Rosmiati . .
Dosen FKIP UNSYIAH

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

POLA PENGASUHAN ANAK USIA DINI PADA KELUARGA PEDAGANG DI GAMPONG LAMPASEH KOTA KECAMATAN KUTA RAJA BANDA ACEH Nora . Elita; Israwati . .; Rosmiati . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola asuh diartikan sebagai cara memelihara dan mendidik anak. Pola asuh merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan atau menghambat tumbuh kembang anak. Pola asuh dalam penelitian ini yaitu cara mengasuh, membina, mengarahkan, membimbing, dan memimpin anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengasuhan anak usia dini yang diterapkan dalam keluarga pedagang di Gampong Lampaseh Kota Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh. Subjek penelitian adalah 3 orang ibu yang berprofesi sebagai pedagang dan memiliki anak berusia 0-6 tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengasuhan anak usia dini yang diterapkan oleh subjek penelitian adalah cenderung memakai pola asuh otoriter. Hal ini dikarenakan orang tua menginginkan anak-anak lebih mengenal agama dan hidup disiplin. Selain pola asuh otoriter, subjek penelitian juga menggunakan pola asuh demokratis dan permisif dalam mendidik anak. Hambatan yang dihadapi oleh subjek penelitian dalam mendidik anak usia dini adalah kurangnya kerja sama antara suami dan istri yang disebabkan kesibukan masing-masing dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Peneliti menyarankan agar orangtua lebih memahami pola asuh yang baik dan benar dalam mendidik anak. Peneliti juga merekomendasikan agar dilakukan penelitian lanjutan berkaitan dengan pola asuh dengan jumlah responden yang lebih besar dan bervariasi.Kata Kunci : pola asuh, keluarga pedagang
PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KREATIVITAS SENI MELIPAT DI PAUD TGK CHIEK MURHABAN LAMTEUBA ACEH BESAR Putri . Nurzaqwan; Fakhriah . .; Rosmiati . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 2 (2017): Mei
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.211 KB)

Abstract

Penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Anak melalui Kreativitas Seni Melipat di PAUD Tgk Chiek Murhaban Lamteuba Aceh Besar” dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2016. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterampilan motorik  halus anak melalui kreativitas seni melipat di PAUD Tgk Chiek Murhaban Lamteuba Aceh Besar dan untuk mengetahui respon anak tentang kreativitas seni melipat pada PAUD Tgk Chiek Murhaban Lamteuba Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini  dilakukan melalui observasi dan unjuk kerja. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif . Subjek dalam penelitian ini sebanyak 17 orang  anak. Hasil analisis data pada tahap pratindakan menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak masih berada pada kategori belum berkembang. Hasil pada siklus I menunjukkan kemampuan motorik halus anak masih belum mencapai indikator keberhasilan dimana persentase pencapaian anak pada katagori berkembang sesuai harapan adalah 17,6%. Kemampuan motorik halus anak pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 11,8% pada katagori berkembang sesuai harapan dan 82,3%  pada kategori berkembang sangat baik. Pencapaian persentase pada siklus II telah memenuhi kriteria indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu ≥75%. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas seni melipat kertas dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak di PAUD Tgk Chiek Murhaban Lamteuba Aceh Besar. Kata Kunci : keterampilan, motorik halus, kreativitas seni melipat
MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN PERAN DI PAUD BUAH HATI ACEH TENGAH Wulan Sari Maghfirah; Anizar . Ahmad; Rosmiati . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 3 (2017): Agustus
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk dapat bersosialisasi dengan nyaman, peka terhadap sesuatu yang ada di sekitarnya dan mudah bekerja sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kecerdasan interpersonal anak usia dini melalui bermain peran di PAUD Buah Hati Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Pada setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah anak usia dini pada kelompok B PAUD Buah Hati tahun ajaran 2016/2017 berusia 5-6 tahun yang berjumlah 12 orang. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi dan unjuk kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan prasiklus 6 orang anak (50%) yang belum berkembang, mulai berkembang 4 orang anak (33,3%), dan berkembang sesuai harapan 2 orang anak (16,7%). Sedangkan anak pada kategori berkembang sangat baik tidak ada. Pada tindakan siklus I anak pada kategori belum berkembang ada 4 orang anak (33,3%), mulai berkembang ada 5 orang anak (41,7%). Pada kategori berkembang sesuai harapan ada 3 orang anak (25%), sedangkan anak yang berkembang sangat baik belum ada. Pada tindakan siklus II tidak ada lagi anak yang belum berkembang. Kategori mulai berkembang berjumlah 2 orang anak (16,7%). Berkembang sesuai harapan ada 4 orang anak (33,3%), dan berkembang sangat baik 6 orang anak (50%). Pada tindakan siklus II menunjukkan bahwa persentase anak mendapatkan bintang 3 dan 4 mencapai angka lebih dari 75%. Jadi rata-rata peningkatan siklus I ke siklus II sebanyak 58,3%. Disimpulkan bahwa melalui bermain peran dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal anak usia dini. Disarankan bagi guru dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal anak usai dini dapat dilakukan melalui bermain peran, baik bermain peran makro maupun peran mikro.Kata Kunci : bermain peran, kecerdasan interpersonal.
UPAYA GURU PAUD DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA DIDIK Badratun . Nafis; M Yusuf Harun; Rosmiati . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3, No 4 (2018): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada usia 4-6 tahun seharusnya anak sudah terbiasa memahami bentuk-bentuk disiplin seperti bersabar menunggu giliran, memahami peraturan dan disiplin, mengatur diri sendiri, serta mengikuti arahan dan aturan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam mengembangkan karakter disiplin kepada peserta didik serta untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam mengembangkan karakter disiplin kepada peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan data penelitian dari subjek penelitian. Data yang telah peneliti dapatkan dianalisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data sampai penarikan kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dari subjek dan objek penelitian yaitu guru dan peserta didik di kelas B3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan karakter disiplin kepada peserta didik belum optimal, hal ini dikarenakan jumlah peserta didik dalam satu kelas mencapai 48 orang sehingga membuat guru tidak mudah memberikan arahan kepada peserta didik. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini  seharusnya rasio guru dan peserta didik adalah 1:15 dalam satu kelas, yaitu dengan ukuran ruang kelas minimal 3 m2 untuk 1 peserta didik.Kata Kunci : guru PAUD, karakter, peserta didik
PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI PANTI ASUHAN SOS CHILDREN’S VILLAGE KABUPATEN ACEH BESAR Lisa . Fatmatya; Bahrun . .; Rosmiati . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3, No 4 (2018): November
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sosial emosional anak merupakan kemampuan anak dalam mengelola emosi dan bertingkah laku, baik verbal maupun non verbal dalam berinteraksi dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan sosial emosional anak usia dini yang berusia 4-6 tahun di panti asuhan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi kasus. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Responden dalam penelitian ini adalah 5 orang ibu di panti asuhan SOS Children’s Village Kabupaten Aceh Besar. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan sosial emosional anak usia dini di panti asuhan bervariasi yang dipengaruhi oleh latar belakang anak, seperti anak yang menjadi korban perceraian orangtua, anak yatim, piatu dan lainnya sehingga kurangnya perhatian mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan sosial emosional anak pada aspek kesadaran diri anak sudah menunjukkan sikap mandiri (anak sudah mampu menggunakan peralatan makan, memakai dan melepas baju sendiri, pergi ke sekolah tidak perlu diantar oleh ibu). Pada aspek rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain menunjukkan anak sudah mengetahui cara membersihkan diri dan menjaga kebersihan lingkungan (mengosok gigi, mandi, membuang sampah pada tempatnya dan bergotong royong) dan anak bertanggung jawab ketika berbuat kesalahan. Pada aspek sikap prososial menunjukkan anak saling menghargai satu sama lain (menghargai orang yang lebih tua dari anak dan menyayangi adik dan teman sebaya), mau berbagi makanan dan suka menolong teman yang membutuhkan pertolongan.
PERAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL ANAK USIA DINI DI KABUPATEN BENER MERIAH Siti . Muliana; Fakhriah . .; Rosmiati . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 3 (2017): Agustus
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.725 KB)

Abstract

Perkembangan moral anak usia dini yang masih sangat rentan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor negatif telah menjadi keresahan tersendiri bagi para orang tua. Apabila permasalahan moral anak sejak usia dini terus dibiarkan tanpa adanya pemberian bekal pengetahuan standar moral yang dianggap baik dan benar dari orang tua, maka hal ini akan berdampak negatif terhadap perilaku anak kelak. Tujuan  penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui upaya yang dilakukan orang tua dalam mengembangkan nilai moral religius anak usia dini dan (2) untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam mengembangkan nilai moral religius anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian bertempat di Gampong Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah. Subjek penelitian adalah kedua orang tua (ayah dan ibu)  yang mempunyai anak berusia 4-6 tahun berjumlah 6 (enam) orang terdiri dari tiga orang ibu dan tiga orang ayah. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya orang tua dalam mengembangkan nilai moral religius anak usia dini yaitu dengan pendidikan melalui teladan, memberikan pendidikan kepada anak ke lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), proses pembelajaran di rumah, mengajak anak terlibat aktivitas keagamaan, memberikan nasehat, pembiasaan, memberikan pujian dan hadiah, memfasilitasi sarana belajar anak, pemberian hukuman, mengantarkan anak ke Taman Pengajian Al-Qur’an (TPA), memberikan pengawasan dan pendidikan melalui metode bercerita. Beberapa orang tua telah berupaya dalam mengembangkan nilai moral religius anak sejak dini, tetapi upaya yang dilakukan masih kurang maksimal. Sehingga tidak berpengaruh terhadap perkembangan moral anak usia dini. Kendala yang dihadapi orang tua dalam mengembangkan nilai moral religius anak usia dini yaitu adanya perbedaan pendapat antara ayah dengan ibu dalam mendidik anak, kurangnya pengetahuan orang tua dalam mengatasi perilaku buruk anak, adanya pengaruh negatif  dari teman sebaya, televisi dan game.Kata Kunci: peran orang tua, nilai moral religius, anak usia dini 
MENGEMBANGKAN NILAI KARAKTER RELIGIUS ANAK MELALUI METODE BERCERITA DI TK FKIP UNSYIAH Liana . Sari; Anizar . Ahmad; Rosmiati . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 2 (2017): Mei
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nilai karakter religius anak adalah suatu kebiasaan melakukan hal-hal yang baik sesuai ajaran agama seperti bersikap sopan santun, saling toleran dengan teman, patuh dan taat melaksanakan aturan. Bagaimana mengembangkan nilai karakter religius anak usia dini melalui metode bercerita di TK FKIP Unsyiah menjadi kajian dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan nilai karakter religius pada anak usia dini di TK FKIP Unsyiah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Pada setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak usia dini pada Kelompok B2 TK FKIP Unsyiah pada tahun ajaran 2016 berusia 5-6 tahun yang berjumlah 15 orang. Data dikumpulkan melalui observasi dan unjuk kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan prasiklus anak yang belum berkembang terdapat 10 orang anak (66,6%). Mulai berkembang terdapat 4 orang anak (26,7%). Berkembang sesuai harapan terdapat 1 orang anak (6,7%). Sedangkan anak yang berkembang sangat baik belum terlihat pada tindakan prasiklus. Pada tindakan siklus I yang belum berkembang ada 4 orang anak (26,7%). Mulai berkembang ada 6 orang anak (40%). Pada kategori berkembang sesuai harapan ada 5 orang anak (33,3%). Sedangkan anak yang berkembang sangat baik belum ada. Pada tindakan siklus II tidak terlihat lagi anak yang belum berkembang. Mulai berkembang 2 orang anak (13,3%). Berkembang sesuai harapan ada 4 orang anak (26,7%), dan berkembang sangat baik terdapat 9 orang anak (60%). Pada tindakan siklus II menunjukkan bahwa persentase anak mendapatkan bintang 3 dan 4 mencapai angka lebih dari 80%. Di simpulkan bahwa nilai karakter religius anak melalui metode bercerita di TK FKIP Unsyiah Banda Aceh mengalami perkembangan.Kata Kunci: Metode bercerita, pengembangan nilai karakter, religius.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA DI TK SIMEHATE KABUPATEN ACEH TENGAH Ratna . Yusliza; Fakhriah . .; Rosmiati . .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 3 (2017): Agustus
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.904 KB)

Abstract

Kemampuan berbahasa adalah kemampuan anak menceritakan kembali cerita yang diceritakan guru dengan menggunakan kosakata yang tepat serta ketepatan isi cerita yang menekankan pada bahasa lisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa anak usia dini melalui metode bercerita di TK Simehate Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek pada penelitian ini adalah anak kelas B yang berusia 5-6 tahun berjumlah 12 orang anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan unjuk kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan prasiklus jumlah anak pada kriteria Belum Muncul (BM) sebanyak 8 anak (66,7%) berubah menjadi 5 anak (41,7%) pada tindakan siklus I dan tidak terlihat lagi pada siklus II. Selanjutnya pada tindakan prasiklus jumlah anak pada kriteria Mulai Muncul (MM) sebanyak 3 anak (25%) berubah menjadi 4 anak (33,3%) pada tindakan siklus I dan menjadi 2 anak (16,7%) pada siklus II. Kemudian pada tindakan prasiklus jumlah anak pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 1 anak (8,3%) bertambah menjadi 3 anak (25%) pada siklus I dan bertambah lagi menjadi 4 anak (33,3%) pada siklus II. Pada Siklus II anak pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) berjumlah 6 anak (50%), dimana pada tindakan prasiklus dan siklus I belum terlihat. Disimpulkan bahwa melalui metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini. Disarankan bagi guru dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak dapat dilakukan dengan menggunakan metode bercerita melalui berbagai media edukatif.Kata Kunci : Metode Bercerita, Kemampuan Berbahasa, Anak Usia Dini.