Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Penentuan Prioritas Perbaikan Gedung Menggunakan Metode Ahp Dari Sudut Pandang Tenant Stefanus Santosa; Mochammad Tri Rochadi; Suroso Suroso; Mawardi Mawardi; Suwarto Suwarto
Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil Vol 24, No 2 (2019): Wahana Teknik Sipil
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/wahanats.v24i2.1727

Abstract

Bangunan mall adalah pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur yang teratur. Infrastruktur bangunan mall terdiri dari beberapa tenant yang menawarkan berbagai macam kebutuhan masyarakat serta adanya atrium dalam mall yang berfungsi sebagai tempat pameran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui urutan prioritas dan kondisi bangunan mall, yang berguna sebagai acuan dalam kegiatan perbaikan yang berimbas pada kepuasan tenant. Permasalahan kepuasan tenant dapat diakibatkan dari berbagai faktor salah satunya, yaitu terkait fasilitas, perbaikan gedung dan penanganannya yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi produktivitas. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lokasi penelitian, dan menyebarkan form kuisioner kepada responden yang terkait. Data sekunder diperoleh dari data penelitian terdahulu, peraturan yang berlaku, dan pedoman bangunan gedung. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), untuk menentukan bobot komponen yang diperoleh dari hasil penilaian kepentingan komponen bangunan, oleh masing-masing responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor pertimbangan utama perbaikan gedung peringkat pertama adalah faktor kenyamanan dengan nilai prioritas 21,299%, peringkat kedua faktor keselamatan dengan nilai prioritas 18,343%, peringkat ketiga faktor dana/ biaya yang terbatas dengan nilai prioritas 16,192%. Berdasarkan model hierarki yang telah disusun, maka dapat ditemukan Model Prioritas Pengambilan Keputusan Perbaikan Gedung khususnya Mall dengan mempertimbangkan faktor kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan akses, dana/ biaya yang terbatas, petugas yang terbatas, dan waktu yang terbatas (deadline).
Bata Beton Geopolimer Dari Bahan Fly Ash Limbah PLTU Tanjung Jati Memiliki Banyak Keunggulan Sutarno Sutarno; Marchus Budi Utomo; Wahjoedi Wahjoedi; Mawardi Mawardi
Bangun Rekaprima Vol 3, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.494 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v3i1.758

Abstract

PLTU  Tanjung Jati merupakan pembangkit listrik cukup besar, saat ini mampu memasok listrik sebesar 12 % untuk kebutuhan listrik  Jawa, Bali dan Madura. (suaramerdeka.com, Suara Muria, 21 Maret 2013 ).  Di sisi lain limbah hasil pembakaran batu bara sebagai bahan energi PLTU Tanjung Jati  berupa fly ash dan botom ash merupakan masalah yang harus ditangani dengan bijaksana karena  menurut PP. No 85 tahun 1999. Fly Ash dan Bottom Ash Tergolong limbah B3 artinya limbah ini tergolong bahan berbahaya dan beracun maka tidak boleh sembarangan dibuang,  harus ada upaya pengolahan atau sistem penampungann yang baik.   Dalam upaya mengatasi masalah limbah tersebut, maka diadakan penelitian ini sehingga limbah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi Bata Beton  geopolimer. Penelitian dibatasi pada tinjauan pengaruh moralitas aktivator terhadap kuat tekan, suction rate dan bobot isi.  Penelitian yang dilakukan dengan percobaan laboratorium yaitu  Fly Ash limbah  PLTU Tanjung Jati yang dikaji pemanfaatannya , digunakan sebagai bahan  perekat pembuatan bata  Geopolimer.    Metode yang dilakukan dengan mereaksikan Fly Ash limbah PLTU Tanjung Jati tersebut dengan  NaOH dan Na SiO2.  Sehingga menjadi binder mortar bata geopolimer yang kemudian dicetak sebagai benda uji. Dari benda uji yang dibuat kemudian dilakukan pengujian,  jenis ujinya  antara lain;  Kuat Tekan, Uji Bobot Isi dan Uji Suction Rate.  Variasi campuran pada penelitian ini dengan moralitas binder 8 molar, 12 molar dan 16 molar.  Dari analisis diperoleh hasil untuk Kuat Tekan  8 M sebesar 13,3 Kg/Cm2; 12 M sebesar 18,3 Kg/Cm2; 16 M swbwsar 58,6 Kg/Cm2;  Untuk Siction Rate diperoleh hasil 8 M sebesar 15,6 gr/dm2/menit; 12 M sebesar 10 gr/dm2/menit; 16 M sebesar 6,4 gr/dm2/menit;  sedang untuk Uji bobot isi menunjukkan hasil, tidak ada pengaruh kepekatan binder terhadap bobot isi yaitu semua memiliki bobot isi  2,1  ton/m3. Kata kunci  :  Fly Ash, Batu bata, Beton Geopolimer
Kajian Perilaku Aliran Melalui Alat Ukur Debit Mercu Bulat Terhadap Tinggi Muka Air Risman Risman; Warsiti Warsiti; Mawardi Mawardi; Martono Martono; Lilik Satriyadi
Bangun Rekaprima Vol 2, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (875.978 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v2i1.707

Abstract

Penelitian ini dibatasi pada perilaku debit aliran melalui alat ukur debit mercu bulat terhadap tinggi muka air di hulu, di atas mercu dan di hilir. Metodologi yang digunakan adalah melakukan pengujian di laboratorium hidrolika dengan membuat model alat ukur debit mercu bulat dengan radius mercu R = 1,0 cm, 1,25 cm, dan 1,5 cm kemudian dialirkan debit mulai dari Q1, Q2, Q3, Q4, …. Qn, untuk mendapatkan variasi tinggi muka air di hulu, di atas mercu dan hilir alat ukur debit mercu bulat, sehingga bisa didapatkan hubungan antara debit dengan tinggi muka air di hulu, di atas ambang dan hilir alat ukur debit mercu bulat. Disamping itu didapatkan juga hubungan dari variasi debit yang dialirkan melalui alat ukur debit mercu bulat terhadap koefisien debit aliran yang terjadi. Dari hasil penelitian ini didapatkan hubungan debit dengan tinggi muka air di hulu, tinggi muka air di hilir, muka air di atas ambang, dan koefisien debit alat ukur mercu bulat. Hubungan debit dengan tinggi muka air di hulu, tinggi muka air di hilir pada alat ukur debit mercu bulat mempunyai trend yang mirip. Hubungan debit dan koefisien debit pada alat ukur debit mercu bulat untuk radius mercu R = 1,25 cm dan R = 1,5 cm mempunyai trend yang mirip, akan tetapi untuk R = 1,0 cm mempunyai trend yang berbeda.Kata kunci: Mercu bulat, koefisien debit, debit
Pemanfaatan LRB Dalam Mengatasi Genangan Air, Banjir Dan Kekeringan Di Kecamatan Banyumanik basuki Setiyo Budi; Mawardi Mawardi
Bangun Rekaprima Vol 1, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.485 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v1i2.701

Abstract

Permukaanjalan-jalan di desa Tanjungsari Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik Semarang, berupa paving dan aspal.Padajalan masuk desa dekat gapura utama masuk desa kondisi permukaan jalan elevasinya paling rendah dibandingkan dengan elevasi jalan-jalan yang lain, dan saluran pembuangan air yang ada dimensinya tidak mencukupi dengan debit yang ditampung, sehingga apabila terjadi hujan yang besar, air hujan akan menggenangi jalan tersebut karena sulit mengalir dan sulit meresap ke dalam tanah, sehingga berubah menjadi air limpasan (run off) yang diam di tempat atau banjir. Untuk mengatasi hal tersebut harus dibuatkan tempat peresapan air ke dalam tanah.Yang paling cocok disini, adalah dengan membuat lubang resapan air yang disebut Lubang resapan biopori (LRB). Biopori memiliki kelebihan antara lain biayanya lebih murah, pembuatannya mudah, bisa dibuat di lahan yang sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah organik yang lebih efektif menyerap air. Teknologi proses air resapan dengan menggunakan lubang resapan biopori diameter 13 cm dengan kedalaman 120 cm yang dilengkapi juga dengan penutup roster berlubang/jeruji besi dan alat bor tanah dengan panjang 120 cm sebanyak 43 LRB untuk setiap luasan 155m2 bidang kedap air.Kata Kunci: Lubang resapan biopori (LRB).
Analisis Sistem Proteksi Kebakaran Sebagai Upaya Pencegahan Kebakaran Nita Amalia Putri; Martono Martono; Mawardi Mawardi; Karnawan Joko Setyono; Sukoyo Sukoyo
Bangun Rekaprima Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.203 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v5i2.1576

Abstract

Kebakaran merupakan kejadian yang mengakibatkan kerugian berupa nyawa atau harta benda serta dapat terjadi dimana saja. Salah satu kebakaran yang paling fatal adalah yang terjadi di sektor industri karena hal ini mengganggu kelangsungan kegiatan operasional dan produksi. Sistem proteksi aktif dan sarana penyelamatan jiwa pada bangunan gedung merupakan persyaratan teknis yang harus dipenuhi sebagai upaya pencegahan kebakaran. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sistem proteksi kebakaran aktif dan sarana penyelamatan jiwa di Gedung Hotel dan Apartemen CL Semarang sebagai upaya pencegahan kebakaran. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disiapkan untuk pedoman wawancara dan lembar checklist untuk panduan pengambilan data. Wawancara dilakukan kepada informan penelitian terdiri atas 3 karyawan yaitu Divisi Teknik, Teknisi Sipil dan Manager Building Management. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Gedung Hotel dan Apartemen CL Semarang memiliki sistem proteksi kebakaran aktif dengan nilai sebesar 84% (kategori baik) dan sarana penyelamatan jiwa dengan nilai sebesar 79% (kategori cukup) yang telah disesuaikan dengan standar.
Kajian Pengaruh Kebakaran Terhadap Sifat Karakteristik Bata Beton Geopolimer dari Fly Ash Dan Bottom Ash Limbah PLTU Tanjung Jati Sutarno Sutarno; Kusdiyono Kusdiyono; Wahjoedi Wahjoedi; Mawardi Mawardi
Bangun Rekaprima Vol 5, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.604 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v5i1.1406

Abstract

Bata beton geopolimer adalah batu bata beton yang pembuatannya menggunakan mortar geopolimer. Bata beton geopolimer yang dikaji dibuat dengan memanfaatkan botom ash sebagai agregat pengisi dan fly ash sebagai perekat pengganti semen yang direaksikan dengan NaOH dan Na SiO2 hingga terjadi polimerisasi yang memiliki sifat merekat. Disisi lain PLTU Tanjung jati merupakan pembangkit listrik cukup besar, menghasilkan limbah sisa pembakaran batu bara sebagai bahan energi berupa fly ash dan botom ash. Tiap hari volume limbah berupa fly ash dan bottom ash di PLTU Tanjung Jati kurang lebih 1.000 ton perhari dan limbah ini tergolong limbah B3.Upaya mengatasi masalah limbah fly ash dan bottom ash, salah satu alternatif yang di kaji dengan dibuat Bata geopolimer. Fly Ash dimanfaatkan sebagai bahan pengikat dan botom ash sebagai bahan pengisi, fly ash direaksikan dengan NaOH dan Na SiO2. menjadi binder kemudian ditambahkan bottom ash kemudian dicetak menjadi benda uji bata beton geopolimer. Bata sebagai benda uji dibuat dengan komposisi; 1 binder : 3 agregat dan 1 binder : 4 agregat, sedangkan untuk bindernya ada 2 variasi yaitu 16 molar dan 18 molar. Benda uji setelah mengeras dengan umur 28 hari kemudian dibakar dengan durasi pembakaran selama 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam, setelah proses pembakaran dilanjutkan dengan uji kuat tekan, uji kembang susut volume, dan uji perubahan bobot isi, simpulan dari hasil analisis yang dilakukan adalah: Kuat tekan maximum terjadi pada binder 18 M dengan campuran 1 Fs : 3 Ba memiliki kekuatan 83,5 Kg/cm2; Terjadi peningkatan kuat tekan akibat pembakaran pada semua tipe campuran; Pada campuran 1 fs : 3 Ba peningkatan kuat tekan maximum terjadi pada pembakaran 2 jam dan untuk campuran 1 fs : 4 Ba terjadi peningkatan kuat tekan maximum pada pembakaran selama 1 jam; Tidak ada beda bobot isi benda uji akibat pembakaran untuk semua jenis campuran; Terjadi pengembangan dan retak retak akibat pembakaran.
KAJIAN RANCANG BANGUN ALAT UKUR DEBIT AMBANG LEBAR DENGAN VARIASI KEMIRINGAN HILIR Risman Risman; Warsiti Warsiti; Wasino Wasino; Mawardi Mawardi; Tedjo Mulyono
Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil Vol 27, No 1 (2022): Wahana Teknik Sipil
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/wahanats.v27i1.3749

Abstract

The modeling of broad crested weirs is expected to facilitate understanding, especially the behavior of the flow flowing through the measuring instrument. The flow behavior under consideration is hydraulic behavior, measurement accuracy, and discharge curve. In addition, there is a relationship between discharge and water level upstream and downstream of the spillway, as well as the relationship of the variation of discharge flowing through the broad crested weirs to the loss of energy height. From the results of this study, it was found that there was a relationship between discharge and water level upstream, downstream, water level above the threshold, and energy loss for wide-threshold spillway. The modeling of the broad crested weirs assumes that the Froude number that occurs in the model is the same as the Froude number that occurs in the field. So that the scale of discharge, time, velocity and volume will be able to represent the actual conditions in the field. The scale of length, width, and height of the prototype is 1: 100. The methodology used is to carry out testing in the hydraulics laboratory by varying Q1, Q2, Q3, Q4, …. Qn, to obtain variations in water level upstream and downstream of the broad crested weirs. From the results of the study, it was found that the energy loss was relatively small with a trend of Y = 101.66x2 - 0.7359x + 0.0017 with the slope of the broad crested weirs downstream is 1:2, Y = 467.84x2 - 1.7816x + 0.0022 for slope of the broad crested weirs downstream is 1:1.5, and Y = -1140,4x2 + 0.6383x + 0.0077 with the slope of the broad crested weirs downstream is 1:1 where Y is the energy loss in meters and X is the discharge in m3/sec.
PENERAPAN IPTEK PADA PERENCANAAN ARSITEKTUR - GAMBAR DETAIL MASJID AL MA’UN, BANYUMANIK KOTA SEMARANG Suwarto Suwarto; Fikri Praharseno; Lalu Yahya Surya Buana; Nor Puji Lestari; Mawardi Mawardi; Suparman Suparman; Wahjoedi Wahjoedi
Bangun Rekaprima Vol 8, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.125 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v8i2.3971

Abstract

Kelurahan Pedalangan secara administratif berbatasan dengan Kelurahan Tembalang, Kelurahan Kramas, Kelurahan Padangsari, dan Kelurahan Srondol Wetan. Akibat adanya kawasan pendidikan di Kelurahan Tembalang, maka berdampak pula pada perkembangan wilayah di Kelurahan Pedalangan, baik dari segi perubahan lahan maupun pertumbuhan penduduk. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang pesat di Kelurahan Pedalangan maka harus diimbangi dengan peningkatan fasilitas umum di wilayah tersebut, Untuk memberikan fasilitas umum yang cukup bagi masyarakat di Kelurahan Pedalangan maka diperlukan peningkatan fasilitas ibadah, salah satu fasilitas ibadah yang perlu ditingkatkan khususnya pada wilayah RT/RW 03/03 Kelurahan Pedalangan adalah masjid. Alternatif yang di rencanakan oleh warga sekitar adalah pembangunan masjid baru akan tetapi, yang menjadi kendala adalah kurangnya pengetahuan warga masyarakat tentang peraturan pemerintah untuk mendirikan bangunan dimana lahan yang ada terdapat sumber air/Sendang. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan inventarisasi kondisi lahan dan kebutuhan luas bangunan yang diperlukan.Target yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah memperiapkan Perencanaan Tampak bangunan dan anggaran yang diperlukan agar dapat dipersiapkan dan dicari sumber pendanaan dengan rembug warga masyarakat di Kelurahan Pedalangan khususnya masyarakat sekitar lokasi tentang Pembanguanan Masjid sebagai perkiraan dalam pelaksanaan pembangunan. Metode kegiatan yang direncanakan dimulai dengan diskusi dan musyawarah warga sosialisasi atau penyampaian hasil perhitungan desain struktur dan perencanaan rencana anggaran biaya. Sehingga diharapkan melalui kegiatan ini mampu memberikan manfaat bagi tim pengabdian masyarakat Polines (dosen) maupun bagi masyarakat sekitar.
Kajian Perilaku Debit Alat Ukur Ambang Lebar Terhadap Profil Aliran Risman Risman; Warsiti Warsiti; Mawardi Mawardi; Martono Martono; Lilik Satriyadi
Bangun Rekaprima Vol 3, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.922 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v3i2.863

Abstract

Kajian ini dilakukan di laboratorium hidrolika dengan menggunakan skala model alat ukur debit ambang lebar yaitu dengan mengasumsikan bahwa bilangan Froude yang terjadi pada model sama dengan bilangan Froude yang terjadi pada kondisi di lapangan. Sehingga dengan demikian skala debit, waktu, kecepatan dan volume akan dapat mewakili kondisi sesungguhnya di lapangan. Metodologi yang digunakan adalah melakukan pengujian di laboratorium hidrolika dengan memvariasikan debit mulai dari Q1, Q2, Q3, Q4, …. Qn, untuk mendapatkan variasi tinggi muka air di atas mercu, di hulu dan di hilir mercu pelimpah ambang lebar, sehingga akan didapatkan hubungan antara debit aliran dengan tinggi muka air di atas mercu, di hulu dan di hilir mercu pelimpah ambang lebar. Dari hasil penelitian ini didapatkan hubungan debit dengan tinggi muka air di hulu dengan persamaan Y=0,88X 0,359, hubungan debit dengan tinggi muka air di hilir dengan persamaan Y=0,266X 0,236, hubungan debit dengan muka air di atas ambang lebar dengan persamaan Y=3,863X 0,666, dengan Y adalah debit aliran pelimpah ambang lebar dalam m3/detik dan X adalah tinggi muka air dalam m.Kata Kunci: Pelimpah Ambang Lebar, Debit