Bahrun . .
Dosen FKIP UNSYIAH

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MENGEMBANGKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGUNAKAN MEDIA BARANG BEKAS DI PAUD BUNGONG TANJUNG KABUPATEN ACEH BESAR Fitri . Yosiana; Bahrun . .; Amsal . Amri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3, No 4 (2018): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motorik halus adalah keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergerakan tangan yang tepat. Kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi mata-tangan yang dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih yang ditandai dengan kemampuan mengkoordinasikan gerakan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit, melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media, mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media, mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot halus, menempel gambar dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan motorik halus anak usia dini melalui media pengolahan barang bekas dari kardus di PAUD Bungong Tanjung Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini memfokuskan pada perkembangan motorik halus anak melalui media barang bekas yaitu anak mampu menciptakan sebuah bingkai foto dari kardus bekas, anak mampumen ciptakan bingkai foto dari stikeskrim, anak mampu menciptakan sebuah kotak pensil menggunakan botol bekas. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Pada setiap siklus dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah anak TK A di PAUDBungongTanjungKabupaten Aceh Besarberjumlah 10 orang anakpada tahun ajaran 2018. Data dikumpulkan melalui observasi, unjuk kerja dan data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui media barang bekas dapat mengembangkan motorik halus anak usia dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Siklus I yang Belum Berkembang (BB) berjumlah 5 anak, Mulai Berkembang (MB) berjumlah 4 anak, Berkembang Sesuai Harapan (BSH) berjumlah 1 anak dan Berkembang Sangat Baik (BSB) tidakada. Siklus II Berkembang Sesuai Harapan (BSH) berjumlah 2 anak dan Berkembang Sangat Baik (BSB) berjumlah 8 anak.Kata Kunci    : Motorik Halus, Media BarangBekas.
UPAYA ORANG TUA DALAM MENERAPKAN KEDISIPLINAN PADA ANAK USIA DINI DI DESA ALUE NAGA BANDA ACEH Merrita . Indriani; Amsal . Amri; Bahrun . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 3 (2017): Agustus
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.488 KB)

Abstract

Upaya orang tua merupakan cara atau strategi orang tua dalam mendidik, membina, membimbing dan merawat anak dengan memenuhi segala kebutuhannya baik fisik maupun psikologis dalam pembentukan prilaku kedisiplinan. hubungan kedisiplinan anak dengan orang lain tergantung dari upaya orang tua dalam menerapkan cara atau strategi kepada anak di dalam keluarga. Bagaimana upaya orang tua dalam menerapkan kedisiplinan pada anak dan akibat dari ketidakdisiplinan akan dideskripsikan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya orang tua dalam menerapkan kedisiplinan pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah lima keluarga yang memiliki anak usia 5-6 tahun di Desa Alue Naga. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan  observasi dan wawancara yang mendalam ditunjukan kepada anggota keluarga (ayah, ibu dan anak), kemudian data yang telah terkumpul dianalisis dengan cara 1) Reduksi data 2) Display data 3) Verifikasi atau kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Upaya orang tua dalam menerapkan kedisiplinan pada anak usia 5-6 tahun ada yakni permisif, otoriter, atau keras, seperti menghukum secara fisik, memerintah, mengancam, membentak dan memanjakan anak. sementara itu lingkungan disekitarnya pun berperilaku sedemikian rupa. Sehingga menyebabkan anak tidak disiplin dan menimbulkan akibat dari ketidak disiplinan. (2) Akibat dari ketidak disiplinan pada anak, seperti; anak telat sekolah hal ini membuat anak tidak tepat waktu dan melanggar aturan sekolah; jarang menyikat gigi, terjadilah gigi sakit dan berlubang; tidak ingat kapan waktu berhenti bermain terjadilah tidak disiplin waktu; bermain tidak memakai sandal, sehingga kaki terkena duri dan terluka; tidak meletakkan perlengkapan sekolah pada tempatnya, hal ini membuat anak akan bergantung pada orang tua, tidak rapi dan mandiri. Temuan penelitian ini dapat memberikan kesadaran kepada keluarga dan lingkungan dalam tata cara menerapkan kedisiplinan pada anak, supaya tidak timbulnya akibat dari ketidak disiplinan pada anak, sehingga anak tumbuh menjadi individu yang memiliki budi pekerti baik dan taat terhadap aturan-aturan yang diterapkan lingkungan maupun negaranya. Kata Kunci: Upaya Orang Tua, Kedisiplinan
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TEKA-TEKI DI TK DARUR RAHMAN BANDA ACEH Nurlaili . .; Bahrun . .; Dewi . Fitriani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun merupakan kemampuan bahasa dimana anak mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan kompleks, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan) serta mampu mengekpresikan ide pada orang lain. Rumusan masalah yang hendak diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perkembangan kemampuan berbahasa anak di TK Darur Rahman ketika diterapkan permainan teka-teki dan bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan berbahasa anak. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian berdasarkan observasi menunjukkan kemampuan berbahasa anak pada siklus I kategori belum berkembang sebanyak dua anak; mulai berkembang sebanyak dua anak; dan berkembang sesuai harapan sebanyak tiga anak. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu anak yang mulai berkembang sebanyak satu anak; berkembang sesuai harapan sebanyak dua anak; dan berkembang sangat baik sebanyak empat anak. Hasil wawancara pada siklus I kategori belum berkembang sebanyak tiga anak; mulai berkembang sebanyak dua anak; dan berkembang sesuai harapan sebanyak dua anak, dan terus meningkat pada siklus II yaitu berkembang sesuai harapan sebanyak tiga anak; dan berkembang sangat baik sebanyak empat anak. Disimpulkan bahwa melalui permainan teka-teki dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak di TK Darur Rahman Banda Aceh. Kata Kunci : Kemampuan Berbahasa, Permainan Teka-teki, Anak Usia Dini
PENGEMBANGAN KECERDASAN KINESTETIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ENGKLEK DI PAUD NURUL IMAN DARUSSALAM BANDA ACEH Husna . Dewi; Bahrun . .; Taat Kurnita Yeniningsih
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 3 (2017): Agustus
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu dan kecerdasan ini mencakup koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibelitas dan kecepatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik anak melalui permainan engklek di PAUD Nurul Iman. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Pada setiap siklus dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok TK BII, berjumlah 13 anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Data dikumpulkan melalui observasi, unjuk kerja dan dokumentasi dan data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Penelitian ini memfokuskan pada kecerdasan kinestetik melalui permainan engklek yaitu anak mampu meloncat pada kotak permainan engklek pada koordinasi tangan dan kaki serta koordinasi mata dan kaki. Hasil penelitian ini adalah melalui permainan engklek dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik anak usia dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Siklus I yang Belum Berkembang berjumlah 1 anak (7,7%), Mulai Berkembang berjumlah 3 anak (23,1%), Berkembang Sesuai Harapan berjumlah 6 anak (46,1%) dan Berkembang Sangat Baik berjumlah 3 anak (23,1%). Siklus II Berkembang Sesuai Harapan berjumlah 2 anak (15,4%) dan Berkembang Sangat Baik berjumlah 11 anak (84,6%). Kata Kunci : Kecerdasan Kinestetik, Permainan Engklek. 
PENGARUH KOMPETENSI GURU PAUD TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA Putri . Afdhaliah; Amsal . Amri; bahrun . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3, No 4 (2018): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Idealnya seorang guru PAUD memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, akan tetapi realita yang terjadi di lapangan bahwasanya masih banyak terdapat guru yang belum memenuhi empat kompetensi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru PAUD terhadap kualitas pembelajaran di Kecamatan Nisam. Jenis penelitian ini menggunakan study kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru PAUD yang berjumlah 4 orang guru. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi yang belum dimiliki oleh setiap guru PAUD di kecamatan nisam adalah kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik, guru yang belum memenuhi kompetensi profesional tersebut dalam proses pembelajaran  belum bisa memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda, tidak memiliki keterampilan dalam memberikan rangsangan pada setiap aspek perkembangan dan tidak meningkatkan keterlibatan orangtua anak dalam program di lembaga. Guru yang belum memenuhi kompetensi pedagogik dalam proses pembelajaran tidak merencanakan dan menyusun kegiatan harian, mingguan dan bulanan serta tidak menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak, dan tidak menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan/tema dan kondisi anak. Faktor lain yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah modal kesiapan guru, pengalaman mengajar seorang guru serta kedisiplinan waktu dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kata Kunci: Kompetensi Guru, Kualitas Pembelajaran.
MENINGKATKAN KECERDASAN MUSIKAL ANAK USIA DINI MELALUI LAGU DAERAH GAYO DI TK SATU ATAP WIHNI BAKONG KABUPATEN ACEH TENGAH Wahyu . .; Bahrun . .; Taat Kurnita Yeniningsih
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 3 (2017): Agustus
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengangkat masalah bagaimana meningkatkan kecerdasan musikal anak melalui lagu Daerah Gayo, dengan fokus kemampuan menyanyikan lagu, mengingat melodi musik dan mempunyai kepekaan akan irama musik. Tujuan penelitian untuk mengetahui kecerdasan musikal anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini anak usia dini yang berusia 5-6 tahun kelompok B, berjumlah 10 anak yang terdiri dari 3 laki-laki dan 7 perempuan. Data dikumpulkan melalui observasi dan unjuk kerja. Setelah dilakukan tindakan dalam 2 siklus hasil menujukkan bahwa melalui Lagu Daerah Gayo dapat meningkatkan kecerdasan musikal pada anak. Terbukti dengan hasil pengamatan yang dilakukan telah mencapai indikator keberhasilan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah kecerdasan musikal anak dikembangkan dengan cara memperkenalkan lagu melalui video, menyanyikan lagu bersama-sama, mengatur posisi duduk anak agar menjadi lebih fokus, memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan diri sesuai dengan apa yang anak rasakan tetapi masih dalam konteks lagu tersebut, mengadakan latihan setelah pulang sekolah, dan pada saat jam istirahat peneliti juga memperdengarkan lagu Daerah Gayo. Kata Kunci    : Kecerdasan Musikal, Lagu Daerah Gayo.
MENGENALKAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN MELALUI MENDONGENG DENGAN WAYANG DI PAUD MADANI KOTA BANDA ACEH Farah . Almira; Bahrun . .; Dewi . Fitriani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 2 (2017): Mei
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.665 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan konsep bilangan pada anak usia 3-4 tahun di kelompok bermain melalui mendongeng dengan wayang. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Subjek penelitian berjumlah 8 orang anak yang terdiri atas 3 orang anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan kata-kata dari setiap proses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan pengetahuan konsep bilangan melalui mendongeng dengan wayang. Hal tersebut ditunjukkan pada indikator 1 berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik sebanyak 87,5% dan pada indikator 2 berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik sebanyak 100%, serta pada indikator 3 berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik sebanyak 87,5%, sehingga pengenalan konsep bilangan melalui mendongeng dengan wayang dapat dikatakan memberikan pengaruh pada peningkatan kompetensi mengenal konsep bilangan pada anak usia 3-4 tahun. Mendongeng dengan wayang disarankan untuk guru PAUD agar dapat menggunakan media wayang dalam pembelajaran bercerita. Namun, dalam penerapan media juga harus disesuaikan dengan kondisi sekolah dan lingkungan anak.Kata kunci : Konsep bilangan, mendongeng, wayang, anak usia 3-4 tahun
PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI YANG MENONTON SINETRON DI GAMPONG LANDUH KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG Nanda . Chairani; Bahrun . .; Siti Naila Fauzia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan sosial emosional anak dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya televisi. Televisi merupakan media massa yang memberikan informasi sekaligus hiburan bagi penontonnya. Bentuk hiburan tersebut seperti cerita drama berseri yang sering disebut dengan “sinetron”. Sinetron merupakan salah satu bentuk tayangan televisi yang banyak digemari oleh masyarakat termasuk anak-anak. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan sosial emosional anak yang sering menonton sinetron di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu, ayah, dan tetangga dari objek yang diteliti yaitu 3 orang anak usia dini dengan rentang usia 5-6 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan sosial emosional anak yang menonton sinetron cenderung berkembang kurang baik. Anak lebih banyak melakukan aktivitas menonton televisi dibandingkan melakukan aktivitas di luar rumah, berbicara tidak jujur atau berbohong, mengejek, berkata kurang sopan, mengetahui tentang hubungan lawan jenis, suka memukul dan melempar barang. Menonton sinetron juga membuat anak malas berusaha dan cepat menyerah, namun walaupun banyak menimbulkan hal negatif, menonton sinetron masih memiliki nilai positif bagi anak seperti dapat menambah perbendaharaan kata, menambah pengetahuan tentang dunia luar, dan meniru hal-hal positif lainnya.
PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI PANTI ASUHAN SOS CHILDREN’S VILLAGE KABUPATEN ACEH BESAR Lisa . Fatmatya; Bahrun . .; Rosmiati . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3, No 4 (2018): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sosial emosional anak merupakan kemampuan anak dalam mengelola emosi dan bertingkah laku, baik verbal maupun non verbal dalam berinteraksi dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan sosial emosional anak usia dini yang berusia 4-6 tahun di panti asuhan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi kasus. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Responden dalam penelitian ini adalah 5 orang ibu di panti asuhan SOS Children’s Village Kabupaten Aceh Besar. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan sosial emosional anak usia dini di panti asuhan bervariasi yang dipengaruhi oleh latar belakang anak, seperti anak yang menjadi korban perceraian orangtua, anak yatim, piatu dan lainnya sehingga kurangnya perhatian mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan sosial emosional anak pada aspek kesadaran diri anak sudah menunjukkan sikap mandiri (anak sudah mampu menggunakan peralatan makan, memakai dan melepas baju sendiri, pergi ke sekolah tidak perlu diantar oleh ibu). Pada aspek rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain menunjukkan anak sudah mengetahui cara membersihkan diri dan menjaga kebersihan lingkungan (mengosok gigi, mandi, membuang sampah pada tempatnya dan bergotong royong) dan anak bertanggung jawab ketika berbuat kesalahan. Pada aspek sikap prososial menunjukkan anak saling menghargai satu sama lain (menghargai orang yang lebih tua dari anak dan menyayangi adik dan teman sebaya), mau berbagi makanan dan suka menolong teman yang membutuhkan pertolongan.
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI TK IT PERMATA SUNNAH DESA RUKOH KOTA BANDA ACEH Nurul . Rizki; Bahrun . .; Yuhasriati . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3, No 4 (2018): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan berbahasa anak yang harus dimiliki anak usia 5-6 tahun dapat berkomunikasi secara lisan dan dapat mengungkapkan ide serta perasaan pada orang lain, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis, dan berhitung, menjawab pertanyaan yang lebih komplek, menyusun kalimat sederhana,  dan dapat menceritakan kembali isi cerita yang di dengarkan. Kenyataan di lapangan anak usia 5-6 tahun pada TK B IT Permata Sunnah, mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, tidak bisa menceritakan kembali isi cerita yang sudah didengarnya, kurangnya minat untuk menunjukan perilaku senang membaca buku, tidak bisa menyusun kalimat sederhana. Penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan berbahasa anak dengan metode bermain peran pada anak usia 5-6 tahun di TK IT Permata Sunnah. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan tindakan kelas dan penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun yang berjumlah 15 orang anak, terdiri dari 10 laki-laki dan 5 perempuan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi. Kegiatan bermain peran dilakukan dengan cara 1) mengajak anak-anak untuk menonton video bermain peran, 2) memberitahukan topik dan peran yang akan dimainkan, 3) mempraktekkan peran di depan, 4) melaksanakan kegiatan bermain peran. Hasil penelitian tentang  kemampuan bahasa anak dalam 3 kali pertemuan telah berkembang dengan baik yaitu anak dapat berkomunikasi secara lisan, anak dapat menyampaikan ide-ide serta pendapat melalui bahasa verbal maupun nonverbal, kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan yang lebih komplek sudah baik serta mampu menceritakan isi cerita yang didengarnya. Disimpulkan bahwa melalui metode bermain peran dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak di TK IT Permata Sunnah Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.