and the second was exposure time factor i.e. 12, 16 and 20 weeks. Rattus norvegicus strain Wistar aged approximately eight weeks old and weighed 180-200 g were used as the experimental animals. The expression of  caspase-3 was examined by using immunohistochemistry. The results showed that the expression of caspase-3 increased significantly (p = 0,000) with the escalation of AFB1 in dosage and/or exposure time (p = 0,001). In the interaction between dose and exposure time of AFB1an increase in the expression of caspase-3 was also observed (p = 0,000). Interestingly, these studies also revealed thatin the liver tissues there was a limitation in the expression of caspase-3, where the raising of further AFB1 dosage and length of exposure were not followed by further increase of the caspase-3.
Efek Waktu Paparan Genistein terhadap Pembentukan Jantung Embrio Zebrafish Aurora, Habiba; Pramulawati, Devi Anggraeni; Lyrawati, Diana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.919 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.01.5

Abstract

Genistein merupakan fitoestrogen yang telah banyak diteliti manfaatnya terhadap kesehatan. Efek samping penggunaan genistein belum banyak dipelajari. Pada masa awal perkembangan paparan genistein dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan meningkatkan angka kematian. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh perbedaan waktu paparan genistein terhadap perkembangan jantung zebrafish, melalui pengamatan pada frekuensi denyut jantung dan ketebalan pericardium dari embrio zebrafish. Embrio zebrafish dipapar dengan genistein 10 µM sejak 2, 24, dan 48 hpf (hours post fertilization). Pengamatan dilakukan pada 72 hpf pada mikroskop dengan perbesaran obyektif 40x, pengukuran ketebalan perikardium dilakukan menggunakan mikrometer pada bagian lateral embrio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paparan genistein pada tahap awal perkembangan zebrafish menyebabkan penurunan frekuensi denyut jantung dan edema perikardium. Efek tersebut akan berkurang dengan penundaan awal pemberian paparan genistein.Kata Kunci: Denyut jantung, edema perikardium, genistein, zebrafish
Efek Pemberian Asam Alfa Lipoat terhadap Kadar MDA dan Gambaran Histologi pada Hati Tikus Wistar Jantan dengan Diabetes Melitus Tipe 1 Fitria, Nur Lailatul; Lyrawati, Diana; Handaru, Mudjiwijono
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.901 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2015.028.03.2

Abstract

Diabetes melitus dan komplikasinya disebabkan oleh hiperglikemia yang menyebabkan stres oksidatif melalui produksi spesies oksigen reaktif (ROS). Asam Alfa Lipoat (ALA) terbukti dalam mengatasi stres oksidatif yang menyebabkan komplikasi vaskular pada diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ALA terhadap kadar malondialdehid (MDA) dan gambaran histologi hati tikus diabetes mellitus tipe 1. Rancangan penelitian ini menggunakan true experimental design dan posttest  only  control  group.  Tiga puluh ekor  tikus jantan (Rattus norvegicus galur wistar)  dibagi menjadi  lima  kelompok yaitu:  kelompok  tikus  normal,  tikus diabetes, tikus  diabetes  dengan  ALA  dosis 80mg/kgBB/hari, tikus  diabetes  dengan  ALA  dosis  200mg/kgBB/hari, dan tikus diabetes dengan ALA dosis 500mg/kg/hari. ALA diberikan sehari sekali secara oral. Induksi diabetes pada tikus dilakukan  secara intraperitonial  dosis  tunggal  streptozotocin  60mg/kgBB. Kadar  MDA  pada hati  diukur dengan metode spektrofotometri dan histologi hati diuji  setelah diwarnai dengan hematoksilin dan eosin. Pada penelitian ini, ALA dosis 80 dan 200mg/kgBB/hari tidak memberikan pengaruh terhadap kadar MDA, namun terjadi perbaikan gambaran histologi, warna hati, dan penurunan perlemakan pada hepatosit dibandingkan tikus diabetes. Pada dosis ALA 500mg/kgBB/hari menunjukkan warna hati lebih pucat, peningkatan perlemakan pada hepatosit, dan tingkat kematian yang tinggi. Kesimpulan  dari  penelitian  ini, pemberian  ALA selama 4 minggu tidak berpengaruh terhadap kadar MDA, namun memperbaiki gambaran histologi hati tikus.ata Kunci: Asam alfa lipoat, diabetes mellitus tipe 1, histologi hati, malondialdehid,perlemakan hepatosit
Nanosecond Pulsed Electric Fields (nsPEFs) Induce Socs1 and Socs3 but not Socs2 Gene Expressions in Hela S3 Cells Rohmah, Martina Kurnia; Lyrawati, Diana; Yano, Kenichi
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2015.028.03.1

Abstract

Nanosecond Pulsed Electric Fields (nsPEFs) is one of bioelectric technologies applied widely in a number of sciences. nsPEFs cause some biological responses and known to play a role as a novel cancer therapy. However, the nsPEFs molecular mechanisms have not been fully elucidated. This study determines the effects of nsPEFs in socs (Suppressor of Cytokine Signaling) genes which are target genes of JAK/STAT signaling pathway. Through a negative feedback mechanism, SOCS proteins can suppress both cytokine signal transduction and overgrowth factor, so the cell growth is controlled. In cervix cancer, the presence of E6 and E7 HPV's oncoprotein is associated with methylation and inactivation of socs1 and socs3 genes. This mechanism is related to the increase of STAT expression and cancer prognostic. In this research, nsPEFs as much as 20 kV/cm for 80 ns was exposed over HeLa S3 cells in 4 mm cuvette. Socs1, socs2 and socs3 gene expressions were analyzed using real time PCR SYBR green and reverse transcription PCR (RT-PCR). This study shows that at 20 and 30 shots, nsPEFs significantly increase socs1 and socs3 but not socs2 gene expression. Effect of nsPEFs on socs1 and socs3 gene expression pattern is influenced by duration of post exposure incubation and each cell activity on internal cell condition. This research provides a new cancer therapy target for nsPEFs.Keywords: Bioelectric, gene expression, nsPEFs, shot, socs gene