Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jumlah mikrofilaria pada anjing penderita Canine Heartworm Diseases terhadap angka kematian nyamuk Ae. aegypti. Sampel yang digunakan adalah seribu dua ratus ekor nyamuk dengan lima kali ulangan dan tiga ekor anjing dengan kategori infeksi mikrofilaremik tinggi 10.395 mf/ml, sedang 1.430 mf/ml, dan ringan 330 mf/ml serta satu anjing kontrol 0 mf/ml positif. Anjing di kandangkan dengan nyamuk, ketika nyamuk selesai menghisap kemudian dikoleksi dan diamati selama 13 hari. Data angka kematian nyamuk Ae aegypti akan dianalisis, secara statistik untuk melihat standart deviasi, dipastikan dengan uji ANOVA SPSS, Rancangan Acak Lengkap (RAL), dan disajikan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian menunjukan angka kematian pada perlakuan nyamuk kontrol 0 mf/ml dengan rata-rata 0.68±0.94. Sedangkan angka kematian nyamuk pada perlakuan di hari pertama pengamatan rata-rata angka kematian nyamuk pada tingkat rendah 330 mf/ml sebanyak 12.00±0.75, sedang 22.00±0.75, dan tinggi 34.00±0.9, angka kematian mulai meningkat kembali di hari ketiga, pada tingkat rendah 330 mf/ml 9.87±0.87, sedang 13.85±1.24, tinggi 16.84±1.83. Angka kematian kembali meningkat pada hari ke sepuluh dengan rata-rata rendah 15.97±9.65, sedang 31.37±2.77, tinggi 40.22±5.95. Hasil ANOVA pada pengamatan hari ke 13, nilai p dari perlakuan adalah 0.000 (p 0.05), maka dari itu kita menolak H0. Kesimpulan semakin tinggi tingkat infeksi, semakin tinggi angka kematian nyamuk sehingga nyamuk Ae. aegypti dengan tingkat infeksi yang rendah bisa menjadi potensial vektor.(This study aimed to know the effect of the amount of microfilariae on dogs with Canine Heartworm Diseases on the mortality rate of mosquitoes Aedes Aegypti. The sample used was one thousand two hundred mosquitoes with five repeatations and three dogs with a high category of microfilaremic infection 10,395 mf / ml, moderate 1,430 mf / ml, and low 330 mf / ml and one control dog 0 mf / ml positive. The dog was caged up with mosquitoes, when the mosquitoes had finished sucking then it was collected and observed for thirteen days. The mortality rate of Ae aegypti mosquito was analyzed, statistically looked at the standard deviation, confirmed by the ANOVA SPSS Complete Random Design test, and presented in graphical form. The results showed that the mortality rate in controlled mosquito treatment 0 mf / ml was 0.68±0.94. While the mortality rate of mosquitoes in the treatment on the first day of observing the average mosquitoes mortality rate at the low level of 330 mf / ml was as much as 12.00 ± 0.75, moderate 22.00 ± 0.75, and a high of 34.00 ± 0.9, the mortality rate began increasing again on the third day, at the low level 330 mf / ml 9.87 ± 0.87, medium 13.85 ± 1.24, high 16.84 ± 1.83. The death rate again increased on the tenth day with the low average of 15.97 ± 9.65, moderate 31.37 ± 2.77, high 40.22 ± 5.95. Based on ANOVA results, the p value of the treatment was 0.000 (0.05), therefore we rejected H0. The higher the infection rate, the higher the mosquitoes mortality rate so that the mosquiotoes Ae Aegypti with the low infection rate with the fewest average number of mortality rate can be a potential vector).