Kartini Kartini
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Studi Analisa Kualitas Biobriket Campuran Bottom Ash Batubara dan Onggok Tepung Tapioka Menggunakan Karbonisasi Agus Triantoro; Adip Mustofa; Kartini Kartini; Abdurrahman Hanafi
Jurnal Fisika FLUX Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Fisika Flux Edisi Khusus Januari 2019
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1615.79 KB) | DOI: 10.20527/flux.v1i1.6147

Abstract

Biobriket merupakan bahan bakar padat yang merupakan alternatif pengganti minyak tanah dan gas yang mempunyai kelayakan teknis untuk digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga, industri kecil ataupun menengah. Biobriket juga mempunyai keuntungan ekonomis karena dapat diproduksi secara sederhana, memiliki nilai kalor yang tinggi. Biobriket yang dibuat berasal campuran antara bottom ash batubara dan onggok tepung tapioka. Ketersediaan bottom ash batubara onggok tepung tapioka cukup banyak di Kalimantan Selatan. Bottom ash  merupakan sisa hasil pembakaran batubara di PLTU yang saat ini belum banyak di manfaatkan dan hanya dibuang sebagai limbah. Padahal bottom ash  batubara ini masih mempunyai nilai kalori yang cukup tinggi sedangkan onggok merupakan ampas dari hasil pembuatan tepung tapioka yang juga belum di manfaatan secara maksimal.Permasalahan yang sering di jumpai dalam penggunaan biobriket bottom ash batubara sebagai bahan bakar energi adalah lamanya penyalaan, bau yang tidak sedap pada saat di bakar, daya rekat briket yang tidak bagus sehingga briket mudah pecah. Tujuan dari penelitian mengetahui komposisi terbaik biobriket  berdasarkan komposisi campuran, ukuran partikel dan parameter kualitas bottom ash batubara. Metode penelitian dilakukan dengan uji laboratorium. Parameter uji laboratorium yang digunakan adalah karakteristik biobriket yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar volatile matter, nilai kalor, waktu pembakaran dengan variasi komposisi bahan baku dan binder. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa biobriketcampuranbottom ash batubara onggok tepung tapioka layak untuk di jadikan biobriket sebagai bahan bakar alternatif.Kualitas biobriket paling baik adalah biobriket dengan campuran 70% bottom ash, 20% onggok tepung tapioka dan 10% getah damar  dengan hasil analisa Inherent Moisture 14,15%, Ash 8,34%, Volatile Matter 34,89%, Kalori 5401,6 Kkal/kg serta durasi pembakaran 47 Menit 17 Detik.
ANALISIS PENGARUH TINGKAT PELAPUKAN TERHADAP KEKUATAN BATUAN (STUDI KASUS PADA BATULEMPUNG DARI FORMASI WARUKIN) Dini Ayu Hanifah; Eko Santoso; Kartini Kartini
Jurnal Himasapta Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Himasapta Volume 5 Nomor 03 Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v5i3.2898

Abstract

Penentuan tingkat pelapukan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode yang lebih sederhana dan sering digunakan serta dengan biaya yang terjangkau yaitu dengan pengamatan lapangan secara visual deskriptif dan pengujian di laboratorium berdasarkan uji UCS (Uniaxial Compressive Strength), Schmidt Hammer, dan PLI (Point Load Index). Metodologi yang dilakukan dan digunakan pada penelitian ini meliputi, data tingkat pelapukan berdasarkan pengamatan secara deskripsi visual yang mengacu pada penelitian terdahulu, data uji sifat fisik batulempung, dimensi batulempung, nilai rebound dari alat schmidt hammer, dan nilai kuat tekan batulempung menggunakan alat UCS (uniaxial compressive strength) dari 10 sampel batulempung, serta nilai PLI. Berdasarkan pengamatan lapangan secara visual deskriptif adapun tingkat pelapukan batulempung dalam penelitian ini termasuk ke dalam tingkat pelapukan III (lapuk sedang), IV (lapuk kuat), dan V (lapuk sempurna) yang mewakili 10 sampel ( mengacu pada penelitian Sadisun dkk, 1998 ). Sedangkan berdasarkan nilai UCS yang didapatkan dari nilai kuat tekan tertinggi sampai terendah dari 10 sampel yaitu sebesar 3,39 MPa masuk ke dalam tingkat pelapukan III (lapuk sedang), 1,98 MPa masuk ke dalam tingkat pelapukan IV (lapuk kuat), serta 0,63 MPa masuk ke dalam tingkat pelapukan V (lapuk sempurna). Berdasarkan hasil dari nilai rebound yang didukung dengan penelitian menurut ahli Hencer dan Martin (1982), tingkat pelapukan batulempung dalam penelitian ini masuk ke dalam highly weathered (lapuk kuat) dengan nilai rebound rata-rata sebesar N<25. Dan berdasarkan dari nilai PLI tingkat pelapukan pada penelitian ini masuk ke dalam tingkat pelapukan III dan IV. Kata-kata kunci: tingkat pelapukan, uniaxial compressive strength, schmidt hammer, point load index
EVALUASI ISIAN BAHAN PELEDAK MENGGUNAKAN ANALISIS DISTRIBUSI UKURAN FRAGMEN PADA PELEDAKAN BATUAN PENUTUP DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA Ahmad Ali Syafi&#039;i; Riswan Riswan; Romla Noor Hakim; Uyu Saismana; Kartini Kartini
Jurnal Himasapta Vol 1, No 01 (2016): Jurnal Himasapta Volume 01 Nomor 01 April 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v1i01.910

Abstract

Peledakan dikatakan berhasil apabila batuan terberai menjadi fragmen dengan ukuran yang tepat untuk proses lanjutan. Proses lanjutan setelah pemberaian batuan penutup berupa pemuatan dan pengangkutan ke tempat penimbunan (disposal). Ukuran fragmen hasil peledakan harus sedapat mungkin mudah dimuat oleh alat muat yang beroperasi di lokasi peledakan saat itu. Permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian ialah fragmen hasil peledakan yang berukuran ³ 70 cm sekitar 35%. Sedangkan perusahaan menargetkan maksimal 30%.  Fragmentasi erat kaitannya dengan perbandingan isian bahan peledak terhadap batuan yang terbongkar, yang diterapkan dalam bentuk geometri peledakan. Geometri peledakan yang diterapkan saat ini burden 8 m, spasi 9 m dengan kedalaman lubang yang bervariasi, diameter lubang ledak (D) 7.88 inchi dan subdrilling 0.5 m. Penelitian ini bertujuan menentukan geometri peledakan yang memberikan hasil paling optimum, yakni sesedikit mungkin isian bahan peledak untuk menghasilkan distribusi ukuran fragmen yang sesuai kriteria.Geometri peledakan, isian bahan peledak, dan distribusi ukuran fragmen hasil peledakan diamati di 3 lokasi pengamatan yaitu interburden seam B, interburden seam C, dan interburden seam D.  Hubungan pengaruh isian bahan peledak terhadap hasil fragmentasi dari data aktual di lapangan dianalisis menggunakan pendekatan persamaan regresi polinomial orde 2.  Sebagai perbandingan teoritis digunakan pula model matematis Kuzram.  Selanjutnya ditentukan isian bahan peledak yang diprediksi menghasilkan ukuran fragmen ³ 70 cm maksimal 20%.Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk mencapai target distribusi ukuran fragmen tersebut, diperlukan penambahan isian bahan peledak per lubang dengan burden dan spasi tetap 8 m x 9 m. Peledakan interburden seam B dengan tinggi jenjang 8 m memerlukan 208.34 kg bahan peledak per lubang, sementara untuk tinggi jenjang 10 m memerlukan 269.60 kg bahan peledak per lubang. Peledakan interburden seam C dengan tinggi jenjang 7 m memerlukan 306.4 kg bahan peledak per lubang, sedangkan untuk tinggi jenjang 8 m memerlukan 315 kg bahan peledak per lubang. Pada peledakan interburden seam D dengan tinggi jenjang 8 m diperlukan isian handak 290 kg per lubang. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk melakukan kegiatan peledakan yang optimal. Kata-kata kunci: Burden, Fragmentasi, Isian Bahan Peledak, Peledakan, Spasi
EVALUASI PEMBORAN LUBANG LEDAK PADA TAMBANG LIMESTONE Oki Prastio; Agus Triantoro; Riswan Riswan; Kartini Kartini; Jhon Tohom Y.P
Geosapta Vol 2, No 2 (2016): Juli 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v2i2.4212

Abstract

Pembongkaran material di Pit Limestone dan Development PT Pama Indo Mining dilakukan dengan kegiatan peledakan. Sebelum kegiatan peledakan, dilakukan kegiatan pemboran untuk penyediaan lubang ledak dengan geometri dan pola tertentu. Penggunaan alat bor harus dioptimalkan agar alat bor tidak sering mengalami kondisi standby yang akan berpengaruh terhadap produktifitas operator serta menyebabkan efektifitas dari alat bor tersebut rendah.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa waktu kerja operator yang didapatkan melalui time sheet harian operator, menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan utilitasi alat bor rendah dan menganalisa kebutuhan alat yang sesuai dengan target pembongkaran material pada pit Limeston dan Development tahun 2015 yang akan dicapai serta mengamati kondisi dari alat bor tersebut dengan menganalisa gangguan yang sering terjadi pada alat bor.Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari target produksi  perusahaan tahun 2015 di Pit Limestone dan Development sebesar 3.191.000 Ton, dengan target  8 lubang ledak per jam untuk 2 unit alat, untuk mencapai  target lubang ledak maka diperlukan perbaikan efisiensi kerja menjadi  60 % dari sebelumnya yaitu 51% dengan mengurangi waktu stanby  dari sebelumnya 6 jam menjadi 4 jam.Faktor yang menyebabkan produktifitas alat bor rendah yaitu faktor Engine Low Power pada unit alat bor furukawa 02 19,69% travel maintenance 20,83%. Sedangkan untuk furukawa 03 pergantian bit 28,85% serta pergantian Shift 27,08%. Setelah dilakukan evaluasi kinerja alat bor dan evaluasi jam kerja efektif, maka alat bor yang diperlukan untuk mencapai target produksi Limestone yaitu berjumlah 2 unit alat bor dengan meningkatkan efisiensi alat bor menjadi 60% dengan jumlah lubang yang harus dibor sebanyak 16.620 lubang/tahun dengan kedalaman 72 meter/jam. Kata-kata kunci : Evaluasi pemboran, effective utilization, produktifitas, target lubang.
PEMBUATAN APLIKASI DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS EMPIRIS UNTUK MEMPREDIKSI LEMPARAN BATU (FLYING ROCK) DARI KEGIATAN PELEDAKAN Eko Santoso; Kartini Kartini; Rizky Wanaldi
Geosapta Vol 6, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.424 KB) | DOI: 10.20527/jg.v6i1.7825

Abstract

Salah satu dampak lingkungan yang disebabkan dari kegiatan peledakan yaitu adanya flyrock. Flyrock merupakan fragmentasi batuan (ukuran bongkahan batuan) yang terlempar akibat hasil peledakan. Fragmentasi batuan ini jika terlempar melebihi batas radius aman dapat mengakibatkan kerusakan untuk alat mekanis dan dapat mengakibatkan cidera untuk manusia. Salah satu pendekatan yang efektif untuk mengontrol dan mencegah kecelakaan akibat flyrock adalah prediksi lemparan flyrock.Metode yang  digunakan dalam perhitungan prediksi lemparan flyrock pada penelitian kali ini adalah dengan menggunakan pendekatan teori empris dari Richard and moore, Lundburg, Swedish model dan American model. Untuk menunjang dalam kecepatan perhitungan prediksi lemparan flyrock, maka dibuatlah program aplikasi perhitungan prediksi flyrock yang berbasis visual basic access. Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan aplikasi dengan hasil lemparan flyrock aktual di lapangan didapatkan persentase error sebesar 14.58% untuk face burst, 26.49% untuk cratering, 58.76% untuk lundburg, 35.05% untuk Swedish model, 26.39% untuk American model. Keunggulan dari adanya aplikasi komputasi ini yaitu kemudahan dalam pengoperasian program yang secara garis besar hanya menginput parameter geometri peledakan sesuai teori, dan melakukan eksekusi program akan menunjang efisiensi waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil perhitungannya akan lebih tinggi dibandingkan dengan melakukan perhitungan secara manual. Namun aplikasi yang dibuat ini masih memiliki keterbatasan fitur rangkaian interface/menu aplikasi dan aplikasi belum dapat melakukan pencetakan hasil dari output program. Kata-kata kunci: Flyrock Prediction, visual basic, Persamaan empirik, komputasi
PENENTUAN SUDUT GESER DALAM DASAR PADA BATUAN TERKEKARKAN Kartini Kartini
Geosapta Vol 3, No 2 (2017): Juli 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v3i2.3908

Abstract

Parameter kuat geser batuan diperlukan untuk membuat perencanaan lereng pada tambang terbuka dan lubang bukaan pada tambang bawah tanah . Sudut geser dalam dasar (fb) merupakan parameter kuat geser pada batuan yang sudah terkekarkan. Parameter sudut geser dalam dapat diperoleh dari hasil pengujian sampel batuan melalui uji geser langsung di laboratorium. Sampel uji terbuat dari campuran bubuk gipsum dan air dengan perbandingan berat 1 : 0,75. Ada empat sampel yang diuji dengan empat variasi beban normal yaitu 0.2 kN, 0.4 kN, 0.6 kN, dan 0.8 kN. Setiap perpindahan geser 0,5 mm dicatat nilai gaya geser sampai mencapai nilai maksimum. Hasil uji diplot pada grafik sehingga didapat hubungan tegangan normal vs tegangan geser. Nilai sudut geser dalam bidang lemah diperoleh 28,15o dan kohesi 0,007 MPa. Pada grafik hasil pengujian masih terdapat nilai kohesi, hal ini disebabkan pada permukaan bidang lemah masih terdapat kekasaran. Kata-kata kunci: kuat geser batuan, sudut geser dalam dasar, bidang lemah
EVALUASI GETARAN PELEDAKAN OVERBURDEN BERDASARKAN POWDER FACTOR PADA PT BINA SARANA SUKSES Yuliana Yuliana; Nurhakim Nurhakim; Riswan Riswan; Ferdinandus Ferdinandus; Kartini Kartini
Geosapta Vol 3, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v3i1.2930

Abstract

PT Bina Sarana Sukses merupakan perusahaan kontraktor tambang batubara yang bekerja melayani produksi batubara dan overburden untuk PT Antang Gunung Meratus. Salah satu kegiatan penambangan adalah pengupasan lapisan penutup dengan cara pemboran dan peledakan. Geometri peledakan yang digunakan di perusahaan yaitu burden 8 m x spasi 9 m dengan kedalaman lubang maksimal 9 m dengan arah pemboran vertikal dan pola  pemboran  staggered  pattern. Pada Pit Warute dilakukan peledakan dengan metode nonel, sedangkan pola peledakan yang digunakan echelon, boxcut dan v-cut. Letak Pit Warute dekat dengan office, sehingga isian bahan peledaknya dibatasi sesuai jarak tersebut agar getaran yang dihasilkan tidak mencapai 2 mm/s.Meteode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menganalisa  faktor – faktor yang mempengarahui ground vibration, seperti : jarak pengukuran dari titik pengukuran, jumlah isian bahan peledak, dan kondisi alat. Adapun  analisa  hubungan antara Peak Particle Velocity terhadap Powder Factor yaitu, Setelah dikelompokkan dengan parameter isian bahan peledak per lubang yaitu 100 kg , dan scaled distance yang sama sebesar 60, parameter yang digunakan adalah peak particle velocity 1,51 mm/s dengan powder factor 0,16 kg/m3, peak particle velocity 2,26 mm/s dengan powder factor 0,18 kg/m3 dan peak particle velocity 3,43 mm/s dengan powder factor 0,23 kg/m3.Maka didapatkan hasil analisa yaitu semakin kecil powder factor, maka nilai peak particle velocitynya juga cenderung kecil. Sedangkan semakin besar nilai powder factor yang digunakan, maka nilai peak particle velocitynya juga cenderung semakin besar. Hal ini dikarenakan tiap geometri peledakan memiliki perbedaan kedalaman lubang ledak, jumlah lubang dan isian bahan peledak yang berbeda. Namun, ada 2 pengamatan yang nilai peak particle velocity melampaui batas yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 2 mm/s yaitu pada nilai PPV 2,26 mm/s dan 3,43 mm/s. Dengan  powder factor  tidak boleh melebihi 0,17 kg/m3. Kata Kunci : Ground Vibration, Jarak, , Peak Particle Velocity, Peledakan, Powder Factor
Analisis prediksi jarak lemparan flyrock pada kegiatan peledakan di PT Darma Henwa Shanty V.A. Nababan; Eko Santoso; Kartini Kartini
Jurnal Himasapta Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Himasapta Volume 7 Nomor 02 Agustus 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v7i2.6436

Abstract

Risiko akibat kegiatan peledakan salah satunya adalah flyrock. Flyrock adalah fragmentasi batuan yang terlempar akibat hasil peledakan. Jika lemparan flyrock melebihi radius aman yang ditetapkan dapat mengakibatkan kerusakan alat mekanis dan cedera pada manusia. Salah satu pendekatan yang efektif untuk mengontrol dan mencegah kecelakaan akibat flyrock adalah prediksi lemparan flyrock. bertujuan untuk mengestimasi nilai flyrock berdasarkan pola dari data dengan menggunakan variabel parameter peledakan untuk memprediksikan hasil flyrock selanjutnya yang masih belum diketahui nilainya. Penentuan prediksi jarak lemparan flyrock yang digunakan pada penelitian ini menggunakan 2 metode. Metode empiris prediksi flyrock oleh Alan B. Richard dan Adrian J. Moore dan analisis dimensi  Ebrahim Ghasemi. Berdasarkan hasil perhitungan prediksi flyrock metode Richard & Moore nilai K cratering lapisan Claystone  10.35, lapisan Siltstone 6.95 dan Claystone dengan sisispan Sandstone 12.09. Nilai K faceburst lapisan Claystone  11.97,lapisan Siltstone 15.01 dan Claystone dengan sisispan Sandstone 11.64. Hasil prediksi analisis dimensi Ghasemi adalah  136.2889 (B-3.381. S4.927 .SH-2.094 . H1.043 .D1.044 (PF/Q )1.524).